Loading...
Logo TinLit
Read Story - Breakeven
MENU
About Us  

Maka, bersikap peduli adalah salah satu dari sekian banyak hal yang mampu menumbuhkan rasa.

Breakeven ????

"Damar! Handphone gue!"

"Gatra! Idupin senter hape gue cepat!"

Refleks, nama kedua orang yang di panggil itu dengan cepat menghidupkan senter handphone, Damar milik Galaksi, dan Gatra milik Dewa.

Hanya sepersekian detik setelah lampu senter mereka masing-masing di hidupkan, Galaksi juga Dewa menyambarnya cepat, setelahnya langsung berlari ke arah kamar mandi.

"Sialan! Kebiasaan Mang Ojak suka lupa beli token listrik! Gue gibeng juga lama-lama tu orang tua," ujar Galaksi kesal, di sela ia berlari.

Dewa di sebelahnya tak peduli dengan gerutuan Galaksi, wajahnya di penuhi keringat, lantas mempercepat langkahnya.

Brakk!

"ZETEN!" Dewa langsung berteriak saat memasuki kamar mandi, matanya menyusuri seluruh sudut kamar mandi. Berbeda dengan Galaksi, ia tak berbicara apa-apa, langsung mendobrak satu persatu pintu kamar mandi.

"Gue di sini, jangan di buka dulu," lirih, suara Letta terdengar, menghentikan aksi Galaksi juga Dewa.

Spontan, kedua cowok itu mendekati bilik kedua dari ujung, di mana suara Letta berasal.

"Letta, lo ga apa-apa?"

"Zeten! Buka bentar, di dalem gelap. Ini, ambil hape gue. Zeten!" seru Dewa gusar.

"Sabar bosQ. Siapa tau dia lagi boker," celetuk Galaksi, yang di balas dengan tatapan tajam Dewa.

Galaksi merespon dengan kedikkan bahu dan cengirannya, fokusnya lalu kembali teralih pada pintu kamar mandi. "Letta? Lo oke?" tanya Galaksi.

Hening.

"Zeten?"

Hening.

Dewa beralih menatap Galaksi. "Dia tadi sebelumnya kenapa?"

Galaksi tampak berpikir. "Pas kita keluar dari toko buku, dia langsung jongkok sambil megang perutnya kesakitan. Terus dia minta ke apotek bentar. Gue gatau dia beli obat apaan, soalnya gue di suruh nunggu di lu—"

"Shit! Sekarang tanggal berapa?!" Dewa memotong kalimat Galaksi.

"Tanggal dua enam, bul—"

"DIA MENSTRUASI!" Dewa lagi memotong kalimat Galaksi, tapi kali ini dengan bentakan. "ZETEN! BUKA PINTUNYA! ZETEN!" Dewa sudah beralih mengetuk kuat pintu kamar mandi.

Galaksi cengo. "Lah, hubungan dia menstruasi sama lo kayak orang kesurupan gini apaan?" sela Galaksi.

"Gausah banyak bacot! Dobrak pintunya!" tandas Dewa, kemudian langsung mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu bilik kamar mandi itu.

Ceklek... Pintu tiba-tiba terbuka, sebelum Dewa sempat untuk mendobraknya.

"Letta!"

"Zeten!"

"Gal, jaket lo kotor. Maaf. Nanti gue ganti," ucap Letta pelan.

Dewa di sebelahnya tiba-tiba bungkam, tapi tangannya mengulurkan jaketnya yang sempat ia sambar dari tangan Gatra tadi. Namun Letta malah menepisnya, membuat Dewa menarik uluran jaketnya lagi.

Galaksi yang menyaksikan itu mengerutkan keningnya, bertanya-tanya tentang apa yang terjadi antara Letta dan Dewa.

Lantas, tiba-tiba Galaksi merasa telapak tangannya di genggam oleh tangan Letta yang terasa amat dingin. Genggaman itu langsung mengerat, membuat Galaksi menatap Letta.

"Gal, anterin gue sampe depan gedung yang ga gelap aja. Gue mau pulang." Tak menunggu jawaban, cewek itu langsung melangkahkan kakinya, membuat Galaksi ikut melangkah.

Ketika sampai di ambang pintu kamar mandi, Letta menghentikan langkahnya. "Nama gue bukan Zeten, sialan. Jadi jangan bersikap seolah lo pernah dekat sama gue," desisnya, tanpa menoleh ke arah Dewa yang kini menatap kosong pada punggung Letta.

...

"STOP GAL!" seru Letta, saat mereka hampir keluar gedung, membuat langkah kaki Galaksi lantas berhenti.

"Jangan noleh!" seru Letta lagi, saat Galaksi memang hendak menatap Letta yang kini berdiri di belakang cowok itu. Refleks, Galaksi menurut.

"Sekarang tutup mata," titah Letta.

Galaksi mengernyit. "Lo mau ngapain sih?"

"Jangan banyak tanya. Tutup mata cepet!"

Galaksi mendengus, lantas menurut untuk menutup matanya.

"Pokoknya, lo jangan buka mata lo sampe gue bilang baru boleh buka."

"Hmm..." Galaksi merespon dengan dehaman.

Letta menghela napas berat, lantas kemudian berjalan sambil merapatkan jaket Galaksi di sekeliling pinggangnya.

"Ngapain sih? Ini mata gue udah nyut-nyutan lo suruh merem."

"POKOKNYA JANGAN BUKA!" sergah Letta.

"Iya-iya. Ini dari tadi gue merem lo kira melek?" Galaksi mendengus.

Letta lagi melanjutkan langkahnya, namun tiba-tiba rasa remasan sangat kuat mencengkram perut bagian bawahnya, lagi.

"Arghh!" Letta mengaduh kuat, terduduk lagi untuk kesekian kalinya.

Maka, mata Galaksi spontan membuka, dan mendapati Letta yang terduduk beberapa meter jaraknya dari tempat ia berdiri.

"Letta!" Galaksi langsung berlari mendekati cewek itu.

"UDAH GUE BILANG JANGAN BUKA MATA!" bentak Letta, menghentikan langkah Galaksi yang kini tepat berdiri di belakang cewek itu.

Tetapi fokus Galaksi kini malah teralih pada jaketnya yang terdapat banyak bercak kemerahan.

"Iyuuhh... Lo te-be-es ya?" tanya Galaksi dengan wajah geli dibuat-buat, sambil menunjuk jaketnya yang terkena noda darah.

(Te-be-es/tbs, singkatan dari 'tembus'. Maksudnya pas lagi menstruasi, terus darahnya tembus gitu sampe baju. Wkwk. Ngerti kan? Ngerti dong. Good????)

Mata Letta langsung mendelik marah. "SIAL— ARGH!" Umpatan kemarahan Letta tertahan dengan sakit datang bulannya yang semakin menjadi-jadi.

Galaksi lantas langsung berjongkok di depan Letta, dan terkejut mendapati wajah pucat cewek itu.

Grep!

Galaksi tiba-tiba langsung menggendong Letta di depan tubuhnya, membuat Letta mendelikkan matanya lebar.

"Galaksi! Lo bisa kena darahnya," sergah Letta namun dengan nada lemah karena cengkraman di perut bagian bawahnya semakin terasa sakit.

Galaksi tak menggubris, membawa Letta ke arah motornya yang terparkir. Mendudukkan Letta di sana. Setelahnya, Galaksi mengambil posisinya di depan, lalu menstarter motornya.

"Tangan lo," ujar Galaksi.

"Hah?"

"Mana tangan lo? Dua-duanya," ujar Galaksi lagi.

Refleks, Letta mengulurkan tangannya ke depan dari masing-masing sisi pinggang Galaksi. "Kenapa?" tanyanya kemudian.

Tak menjawab, Galaksi memegang kedua tangan Letta lalu meletakkan di atas perutnya. "Jangan ngebantah. Peluk gue, erat-erat."

Poin 2
"Berpelukan selagi dalam batas wajar" yang di tolak dan di coret oleh Letta, akhirnya malah terjadi.

~ Kesalahan pertama ~

Di sudut lain, untuk kesekian kalinya pula, Dewa menatap kosong akan kepergian Letta, bersama Galaksi.

...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • Gaki28

    Next...Next... pengen tahu si galaksi sama zetheera menjalani pura-pura pacaran dan tingkah fansnya galaksi melihat mereke berdua.. Hihihihi... ;d

    Comment on chapter [2] Sarkasme
  • Gaki28

    Mantap author... Next.... Pengen tahu jalan ceritanya....!!!1 ;d

    Comment on chapter [1] Agreement
Similar Tags
Manuskrip Tanda Tanya
5649      1715     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Raha & Sia
3465      1300     0     
Romance
"Nama saya Sia Tadirana. Umur 17 tahun, siswi kelas 3 SMA. Hobi makan, minum, dan ngemil. Sia nggak punya pacar. Karena bagi Sia, pacaran itu buang-buang waktu." *** "Perkenalkan, nama saya Rahardi. Usia saya 23 tahun, seorang chef di sebuah restoran ternama. Hobi saya memasak, dan kebetulan saya punya pacar yang doyan makan. Namanya Sia Tadirana." Ketik mereka berd...
Cinta Sebatas Doa
612      429     0     
Short Story
Fero sakit. Dia meminta Jeannita untuk tidak menemuinya lagi sejak itu. Sementara Jeannita justru menjadi pengecut untuk menemui laki-laki itu dan membiarkan seluruh sekolah mengisukan hubungan mereka tidak lagi sedekat dulu. Padahal tidak. Cukup tunggu saja apa yang mungkin dilakukan Jeannita untuk membuktikannya.
Kisah yang Tak Patah
15191      2412     5     
Romance
Kisah cinta pertama yang telah usai. Sebuah cerita untuk mengenang pada suatu waktu yang menghadirkan aku dan kamu. Meski cinta tidak selalu berakhir luka, nyatanya aku terluka. Meski bahagia tak selalu ada usai sedih melanda, memang nyatanya untuk bahagia itu sulit meski sekedar berpura-pura. Bagaimanapun kisah yang ada memang akan selalu ada dan takkan pernah patah meski kadang hati sedikit ...
Memoria
349      290     0     
Romance
Memoria Memoria. Memori yang cepat berlalu. Memeluk dan menjadi kuat. Aku cinta kamu aku cinta padamu
Pulpen Cinta Adik Kelas
493      290     6     
Romance
Segaf tak tahu, pulpen yang ia pinjam menyimpan banyak rahasia. Di pertemuan pertama dengan pemilik pulpen itu, Segaf harus menanggung malu, jatuh di koridor sekolah karena ulah adik kelasnya. Sejak hari itu, Segaf harus dibuat tak tenang, karena pertemuannya dengan Clarisa, membawa ia kepada kenyataan bahwa Clarisa bukanlah gadis baik seperti yang ia kenal. --- Ikut campur tidak, ka...
SURAT CINTA KASIH
592      427     6     
Short Story
Kisah ini menceritakan bahwa hak kita adalah mencintai, bukan memiliki
Will Gates
1250      745     7     
Short Story
Persamaan Danang dan Will Gates: Sama-sama didrop-out dari sekolah. Apa itu artinya, Danang bisa masuk ke dalam daftar salah satu dari 100 orang terkaya di dunia versi majalah Corbes?
Dear, My Brother
807      519     1     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
Langit Biru Istanbul
126      60     2     
Romance
Ameera, seorang mahasiswi asal Indonesia, mendapat kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar di Istanbul selama satu semester. Ia menyewa kamar di sebuah rumah tua milik keluarga Turki yang hidup sederhana. Di rumah itu, Ameera berkenalan dengan Emir, cucu pemilik rumah, seorang fotografer jalanan yang berhenti kuliah karena trauma masa lalu. Emir dikenal dingin, sinis, dan menghindari s...