Sesuai permintaan istri gaibnya paman Wanto bergegas pergi menuju kota dengan mobil mewah nya untuk membeli seekor kambing untuk dijadikan pelantara tumbal . Dengan tangan yang gemetar , paman Wanto menuntun kambing itu menuju rumah nya .
" udah dapet mas kambing nya ? " tanya tante Rita saat sang suami sampai di rumah nya
" da da dapet sayang " senyum tipis mengembang di bibir paman Wanto dan dia berlalu meninggalkan istri nya di teras depan rumah nya
Tante Rita tersentak ketika melihat di belakang punggung suaminya terdapat gelungan rambut dipenuhi hiasan kepala dari melati yang masih kuncup .
" mas .. " tante Rita berusaha memberitahu suaminya tapi mulut nya seperti membeku beberapa saat , sekarang keanehan itu sudah mencapai istri nya .
Keesokan hari nya paman Wanto dan paman Wisnu segera menyembelih kambing itu dan ketika darah mulai mengalir dari leher kambing itu dengan segera paman Wanto memberikan jampi jampi sesuai arahan sang Nyai .
Setelah selesai menyembelih , paman Wanto segera memotong kambing itu menjadi beberapa bagian . Kejadian aneh kembali terjadi , ketika potongan potongan kambing itu dihitung oleh paman Wisnu secara gaib satu kaki bagian belakang kambing itu raib entah kemana .
" mas .. Kok kaki kambing nya ilang satu ya ? " tanya paman Wisnu
" ilang satu ? Kamu salah liat kali Nu ! Mungkin aja kamu udah potong potong ! " kata paman Wanto
" kalo udah aku potong pasti ada potongan nya ! " kata paman Wisnu meyakinkan kakak nya bahwa dia tidak memotong kaki kambing itu
" udahlah , lanjutin aja ! " kata paman Wanto
Beberapa saat kemudian gulai kambing yang nampak sedap itu pun sudah siap untuk di bagikan . Paman Wisnu dan paman Wanto berkeliling perumahan itu untuk membagikan gulai kambing yang sudah mereka siapkan . Tidak perlu waktu lama untuk potongan demi potongan gulai itu habis , ketika paman Wanto dan paman Wisnu berjalan gontay menuju rumah , dari arah jalan raya tempat perkampungan kumuh yang banyak di huni para pemulung itu datanglah seorang anak laki laki dengan pakaian lusuh dan juga karung besar yang selalu di panggulnya datang menghampiri kedua paman ku .
" pak , terima kasih untuk gulai kaki kambing nya ! Saya sampai kekenyangan " kata anak itu membuat kedua paman ku melongo
" gulai kaki kambing dek ? " tanya paman Wisnu
" iya pak , gulai nya enak banget ! " timpa anak kecil itu
" kamu pasti salah dek , karena kami hanya membagikan gulai itu di sekitran komplek saja ! Gak sampai ke daerah kamu ! " kata paman Wisnu
" mana mungkin saya salah pak , tadi itu sekitar 30 menit yang lalu , ada seorang perempuan cantik memberikan bungkusan kaki kambing itu ke rumah saya pak ! Satu kaki utuh ! Dan juga perempuan itu bilang kalau gulai itu dari orang yang sekitar 30 menit kemudian akan membagikan gulai juga di sekitaran komplek ! Makanya dari tadi saya nunggu disini buat bilang terima kasih sama bapak ! " kata anak kecil itu
" mas .. Mas ngerasa aneh gak sih sama gulai ini ? " kata paman Wisnu
" aneh gimana ? " paman Wanto balik bertanya
" anak ini bilang dia dapet gulai sekitar 30 menit yang lalu , dan itu waktu yang kurang lebih juga pas dengan waktu hilangnya kaki kambing itu , iya gak sih mas ? " tanya paman Wisnu
" entahlah Nu , mas juga bingung " kata paman Wanto berlalu meninggalkan adiknya menuju rumah
Sesampainya di rumah , paman Wanto kembali di kejutkan dengan keadaan rumah yang penuh dengan kursi kursi yang berserakan seperti habis diakan sebuah acara .
" sayang ?! " seru paman Wanto pada istrinya
" iya mas ! " kata tante Rita dari arah dapur lalu berjalan mendekati suaminya
" kenapa mas ? " tanya tante Rita
" ini kok berantakan ? " tanya paman Wanto
" iyalah berantakan ! Tadi itu ada banyak banget orang yang bertamu ke rumah kita Mas ! " kata tante Rita
" dalam rangka apa mereka datang ? " tanya paman Wanto
" katanya mereka mau dapet makanan gitu dirumah kita ! Mereka lucu ya mas ?! " kata tante Rita tersenyum
" makanan ? Dirumah kita ? " tanya paman Wanto
" iya Mas ! " singkat tante Rita
" kamu kenal sama mereka ? " tanya paman Wanto
" enggak sih , mungkin mereka orang baru juga , tapi ada 1 orang perempuan yang bilang kalo Mas adalah teman lamanya dan Mas juga udah lama banget kenal sama dia " kata tante Rita
" teman lama aku ? Siapa ? " tanya paman Wanto
" kalo gak salah namanya Wangsih mas ! " kata tante Rita
" wangsih ? " paman Wanto sangat sangat tersentak ketika mendengar nama Nyi Wangsih dari mulut istrinya
" iya mas , kamu pasti lupa , kata dia mas sama dia itu sudah lama banget gak ketemu " kata tante Rita
" sayang dengerin aku ya , kamu jangan nerima tamu tanpa se izin aku , ngerti ?! " tatap paman Wanto pada istrinya dengan kedua tangan yang memegangi bahu istrinya
" apa dia orang jahat ? Ada apa kamu sama Wangsih itu mas ? " tante Rita balik bertanya
" pokoknya enggak ! " paman Wanto berlalu menuju kamar mandi
Malam mulai menyapa , untuk kesekian kalinya di malam jumat paman Wanto lebih memilih menghabiskan waktu bersama istri nya tante Rita dibandingkan untuk menyendiri menatap setiap lujur dupa yang terus menyala tanpa pernah paman Wanto percikan api di ujung dupa itu .
Kebahagiaan kembali menyapa ketika ibu ku saat itu mengabarkan bahwa beberapa hari kedepan ibu akan segera melahirkan . Pada ibuku paman Wanto pun memberikan uang dalam jumlah yang amat banyak , paman Wanto kembali berfokus pada istrinya yang setiap malam jumat terus menerus ingin di ngajikan perutnya yang mulai sangat membesar .
" mas , kamu mau kan ngajiin perut aku lagi ? " tanya tante Rita
" iya sayang ! " tangan paman Wanto merain al - qur'an kecil di sebuah meja kecil di samping tempat tidurnya .
Perlahan bibir hitam Paman Wanto mulai membacakan huruf demi huruf yang ada di al-qur'an kecil itu , malam mulai semakin larut , tante Rita pun mulai tertidur dengan amat pulas nya . Di tengah tengah ayat yang sedang di bacakan paman Wanto , tiba tiba fikiran nya teralihkan pada sosok anak kecil pemulung yang ditemuinya siang tadi .
" apa Nyi Wangsih akan menjadikan anak kecil itu tumbal ya ? " lirih paman Wanto pada hati nya
Menyadari istrinya sudah tertidur , paman Wanto pun berjalan menuju kamar yang selalu terkunci rapat itu .
Kreekkkk
Pintu kamar itu di buka paman Wanto , aroma dupa kembali menampar wajah paman ku ini , ketika dirinya sudah masuk dan melangkah beberapa langkah aroma melati pun menyeruak menggantikan bau dupa yang membuat pengap . Paman Wanto menangkap seorang perempuan dengan setelan pengantin itu tengah menguraikan rambutnya yang panjang di dekat jendela . Sinar bulan yang nampak terang membuat sosok wanita itu jelas terlihat .
" ku kira kau sudah lupakan aku Wanto ! " lirih seseorang di jendela itu
" aku harus memastikan dulu istri ku tidur Nyi ! "
" stop menyebut dia istrimu Wanto ! Aku lah istrimu , dia hanyalah pelampisan nafsu mu pada manusia saja ! Aku lah istri mu ! " ternyata sosok Nyi Wangsih mulai tidak menyukai istri paman ku
" apa katamu saja Nyi ! Nyai dan istri saya bukanlah pilihan Nyi ! " kata paman Wanto
" di kendi itu aku sudah menaruh ikan mas ! Potonglah ikan mas itu " seru Nyi Wangsih
Paman Wanto mulai berjalan mendekati kendi yang dimaksud Nyi Wangsih , tanganya mulai meraih ikan mas yang nampak sangat besar itu . Perlahan ikan mas itu paman Wanto taruh di sebuah tatakan terbuat dari kayu . Sementara di tempat lain anak pemulung itu sedang berjuang melawan sakit aneh nya itu , matanya terus menatapi langit langit dan dia merasakan panas dan juga perih yang teramat sangat .
" cepat potong ikan itu Wanto ! " seru Nyi Wangsih
" baik Nyi ! " paman Wanto mulai memotong ikan itu
Ketika paman Wanto mulai mengiris kepala ikan itu , rasa sakit sang ikan ketika lehernya mulai di iris iris pisau oleh paman Wanto sama pula di rasakan oleh anak pemulung itu , tanpa paman Wanto sadari yang di potong itu bukan lah semata mata ikan mas yang besar , melainkan seorang anak tidak berdosa yang harus meregang nyawa untuk pesugihan nya .
" sudah nyi ! " kata paman Wanto ketika kepala ikan itu sudah buntung
" bagus Wanto " kata Nyi Wangsih
Nyi Wangsih membalikan badanya , paman Wanto terkejut ketika paman Wanto melihat sosok asli Nyi Wangsih , ternyata Nyi Wangsih adalah jelmaan siluman Ular yang sangat menakutkan . Perlahan kaki Nyi Wangsih berubah menjadi ekor ular yang sangat hitam pekat . Paman Wanto hanya sanggup ternganga melihat sosok Nyi Wangsih yang berubah menjadi sangat menakutkan dengan mulut nya yang tengah menjilati darah yang entah dari mana berasal nya .