2
.
.
.
Siswa kelas sebelas dan dua belas sudah diperbolehkan pulang satu jam yang lalu, sementar kami para peserta MPLS baru saja selesai menyelesaikan tes pengelompokan kelas yang adalah kegiatan terakhir hari pertama ini. Kupikir ia sudah pulang terlebih dahulu, namun kemudian aku menerima pesan singkat darinya yang memberitahu bahwa ia menungguku di restoran cepat saji tak jauh dari sekolah.
"Pulang ke arah mana, Thi?" tanya Fenta, teman sekelompokku tadi, kebetulan kami juga berjalan bersama saat ini.
"Pulangnya sih jauh, tapi mau ke depan dulu," jawabku. "Kamu?"
"Aku tinggal nyebrang belok sedikit, kos sih."
"Kalau gitu bareng sampe nyebrang ya?"
Kami berjalan bersama-sama dan berpisah di depan restoran cepat saji yang dimaksud Elios. Setelah mengucapkan kata-kata perpisahan dan "sampai jumpa besok" aku berbelok masuk sementara ia lanjut berjalan lurus.
Benar saja, ia sudah menungguku di salah satu meja yang tersedia. Hanya saja dia tidak sendiri, melainkan ditemani Kak Laras.
Perlahan kulangkahkan kakiku menghampiri meja mereka. Sesungguhnya, terbesit rasa kecewa di benakku. Kupikir setelah kami satu sekolah lagi, kami akan ada lebih banyak waktu untuk bertemu dan ngobrol berdua setelah setahun kebelakang ini kami cukup kesulitan untuk berkomunikasi karena terpisahkan oleh jarak dan kesibukan masing-masing. Kenyataannya tak seperti itu.
"Mas," panggilku lirih ketika ia tak kunjung menyadari kehadiranku bahkan setelah hampir satu menit berlalu sejak aku berdiri di samping meja mereka. Sebegitu asyiknya kah obrolan mereka?
"Eh, Dek, sudah disini?" kagetnya.
Laras tersenyum kecil ke arahku, mungkin aku dirasanya mengganggu?