Pagi ini Tania sudah menjemputku, kita akan bersama-sama berangkat menuju STAN Surabaya untuk melihat hasil tes.
"Bu, Nek kami berangkat ya." ucapku dan Tania bersamaan.
Aku dan Tania mencium punggung tangan Ibu juga Nenek lalu Tania memboncengku menuju STAN. Jarak STAN dengan rumah tidak begitu jauh.
Calon Mahasiswa-Mahasiswi baru diminta untuk mengikuti tes sebagai syarat tidak terkecuali aku, meskipun aku sudah mendapatkan beasiswa namun juga harus mengikuti persyaratan.
** Di Mading Aula **
Calon Mahasiswa-Mahasiswi baru diminta untuk melihat hasil tes di Mading Aula, karena hasil tes sudah ditempelkan oleh Panitia di Mading tersebut. Aku dan Tania menerobos kerumunan Mahasiswa saling mencari nama masing-masing yang tertulis dilembaran kertas yang tertempel di Mading.
"Yeay... Namaku ada." teriakku dengan sangat keras.
"Duh, Alay Lu!" sahut salah satu Mahasiswi yang berdiri di sampingku.
Dengan tanpa rasa bersalah aku keluar dari kerumunan Mahasiswa-Mahasiswi itu, aku berdiri di ujung koridor menunggu Tania menghampiriku.
"Tan, gimana?" tanyaku dengan wajah berseri.
"GAGAL Ka." ucap Tania berjalan menghampiriku dengan tatapan syahdu, "Selamat ya Ka." kata Tania menjabat tanganku.
"Loh? Lalu gimana Tan?" tanyaku panik.
"Aku lolos di Malang Ka, jadi kemungkinan besar aku akan pindah ke sana!" kata Tania.
"Yah.. Sayang sekali ya Tan! Padahal masuk di STAN adalah impian kita berdua." kataku.
"Nggak apa-apa Ka, yang penting kita berdua bisa jadi Mahasiswi STAN. Jangan lupakan aku ya Ka!" pinta Tania merasa sedih.
"Iya Tan! Kamu juga, jangan lupa main ke rumah ya kalau pulang ke Surabaya." kataku.
"Pasti, ayo pulang!" ajak Tania.
"Iya Tan." kataku.
Kami berdua pulang, sesampainya di rumah aku melihat wajah Nenek dan Ibu tegang.
"Assalamualaikum Bu, Nek. Ibu dan Nenek tenang saja, Eka lolos Bu! Eka akan jadi Mahasiswi STAN Surabaya." kataku kemudian memeluk Ibu dan Nenek yang sedang berdiri di depan dapur.
"Serius Nak?" tanya Nenek.
Nenek dan Ibu memelukku sangat erat, bahkan sejenak aku melupakan Tania yang sedang merasakan kesedihan.
"Tania bagaimana?" tanya Ibu saat melihat Tania masuk ke dalam rumah.
"Tania lolos di Malang Bu, Nek!" kata Tania kemudian duduk.
"Jadi kalian akan terpisah?" sahut Nenek.
"Iya Nek, Tania akan kost di sana. Tapi tenang aja Eka, Ibu, Nenek Tania akan main sering main kemari saat liburan semester." kata Tania.
Aku memeluk sahabatku, Tania. Rasanya sulit mendapatkan sahabat sepertinya, yang mengerti bagaimana pemikiran dan bisa menghadapi sifat ku.
"Bakalan kangen berat sama kamu Tan!" kataku.
"Sama, tenang aja kita kan masih bisa contact lewat BBM." ucap Tania.
"Mana punya aku akun sosial media begitu Tan! Kamu meledek aku ya?" tanyaku dengan menggoda Tania.
"He-he-he iya ya. Aku lupa Ka, tapi kan kamu ada laptop? Ya udah pakai e-mail saja!" kata Tania malah tertawa terbahak-bahak.
"Iya!" kataku.
"Eka, kita ke sekolah yuk! Ini ada gladi bersih di Aula, aku mendapat pesan dari Poppy!" ajak Tania usai membaca pesan singkat di ponselnya.
Aku mengangguk kemudian bergantian dengan Tania mencium punggung tangan Ibu dan Nenek, lalu berangkat menuju SMK Bhakti.
Sesampainya di Aula semua Siswi sudah berkumpul, sebentar lagi akan ada gladi bersih wisuda. Serta akan dilakukan cap 3 jari di kelas masing-masing.
"Baju yang sudah disepakati adalah kebaya, jadi kalian akan memakai kebaya dengan dandanan yang natural saja ya!' ucap Pak Wanto yang tak lain adalah Wakil Kepala Sekolah.
"Iya Pak." ucap Seluruh Siswi saat di Aula.
Semua Siswi memasuki kelas masing-masing untuk bergantian melakukan cap 3 jari di kelas, teman-teman banyak yang memilih bekerja setelah lulus hanya ada beberapa Siswi melanjutkan kuliah.
"Eh, Foto dulu yuk!" ajak Poppy.
"Di mana Pop?" tanya Tania antusias.
"Di Taman Bungkul aja!" saran Febri.
"Boleh juga itu!" sahut Tania.
Usai cap 3 jari Siswi kelas XII Akutansi 1 melakukan foto bersama-sama di Taman Bungkul, karena terik matahari semakin menyengat kami memutuskan untuk pulang.
"Ka, kita foto sendiri yuk! Sambil jalan-jalan." ajak Tania.
"Ke mana Tan?" tanyaku.
"Tunjungan Plaza aja! Di foto box gitu." kata Tania.
"Ikut dong!" pinta Nila dan Poppy yang memarkirkan kendaraannya disamping kendaraan Tania.
"Argh, Elu ikut mulu!" sahut Tania diikuti dengan tawanya, "ya udah ayo berangkat!"
Kami berangkat menuju Tunjungan Plaza yang letaknya tidak jauh dari Taman Bungkul, sampai di sana kami foto di Foto Box lalu melanjutkan jalan-jalan melihat koleksi baju di Mall.
"Makan yuk!" ajak Nila.
"Bokek gue Nil!" sahut Poppy.
"Ya elah Elu Pop! Udah ayo, gue bayarin dah!" pinta Nila.
Kami makan di restoran favorit Nila, Nila mentraktir kami karena dia sudah mendapatkan tawaran pekerjaan di tempat Prakerin-nya.
"Puji Tuhan, selamat ya Ndel!" ucap Tania.
"Alhamdulillah ya Ndel!" ucapku.
Ya, panggilan Ndel kita berikan kepada Nila karena sesuai dengan sikapnya yang Endel (centil).
"Makasih ya sahabat-sahabatku!" ucap Nila.
Tuh kan? Udah mulai centilnya, he-he-he.
"Iya, kalian berdua gimana?" tanya Poppy.
"Aku di STAN Malang Pop, kalau Eka diterima di STAN Surabaya." kata Tania.
"Wah keren kalian Tan, Ka." kata Nila.
"Selamat ya Tania Eka!" ucap Poppy dan Nila bersamaan.
"Iya terima kasih ya Pop, Nil." kata Tania.
Selesai makan kita pulang ke rumah masing-masing Tania mengantarkan aku ke Warung karena sudah sore, Tania pamit pulang kepada Ibu kemudian pulang.
nice dan fresh story authorr!! :)
Comment on chapter Prolog