Denganmu lagi di 2018
Senja kembali menyapaku sore ini, indah sama seperti fajar yang tadi menyapa. Kami berempat jalan bersama setelah seharian bersenang-senang di mall. Kini aku berjalan di samping Eka dan diikuti Gani dan Bayu di belakang kami.
"Seru sekali hari ini, kapan-kapan jalan bareng lagi lah" seru Bayu dari belakang.
"Yuhu.. kita agendakan nanti" kata Eka riang sambil menoleh ke belakang.
Aku ikut menoleh, dan mendapati Gani tersenyum sedikit sambil melirikku. Aku langsung salah tingkah dan segera menghadap ke depan lagi. Aku bingung kenapa aku jadi salah tingkah, padahal aku sudah mencoba melupakan perasaanku padanya. Aku ingin menganggapnya hanya sebatas teman, tidak lebih dari itu. Sudah cukup aku dikecewakan dulu, aku tak ingin lagi. Kalaupun dia sudah berubah, aku masih takut untuk percaya. Aku harus berusaha keras, untuk benar-benar menganggap perasaanku padanya biasa saja.
"Hei, lihat itu" kata Gani sambil menarik tanganku dari belakang.
Sontak aku kaget dan bingung. Aku segera melepaskan tangannya dengan kesal. Lalu aku mengarahkan pandanganku ke arah yang dia tunjukan. Aku terpana. Eka dan Bayu juga diam. Kami berempat kagum. Hamparan langit sore dengan perpaduan warna merah dan jingga serta semburat biru keunguan terpampang di depan mata kami. Sungguh menakjubkan. Indah sekali.
"Indahnya" kataku lirih.
"Aku tau kau selalu menyukainya" katanya juga lirih.
Aku menoleh mendengar ucapannya, walaupun seperti orang berbisik tapi aku mendengarnya. Seolah kalimat itu ditujukan padaku. Aku kembali melihat langit, kami berempat terdiam hingga matahari sepenuhnya pergi dan menyisakan gelapnya langit. Sisa perjalanan kami habiskan untuk diam. Seolah senja menghipnotis kami untuk merenung, mengagumi ciptaan-Nya yang sangat luar biasa.
Dalam diam aku kembali menelusuri hatiku, mencari celah yang paling dalam. Kuraih sebuah nama dan kuhapus pelan-pelan. Ada rasa sakit di sana, tapi aku harus melakukannya. Karena mulai sekarang rasaku padanya hanya sebatas teman.