Syakilla Andreani , gadis itu berparas cantik dan lugu . Ia tumbuh menjadi gadis ceria dan bertalenta . Selalu menerima apapun yang terjadi dan yang diberikan kedua orang tuanya . Ia masih bersyukur setidaknya orang tuanya selalu memberikan kasih sayang yang lebih pada dirinya .
Kini gadis itu pun telah menginjak bangku SMA , ya sebentar lagi ia akan memasuki sekolah menengah atas .
"Tapi bu , disini aku sudah memiliki banyak teman " protes Syakilla kepada Sintia sang ibu
"Nak , nenekmu sedang sakit disana dan nenek tidak punya siapa siapa lagi , ini waktunya kita menjaga nenek , kamu tega biarin nenek sendirian disana " ujar Sintia memberikan pengertian kepada putrinya itu .
"Hemm , baiklah bu , aku tak bisa menolak permintaan ibu "
"Ya sudah , segera lah berkemas , besok kita akan berangkat "
"Hah , secepat itu bu ?? "
"Iyalah sayang ,nenekmu tidak bisa menunggu "
"Yayaya , kasihan nenek " ucap Syakilla dengan senyuman yang dipaksakan .
Sintia hanya menggelengkan kepalanya heran dengan putrinya ini .
Keesokan harinya , dan tibalah waktunya Syakilla meninggalkan desa ini , sebuah desa yang menjadi saksi Pertumbuhan Syakilla dari kecil sampai saat ini . Banyak kenangan di desa kecilnya ini , terlalu banyak kenangan indah karena sama dengan desanya yang juga nampak indah dan berseri .
Syakilla meneteskan air matanya setelah berpamitan kepada teman temanya , sungguh berat memang meninggalkan kampung halaman sendiri .
"Sudah Sya , nggak usah nangis lagi , bentar lagi kamu juga akan mendapatkan teman yang baru dan juga kebahagiaan baru " ujar Hendra menenangkan putrinya itu .
Syakilla hanya mengangguk dan memeluk ayahnya erat , berusaha mencari kenyamanan .
"Good bye my little village " guman Syakilla lirih
---
Suasana riuh di dalam suatu kelas yang berada di paling pojok sekolah , X IPS 3 , sebuah kelas yang sudah terkenal dengan siswa siswanya yang kocak dan tak beraturan , semua guru pun sudah pasrah dengan suasana kelas itu .
"Eh na , buruan deh sini " ujar seorang laki laki yang telah menjadi sahabatnya sejak lama
"Apaan ! " gadis itu menghampiri sahabatnya
"Biasa , balon " ujar laki laki itu dengan senyum smiriknya
Sedangkan Ana gadis itu menaikkan kedua alisnya dengan senyum jahilnya .
"Oke "
Tak lama , seorang guru masuk dengan seorang siswi baru yang mengekori di belakangnya . Siswi baru itu berpenampilan yah , sangat jauh dari kata modis , rambutnya yang di kepang dua , kacamata yang bertengger di wajahnya , kaos kaki yang panjang , rok di bawah lutut dan buku buku yang berada di genggamanya .
"Anak anak , kalian mendapatkan teman baru "
"Kamu , silahkan perkenalkan dirimu "
"Hai , Namaku Syakilla And--dorr" Syakilla memekik kaget karena suara balon meletus membuatnya kaget .
Sedangkan seseorang sedang menahan tawanya .
"Syailla Andreana ! "
Deg
Syailla Andreana ?. Batin Syakilla bertanya , ia seperti merasa ada yang aneh dengan nama itu , ah ya , namanya hampir mirip denganya .
Syailla Andreana , gadis itu memberikan cengiran kuda nya . Menggakat tanganya memberikan 2 jarinya yang seolah mengatakan piss ?
"Hehe maaf bu keceplosan " ujar Ana
"Hari ini ibu maafkan , Syakilla silahkan dilanjutkan "
"Ekhem , ah iya nama ku Syakilla Andreani "
"Haha , mirip nama lo Na " cetus seorang laki laki dengan gelak tawanya .
"Yaya , seperti nya gue punya kembaran " ucap Ana dengan nada bercanda
"Syakilla silahkan duduk , pelajaran akan segera dimulai "
Syakila berjalan menuju tempat duduknya bangku kosong tepat di belakang laki laki yang tadi mengatakan bahwa namanya mirip dengan seseorang yang dipanggil Ana tadi .
"Hai , kenalin gue Faeyza Abraham , bisa panggil gue Zaza , sayang , baby , atau pun ganteng , ya gue tau gue emang ganteng sih , lo beruntung bisa kenal gue " Faeyza mengulurkan tanganya
Semua perempuan yang ada dikelas itu menoleh ke arah mereka , lebih tepatnya kepada Syakilla dengan tatapan membunuh .
"Sya..killa " jawab Syakilla ragu
" oh ya , meski cupu gue tau dibalik kacamata lo itu Sebenarnya lo cantik dan manis "
Ni orang sok akrab banget deh .batin Syakilla
Bel istirahat telah berbunyi , karena Syakilla belum mempunyai teman akhirnya ia pun hanya duduk dikelas memakan bekal yang di bawanya tadi dari rumah . Belum sempat ia memakan makanannya seseorang membuatnya kaget .
Brakkk
Orang itu menggebrak meja Syakilla .
"Astaga , ada apa ya ? " tanya Syakilla
"Heh lo , cewek kampungan , cewek nerd , nggak usah sok kecantikan deh pake deketin Faeyza segala ! "
"Ha.." Syakilla masih memikirkan nama itu ,
"Oh ,Faeyza , aku nggak deketin Faeyza kok "
"Halah , dasar cupu , cewek kaya lo mau deketin Eyza , ngimpi lo " orang itu melayangkan tanganya hendak menampar Syakilla , namun sebelum itu terjadi seseorang sudah mencekal tangan gadis itu .
"Heh , gue paling gak suka kalo ada orang bully temen sekelasnya sendiri , apalagi alasanya pake bawa bawa sahabat gue si Eyza ! " ucap Ana
"Heh Na , untung lo sahabat nya Eyza ! Awas aja lo " ucap gadis itu lalu meninggalkan Syakilla dan Syailla
"Hei , sorry ya yang tadi , kebiasaan hehe " ucap Syailla pada Syakilla
"Eh iya nggak papa , nama kamu siapa ?" tanya Syakilla basa basi
"Syailla Andreana , ngomong ngomong nama kita mirip nih haha "
"Iya ya , hanya beda berapa huruf doang " sahut Syakilla
"Oh iya , kalo Faeyza gangguin lo bilang ke gue aja , dia anaknya emang agak yah miring gitu lah " ujar Ana
"Eh iya , makasih ya udah nolongin aku "
Tanpa sadar mereka saling bicara dan merasa nyaman satu sama lain . Entah bagaimana bisa , Syailla gadis tomboy yang terkesan urak urakan bisa akrab dengan cewek nerd yang alias cupu seperti Syakilla .
----
Hari hari berlalu , Syakilla kini menikmati suasana di sekolah barunya ini , dan ia mulai bersahabat dengan Ana dan Faeyza . Syakilla sudah mengetahui tentang Ana , Syailla Andreana , seorang gadis malang yang tak pernah bertemu kedua orang tuanya , dari kecil ia sudah tinggal disebuah panti asuhan , dan kini ia memilih hidup sendiri , ia tidak bekerja tapi ia sering mengikuti balapan liar untuk mendapatkan uang , soal kendaraan Faeyza lah yang selalu membantunya dan mereka sudah bersahabat dari kecil . Oh iya tentang Faeyza , laki laki itu adalah anak dari seorang pemilik sekolahan nya dan juga pewaris tunggal dari perusahaan terbesar di Indonesia .
" Za , Ana kemana ? " tanya Syakilla
"Dia gak sekolah Sya , tadi malem abis balapan , biasa " jawab Faeyza
" serius kamu ? Kenapa gak dilarang sih kan bahaya " ujar Syakilla khawatir
" yaelah woles Sya , kaya gak tau si Ana aja lo "
" tapi Za , dia kan sahabat kita , harus nya kita larang dong itu kan membahayakan dirinya sendiri "
" percaya aja sama Ana , Sya . Emangnya lo mau Ana kelaperan kalau dia gak punya uang karena gak ikut balapan ? ' cetus Faeyza
Syakilla nampak berfikir , dirumahnya kan ia hanya seorang anak tunggal , dan ia juga tidak memiliki teman ? Sebuah ide terlintas .
" aha ! "
"Aku punya ide , gimana kalau Ana tinggal dirumahku aja , lagian aku juga anak tunggal " cetus Syakilla
"Kalo bisa juga udah gue bawa ke rumah gue Sya-------yang " sahut Faeyza dengan cengiran khas nya
"Ih apaan sih , jadi gimana dong " Syakilla nampak sedang berfikir membuat Faeyza gemas ingin mencubit pipi chubby nya Syakilla .
"Zaza ih" protes Syakilla
"Gemes ih , " ujar Faeyza lalu mengambil kacamata Syakilla
Deg
Cantik.batin Faeyza
"Za ! Balikin kacamata aku " protes Syakilla
"Lo cantik tau Sya kalo copot kacamata gini , coba deh sini dulu bentar " ujar Faeyza
Syakilla hanya menatap Faeyza bingung , namun ia menuruti permintaan Faeyza .
Srett..
Faeyza melepaskan tali rambut Syakilla dan membiarkan rambut Syakilla tergerai .
"Faeyza ! " lagi lagi Syakilla protes , namun kali ini ia langsung mengambil kacamatanya lalu pergi meninggalkan kelas menuju toilet .
"Sya! " panggil Faeyza namun tak di gubris oleh Syakilla
" Manis " gumam Faeyza lirih
Tak lama kemudian , Syakilla sudah muncul di depan pintu hendak memasuki kelasnya . Namun ia tak menemukan Faeyza
Keningnya berkerut " kemana Zaza ? "
Tiba tiba seseorang menepuk pundaknya pelan
" cie cari gue , kangen ya " tuduh Faeyza
"Zaza ih " geram Syakilla karena membuat nya terkejut .
"Hehe sory , ntar balik bareng gue ya "
"Ogah "
"Ke kosan Syailla " ajak Faeyza
"Oke "
Bel pulang telah berbunyi , kini Syakilla bersama Faeyza telah berada di parkiran . Sudah menjadi hal biasa ketika Syakilla si cewek cupu dekat dengan Faeyza , namun tak ada yang berani membully Syakilla karena mereka tak mau berurusan dengan Faeyza dan Ana sang penguasa .
"Nih helmnya " Faeyza memberikan helm yang ia pinjam untuk Syakilla
"Kamu bawa dua helm ? " tanya Syakilla
"Gak , ini minjem "
"Oh gitu , ya udah yuk berangkat "
"Bentar deh , ni pake jaket gue , mendung tuh ntar lo kedinginan " seru Faeyza
"Gak usah kamu aja yang pake, kan kamu yang nyetir "
"Yaelah , nurut aja kenapa sih , ntar lo kedinginan terus sakit gue juga yang di tampol Ana "
Syakilla sudah membayangkanya , yah iya tau betul sahabatnya Ana memang selalu menjaganya dengan baik .
"Baiklah " Syakilla memakai jaket yang diberikan oleh Faeyza tadi
Hanya ada keheningan di perjalanan mereka , Faeyza yang fokus mengendarai motor dan Syakilla larut dalam fikiranya sendiri .
"Sya..dah nyampe "
"Sya ! " panggil Faeyza
"Hah ! Ya dah nyampe ya ? "
"Iya sayang dah nyampe ini , betah banget ngelamunya "
"Zaza ih ! " protes Syakilla , entah kenapa pipi nya merona sekarang .
"Cie bulshing.." ejek Faeyza
Syakilla tak mendengarkan perkataan Faeyza , ia langsung mengetuk pintu kosan Syailla , tak lama kemudian muncullah Syailla dengan wajah yang lelah alias mengantuk dan masih acak acakan , sepertinya dia baru bangun tidur .
"Ah kalian , ma--" belum selesai Ana berbicara tapi Faeyza sudah masuk terlebih dahulu seolah itu adalah rumahnya sendiri .
"Dasar bocah ! " cibir Ana
Syakilla hanya tersenyum menanggapi ucapan Ana . Kemudian mereka pun masuk ke dalam kosan . Disana sudah ada Faeyza dengan santai nya tiduran di kasur Ana . Yah , Kos - kosan Ana memang tak luas dan bagus tapi cukup layak untuk ditempati . Didalamnya hanya ada satu ruangan kamar tidur , kamar mandi dan dapur . Tapi Ana tak pernah menggunakan dapurnya karena ia tak bisa memasak. Mereka pun terduduk di lantai dengan beralas karpet tipis .
"Na , kenapa gak masuk tadi , nggak chat pula ? Kan aku khawatir " ucap Syakilla
" biasalah Sya , gue ketiduran tadi jadi gak sempet kasih tau lo " jawab Ana
"Dah makan Na ?" tanya Syakilla
"Belum hehe "
"Ya udah cari ma--" belum sempat Syakilla selesai bicara ponselnya berbunyi.
"Bentar ya Na dari ibu " ucap Syakilla
"Assalamualaikum bu , ada apa ? "
"Walaikumsalam sayang , cepatlah pulang , ibu sudah memasakan makanan kesukaanmu "
"Ah iya bu , sebentar lagi aku pulang " ucap Syakilla
" ya sudah , hati hati dijalan , ibu tutup ya , Assalamualaikum "
"Walaikumsalam "Syakilla memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku rok nya .
Sebuah ide terlintas , selama ini ia tak pernah membawa teman temanya kerumah nya , ibunya sudah memasak dan Ana juga belum makan .
Berniat untuk membantu Ana , Syakilla pun mengajak Ana dan Faeyza untuk makan di rumahnya .
Syakilla menatap Faeyza dan Ana bergantian . Faeyza dan Ana yang ditatap seperti itu pun menghentikan obrolan mereka .
" why ? " tanya Ana
" ke rumah ku yuk , ibu masak banyak hari ini , pasti ibu senang kalau aku membawa teman temanku yang sedang kelaparan "
Mata Ana terlihat berbinar , difikianya saat ini adalah 'Makan Gratis ' . Ana mengangguk cepat dan segera bersiap diri mengingat dirinya yang baru saja bangun tidur .
"Tunggu gue , jangan ditinggall!!! " teriak Ana sebelum memasuki kamar mandi .
Syakilla hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya itu .
"Sahabat lo tuh , giliran makan gratis aja langsung semangat " cibir Faeyza
Syakilla tersenyum lalu berkata " bukanya itu sahabat kamu ya Za "
"Aha ! Betul sayang " ujar Faeyza dengan senyum jahilnya .
Syakilla melempar bantal tepat di menimpa kepala Faeyza , entah tenaganya terlalu kuat hal itu membuat Faeyza yang sedang terduduk jadi terhuyung kebelakang lalu .
Gubrakk..
" haha rasain tuh " tawa Syakilla pecah seketika .
Faeyza memasang wajah masamnya , kemudian ia tersenyum tipis , entah kenapa melihat Syakilla tertawa karena dirinya ia merasa bahagia . Mana mungkin kan seorang Faeyza Abraham yang merupakan cowok 'most wanted' di sekolahnya tertarik pada seorang gadis cupu yang sedang tertawa didepanya ini .
Tak lama kemudian Ana sudah keluar dari kamar mandi dalam keadaan Fresh . Meski penampilanya sederhana hanya dengan kaos putih pendek dan celana jeansya tapi tak membuat Ana terlihat jelek . Sejenak Syakilla merasa melihat dirinya sendiri saat melihat Ana , karena saat dirumah Syakilla juga berpenampilan seperti gadis lainya alias tidak cupu . Terkadang ia merasa Ana memang memiliki kemiripan dengan dirinya , namun pemikiran itu selalu ia tepis karena ia yakin dirinya adalah anak tunggal jadi mana mungkin ia memiliki saudara .
"Oyy , napa pada diem , yuk ah gue laper " ajak Ana . Gadis itu hanya mengerai rambutnya setelah ia rapikan karena merasa sudah lapar
" yang ngajak makan sebenarnya tadi siapa sih " gerutu Syakilla
Ana hanya memasang cengiran khas nya .
Faeyza menolak ajakan Syakilla karena ia ada keperluan mendadak , jadilah hanya Syakilla dan Ana yang pergi .
Sesampainya di rumah Syakilla menyuruh Ana menunggunya di ruang tamu . Syakilla tidak melihat ibu nya jadilah ia pergi ke kamarnya untuk berganti baju .
"Kila , Kenapa tidak makan " ucap Sintia pada seorang gadis yang sedang duduk di ruang tamu
Merasa ada seseorang yang berbicara , Ana pun menoleh berniat untuk melihat siapa yang sedang berbicara . Ia hanya tersenyum ketika seorang wanita paruh baya berdiri didepan pintu .
"Hai tante , aku temenya Syakilla , namaku Ana tante " Ana mengulurkan tangan nya .
"Kamu ini bercanda nya gak lucu ah , kamu gak bisa bohongin ibu Killa " ucap Sintia
Ada apa dengan ibu nya Syakilla ? .batin Ana
" Ibu aku disini " teriak seseorang yang baru keluar dari kamarnya .
Sintia sangat terkejut melihat putrinya yang baru saja keluar dari kamarnya , lalu siapa gadis dihadapanya ini kenapa sangat mirip . Mana mungkin jika orang yang dihadapanya saat ini adalah putrinya yang telah lama menghilang .
"Oh iya bu , ini temen Killa di sekolah namanya Ana " ucap Syakilla , tapi ibunya ini masih terdiam
"Bu.." seru Syakilla
" Ah yahh , maafkan ibu tadi ibu kefikiran sesuatu , ah Ana kamu sangat cantik ,maafin tante tadi ya " Sintia membelai Ana lembut penuh kasih sayang
"Iya tante " Ana tersenyum kikuk , namun ada sesuatu yang membuatnya merasa nyaman dan bahagia melihat ibunya Syakilla , sejenak ia berfikir kapan dirinya merasakan kasih sayang dari seorang ibu , dirinya saja sudah sendirian dari kecil , ia tak pernah tau dimanakah kedua orang tuanya .
"Ya sudah kita makan yuk " ajak Sintia lalu menggandeng lengan Syakilla dan Ana dan membawa mereka ke meja makan .
Mata Syakilla dan Ana berbinar ketika melihat makanan kesukaan mereka yang terhidang dimeja makan .
"Perkedel jagung dan udang balado " seru Syakilla dan Ana bersamaan
Mereka kemudian saling memandang lalu tertawa bersama .
Mereka langsung duduk dan mengambil makanan kesukaan mereka .
"Wah tante pintar , mana bisa tante tau makanan kesukaanku " ucap Ana antusias
"Wah benarkah , sama dong dengan Syakilla . Syukurlah kalau kamu suka Ana " jawab Sintia dengan senyumannya
"Kalau begitu habiskan lah , sepertinya kalian tak akan membiarkan makanan itu tersisa " lanjutnya
" Siap kapten " lagi lagi ucap Syakilla dan Ana bersamaan , mereka hanya terkekeh lalu melanjutkan dengan makananya
Sintia tersenyum lembut melihat keakbran Ana dengan Syakilla .
Mungkinkah jika dia masih ada disini Syakilla akan tertawa bahagia seperti itu , tapi bagaimana bisa mereka sangat mirip . batin Sintia
nice story :)
Comment on chapter prolog