Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dunia Gemerlap
MENU
About Us  

BAB XIII

    

    

     Aku sudah keluar dari rumah sakit. Hari ini aku akan menemani Wanda jogging sebagai bentuk terapinya. Kami mengikuti kegiatan Car free day yang pada waktu itu sedang digandrungi masyarakat Jakarta. Lokasi Car free day dimulai dari Bunderan Ratu Plaza ( Jend. Sudirman) sampai Patung Arjuna (Jl. MH Thamrin) dengan titik sentral di Bundaran Hotel Indonesia. Jakarta yang biasanya disesaki kendaraan kini penuh dengan lautan manusia. Peserta yang ikut waktu itu sangat ramai dan beragam, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa?entah itu datang sendiri, bersama keluarga, atau mewakili organisasi tertentu. Para pedagang juga menggunakan kesempatan ini untuk menjajakan barang dagangannya. Suasana pagi itu sangat sejuk sekaligus meriah. Setelah cukup lama berputar-putar mengelilingi jalanan, kami duduk di bundaran hi. Aku memperhatikan wanda yang mengenakan kaus tim softballnya dan celana pendek. Ia sibuk memegangi lututnya yang dibalut pelindung lutut.

     “Bagaimana lututmu? sudah tidak terasa sakit?” tanyaku.

     “Memang tidak terasa sakit,” jawab Wanda sambil mengatur nafas. “tapi aku sudah lama tidak berlari jadi rasanya tidak seperti biasanya.”

     Aku menyeka keringatku dengan handuk. “Baguslah jika tidak terasa sakit.”

     “Kau sendiri bagaimana?” tanya wanda.

     “Aku memangnya kenapa?”

     “Barusan semalam benar kan kau baru dibolehkan pulang."

     “Sedikit capek sih.”

     “Tuh kan! kau masih butuh istirahat. Aku tidak ingin memaksamu, kau sendiri yang memaksa ikut.” celoteh Wanda. “Kalau kau jatuh memangnya aku mau menggendongmu ke rumah sakit?”

     Aku menertawainya karena ia bertingkah seperti anak kecil. “Kau ini suka melebih-lebihkan! Aku capek karena sudah jarang berolahraga.” kataku menenangkan.

     “Tetap saja itu berbahaya.” kata wanda sambil memalingkan wajahnya.

     Sepertinya ia marah padaku karena aku tidak terlalu peduli pada diriku sendiri. Sifat wanda yang terlalu peduli pada hal-hal kecil memang terkadang menjengkelkan, namun di sisi lain tingkahnya sangat manis.

     Wanda memegang perutnya, terdengar bunyi keroncongan. “Nif, aku lapar. Pedagang makanan di pinggir jalan sungguh menggodaku.” katanya sambil menunjuk ke arah gerobak makanan.

     “Bubur disana sepertinya enak, kau mau mencobanya?” tanyaku

     Wanda setuju dan kami makan disana. Setelah mengantri cukup lama akhirnya bubur yang kami pesan disajikan. Rasanya memang enak, tapi harganya sangat menguras kantong. Hari semakin terik dan orang-orang mulai meninggalkan jalanan, begitu juga kami.

 

*

 

     Sore ini Angga menelponku. Ia menanyakan apakah aku bisa berbicara empat mata dengannya. Aku menyanggupi permintaannya. Ia bilang padaku untuk menemuinya malam ini di rooftop apartemen melati?letaknya dekat kampusku. Aku menekan tombol lantai paling atas pada lift. Sembari menunggu lift bergerak mencapai puncaknya aku bertanya-tanya apa yang akan dikatakan Angga, mungkinkah ini tentang Wanda? pintu lift terbuka dan aku menginjakkan kakiku keluar. Seorang laki-laki berdiri termenung dibalik pagar pembatas rooftop. Aku berjalan menghampiri dan berdiri disampingnya. Ia sendiri menyadari kedatanganku, tapi tidak menunjukkan reaksi apapun.

     “Ada apa?” kataku sambil mencengkram pagar besi.

     Ia tidak menjawab, matanya masih sibuk mengikuti mobil-mobil yang lewat. Wajahnya dibayang-bayangi sinar rembulan?sekilas menunjukkan keresahan. Sebelumnya Angga belum pernah seserius ini, dia itu orang yang sangat ekspresif.

     “Wanda bukan?” kataku

     Air mukanya tidak menunjukkan perubahan sedikitpun.

     “Kalau ini tentang Wanda. Aku minta maaf.” Aku berusaha mencari kata-kata yang tepat. “Aku tidak bermaksud merebutnya darimu.”

     Ia menghela nafas. menengadahkan wajahnya ke bulan. Bulan yang hampir sempurna, hampir purnama.

     “Bukan, bukan tentang wanda.” ia menyulut sebatang rokok. “Wanda itu cerita lama, sesuatu yang lebih serius menimpaku.”

     Aku lega bahwa ia sudah melupakan wanda, tapi apa yang masalah yang membuatnya sampai seperti ini?

     “Ini tentang Grace.” sambungnya. “Kau ingat dia?”

     Aku ingat-ingat lagi nama itu. “Ah, wanita yang kita temui di kelab malam itu kan?”

     “Tepat sekali.” katanya tenang.

     “Grace yang malang. Ia pasti marah setelah mengetahui kau tidur dengan banyak wanita ya?” kataku mencairkan suasana.

     Ia mematikan rokoknya yang masih separuh, menginjak puntungnya seolah-olah puntung tersebut adalah masalah yang sedang ia hadapi.

     “Dia hamil.”

     Aku langsung meliriknya dengan tatapan tajam.

     “Jangan bilang kau..”

     “Aku yang menghamilinya.” sela Angga. “Hasil tesnya positif.”

     “Astaga, memangnya kau tidak pakai pengaman?”

     “Aku tidak tahu, aku terlalu mabuk saat itu.”

     “Tapi belum tentu kau ayah dari bayi itu kan??maksudku wanita itu bisa saja tidur dengan banyak pria.” kataku penuh harap.

     “Ia menantangku dengan tes DNA. kurasa menyangkal sudah tidak ada gunanya.” katanya sambil menjambak rambutnya sendiri. “Ia memaksaku menikah dengannya, kalau sampai orangtuaku tahu bisa bisa aku bisa celaka! ibu bisa langsung terkena serangan jantung dan ayah akan menembakku bila tahu semua ini terjadi.”

     Aku sendiri belum pernah menghadapi masalah seperti ini. Persoalan ini sudah sering terjadi, dan penyelesaiannya pun tidak ada yang sederhana?harus ada yang dikorbankan. Sejenak aku membantunya berpikir mencari jalan keluar, tapi tidak juga terlihat titik terang.

     “Apa aku harus menggugurkan bayinya, atau sekalian saja membunuhnya” kata Angga sambil tertawa. Ia kelihatan serius dengan perkataannya.

     “Angga! sadarlah!” aku mengguncang-guncang badannya. “Kita harus berpikir jernih. bukan seperti itu caranya!”

     “Bukan kau yang mengalaminya, tapi aku. Kau tidak akan pernah mengerti.” nadanya terdengar getir. Ia melepaskan cengrakaman tanganku dan turun dengan lift.

     Mungkin ia hanya butuh waktu sendiri

     Aku pun masih bertahan dengan hembusan angin malam dan deru kendaraan yang melintas dibawah apatermen ini. dunia memang tidak pernah berhenti berputar.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • MulierViridi

    "Aku tidak pernah menghisap apapun selain udara"
    Oke, mungkin kalimat itu bakal nempel dikepalaku sampai besok :))

    Comment on chapter BAB II
Similar Tags
Persapa : Antara Cinta dan Janji
8057      1962     5     
Fantasy
Janji adalah hal yang harus ditepati, lebih baik hidup penuh hinaan daripada tidak menepati janji. Itu adalah sumpah seorang persapa. "Aku akan membalaskan dendam keluargaku". Adalah janji yang Aris ucapkan saat mengetahui seluruh keluarganya dibantai oleh keluarga Bangsawan. Tiga tahun berlalu semenjak Aris mengetaui keluarganya dibantai dan saat ini dia berada di akademi persa...
Dream Space
687      425     2     
Fantasy
Takdir, selalu menyatukan yang terpisah. Ataupun memisahkan yang dekat. Tak ada yang pernah tahu. Begitu juga takdir yang dialami oleh mereka. Mempersatukan kejadian demi kejadian menjadi sebuah rangakaian perjalanan hidup yang tidak akan dialami oleh yang membaca ataupun yang menuliskan. Welcome to DREAM SPACE. Cause You was born to be winner!
ENAM MATA, TAPI DELAPAN
611      383     2     
Romance
Ini adalah kisah cinta sekolah, pacar-pacaran, dan cemburu-cemburuan
My world is full wounds
491      348     1     
Short Story
Cerita yang mengisahkan seorang gadis cantik yang harus ikhlas menerima kenyataan bahwa kakinya didiagnosa lumpuh total yang membuatnya harus duduk di kursi roda selamanya. Ia juga ditinggalkan oleh Ayahnya untuk selamanya. Hidup serba berkecukupan namun tidak membuatnya bahagia sama sekali karena justru satu satunya orang yang ia miliki sibuk dengan dunia bisnisnya. Seorang gadis cantik yang hid...
Werewolf Game
577      430     2     
Mystery
Saling menuduh, mencurigai, dan membunuh. Semua itu bisa terjadi di Werewolf Game. Setiap orang punya peran yang harus disembunyikan. Memang seru, tapi, apa jadinya jika permainan ini menjadi nyata? Cassie, Callahan, dan 197 orang lainnya terjebak di dalam permainan itu dan tidak ada jalan keluar selain menemukan Werewolf dan Serial Killer yang asli. Bukan hanya itu, permainan ini juga menguak k...
My Teaser Devil Prince
6545      1662     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Letter hopes
1137      626     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
Warna Rasa
12843      2256     0     
Romance
Novel remaja
HOME
336      250     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.
Bukan kepribadian ganda
9612      1863     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)