Pagi ini seluruh Siswi dan Wali Murid SMK Bhakti datang ke Gedung Nasional yang sudah disewa untuk acara wisuda sekolah, Siswi memakai kebaya dengan make-up natural.
Mengikuti acara yang sudah dipersiapkan, lalu diakhir acara ada pembagian Raport dan Ijazah oleh Bapak Kepala Sekolah. Tidak lupa kegiatan selfie? bersama teman-teman satu kelas dan Wali Kelas.
"Eh nanti kita foto sendiri ya di depan!" ajak Poppy.
"Oke." sahut Tania dan Nila.
Begitu selesai acara kami berebut foto dengan orang tua memakai topi toga, baru kemudian foto bersama Nila, Tania dan Poppy.
Ibu hanya tersenyum melihat tingkah kami, karena beliau yang memotret kami menggunakan kamera milik Nila.
"Tan, ayo pulang!" ajak Pak Dito (Papanya Tania).
"Iya sebentar Pa." kata Tania, "Eka, Ibu pulang yuk! Pulang sama Tania aja!" ajak Tania kepadaku dan Ibu.
"Jangan." ucap Ibu.
"Sudah tidak apa-apa Bu!" kata Pak Dito.
Aku dan Ibu hanya tersenyum lalu pamit kepada Nila dan Poppy, kemudian masuk ke dalam mobil Pak Dito.
"Jangan merasa sungkan Bu, Eka! Tania banyak bercerita kepada saya dan Mama -nya tentang Eka dan Ibu, kalau boleh jujur alasan saya dan Mama bersikap kembali seperti semula adalah kalian. Kalian yang sudah menginspirasi saya dan istri." kata Pak Dito sambil menyetir mobilnya.
"He-he-he maaf ya Eka, Ibu aku ceritakan ke Papa dan Mama." ucap Tania dengan senyum simpulnya.
Memang dulu Tania sangat sedih karena kedua orang tuanya sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing belum lagi saat weekend, waktu yang seharusnya dipakai untuk keluarga digunakan untuk kepentingan masing-masing. Sejak kenaikan kelas XII kedua orang tua Tania berubah, mereka jadi lebih mementingkan Tania Putri semata wayangnya.
"Wah saya jadi malu Om." ucap Eka.
"Sudah jangan malu, kamu kan sahabatnya Tania! Nggak perlu malu Ka." kata Pak Dito.
"Pa, Eka bisa masuk STAN Surabaya loh! Hebat kan?" ucap Tania memberitahu Papanya.
"Wah, yang benar? Hebat dong. Selamat ya Eka! Lalu kamu gimana sayang?" tanya Pak Dito.
"Argh kamu lebay Tan! Kamu kan juga pintar!" ucapku sedikit kesal karena malu Tania memujiku kepada Papanya.
"Tania diterima di STAN Malang Pa." kata Tania.
"Ya sudah lusa kan weekend gimana kalau kita ke Malang? Mencarikan kost untuk kamu!" saran Pak Dito.
"Boleh Pa, tapi Tania ajak Eka juga ya Pa! Boleh kan Pa?" tanya Tania.
"Iya tentu saja boleh." sahut Pak Dito mengiyakan begitu saja permintaan Putrinya.
Aku terkejut saat Tania mengajakku mencarikan kost untuk dirinya selama kuliah di Malang.
"Mau kan Ka? Boleh kan Bu?" tanya Tania sambil menghadap ke arah aku dan Ibu duduk.
"Apa ndak merepotkan Pak?" tanya Ibu.
"Tentu tidak Bu!" kata Pak Dito.
"Ayo Ka! Lusa ikut ya!" pinta Tania.
Aku tersenyum, "Iya aku ikut Tan."
"Terima kasih ya Bu, Ka!" kata Tania.
"Iya." ucap ku dan Ibu.
Ketika sudah sampai di depan rumah, aku dan Ibu turun serta mengucapkan terima kasih kepada Pak Dito.
"Daa Eka." kata Tania.
Aku dan Ibu masuk, "Assalamualaikum Nek."
"Waalaikumsalam Nak." jawab Nenek dari dapur.
Aku dan Ibu mengganti pakaian lalu membantu Nenek memasak di dapur, sore ini aku dan Nenek membantu Ibu berjualan di Warung. Alhamdulillah banyak pembeli yang datang ke Warung Ibu, sehingga kami bisa cepat pulang.
***
Setelah shalat subuh aku dan Ibu ke Pasar kami membeli bahan-bahan untuk memasak makanan yang akan dijual, baru saja sampai di rumah Tania berkunjung ke rumah.
"Eka, Eka..." panggil Tania sambil memarkirkan sepeda motornya.
"Loh Tania? Ada apa Tan?" tanyaku berjalan menghampiri Tania membuka pintu, "Duduk dulu Tan." kataku.
"Maaf ya aku kesini pagi-pagi." kata Tania.
"Memangnya ada apa Tan?" tanyaku.
"Loh? Kita kan harus mengambil foto di percetakan Ka." kata Tania.
"Foto apa ya Tan?" tanyaku kebingungan.
"Astaga, foto wisuda sayang." kata Tania geram, "Lupa ya?" tanya Tania.
"Astaghfirullah lupa aku Tan!" kataku menepuk jidat, "Tunggu sebentar ya Tan! Aku mandi dulu!" kataku.
Dengan tergesa-gesa aku mandi serta mengganti pakaian lalu ikut Tania ke kantor percetakan, mengambil foto-foto kami saat memakai Topi Toga serta mencetak foto yang ada di kamera milik Tania.
"Tunggu sebentar ya Mbak!" kata Karyawati di percetakan foto.
"Iya Mbak." kata Tania.
Aku dan Tania duduk, "Kita nanti antar foto-foto teman-teman ke sekolah Ka!"
"Iya Tan, nanti setelah itu kita ke Perpustakaan ya! Mau mengembalikan buku." kataku.
"Iya Ka." kata Tania.
"Mbak, sudah." kata Karyawati.
Karyawati memberikan foto-foto milik SMK Bhakti juga foto yang dicetak oleh Tania, kemudian aku membonceng Tania menuju Sekolah. Begitu sampai di Sekolah aku bersama Tania menyerahkan foto-foto wisuda kepada Pak Wanto supaya dibagikan kepada setiap Siswi, kami berjalan ke Perpustakaan yang letaknya tidak jauh dari Ruang Guru. Ternyata di Perpustakaan Nila dan Poppy sudah menunggu kami.
"Hey." sapa Nila.
"Hey, udah dari tadi ya?" tanyaku.
"Iya nih Ka, Elu berdua lama amat sih! Kan jemput Eka doang!" omel Nila tidak ada jeda disetiap kata yang diucapkannya.
"Siapa bilang?" kataku.
Tania mengeluarkan foto dari ranselnya, "Ini nih!" ucap Tania memberikan foto itu kepada Nila dan Poppy, "Kita tadi ambil foto sekalian cetak foto yang di kamera aku." kata Tania menjelaskan alasan mereka terlambat datang.
"Loh kenapa ada dikalian?" tanya Poppy.
"Kita yang ambil sayang." kataku.
"Kantin yuk! Laper!" ajak Nila.
"Eh tunggu Nil, Tania dan Eka belum mengembalikan bukunya." cegah Poppy.
"Oke kita tunggu." kata Nila sambil melihat ponsel yang dipegang.
Aku dan Tania mengembalikan buku kepada Bu Tessa selaku Guru Perpustakaan, baru setelah itu kita berjalan bersama-sama menuju kantin.
"Kalian kerja di mana?" tanya Bu Celyn.
"Saya di tempat Prakerin kemarin Bu!" ucap Nila.
"Kalau aku belum Bu!" sahut Poppy.
"Lalu kalian?" tanya Bu Celyn penasaran.
"Eka kuliah di STAN Surabaya Bu, kalau Tania kuliah di STAN Malang Bu." kata Tania.
"Wah, selamat ya Nak!" kata Bu Celyn.
"Terima kasih Bu." ucapku dan Tania bersamaan.
"Iya, saya ke Kantor dulu ya." ucap Bu Celyn bergegas menuju Ruang Guru.
"Iya Bu." kata Tania.
***
Karena di sekolah tidak ada kegiatan, kami memutuskan untuk pulang.
"Nek, Bu, Tania pulang ya! Oh ya Ka, besok kita berangkat ke Malang pagi mungkin jam 9." kata Tania kemudian mencium punggung tangan Nenek dan Ibu.
Tania pulang, sedangkan aku membantu Ibu dan Nenek memasak di dapur. Sore hari aku menyiapkan baju ganti selama di Malang, mengantisipasi jika baju yang aku pakai basah terkena hujan apalagi cuaca di Malang sangat berbeda dengan di Kota Surabaya juga tidak bisa diprediksi.
nice dan fresh story authorr!! :)
Comment on chapter Prolog