Read More >>"> The Yesterday You (Prolog) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Yesterday You
MENU
About Us  

“Vi, gimana? Sudah dapat kamera belum?”

Percakapanku dengan Sari terputus sesaat. Yang kudapati ketika menoleh ke arah suara yang memanggilku adalah Nouval yang kini sedang berjalan gontai menuju tempatku berdiri sambil memasang senyum cool ala-ala bad boy-nya. Rambut jambulnya yang tertata rapi dan balutan kaos polo biru dongker membuatnya semakin terlihat jangkung. Perlu kuakui, dengan penampilannya yang cukup menawan ini, tidak heran banyak kakak kelas cewek yang jatuh hati padanya.

“Belum, Val!” sambarku begiu dia berdiri di hadapanku. Saking tingginya dia, aku perlu mendongak untuk menatap wajahnya, demi etika kesopanan ketika berbicara. “Aku sudah tanya ke Kak Bening kemarin, ternyata dia udah nggak bawa kamera lagi ke sini sejak semester kemarin. Kalau Kak Alif, katanya sudah ada anak nonpanitia yang pinjam duluan buat hari H. Aku harus cari ke siapa lagi ya?”

Mendengar excuse-ku yang memang begitulah kenyataannya, Nouval hanya manggut-manggut saja. Bola matanya berputar ke atas dan alis matanya ikut berkerut. Dia tampak sedang berpikir sungguh-sungguh.

“Kalau telaten mencari, pasti ada kok. Banyak anak sekolah kita yang punya kamera. Tapi yang jadi masalah itu tersedia atau tidaknya ketika hari H ya hmm...”

“Bukannya si Gulam punya kamera ya?”

Sari yang daritadi hanya diam menyimpak disampingku tiba-tiba nyeletuk.

“Oh iya!” Nouval menjentikkan jarinya, raut mukanya berubah senang seolah sudah menemukan pencerahan. “Dia bawa dari rumah kok! Pinjam saja, pasti dikasih!”

“Gulam anak kelas 10-B?” nada bicaraku ragu. Aku melirik Sari dan Nouval bergantian, secara tersirat menunggu persetujuan.

“Iyaa, Gulam asal Blitar. Sahabat sejak SMP-ku,” jawab Sari mantap. Kali ini aku menoleh ke arah Sari dan masih memberi eskpresi ragu sebagai balasan kata-katanya.

“Aduh, masalahnya aku nggak kenal Gulam. Nggak pernah ngomong-ngomongan sama dia, bahkan jarang ketemu juga. Sekarang aku sih bisa membayangkan wajahnya, tapi samar-samar. Gimana dong? Aku sungkan.”

“Pinjam aja, yaelah. Gitu aja sungkan. Kamu butuh kamera nggak? Atau kukeluarin aja dari divisiku?” sindir Nouval sambil terkekeh kecil.

Walaupun aku tahu dia hanya bercanda, aku menanggapinya dengan serius. Sudah lama aku ingin menjadi panitia dari event besar sekolah supaya mendapat pengalaman di masa SMA-ku ini. Mana mau aku lepaskan posisi yang sudah kuperjuangkan sebegitu gampangnya. “Jangan, bos! Aku sudah nyaman banget dapat divisi dokumentasi. Gini saja, tolonglah aku ya, Val? Kamu kan sama-sama tinggal di asrama cowok bareng Gulam, tolong bilang kalau semisal kameranya nganggur pas acara graduasi nanti, aku mau pinjam. Ya? Ya?”

Sari menyenggol bahuku keras. “Enak aja! Pake nyuruh-nyuruh si Nouval segala. Ngomong langsung sendiri sana ke Gulam!”

“Sungkan aku, Sar! Orang juga ngga kenal, tiba-tiba aja pinjam kamera.”

“Nggak papa! Si Gulam baik hati dan humble kok. Pasti dia pinjemin. Sungkan apaan.”

“Okelah, aku minta tolong kamu aja deh buat ngomong ke dia? Plis.”

“Udah ngomong sendirii!!” sembur cewek berkulit putih langsat itu. Rambut hitam panjangnya ikut bergoyang-goyang sembari dia memukul-mukuli bahuku supaya menuruti ucapannya.

Aku kembali menoleh ke arah Nouval yang hanya dibalas anggukan kecil namun mantap. Aku menghela napas panjang. Tak ada lagi negoisasi dan tapi-tapian yang lain. Kedua temanku ini sudah mengindikasikan satu hal yang sama: bicaralah langsung sana ke orangnya.

“Oke oke, besok aku bakal ngomong sendiri ke Gulam,” ujarku mengalah. Toh yang butuh pinjam kamera juga aku, mau kenal orangnya ataupun tidak.

“Yess!” Sari berseru penuh kemenangan, layaknya anak kecil yang memenangkan lomba tujuh belas agustusan melawan teman-teman kecilnya.

Sejauh kumengingat kembali memori lamaku, itulah awal mulanya.

Kala itu, aku tidak mencurigai apa yang membuat Sari begitu bersemangat dan menggebu-nggebu untuk membuatku berbicara langsung ke Gulam tanpa perantara. Aku tidak menganalisis lebih lanjut ketidaktenangan hatiku perihal akan meminjam kamera ke Gulam, seseorang yang namanya hanya pernah kudengar dari lalu-lalang pembicaraan teman-teman sekolahku. Pun tidak ada firasat maupun prasangka bahwa kisahnya tidak selesai begitu saja saat aku mengembalikan kameranya Gulam nanti. Karena, hanya Tuhan Sang Penulis Skenario lah yang mengetahui bahwa cerita pinjam-meminjam kamera ini merupakan awal dari cerita rumit yang mengusik hari-hari normalku ke depannya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Babak-Babak Drama
428      291     0     
Inspirational
Diana Kuswantari nggak suka drama, karena seumur hidupnya cuma diisi itu. Ibu, Ayah, orang-orang yang cuma singgah sebentar di hidupnya, lantas pergi tanpa menoleh ke belakang. Sampai menginjak kelas 3 SMP, nggak ada satu pun orang yang mau repot-repot peduli padanya. Dian jadi belajar, kepedulian itu non-sense... Tidak penting! Kehidupan Dian jungkir balik saat Harumi Anggita, cewek sempurna...
V'Stars'
1283      575     2     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...
Meta(for)Mosis
9495      2032     4     
Romance
"Kenalilah makna sejati dalam dirimu sendiri dan engkau tidak akan binasa. Akal budi adalah cakrawala dan mercusuar adalah kebenaranmu...." penggalan kata yang dilontarkan oleh Kahlil Gibran, menjadi moto hidup Meta, gadis yang mencari jati dirinya. Meta terkenal sebagai gadis yang baik, berprestasi, dan berasal dari kalangan menengah keatas. Namun beberapa hal mengubahnya menjadi buru...
Jingga
5135      1324     2     
Romance
Kehilangan memang sangat menyakitkan... Terkadang kita tak mampu mengekspresikan kesedihan kita membuat hati kita memendam sakit... Tak berakhir bila kita tidak mau mengakui dan melepas kesedihan... Bayang-bayang masa lalu akan selalu menghantui kita... Ya... seperti hantu... Jingga selalu dibayangi oleh abangnya yang sudah meninggal karena kecelakaan... Karena luka yang mendalam membuatnya selal...
She Is Falling in Love
465      277     1     
Romance
Irene membenci lelaki yang mengelus kepalanya, memanggil nama depannya, ataupun menatapnya tapat di mata. Namun Irene lebih membenci lelaki yang mencium kelopak matanya ketika ia menangis. Namun, ketika Senan yang melakukannya, Irene tak tahu harus melarang Senan atau menyuruhnya melakukan hal itu lagi. Karena sialnya, Irene justru senang Senan melakukan hal itu padanya.
Jalan-jalan ke Majapahit
3984      1171     8     
Fantasy
Shinta berusaha belajar Sejarah Majapahit untuk ulangan minggu depan. Dia yang merasa dirinya pikun, berusaha melakukan berbagai macam cara untuk mempelajari buku sejarahnya, tapi hasilnya nihil. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah website KUNJUNGAN KE MAJAPAHIT yang malah membawanya menyebrangi dimensi waktu ke masa awal mula berdirinya Kerajaan Majapahit. Apa yang akan terjadi pada Shinta? ...
Di Bawah Langit
2828      873     1     
Inspirational
Saiful Bahri atau yang sering dipanggil Ipul, adalah anak asli Mangopoh yang tak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Namun, Ipul begitu yakin bahwa seseorang bisa sukses tanpa harus memiliki ijazah. Bersama kedua temannya Togar dan Satria, Ipul pergi merantau ke Ibu Kota. Mereka terlonjak ketika bertemu dengan pengusaha kaya yang menawarkan sebuah pekerjaan sesampainya di Jakarta. ...
Sekilas Masa Untuk Rasa
3437      1100     5     
Romance
Mysha mengawali masa SMAnya dengan memutuskan untuk berteman dengan Damar, senior kelas dua, dan menghabiskan sepanjang hari di tribun sekolah sambil bersenda gurau dengan siapapun yang sedang menongkrong di sekolah. Meskipun begitu, Ia dan Damar menjadi berguna bagi OSIS karena beberapa kali melaporkan kegiatan sekolah yang menyimpang dan membantu kegiatan teknis OSIS. Setelah Damar lulus, My...
10 Reasons Why
1894      759     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
Last Voice
927      521     1     
Romance
Saat SD Aslan selalu membully temannya dan gadis bernama Hina yang turut menjadi korban bully aslan.akibat perbuatannya dia membully temannya diapun mulai dijauhi dan bahkan dibully oleh teman-temannya hingga SMP.dia tertekan dan menyesal apa yang telah dia perbuat. Di SMA dia berniat berubah untuk masa depannya menjadi penulis."aku akan berusaha untuk berubah untuk mengejar cita-citaku&quo...