Kini para mahasiswa Universitas Gadjah Mada melakukan prosesi wisudanya, tak heran lagi-lagi Raffa mendapatkan pemegang nilai IP tertinggi tahun ini. Dia memilih untuk langsung pulang ke Jakarta membantu papahnya mengurus bisnisnya
Disini Raffa sekarang duduk di tepi Danau, tempat yang sudah 3 tahun belakangan ini tidak di kunjunginya. Dulu, Raffa sering kesini jika rindu dengan Viola. Dan sekarang dia baru sempat kesini lagi
Kini Raffa memakai jas dilengkapi dengan dasi, dia sangat rapih. Inilah Raffa dia seorang pembisnis sukses yang berhasil di usia muda, bahkan namanya sudah terkenal dimana-mana berkat kesuksesannya
“Ola, kamu tau ga? Sekarang aku udah jadi pembisnis”
“kamu tau ini semua buat kamu. Aku bilang kan semua masa depan ini aku siapin cuman buat kamu”
“kamu lagi apa sekarang? Kamu ga rindu sama aku?”
“Ola aku rindu kamu”
“kamu tau, aku gapernah deket sama cewe manapun, karena aku sayang kamu aku gamau bikin kamu kecewa. Ola”
“ola” teriak Raffa. Raffa kaget ketika sebuah tangan menutupi kedua matanya yang dibasahi bulir bening itu dari belakang dia seperti mengenalinya
“ini siapa?” Raffa berusaha menjauhkan tangan itu dari mukanya
“hai” sapa perempuan itu yang langsung duduk di samping
“Ola?” Raffa kaget ketika melihat Viola ada disampingnya dia dibalut jas putih kebanggaan seorang dokter, yap dia seorang dokter sekarang. Viola langsung memeluk Raffa erat sambil menitikan air matanya
“maafin aku” kata Viola
“aku kangen kamu”
“aku lebih kangen kamu”
“aku lebih lebih lebih kangen kamu” Viola tersenyum
“aku yakin kamu pasti pulang”
#flashback on#
“gue titip itu ya buat Raffa, nanti waktu Raffa sadar mungkin gue udah ga disini. Lo kasihin ya ke dia bilang maaf gue gabisa nunggu dia sampe siuman dari komanya. Kalian jaga diri ya. Oh iya jangan bilang ke siapa siapa soal ini ya, biarin gue pergi dengan tenang” Viola tersenyum lagi lalu kembali tak sadarkan diri
Tiiiittt....
Monitornya jantungnya langsung lurus, para dokter dan petugas lainnya langsung sigap memasuki ruangan Viola dan mereka langsung keluar sambil terus menangis memanggil nama Viola
“Ola plis dont go, jangan tinggalin gue La” kata Elen
“ga mungkin, ini mimpi kan mawar?” Mawar meyakinkan
“engga, lo harus terima ini Mawar”
“engga gue pasti mimpi gue mimpi kan. Ini ga nyata” Elen langsung memeluk mawar dan keduanya langsung menangis
“Viola gimana?” tanya indah, Mawar tak menjawab namun terus terisak
“Viola kenapa Elen?”
“Tadi jantung Viola ga berdetak tante”
Deg,
kaki indah terasa lemas dia hampir pingsan lalu ditahan oleh Raka dan Indah langsung duduk dibantu Raka
setelah sekitar 45 menit Viola ditangani dokter Carla pun keluar
“Dok gimana keadaan anak sya?” tanya Raka
“alhamdulilah pak, detak jantung Viola kembali. Sungguh keajaiban Tuhan, walaupun denyutnya lemah”
“saya akan membawa Viola menjalani pengobatan di Amerika. Saya mau anak saya sehat kembali seperti sedia kala”
“lebih cepat lebih baik pak”
“saya akan urus segera
Setelah mengurus segalanya Viola dibawa keluar bersamaan dengan segala alat yang menempel ditubuhnya
“Ola Good Luck lo pasti bisa” kata Mawar
“Ola semangat yah” kata Elen. Mereka mengatakan seolah olah Ola sadar namun kenyataannya tidak
#flashback off#
Kini Viola dan Raffa sedang berada di sebuah restoran untuk menikmati makan siang bersama, setelah hampir 4 tahun tidak jumpa tak banyak perubahan antara Viola juga Raffa
“iya bu dokter” Raffa terkekeh
“kamu apaansi”
“kamu cocok banget pake jas itu”
“kamu tau selama di Amerika aku nerusin sekolah itu home schooling, aku gaboleh kerja yang berat, aku ga boleh berfikir terlalu berat. Dan setelah aku lulus SMA aku langsung operasi selama beberapa bulan juga aku ngejalanin khemotherapy” Raffa menggenggam kedua tangan Viola
“setelah kamu udah satu tahun lulus, aku baru lulus Raf. Karena satu tahun sebelum aku masuk kuliah aku bener-bener harus fokus buat kemotherapy. Semua aku lakuin buat kamu”
“buat aku?” tanya Raffa
“iya”
#flashback on#
Viola yang sedang menjalani pengobatan di ganggu oleh dering telponnya yang sedari tadi berbunyi. Dilayar itu menampilkan nama Mawar sebagai penghubung. Mereka melakukan video call
--hay Olaa
Viola terharu, disana tidak hanya Mawar ternyata ada Elen, Lauren dan juga Angel
Hayy
--lo kagi khemo ya?
Iya
--lo udah mulai baikkan?
Udah alhamdulillah
--besok lo operasi kan?
Iya
--lo harus semangat ya La, gue kasian sama Raffa belakangan ini dia ga doyan makan, dia selalu murung, dia kaya ga selera ngapa-ngapain
Yaampun Raffa, lo jaga dia ya. Jangan sampe dia sakit
--pasti, La. Lo juga janji ya harus balik kesini
Gue janji. Yaudah udah dulu ya gue dipanggil buat lanjut khemo
#flashback off#
“oh jadi selama ini yang ngasih tau keadaan aku merekaa” Viola mengangguk
“kamu ya, sama aku kamu gabisa dihubungin, tapi kamu malah telponan sama mereka”
“waktu itu aku takut, aku gabisa selamat Raf, aku takut malah nantinya aku ngasih harapan palsu. Makanya aku ga mau mereka bilang apapun”
“yaudah sekarang aku harus banyak bersyukur sama Tuhan karena kamu udah balik lagi ke sisi aku” Raffa mencium punggung tangan Viola