Sebenarnya apa yang baru saja kulakukan ? Mengindar ? Yang benar saja! Sekarang ia pasti berpikir begitu. Bagaimana ini ?
Gadis itu terus saja merutuki dirinya sepanjang perjalanan. Tujuan utamanya memang membeli minum , tapi ia tidak menemukan penjual yang sedang berjualan diarea ini. Bodoh! sekarang malah lebih kentara sekali sikapnya. Tidak ada siapapun yang menjual minum. Tidak ada cara lain. Ia harus kembali kerumah tanpa pria itu tahu. Baik! kau lebih bodoh sekarang. Pulang? itu lebih kentara lagi untuk menghindar. Lagipula ia tidak pandai berbohong. Menyebalkan. Situasi seperti ini membuat otaknya harus berpikir lebih keras.
Baik! Sikap yang baik adalah kembali! Bagus! Kau memang bukan pengecut.
Gadis itu gugup setengah mati saat berjalan kembali dan duduk ditempat yang sama. Walaupun ia tahu pria disampingnya terus menatap heran.
" Kau ... bukannnya ingin membeli minum ?"
" Uangku lupa kubawa , lagipula karena tidak memperhatikan , aku tidak tahu jika tidak ada penjual yang menjual minuman di dekat sini" Natural! kau natural sekali!
Pria itu mengangguk mengerti.
Seumur hidupnya ia belum pernah berbohong seperti ini. Ia tersenyum bangga. Bangga untuk dirinya sendiri.
Angin tiba - tiba saja berhembus. Membuat udara semakin dingin. Untung saja ia memakai mantel dan syal tebal tadi. Apa akan turun salju seperti kemarin lagi ?
Karena mengingat kata kemarin , tiba - tiba saja memorinya berputar ke kejadian malam itu.
Saat dirinya sedang duduk sendirian diperpustakaan kota , ia menatap takjub salju turun dari balik kaca , salju yang turun memang terlihat indah jika dilihat langsung seperti ini. Sepertinya ia harus pulang. Gadis itu membereskan buku - buku tebal diatas meja untuk kemudian ia kembalikan ke rak asalnya. ' Banyak juga buku yang barusaja kubaca ' pikirnya.
Saat pertama kali melangkah keluar hawa dingin langsung menusuk kepori - pori kulitnya. Dingin Sekali. Gadis itu merapatkan mantel tebalnya. Seharusnya syal ini berguna. Tapi kenapa masih terasa dingin ? Lagipula ,Ia tidak bisa pulang jika terlalu lebat begini. Bagaimana ini ?
" Waahhh! Lebat juga ya ?" Gadis itu tersontak kaget. Pria disamping ini menatap kearah langit dengan berguman. Entahlah , apa yang pria ini katakan.
" Kau tidak pulang ? " Pria ini menatapnya. Ia berbicara kepadaku ? Tunggu . kepadaku ? Lagipula walaupun wajahnya terlihat tidak asing , tapi gadis ini tidak mengenal pria dihadapannya ini.
" Maaf , tapi aku tidak mengenalmu "
Pria itu tersenyum. Gadis ini juga tidak mengerti apa arti senyuman itu.
" Kau ini , aku temanmu saat masih SMA , masih tidak kenal ? Pria dengan senyuman manis. Sepertinya itu yang sering kau katakan"
" Apa yang ..... " Gadis itu menutup mulutnya rapat - rapat.
" Kau bilang kau menyukaiku kan ? Apa perasaanmu masih sama ?"
Pertanyaan mendadak itu membuat gadis ini tidak bisa menahan malu. Oh! Yang benar saja , apalagi ia yang mengatakan hal itu langsung.
" Tidak , aku tidak pernah mengatakan hal itu. " Bagus! Memang itu yang harusnya kau katakan.
" Kau ..... bohong kan ?" Pria itu menatap dirinya lagi.
Gadis itu terdiam. Jika ditatap seperti ini lagi ia tidak bisa berbohong. Terlalu gugup.
" Seharusnya kau tidak bisa mengungkit hal seperti itu , lagipula siapa yang akan merasa nyaman saat ditanya seperti itu " Gadis itu berkata datar. Tatapannya tidak ia alihkan dari jalanan yang bersalju.
" Aku keterlaluan ya ... kalau begitu .. ma ... "
Gadis itu beranjak pergi. Menerobos hujan salju saat tahu ada taksi yang berhenti diujung jalan.
Gadis itu menghela nafas. Kenangan singkat yang memalukan. Apa yang akan dikatakan pria ini sekarang. Ia ingin sekali segera beranjak pergi dari kursi ini. Oh Ayolah! Salju , cepatlah turun agar aku bisa pergi sekarang.
" Aku minta maaf "
Deg!
Permintaan maaf yang pertama untuknya yang belum pernah ia dengar dari siapapun itu membuatnya membelalak kaget. Maaf ?
" Kau tidak mau memaafkanku ?" Pria itu menatap dirinya lagi.
" Aku hanya .... tidak tahu harus mengatakan apa. Maksudku .... " Kejadian macam apa ini. Membuatnya tidak bisa memilih kata yang tepat.
Pria itu menunggu.
Hingga turun rintik - rintik salju diiringi angin yang cukup kencang.
" Sepertinya kita harus pergi " Gadis itu mengangguk mendengar perkataan pria ini.
Mereka berlari menuju ruko yang tutup didekat ujung jalan.
" Cukup lebat juga , bagaimana kita bisa pulang jika seperti ini ?" Pria itu berguman sambil menatap salju yang semakin deras turun.
Gadis itu terdiam , masih memilih kata yang tepat.
" Baiklah , aku memaafkanmu "
Pria itu menatap gadis itu lekat - lekat untuk kemudian ia tersenyum karena melihat senyum pertama gadis itu setelah 10 tahun lalu.