Read More >>"> Perfect Love INTROVERT (Two) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Perfect Love INTROVERT
MENU
About Us  

KRING...KRING...KRING...

Suara bel masuk kelas sudah berbunyi, ini hari terakhir siswa-siswi menghadapi Ujian Akhir Semester. Suasana di kelas dari ramai berubah menjadi hening, tidak ada suara siswa-siswi di dalam kelas. Kita terfokus pada lembar soal dan lembar jawaban diatas meja.

Hari ini Bapak/Ibu Guru juga mengumumkan hasil yang didapatkan siswa-siswi, nilai yang aku peroleh sangat bagus dan memuaskan.

Pada saat penerimaan Raport, wali kelas mengadakan rapat di dalam kelas bersama wali murid untuk membahas ujian nasional yang akan dihadapi oleh siswa-siswi pada tahun ajaran berikutnya.

Ibu dan Bu Ratna membahas SMA mana yang tepat untuk aku mendaftarkan diri dan melanjutkan sekolah, aku sempat mendengar hal itu! Namun keinginanku sangat berbeda, aku akan mendaftarkan diri sebagai calon siswi SMK Bakti bukan SMA favorit.

"Hasil Raport kamu gimana Eka?" tanya Nabil teman satu kelas.

"Aku belum mengetahuinya Nab, Ibu masih ada di dalam!" kataku sambil menunjuk ruang kelas yang masih banyak wali murid, "aku lihat nilai kamu boleh kan Nab?"

Nabil kemudian memberikan Raport yang sudah diberikan oleh sang Ayah, aku memperhatikan nilai-nilai itu! Hingga akhirnya Ibu keluar dari kelas, beliau memberikan Raport kepadaku.

"Sebentar ya Bu, aku lihat nilainya." kataku membuka Raport lalu memperhatikan nilai demi nilai yang ditulis oleh Bu Ratna.

"Iya, kali ini tidak ada ranking. Bu Ratna tadi menyampaikan begitu." kata Ibu menungguku duduk dikursi di depan kelas.

Teman-teman juga melihat nilai yang aku dapatkan, aku melihat ekspresi wajah mereka terkejut dengan nilai yang aku peroleh. Memang angka yang ada di Raport tidak kurang dari 85, bahkan nilai 90 hingga 95 yang sering terlihat di kolom nilai.

"Wah hebat kamu Eka." ucap Nabil.

"Nilai kamu juga bagus Nabil." kataku memuji nilainya, memang Nabil memiliki tingkat kecerdasan yang bagus sayangnya Nabil sendiri tidak pernah mengasah kemampuannya. 

Bahkan selama ini isi otaknya hanyalah segala permasalahannya dengan pacarnya, Nabil menceritakan segala rahasianya kepadaku. Aku mencoba bersikap terbuka dengannya namun tetap tidak bisa.

**

"Wah, langsung daftar di SMA favorit aja besok Ka.." kata Ridlo.

"Ah kamu bisa saja Dlo! Aku mau daftar di SMK untuk besok." kataku.

Teman-teman menatapku dalam diam, aku mengetahui sebenarnya mereka ingin menanyakan Sekolah yang aku pilih.

Bu Ratna keluar dari ruang Kelas yang tentunya membubarkan kerumunan aku bersama teman-teman.

"Sudah.. Sebaiknya kalian pulang, jangan lupa persiapkan diri kalian untuk menghadapi Ujian Nasional!" saran Bu Ratna lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

"Iya Bu.." kata siswa-siswi.

"Aku pulang dulu ya! Dadaa..." kataku kemudian pulang bersama Ibu.

Di perjalanan pulang Ibu menanyakan kepadaku tentang perkataan ku di Sekolah tadi, aku menjelaskan kepada Ibu karena ingni belajar akutansi lebih dalam lagi. Kami sempat berdebat, Ibu memintaku untuk melanjutkan sekolah di SMA Negeri, tetapi aku tetap menolak.

"Assalamualaikum Nek." sapaku masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam Nak." kata Nenek keluar dari dapur.

"Loh Ibu masak apa?" tanya Ibu terkejut saat mengetahui Nenek memasak.

"Ini, tadi Ibu masak makanan kesukaan cucu Nenek." kata Nenek meletakkan makanan kesukaanku di meja makan, "Ayo makan dulu!" pinta Nenek.

Aku dan Ibu duduk kemudian makan bersama Nenek.

"Bagaimana nilai di sekolah?" tanya Nenek.

"Bagus Nek." jawabku.

"Oh iya, semalam Bu Cicik memberikan Nenek brosur SMA Negeri. Kamu coba daftar ya!" pinta Nenek.

"Ehm, Eka mau daftar SMK Nek!" kataku, "Eka mau mendalami ilmu Akutansi Nek, Bu! Kalau SMK kan bisa mendalami Akutansinya, kalau SMA Negeri hanya mempelajari seputar akutansi saja Nek, Bu!" kataku menjelaskan alasan masuk SMK.

"Bukannya kamu mau jadi lulusan mahasiswi Sekolah tinggi akutansi?" tanya Nenek.

"Iya Nek! Eka masih ingin mewujudkan cita-cita itu! Makadari itu Eka masuk SMK supaya bisa cepat bekerja, kalau uang Eka sudah terkumpul akan mendaftarkan diri di sekolah tinggi akutansi Nek, Bu!" kataku.

"Oh, begitu." kata Nenek.

"Ya sudah, Ibu memasak dulu ya!" kata Ibu berjalan masuk ke kamar mengganti pakaiannya kemudian memasak di dapur.

"Iya Bu! Nanti Eka bantu jualan ya Bu!' ucapku sambil meletakkan piring yang akan dicuci.

Nenek sudah siap membantu Ibu memasak di dapur, sedangkan aku mencuci piring lalu mengganti pakaian kemudian belajar.

Selama libur sekolah aku membantu Ibu berjualan menggantikan Nenek, Eka tidak tega melihat beliau terlalu lelah apalagi siang Nenek juga membantu Ibu memasak di dapur.

**

Libur kenaikan kelas yang hanya 14 hari itu tidak terasa, sekarang waktunya siswa-siswi masuk sekolah seperti biasanya. Bu Ratna selaku wali kelas memberikan pengarahan tentang ujian nasional dan tambahan pelajaran yang akan diberikan Bapak/Ibu Guru.

"Mulai hari Senin depan anak-anak kelas 3 akan mendapatkan tambahan pelajaran dengan mata pelajaran sesuai ketentuan ujian nasional!" kata Pak Rudi saat upacara tadi pagi.

Di perjalanan pulang aku mampir ke toko buku, membeli buku kumpulan soal-soal ujian nasional. Di sebelah kiri aku berdiri ada buku Akutansi yang tersusun rapi diantara banyaknya buku, aku membaca daftar isi pada buku Akutansi.

Dinginnya angin membuat aku tersadar, apalagi matahari semakin tenggelam. Aku berjalan ke kasir membayar buku kumpulan soal-soal.

"Assalamualaikum Nek, Bu!" sapaku bersamaan dengan masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam Nak! Kenapa baru pulang? Dari mana saja?" tanya Ibu.

"Maaf Bu, tadi Eka membeli buku. Di sana Eka membaca buku Akutansi eh lupa waktu Bu! Maaf ya Bu." kataku mencium punggung tangan Ibu.

"Ya sudah kamu di rumah saja ya! Biar Nenek yang membantu Ibu." pinta Nenek.

"Iya Nek." kataku.

Memang Ibu memintaku untuk tidak membantu beliau menjual makanan di warung, beliau memintaku untuk belajar dan belajar mengingat beberapa bulan lagi aku akan menghadapi ujian nasional.

Kesibukanku hanyalah sekolah dan belajar walaupun hari libur, meski begitu aku tidak merasa bosan dengan membaca dan menjawab soal-soal pada buku yang kubeli.

**

Saat ujian Nasional aku tidak merasa kesulitan karena soal-soal hampir mirip di buku yang aku beli.

Hari pengumuman tiba.

Semua siswa-siswi berkumpul di Aula, karena Pak Rudi akan mengumumkan hasil ujian nasional.

"Semuanya sudah berkumpul ya? Oke.. saya akan mengumumkan danem kalian!" ucap Pak Rudi yang duduk diantara Bapak/Ibu Guru seluruh Wali kelas IX.

"Eka Salima Salsabila..." ucap Pak Rudi belum selesai namun disusul dengan tepuk tangan riuh siswa-siswi lainnya, "Eka. Selamat ya! Nilai kamu paling tinggi di Kabupaten." kata Pak Rudi melanjutkan kata-katanya.

"Hah?" kataku terkejut.

"Iya, selamat ya!" kata Pak Rudi dan Bapak/Ibu Guru yang ada di Aula.

Ucapan juga berasal dari teman-teman satu kelas juga kelas lain, usai pengumuman Pak Rudi memberikanku hadiah berupa formulir pendaftaran SMA Negeri terfavorit di Surabaya namun aku menolak tawaran beliau. Aku memberitahukan kepada beliau bahwa akan melanjutkan sekolah di SMK serta memberikan alasannya, dengan rasa kecewa Pak Rudi akhirnya menerima kembali formulir itu serta mencoba berbesar hati menerima keputusanku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    nice dan fresh story authorr!! :)

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Temu Yang Di Tunggu (up)
15123      2403     12     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
Black Roses
27495      4005     3     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
injured
1158      629     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
Wannable's Dream
33861      4852     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
Power Of Destiny
10984      2586     4     
Fan Fiction
Lulu adalah seorang wanita yang mempunyai segalanya dan dia menikah dengan seorang cowok yang bernama Park Woojin yang hanya seorang pelukis jalanan di Korea. Mereka menikah dan mempunyai seorang anak bernama Park Seonhoo. Awal pernikahan mereka sangat bahagia dan sampai akhirnya Lulu merasa bosan dengan pernikahannya dan berubah menjadi wanita yang tidak peduli dengan keluarga. Sampai akhirnya L...
Truth Or Dare
7602      1397     3     
Fan Fiction
Semua bermula dari sebuah permainan, jadi tidak ada salahnya jika berakhir seperti permainan. Termasuk sebuah perasaan. Jika sejak awal Yoongi tidak memainkan permainan itu, hingga saat ini sudah pasti ia tidak menyakiti perasaan seorang gadis, terlebih saat gadis itu telah mengetahui kebenarannya. Jika kebanyakan orang yang memainkan permainan ini pasti akan menjalani hubungan yang diawali de...
Gomawo
2219      873     10     
Fan Fiction
Dia, datang. Dia, merubah. Dia, dunia. Hidup seorang Park Jihoon berubah 180 derajat setelah bertemu dengannya. Seorang yeoja bernama Yi Rang yang telah merubah dunianya. Yang membuatnya bahagia sekaligus berdebar menunggu kedatangannya. Yang membuatnya mampu untuk berani menggenggam tangan yeoja tersebut dengan penuh ketulusan.
You Are The Reason
1958      780     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...