Gema dentuman drum memekakkan telinga di aula SMP. Orang-orang berkumpul di depan panggung dan menghentakkan kaki mengikuti alunan ritmis musik cadas. Kepala bergerak mengangguk menuruti melodi dan lirik keras dari vokalis pria berambut pirang. Pria paling beruntung di dunia.
Uehara Yumiko, kutu buku berambut panjang berdesakkan di dalam kerumunan, berusaha mencari jalan keluar. Dia tidak bisa bernapas karena diapit orang-orang dengan tubuh yang jauh lebih besar. Yumiko merutuki keputusannya ikut acara ini demi bertemu seseorang. Mata chartreuse-nya melihat ke sana ke mari mencari sisi lapang aula. Beruntung, musik selesai dan orang-orang berhenti menari. Yumiko mengeluarkan tubuh kecilnya dari kerumunan, berhasil mencari udara segar.
"Sepertinya seseorang berhasil mengeluarkan dirinya dari neraka," ucap vokalis band dari atas panggung. Karena mengatakannya dengan mic, semua orang dapat mendengar dan seketika itu, pandangan tertuju pada Yumiko.
Yumiko gelagapan. Dia hanya menatap pria bersuara cadas itu dengan mata bulatnya. Yang ditatap tertawa dan bertanya, "Mau ke mana nona? Pesta belum selesai."
Tentu saja Yumiko tidak menjawab. Dia sibuk menahan rasa malu dan sekuat tenaga tidak menundukkan kepala. Ibunya bilang, menunduk adalah tanda orang lemah. Yumiko tidak mau dianggap lemah, apalagi di depan semua orang.
"Ayo, Yumiko."
Seorang pemuda menggandeng tangan Yumiko dan menggeretnya keluar aula. Tenang saja, itu teman masa kecilnya, Miyazaki Yukio. Kerumunan orang kemudian berbisik-bisik, seakan tidak menyukai tanggapan Yumiko terhadap vokalis pria itu.
Vokalis yang dipanggil 'Lucky' itu terkekeh pelan kemudian memulai musiknya lagi. "Semoga harimu menyenangkan, nona!"
Wajah Yumiko memerah sempurna. Dia malu sekaligus marah karena diperlakukan tidak baik oleh orang lain.
Namun di sisi lain, dia tidak membenci perasaan yang bergejolak ini...