Beberapa bulan setelah keluarga kecilku menempati rumah pemberian paman Wanto ibuku yang pada saat itu tengah memasak di dapur mulai terusik dengan keanehan keanehan yang terus menerus terjadi dirumah ini . Kejadian yang tidak bisa dicerna akal itupun kembali terjadi , setelah kejadian aneh dimana dikepalaku yang kala itu masih kecil didapati segulungan akar pohon kini giliran banyaknya muncul percikan di hampir sebagian tempat di dapur ini . Pada malam harinya ibu dan ayahku berniat untuk mengajikan rumah kami surah Yaasin karena mengira bahwa kejadian aneh yang terjadi dikarenakan bangunan yang masih baru dan juga belum pernah diadakan nya pengajian selama keluarga kecilku menempati rumah ini .
Ketika Ibu dan Ayahku tengah melantunkan ayat ayat suci al-qur'an tiba tiba ada auman besar dari atas atap rumah kami ini , tapi suara auman itu tidak dihiraukan oleh Ayah dan juga Ibu ku mereka terus melantunkan ayat ayat suci itu bahkan sekarang dengan suara lantang . Gangguan itupun kembali hadir tatkala seisi rumah ku digoncangkan dengan getaran mirip gempa , ibu dan ayahpun segera keluar dari rumah dengan menggendong aku yang masih sangat bayi . Ketika ibu dan ayahku berada di depan rumah tiba tiba datang tetangga sebelah rumah kami dan menanyakan apa yang terjadi pada keluarga kami .
" ada apa bu Mar ? " tanya tetangga kami itu
" ada gempa bu , apa ibu tidak merasakannya ? " kata ibu ku
" gempa apa bu ? Tidak ada gempa , mungkin ibu salah merasakan kali " kata tetangga itu
" masa sih bu ? Tadi goncangan nya keras loh bu " kata ayah
" beneran pak saya tidak merasakan apapun , ya sudah saya masuk ya bu , pak " kata tetangga kami ini
Dengan wajah yang masih terheran heran akhirnya ayah dan ibupun kembali masuk kedalam rumah . Malam itu ayah dan ibu terjaga semalaman tidak tertidur memikirkan keanehan keanehan yang lambat laun mulai mengusik ketenangan keluargaku ini . Keeseokan harinya paman Wanto beserta tante Rita datang berkunjung ke rumah kami , paman membawa beberapa pakaian bayi dan juga beberapa kotak susu untukku .
" oh iya To , kamu beli rumah ini dari siapa ? " tanya ibu ku
" rumah ini itu baru mbak , baru dibangun " kata paman Wanto
" kalau tanah rumah ini bukan tanah yang macam macam kan To ? " tanya ibu ku lagi
" ya bukan lah mbak , ini tuh tanah lapang ! Mbak kenapa sih ? Seperti ketakutan " tanya paman Wanto
" semalam mbak sama mas mu mengaji dirumah ini , terus tiba tiba ada auman seperti harimau dan selepas itu ada gempa , tapi hanya kami yang merasakan nya To " kata ibu ku
Raut wajah paman Wanto mulai berubah seperti kaku dan juga panik , ibuku terus menanyakan perihal asal muasal rumah ini untuk mengungkap kejanggalan yang hampir setiap malam terjadi .
" kalau gitu berarti mulai malam ini mbak sama mas jangan mengaji lagi " kata paman Wanto dengan nada sedikit tinggi
" loh kenapa ? Kenapa kamu melarang kami mengaji ? " tanya ibu
" ya supaya mbak sama mas gak di ganggu sama harimau putih itu " kata paman Wanto
" darimana kamu tahu itu auman harimau putih To ? Apa kamu tahu sesuatu tentang rumah ini ? " tanya ibu ku
" mbak gak perlu tahu banyak tentang rumah ini , dan mbak juga jangan tanya tanya lagi soal apapun , ayo sayang kita pulang " kata paman Wanto menarik tangan istri nya
1 Tahun kemudian ....
Usiaku sekarang menginjak 1 tahun setengah , kata ibu sudah hampir 1 tahun ini paman Wanto tidak berkunjung ke rumah kami . Paman Wanto nyaris tanpa kabar dan setiap ayah dan ibuku pergi ke rumah paman Wanto seisi rumah selalu tidak berada di rumah nya . 1 tahun pula ayah dan ibu ku mencoba berdamai dengan kejanggalan demi kejanggalan yang terus menerus datang menghampiri malam malam kami di rumah ini . Singkat cerita ayah dan ibu ku kedatangan tamu dari kampung dan mengabarkan bahwa kakekku meninggal dunia , dengan pontang panting ayah dan ibu ku segera pergi menuju rumah nenek di kampung dengan perjalanan panjang yang sangat melelahkan .
" pak ... " lirih ibu ku setika kami sampai di rumah nenek
Tangis ibu pecah ketika melihat kakek sudah terbujur kaku tidak bernyawa , ibu menangis sejadi jadinya karena tidak kuasa melihat kepergian kakek . Ibu ku membuka kan kain putih yang menutupi wajah kakek , ibuku tersentak ketika melihat ada dua lobang luka sebesar jarum suntik di dahi kakek , luka itu seperti luka akibat patukan ular .
" ma , bapak meninggal karena apa ma ? " tanya ibu ku
" ema tidak tahu Ni , bapak mu tiba tiba berteriak seperti orang ketakutan dan selepas itu bapak mu meninggal " kata nenek
Kejanggalan terhadap kematian kakek semakin membuat ibuku bertanya tanya dengan alur Tuhan yang sedang bergulir untuk nya . Disaat semua anak dan cucu nenek ku datang untuk menghadiri pemakaman kakek , hanya paman Wanto dan tante Rita lah yang tidak datang .
" wanto kemana ma ? " tanya ibu ku setelah pemakaman kakek selesai dan semuanya kembali menuju rumah
" katanya wanto ada pekerjaan jadi dia tidak bisa kemari " kata nenek ku
" durhaka sekali wanto ma , dia tidak datang menemui bapak untuk terakhir kalinya ! " kata ibu ku
" jangan bicara seperti itu Ni , mungkin wanto benar benar sibuk " kata nenek
" dia kan bisa izinkan istrinya untuk mengantikan dia dulu Ma , banyak cara kok ! " kata ibu ku
Pada malam harinya nenek ku menggelar pengajian untuk kakek ku , seluruh anggota keluarga kami mengaji untuk ketenangan kakek ku di surga sana . Kurang lebih 1 minggu ibu dan ayah menemani nenek sebelum akhirnya anak anak nenekku itu berpamitan kembali ke rumah masing masing karena harus menuntaskan pekerjaan yang mereka tinggalkan selama menemani nenek disini . Mereka pun pulang , termasuk ayah dan ibu ku pun pulang karena esok ayah akan kembali bekerja diproyek sebagai kuli bangunan .
1 bulan setelah itu , duka kembali menghampiri keluarga kami , sekarang giliran nenek yang dipanggil Tuhan . Luka yang sama di tempat yang sama kembali ditemukan oleh ibu ku , ibu pun memperlihatkan luka itu pada ayahku . Ayah dan ibu berniat akan mencari asal muasal semua keanehan ini selepas kami sampai di rumah .
" ayo Ni , kita mengaji saja " kata ayahku setelah hampir 1 tahun lama nya rumah ini hening dari lantunan ayat ayat Al-qur'an
" bagaimana kalau terjadi sesuatu pada kita mas ? " tanya ibu ku
" kenapa kita mesti takut dengan setan setan itu Ni , kita punya Allah yang jauh lebih kuasa dibanding mereka ! Walau kita harus mati sekalipun kita akan mati ketika membacakan al-qur'an , itu akan lebih baik dari pada mati dalam keadaan takut dengan makhluk makhluk itu " kata ayah
Akhirnya ibu dan ayah kembali membacakan ayat demi ayat al-qur'an dengan hati yang tidak bisa menyembunyikan ketakutan yang sangat hebat dirasakan keduanya . Disela sela pembacaan ayat suci al-qur'an itu kejadian aneh terus menerus terjadi , dari mulai suara auman harimau dan desiran suara ular sampai suara orang yang mengetuk pintu dengan keras , semakin keras gangguan gangguan itu terjadi , ayah dan ibu ku pun semakin keras melantunkan ayat ayat suci al-qur'an itu .
Namun tiba tiba aku yang tertidur saat itu seketika menangis keras dan membuat ayah juga ibu ku berlari menuju kamar tempat aku tertidur . Ayah dan ibu ku kembali dikejutkan dengan kedatangan sesosok makhluk mirip ular namun berwajah dan bertangan seperti manusia tengah menggendong aku dengan posisi membelakangi pintu kamar ku .
" lepaskan anak ku!siapa kamu ! " kata ibu ku
" lepaskan anak saya , makhluk apa kamu " kata ayahku
" aku Tuan mu , tidak kah kau mau memberikan aku salam ? " seru makhluk itu
" tunjukan jati dirimu , kedudukan mu jauh lebih hina dari manusia " kata ayahku
Makhluk itu pun membalikan badan nya dan terpampang lah sesosok makhluk yang sangat menyeramkan , dia bertubuh ular namun berkepala manusia .
" mas , makhluk apa itu ? " tanya ibu
" ini siluman bu , bantu ayah bacakan ayat kursi minta pertolongan Allah " kata ayah ku
" iya mas " kata ibuku
Bibir kedua orang tuaku mulai gemetar seraya membacakan ayat kursi berharap Tuhan memberikan pertolongan pada kami . Berulang ulang sudah ayat kursi dibacakan oleh ayah dan ibu ku , perlahan sisik ditubuh makhluk ini berjatuhan ke lantai dan menyisakan luka yang sangat menjijikan ditubuh makhluk ini .
" hentikan !! Panas !!! Hentikan !!! Manusia biadab !! " makhluk itu mulai merasakan kepanasan yang hebat , dia terus meminta ayah dan ibu menghentikan lantunan ayat kursi itu .
" kami akan hentikan semuanya , asal kau kembalikan anak kami dan pergilah ke alam mu " kata ayah
" baiklah aku akan kembalikan anak kalian dan pergi , tapi kalian lihat saja pembalasan ku "
Makhluk itu kembali meletakkan aku yang masih kecil di atas tempat tidur seperti semula dan melesatlah makhluk itu pergi entah kemana .
" ada yang salah dengan rumah ini bu " kata ayah
" semoga Allah selalu menjaga kita " kata ibu