Read More >>"> The War Galaxy (Bersatu Kembali & Pangeran Berdarah Ksatria) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The War Galaxy
MENU
About Us  

Denta dan Aaron masih berjuang untuk mengalahkan Tristan. Mereka mengerahkan seluruh kekuatan mereka dan mengikuti saran Sinb untuk menggabungkan kekuatan, termasuk membuat perisai es untuk melindungi tubuh mereka dari serangan Tristan yang membabi buta itu.

"Tidak bisakah kita berteman?" Teriak Aaron yang masih menghalau api yang keluar dari tangan Tristan.

"Jangan bermimpi! Sebaiknya persiapkan dirimu untuk mati di tanganku!" Ucap Tristan dingin.

"Wkwkwk...Kau ini cukup konyol ya? Bagaimana bisa kau bertarung dengan sesama kesatria sepertiku? Dasar ksatria sinting!" Cibir Aaron yang kini mulai memfokuskan dirinya untuk menggerakkan tangannya agar mengeluarkan cahaya.

Kau ini cukup konyol ya? Bagaimana bisa kau bertarung dengan sesama kesatria sepertiku? Dasar ksatria sinting!" Cibir Aaron yang kini mulai memfokuskan dirinya untuk menggerakkan tangannya agar mengeluarkan cahaya

Aaron pun melirih Denta yang sepertinya juga sudah bersiap menyatukan kekuatan mereka. Mereka seolah berbicara dalam diam. Denta pun melakukan hal yang sama, ia berusaha mengeluarkan partikel salju dari tangannya.

"Sekarang!" Teriak Aaron dan Denta pun mengarahkan tangannya berlawanan dengan tangan Aaron

"Sekarang!" Teriak Aaron dan Denta pun mengarahkan tangannya berlawanan dengan tangan Aaron. Kedua elemen salju dan cahaya itu bersatu, mengarah pada Tristan yang masih melayang-layang diangkasa. Merambat, terus mendekat dan semakin dekat.

Tristan yang tak menyangkanya jika mereka berdua menyatukan elemen es dan cahaya

Tristan yang tak menyangkanya jika mereka berdua menyatukan elemen es dan cahaya. Menjadikan sebuah serangan yang berbahaya seperti itu. Tristan berusaha untuk menghindar tapi sayangnya, es dan cahaya merambat dengan cepat. Elemen itu berhasil mencapai kakinya dan membuatnya beku seketika.

Tristan berusaha melawannya dengan panas dalam tubuhnya tapi menggabungan elemen itu cukup kuat, membuatnya tak mampu untuk mengatasinya.

"Kapten!" Nero datang, berusaha menggapai tubuh Tristan yang oleng dan terus menghindar dari kejaran es dan cahaya bersamaan.

"Aku tak menemukan gadis itu dimana pun, sebaiknya kita pergi dari sini." Saran Nero tapi Tristan nampaknya tak setuju dengan usulnya ini.

"Tidak! Aku harus membunuh mereka!" Tristan yang selalu keras kepala membuat Nero mau tidak harus menanganinya.

"Pangeran Enzio sudah menunggu kita." Akui Nero membuat Tristan nampak terkejut.

"Kenapa? Aku tidak menyuruhnya untuk menunggu kita. Kita hanya perlu menangkap gadis itu kan? Mari kita lakukan segera." Tristan masih saja bersekukuh dan juga ia tidak suka nama itu terus-terus disebut.

"Tidak, kita harus mencegah kebekuan pada seluruh tubuhmu, kapten! Setelah itu baru kita akan bisa melanjutkan pencarian." Kata Nero membuat Tristan ingat dengan kakinya yang membeku, bahkan ia hampir tidak bisa menggerakkannya.

"Sebelum mereka menyerang kita lagi, sebaiknya kita pergi." Tanpa menunggu jawaban dari Tristan, Nero segera menghentikan waktu dan membawa Tristan menuju kendaraan mereka.

Waktu pun kembali ketika Nero sudah berhasil masuk kedalam kendaraannya dan meninggalkan Paily yang terlihat porak poranda karena ulahnya.

"Dimana mereka?" Pekik Aaron yang tak menemukan kedua kstaria itu.

"Aku tidak melihatnya, mereka sudah pergi. Nero adalah pengendali waktu dan mereka pasti pergi dengan memanfaatkan kekuatannya itu." Denta berusaha untuk menduga cara kedua ksatria tersebut untuk melarikan diri.

"Aku belum puas sebelum berhasil menghajar wajahnya itu!" Aaron terlihat marah dan kesal karena kepongahann Tristan.

"Sudahlah, biarkan saja. Ku rasa kekuatan kita sudah mengenai sedikit tadi. Lebih baik kita mengejar Demian dan Putri Reika sekarang." Usul Denta yang mau tak mau harus Aaron setujui.

"Baiklah, aku rasa mereka sudah dekat dengan Baracky." Duga Aaron.

Setelah menemui beberapa tetua untuk memberikan beberapa perintah agar menjaga Paily selama Denta pergi. Kemudian mereka berdua segera menyusul Demian dan Reika dengan menggunakan kendaraan yang sama dan melalui jalur yang sama pula.

"Lebih cepat Denta

"Lebih cepat Denta...Kita tidak tau kemana perginya dua ksatria itu bukan? Jadi sebelum mereka menemukan Demian dan Reika, kita harus lebih dulu menemukan mereka." Aaron terlihat lebih serius dari biasanya, mungkin karena kali ini ia merasa mendapatkan lawan yang sebanding. Aaron juga berfikir bahwa kedua ksatria itu juga penyebab kekacauan di negerinya selama ini. Jika mereka bisa segera bertemu dan menjadi satu, maka mereka akan mudah untuk menyusun rencana dan menyelesaikan semuanya dengan cepat. Sehingga, tak akan ada lagi yang perlu Aaron lagi khawatirkan. Itulah yang ada dibenak Aaron saat ini. Denta pun mengangguk memahami perkataan Aaron dan juga ia memiliki pemikiran yang sama dengan Aaron, ingin menyelesaikan semuanya.

"Tenang saja, jalur yang ku berikan tidak akan mudah untuk diketahui." Kata Denta membuat Aaron sedikit lega. Setidaknya ia tidak memiliki bayangan buruk yang akan menimpa Demian dan Reika.

---***---

Kendaraan yang Demian dan Sinb tumpangi telah berhasil melewati terowongan, disambut dengan pemandangan kota Baracky yang cukup menakjubkan

Kendaraan yang Demian dan Sinb tumpangi telah berhasil melewati terowongan, disambut dengan pemandangan kota Baracky yang cukup menakjubkan. Sinb terbengong-bengong memperhatikan petir yang seolah seperti kelap-kelip lampu neon yang menjadi pusat keindahan di Baracky ini.

"Petir itu tidak berbahaya bukan?" Tanya Sinb penasaran, membuat Demian akhirnya memandangi juga.

"Tentu saja tidak, petir itu adalah perisai agar terhindar dari serangan luar." Terang Demian membuat Sinb mengangguk mengerti.

"Demian...Kita akan mencari mereka kemana?" Tanya Sinb yang mulai menyadari bahwa arah kendaraan yang di kemudian oleh Demian.

"Kita kebalai kota saja. Ku pikir mereka berada disana." Duga Demian yang terlihat begitu yakin.

"Kenapa kau sangat yakin?" Tanya Sinb yang tak mengerti kenapa Demian seyakin itu.

"Mereka sama-sama bukan seseorang tipe petualang sepertiku. Mereka akan mudah dikenali karena mencolok dan cukup konyol, aku yakin pasti salah satu dari mereka telah membuat kegaduhan dan berakhir dibalai kota." Lagi-lagi Demian menduga dengan mudahnya.

"Ya, kita lihat saja. Apa kau hanya membual atau analisismu itu memang benar?" Omel Sinb yang entah mengapa membuat Demian tertawa. Padahal baru beberapa hari ia tidak mendengarkan cibiran Sinb, tapi ia merasa beberapa bulan lamanya dan Demian cukup merindukan suara itu.

Aneh bukan? Biasanya ia akan membalas semua perkataan Sinb? Ini malah tertawa? Sinb yang melihatnya juga merasa aneh.

"Kenapa kau tertawa? Biasanya kau akan menyiapkan sebuah kata untuk mendebatku?" Tanya Sinb dan Demian menggeleng.

"Aku lelah berdebat denganmu. Lebih baik ku gunakan sisa tenagaku ini dengan baik untuk menyetir, sebelum aku merasa sangat lapar." Balas Demian yang jelas membuat Sinb menganga.

Ada apa dengan pria ini? Kenapa ia sangat berubah? Membuat Sinb berfikir cukup keras! Karena keanehan itu pula Sinb terus-terusan memperhatikan Demian dan begitu sebaliknya dengan Demian membuat suasana semakin canggung saat keduanya tertangkap saling mencuri pandang.

"Ehem...Apa kau ingin mengatakan sesuatu?" Demian mencoba membuka pembicaraan.

"Aku merasa kau aneh!" Akui Sinb.

"Lalu bagaimana denganmu?" Balas Demian yang jelas membuat Sinb tak bisa berkata-kata.

"Sudahlah...Kenapa kita membahas ini? Kapan kita akan sampai?" Sinb mengalihkan topik, tanpa Sinb tahu Demian sedikit tersenyum geli.

Sementara didalam balai kota, kelompok yang dipimpin oleh Genio sedang menyantap beberapa hidangan yang telah disediakan.

"Aku pikir Baracky memiliki cita rasa yang cukup tinggi. Makanan disini benar-benar luar biasa. Kalau saja Reika disini, pasti ia akan sangat senang." Ungkap Jennie memandang hidangan makanan dengan suka cita.

"Kita akan kemana setelah ini?" Tanya Raidon.

"Kau ingin ikut bersama kami?" Tanya Aiden memastikan.

"Tentu saja...Aku tidak mungkin membiarkan kalian melakukan ini sendiri. Bukankah kau mengatakan bahwa klan ksatria harus bersatu bukan?"

Raidon yang selalu baik hati dan Aiden cukup lega mendengarkan keputusan Raidon untuk ikut bersamanya.

"Terima kasih karena kau mau mempercayai kami dan mengikuti rencana kami." Kata Genio jujur. "Ini akan sangat berbahaya dan lagi, Demian belum ada disini untuk menjelaskan semuanya kepadamu." Lanjut Genio.

"Tidak masalah, aku akan menyuruh beberapa orang ku untuk mencari mereka jika kalian mau." Tawar Raidon.

"Pemimpin saya menghadap..." Kata seorang pengawal membuat perbincangan mereka terputus.

"Apa sesuatu terjadi?" Tanya Raidon.

"Ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda. Mereka berasal dari Paily." Seketika Genio, Linux, Xeno dan Exel saling berpandangan.

"Siapa namanya?" Tanya Mina yang terlihat tak sabar.

"Demian dan Reika. Kalau tidak salah itu namanya." Ucap pengawal itu membuat mereka menghela nafas lefa.

"Kalian mengenalnya?" Aiden yang memang tak mengetahuinya, merasa penasaran dengan ekspresi ke enam orang ini.

"Ya, mereka adalah orang yang kita cari." Linux menjawab.

"Dan Reika adalah salah satu putri yang sedang kita cari." Terang Xeno.

"Kalau begitu...Ayo kita sambut mereka." Raidon berdiri, di ikuti dengan ke jutuh orang tersebut.

Mereka sungguh tak sabar ingin segera menemui Demian dan Reika, berjalan melewati lorong dengan tergesa-gesa sampai saat mereka berakhir menemukan pintu menunju ruang pertemuan.

"Sinb..." Jennie berteriak dan Sinb pun menoleh, berlari secepat angin meraih tubuh kedua saudarinya dan memeluknya bersamaan.

"Are you crazy? Bagaimana bisa kau meninggalkan kami begitu saja?" Omel Jennie, melepaskan pelukannya dan memandang Sinb kesal, sementara yang dipandang hanya mampu tersenyum.

"Syukurlah kau selamat..." Guman Mina yang menatap Sinb penuh syukur.

Sinb hanya mampu tersenyum. Tak mengatakan apapun, ia mulai memandang Genio, Linux, Xeno dan Axel bergantian.

"Kalian baik-baik saja kan?" Tanyanya.

"Hey...Dimana rasa angkuhmu? Apa sudah kau tinggalkan bersama penculiknya?" Cibir Axel.

"Dia baru datang, kau harus bersikap lebih baik padanya!" Nasehat Linux membuat Axel cemberut.

"Aku senang kau kembali." Kata Xeno dan Mina senang ketika Xeno mengatakan itu kepada saudarinya, itu berarti Xeno juga peduli kepada Sinb.

Sementara Genio, ia tak mengatakan apapun. Hanya berjalan mendekati Sinb dan memeluknya.

"Aku tak tau harus mengatakan apa? Aku sedang tidak bermimpi kan?" Gumannya dan Sinb mengangguk.

"Tentu...Ini aku Genio." Bisik Sinb.

"Ah...Syukurlah." Kali ini Genio percaya jika gadis dihadapannya ini adalah Reika yang begitu ia rindukan.

"Sampai kapan kalian akan berpelukan seperti itu? Apa kalian tidak merindukan ku juga?" Tanya Demian membuat Genio seketika melepaskan pelukannya.

"Oh...Bagaimana kabarmu Demian? Aaron dimana? Apakah dia kembali ke Adisty?" Tanya Genio.

"Kabarku sangat baik dan Aaron akan segera kemari. Oh ya...Aku ingin bertanya siapa mereka?" Tangan Demian yang mengacu pada Raidon dan Aiden.

"Oh perkenalkan...Nama ku Aiden Vitay aku adalah ksatria yang memiliki kekuatan unicorn." Ucap Aiden.

"Dan aku adalah pemimpin baraki Raidon Segtrony ksatria pengendali petir." Kata Raidon memperkenalkan dirinya.

"Jadi...semua klan ksatria sudah berhasil kita temukan?" Tanya Demian.

"Semua? Aku rasa belum, masih kurang satu bukan jika kau berfikir bahwa yang kita miliki hanya 9 ksatria." Ungkap Genio.

"Sebentar lagi Aaron akan datang dengan seorang ksatria penguasa es, namanya adalah Denta." Terang Demian.

"Oh jadi sudah lengkap?" Axel bertanya.

"Ya...Kurasa sudah waktunya kita membahas rencana selanjutnya." Kata Demian dan mereka semua mengangguk setuju.

---***---

Jauh dari Paily maupun Baracky, Nero tidak membawa Tristan yang terluka kesana melainkan kesebuah pulau yang dekat dengan Mozarky. Pulau kecil bernama Egio itu adalah tempat seorang pangeran dari kerajaan Mozarky.

Hanya ada sebuah bangunan seperti hector ditengah-tengah pulau dan disana terdapat banyak penjaga yang berjajar. Nero dengan mudahnya memasuki kawasan itu dan memarkirkan kendaraannya diatap hactor.

"Kapten!" Seru seseorang dengan yang berjalan mendekati Nero, dengan penampilan tak utuh seperti manusia, ada bagian tubuhnya menggunakan baja di ikuti beberapa orang yang berpenampilan serba hitam dengan membawa senjata lengkap.

"Kapten!" Seru seseorang dengan yang berjalan mendekati Nero, dengan penampilan tak utuh seperti manusia, ada bagian tubuhnya menggunakan baja di ikuti beberapa orang yang berpenampilan serba hitam dengan membawa senjata lengkap

Eldor
(Salah satu pemimpin pasukan Cybrog ditugaskan mengawal Pangeran Enzio)

"Eldor...Apa pangeran ada didalam?" Tanya Nero.

"Iya ada kapten...Apa yang terjadi dengan Kapten Tristan?" Tanya Eldor.

"Nanti ku jelaskan, bantu aku membawanya kedalam." Perintah Nero dan Eldor pun menurutinya.

Mereka pun masuk kedalam dan bertemu dengan seorang yang terliat serupa dengan Eldor.

"Eliot dimana pangeran Enzio?" Tanya Nero.

"Eliot dimana pangeran Enzio?" Tanya Nero

Eliot
Kaki tangan Pangeran Enzio

"Tunggu sementar kapten, aku akan memberitahuka kedatangan anda Kapten." Pamit Eliot dan Nero mengangguk.

Selang beberapa menit kemudian, Eliot kembali.

"Silahkan masuk, Pangeran sudah menunggu anda." Katanya dan Nero pun segera menuju kedalam bersama Tristan yang tak sadarkan diri semenjak tadi. Tubuh Tristan semakin membeku dan itu sungguh membuat Nero khawatir.

"Apa yang membawamu kemari Nero? Tidak biasanya kau menemuiku dengan tergesah seperti in, apa lagi membawanya." Kata sosok pria berjubah membelakangi Nero.

"Ampun pangeran, saya ingin meminta bantuan anda. Kapten Tristan hampir membeku karena serangan beberapa klan ksatria." Kata Nero membuat Pangeran Enzio membalikkan badannya dan tampaklah sosoknya yang begitu rupawan. Tak terlihat jika ia adalah seorang putra dari raja Czar yang menakutkan.

"Kenapa kau menemuinya? Apa yang sedang ayah rencanakan?" Tanya Pangeran Enzio yang tak tau menahu tentang rencana raja Czar.

"Kami ditugaskan untuk membawa salah satu keturunan Lev yang dapat mengendalikan semua kekuatan klan ksatria." Terang Nero.

"Apa? Keturunan Lev yang bisa mengendalikan semua kekuatan klan ksatria? Apa dia seperti diriku?" Tanya pangeran Enzio.

"Tidak pangeran. Ia bisa menguasai semua kekuatan sementara anda hanya bisa mengendalikannya." Kata Nero dengan takut-takut.

"Oh begitu rupanya, apa Ayah berniat membunuhnya?" Tanya pangeran Enzio santai, seperti tak sedang membicarakan sesuatu yang menakutkan.

"Iya pangeran karena kekuatan itu sangat membahayakan tapi saya rasa dia hanya gadis lemah yang tak terlalu bisa mengendalikan kekuatannya." Terang Nero.

"Gadis? Dia seorang gadis?" Tanya pangeran Enzio yang tak percaya.

"Iya pangeran. Ada 3 gadis keturunan Lev dan diantara ketiganya itu hanya satu yang dapat menguasai 12 kekuatan klan ksatria." Ungkap Nero.

"Siapa dia?" Enzio semakin penasaran.

"Reika...Putri Reika dan kedua putri lain bernama Sierra dan Lexia."

Enzio tersenyum dan terlihat semakin tertarik. "Ini menarik, pantas Ayah penasaran dengannya. Aku akan menyembuhkan Tristan dan segera membawa gadis itu kemari. Jika aku berhasil mengendalikan pikirannya, akan sangat mudah menundukkannya tanpa harus membunuh. Dengan begitu, aku bisa menjadikannya permaisuriku dan ayah akan bangga padaku." Kata Enzio sambil tersenyum senang.

"Maaf pangeran...Siapa yang anda inginkan dari ketiga gadis itu?" Tanya Nero yang masih tak mengerti.

"Reika...Aku menginginkan gadis itu." Pinta Enzio.

"Tentu pangeran...Kami akan membawanya kepadamu." Sanggup Nero.

"Baiklah, sekarang aku akan menyembuhkan Tristan. Eliot, bantu aku." Eliot pun berjalan mendekat, membantu Enzio.

ENZIO HEDEON KAROLEKY | KLAN KSATIA TELEY | PENGENDALI PIKIRAN(Putra Czar dari selir yang ia paksa nikahi karena merupakan satu-satunya keturunan Teley yang tersisa

ENZIO HEDEON KAROLEKY | KLAN KSATIA TELEY | PENGENDALI PIKIRAN
(Putra Czar dari selir yang ia paksa nikahi karena merupakan satu-satunya keturunan Teley yang tersisa. Selama ini, Czar terus menyembunyikan kenyataan bahwa selirnya itu adalah salah satu keturunan Ksatria dan juga Enzio yang memiliki kekuatan pengendali fikiran)

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
LUCID DREAM
432      305     2     
Short Story
aku mengalami lucid dream, pada saat aku tidur dengan keadaan tidak sadar tapi aku sadar ketika aku sudah berada di dunia alam sadar atau di dunia mimpi. aku bertemu orang yang tidak dikenal, aku menyebutnya dia itu orang misterius karena dia sering hadir di tempat aku berada (di dalam mimpi bukan di luar nyata nya)
HER
532      301     2     
Short Story
Temanku yang bernama Kirane sering memintaku untuk menemaninya tidur di apartemennya. Trish juga sudah biasa membuka bajunya sampai telanjang ketika dihadapanku, dan Nel tak jarang memelukku karena hal-hal kecil. Itu semua terjadi karena mereka sudah melabeliku dengan julukan 'lelaki gay'. Sungguh, itu tidak masalah. Karena pekerjaanku memang menjadi banci. Dan peran itu sudah mendarah da...
Loker Cantik
477      357     0     
Short Story
Ungkapkan segera isi hatimu, jangan membuat seseorang yang dianggap spesial dihantui dengan rasa penasaran
Percikan Semangat
831      441     1     
Short Story
Kisah cinta tak perlu dramatis. Tapi mau bagaimana lagi ini drama yang terjadi dalam masa remajaku. Cinta yang mengajarkan aku tentang kebaikan. Terima kasih karena dia yang selalu memberikan percikan semangat untuk merubahku menjadi lebih baik :)
Cinta (tak) Harus Memiliki
4497      1158     1     
Romance
Dua kepingan hati yang berbeda dalam satu raga yang sama. Sepi. Sedih. Sendiri. Termenung dalam gelapnya malam. Berpangku tangan menatap bintang, berharap pelangi itu kembali. Kembali menghiasi hari yang kelam. Hari yang telah sirna nan hampa dengan bayangan semu. Hari yang mengingatkannya pada pusaran waktu. Kini perlahan kepingan hati yang telah lama hancur, kembali bersatu. Berubah menja...
Under a Falling Star
577      348     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Gerhana di Atas Istana
10092      4513     2     
Romance
Surya memaksa untuk menumpahkan secara semenamena ragam sajak di atas kertas yang akan dikumpulkannya sebagai janji untuk bulan yang ingin ditepatinya kado untuk siapa pun yang bertambah umur pada tahun ini
Bukan Kamu
12892      1994     7     
Romance
Bagaimana mungkin, wajahmu begitu persis dengan gadis yang selalu ada di dalam hatiku? Dan seandainya yang berada di sisiku saat ini adalah kamu, akan ku pastikan duniaku hanyalah untukmu namun pada kenyataanya itu bukan kamu.
Foto dalam Dompet
475      323     3     
Short Story
Karena terkadang, keteledoran adalah awal dari keberuntungan. N.B : Kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan semata
Be Yours.
1670      902     4     
Romance
Kekalahan Clarin membuatnya terpaksa mengikuti ekstrakurikuler cheerleader. Ia harus membagi waktu antara ekstrakurikuler atletik dan cheerleader. Belum lagi masalah dadanya yang terkadang sakit secara mendadak saat ia melakukan banyak kegiatan berat dan melelahkan. Namun demi impian Atlas, ia rela melakukan apa saja asal sahabatnya itu bahagia dan berhasil mewujudkan mimpi. Tetapi semakin lama, ...