Alvin, Aldan, dan Daniel sedang menghabiskan makanan yang dibuat Adeev yang sebenarnya untuk Gada, sedangkan Gada dia lebih memilih menikmati bakso dan es jeruk dari pada memakan makanan yang dibuat Adeev
"Gaf!!" panggil Daniel
"Kenapa sih elo ga suka sama Adeev? Dia cantik, baik, pinter, apa yang kurang coba dari dia?" tanya Daniel
"Atau sebenernya elo suka dia ya? Tapi elo takutkan?" samber Aldan
Mendengar itu pikiran Gafa berkelana ke beberapa tahun lalu dimana dia belum menjadi idola
Flashback on
"Gafa, kenapa sih Gafa ga pernah mau kalo di tawarin rekaman?" tanya gadis yang ada di sampingnya
"Gafa aku tuh pengeeennnnn banget kalo suatu saat Gafa bisa jadi seorang bintang, bintang yang paling bersinar, bintang yang paling indah" cerocos gadis itu
"Gafa mau kan suatu saat jadi bintang? Kalo misalnya aku punya satu permohonan yang bisa dikabul, aku sangat sangat ingin Gafa jadi seorang bintang" mendengar itu Gafa yang tadinya hanya merangkul sang gadis sambil menatap kedepan langsung membalikkan tubuhnya menatap gadis itu seakan ia berjanji akan mengabulkannya suatu saat nanti
Flashback off
"Gaf.. Gafaaaaa"
"Malah bengong nih anak" dengan jailnya Aldan langsung menghabiskan bakso dan jus jeruk milik Gafa Alvin dan Daniel yang melihat itu hanya menahan tawanya melihat tingkah Aldan.
"Eh baso sama jus gue ko abis sih?" tanya Gafa saat sadar dari lamunannya
"Baksonya kabur kali, males ngeliat orang ngelamun" ucap Aldan dengan cueknya
"Pasti elo yang makan bakso gue kan? Ahhh Aldann begoooo"
"Dih bego ko teriak bego wleee"
Alvin dan Daniel tak henti tertawa melihat tingkah Aldan dan Gafa setidaknya dengan begini Gafa sedikit melupakan kenangan itu.
"Hmm permisi" ucap salah satu siswi yang tiba-tiba menghampiri meja mereka
"Kenapa?" tanya Daniel
"Hmm ka Gafa tadi gue disuruh bu Ningrum buat suruh kaka ke ruangannya" ucap siswi itu yang sepertinya adik kelas mereka
"Oh oke" ucap Gafa singkat dan siswi itupun langsung meninggalkan meja Gafa
Bu Ningrum itu adalah guru matematika mereka, sebenarnya bu Ningrum guru yang baik tapi tegas pada siswa-siswinya terhadap nilai
"Kenapa bu Ningrum nyuruh elo ke ruangannya?" tanya Alvin sedangkan Gafa hanya angkat bahu tanda tau dan langsung pergi ke ruangan bu Ningrum
******
Toktoktok..
"Permisi bu" ucap Gafa dengan sopan
"Gafa silahkan duduk" Gafapun duduk
"Kenapa ya bu manggil saya?" tanya Gafa to the point
"Jadi saya liat nilai kamu itu kecil Gafa, ditambah kamu juga sering izin di jam pelajaran saya" Gafa tidak protes memang itu yang sebenarnya jadi untuk apa protes
"Karna itu saya menyuruh kamu ke sini"
"Iya jadi? Gafa harus ulangan susulan? Atau apa?" tanya Gada tenang
"ngga ga bukan begitu Gafa, tapi saya mau kamu lebih banyak belajar, saya juga sudah membicarakan ini dengan Mama kamu"
Toktoktok...
"Masuk" ucap Bu Ning
"Maaf bu saya telat" Gada yang ragu dengan suara itu langsung membalikkan badannya, kanget melihat ada Adeeva juga. Karena ga mungkin kan nilai Adeeva kecil!! Itu ga masuk akal, meskipun Gada tidak terlalu tau tentang Adeeva tapi Gafa tau Adeev itu salah satu murid berprestasi dia juga sering ikut lomba Matematika.
"ga apa Deev silahkan duduk"
"Gafa seperti tadi yang sudah saya bilang sama kamu, kalo saya sudah membicarakan ini dengan Mama kamu. Dan keputusannya saya dan mama kamu mau Adeeva yang nanti mengajari kamu. Bagaimana Adeeva?"
"Hmm Adeev terserah ibu aja"
"Ok Adeev setuju jadi tidak ada alasan kamu protes Gafa"
Perasaan senang menyelimuti Adeeva. Mengajari Gafa itu artinya dia akan bisa lebih dekat dengan Gafa bukan? Pikirnya.
~