Selang beberapa hari , paman Wanto dan istrinya mendapatkan kabar bahwa ibu sudah melahirkan kakak ku kala itu , beramai ramai paman Wanto dan istrinya datang kerumah sakit untuk menjenguk ibu ku kala itu .
" selamat ya Mbak ! Akhirnya aku jadi paman juga " seru paman Wanto
" iya To ! Makasih ya , kamu sudah banyak bantu Mbak " kata Ibu ku kala itu
" iya mbak sama sama " kata paman Wanto
" semoga anak ku nanti ganteng kaya anak mbak " kata tante Rita mengusap ngusap perut nya yang membesar
" amin Ta ! " kata ibu ku
Singkat cerita malam mulai menyapa , paman Wanto tidak bisa terlelap kala itu . Entah apa yang membuat paman Ku sukar untuk memejamkan matanya . Tiba tiba dari arah luar terdengar suara gemerincik kaki kuda , perlahan paman Wanto mendekat ke arah suara itu . Dari arah jendela kamarnya paman Wanto menangkap sebuah delman atau kereta kuda yang sangat mewah , entah siapa dan dari mana delman itu berasal . Ke ingin tahuan menuntun paman Wanto untuk mendekat ke arah delman itu dan setiba nya dia di dekat delman itu , paman Wanto di kejutkan dengan apa yang dia lihat . Dari arah jendela jelas jelas paman Wanto melihat sebuah kereta kuda yang mewah , tapi penglihatan nya seakan di bantahkan demgan kenyataan yang kini ada di depan matanya . Bukan sebuah kereta kuda yang dia lihat , melainkan sebuah kereta yang di tarik oleh seorang anak manusia yang nampak sudah sangat kelelahan .
" anda biadab sekali pak ! Hanya demi selembar uang anda tega menumbalkan saya , apa anda tidak takut akan pembalasan Tuhan ? Saya sekarang menjadi tungangan Tuan mu pak ! " lirih anak itu sembari menunduk
Sebuah tali melingkar di pundak nya dan sebuah besi yang tertancap di mulutnya , penampakan anak ini sama seperti bagaimana kuda di gunakan untuk menarik sebuah ketera kereta agar bisa berjalan
" maksud kamu apa ? Siapa kamu ! Kenapa kamu menyalahkan saya ? " kata paman ku
Tiba tiba anak itu menengadah untuk memperlihatkan wajahnya , paman Wanto tersentak ketika melihat anak yang menjadi penarik delman itu adalah anak seorang pemulung yang paman ku temui ketika paman ku dan paman Wisnu membagikan gulai kambing waktu itu . Anak itu sangatlah pucat , darah beku memenuhi bibirnya yang dipaksa untuk menggigit sebuah besi , air mata terus mengalir di kedua pipinya , paman Wanto sangat ketakutan dan tasa bersalah mulai memenuhi semua kesadaran nya .
" kenapa kamu ada disini ? Dan dan kenapa ini bisa terjadi ? " tanya paman ku
" saya sekarang hanya menjadi tunggangan Tuan anda , semenjak saya disini saya tidak bisa memberikan adik saya makan " lirih anak itu menitikan air mata
" apa yang saya perbuat sehingga kamu menyalahkan saya untuk kematian kamu ? " tanya paman Wanto
" anda telah membiarkan saya menjadi santa ....
" ayo kita pergi " kata seseorang dari dalam delman itu
Pamanku melirik kearah delman itu dan ternyata sosok yang memegang kendali anak pemulung itu adalah Nyi Wangsih .
" tidak ada salam untuk ku Wanto ? " tanya Nyi Wangsih dari dalam delman
" Nyi ? Kau benar benar sudah membuat anak kecil mati ? " tanya paman ku
" bukan aku , tapi kamu lah yang sudah membuat dia mati , kau kira semua uang uang itu aku berikan secara cuma cuma Wanto ? " kata Nyi Wangsih
" aku ? Apa dia tumbal ku ? " tanya paman ku tersemtak
" dia bukan tumbal , tumbal yang sesungguhnya adalah anggota keluarga mu sendiri , dan aku sendiri yang akan menyantapnya " kata Nyi Wangsih
Kini delman ghaib itu telah hilang dari pandangan matanya , tiba tiba dari arah kamar paman Wanto tante Rita terdengar berteriak dengan keras sekali . Paman Wanto pun segera berlari menuju kamar untuk melihat kondisi istrinya .
" kamu kenapa sayang ? " tanya paman Wanto bingung dengan keadaan istrinya
" kandungan ku kemana mas ? Anak kita kemana ? " tante Rita menangis se jadi jadinya karena secara ghaib kandungan nya yang tinggal beberapa hari akan di lahirkan kini malah hilang entah kemana
" mas kemana kandungan aku mas ??? " tante Rita terus meronta ronta dan histeris
Kondisi tante Rita semakin hari semakin memburuk , dia sekarang tidak mau makan sedikitpun . Tubuhnya sekarang kurus kerontang , pada malam harinya paman Wanto kembali masuk kedalam ruangan gelap dan berbau dupa itu .
" Nyi Wangsih datanglah " seru paman Wanto seraya memohon
Tapi sosok Nyi Wangsih tidak datang walaupun paman Wanto melakukan ritual seperti biasa untuk memanggilnya . Karena tidak menemui hasil , paman Wanto pun kembali menemui istrinya yang terus menerus menangisi kandungannya yang hilang .
" ayo dong Rita , jangan buat aku khawatir seperti ini " kata paman Wanto
Tiba tiba sosok Nyi Wangsih hadir dihadapan paman Wanto dengan mulut yang berlumuran darah segar .
" Nyi Wangsih ? " lirih paman Wanto
Paman Wanto segera berdiri dan mulai menyadari bahwa Nyi Wangsih lah yang sudah menyantap calon bayi nya .
" kembalikan anak ku Nyi ! " teriak paman Wanto
" berani kamu Wanto " timbal Nyi Wangsih
" saya tidak menyetujui anak saya menjadi tumbal " kata paman Wanto
" kau ingat ikan mas yang kau sembelih waktu itu ? Itu adalah anak mu ! Kau sendirilah yang menyembelih anak mu Wanto ! " kata Nyi Wangsih dengan sangat menakutkan
Paman ku hanya terdiam menyadari kebodohan nya selama ini , paman Wanto sudah terjerumus dalam pusara hitam pesugihan . Ada setitik niat dari dalam diri paman Wanto untuk berubah dan menghentikan semua ini , pada malam hari nya paman Wanto pergi menemui nenek dan juga kakek ku di kampung kala itu . Dengan keadaan tante Rita yang masih saja histeris dengan kejadian kandunganya yang hilang paman Wanto pun pergi menemui orang tua nya untuk mencari solusi .
" Wanto juga bingung sama keadaan Rita bu , setelah bayi kami hilang kondisi Rita semakin memburuk dan dia juga tidak mau ngapa ngapain bu " kata paman Wanto pada nenek ku kala itu
" kamu harus lebih sabar lagi ngadepin istri mu " kata nenek
" Wanto ingin tinggal disini dulu untuk beberapa hari kedepan ya bu , boleh ? " tanya paman Wanto
" pasti nak " kata neneku kala itu
Singkat cerita paman Wanto sudah hampir 1 minggu menginap dirumah nenek ku kala itu , namun di hari ke delapan paman Wanto menginap tiba tiba ibu dan ayahku pulang ke rumah nenek dengan keadaan menangis dan membawa semua barang barang nya .
" kamu kenapa Ni ? Kenapa kalian menangis seperti ini ? " tanya nenek ku
" kami di usir pemilik kontrakan karena terlambat membayar sewa Ma " kata ibu ku dengan tersedu sedu
" biar Kaila sama Wanto dulu mbak , kasihan dia " kata paman ku
Ibu pun menyerahkan aku yang masih sangat kecil kepada paman Wanto . Cerita pilu ibu ku mendapatkan balasan baik dari paman Wanto , paman Wanto menyanggupi untuk membeli keluarga kecil ku sebuah rumah . Selang beberapa hari setelah itu ibu dan ayahku di ajak paman Wanto untuk datang ke rumah nya sembari menunggu kunci dari rumah baru keluargaku yang telah di berikan paman Wanto .
" terima kasih To ! Kamu lagi lagi mau membantu Mbak , Mbak mungkin gak bisa membalas jasa jasa mu " kata ibu ku
" sama sama Mbak , sudahlah jangan berterima kasih terus , jaga saja Kaila " kata paman Wanto kala itu
Tidak lama setelah kedatangan keluarga kecilku di rumah paman Wanto ada 2 orang laki laki yang memberikan kunci rumah dan keluarga kecil ku pun segera menempati rumah pemberian paman Wanto itu .
" makasih ya To " kata ibu ku saat keluarga kecilku berpamitan pada paman Wanto untuk segera menempati rumah pemberian paman Wanto
" udahlah Mbak ! Jangan terlalu di fikirkan , Wanto rela mbak " kata paman Wanto
" mbak gak akan bisa membalas kebaikan kamu To , semoga kamu selalu dalam lindungan Allah " kata ibuku
Tiba tiba darah didalam tubuh paman Wanto berdesir memanas ketika ibuku mendoakan dirinya dan seketika bulu kuduk paman ku Wanto berdiri , dan ini adalah kesekian kalinya paman Wanto rasakan , ketika paman Wanto ingin mengambil air wudhu pun paman Wanto merasakan darah yang berdesir memanas itu lagi dan lagi .