Daripada memikirkan orangtuaku, lebih baik aku mulai mengerjakan lomba yang tadi siang aku temui. Siapa tahu aku bisa memenangkan dan mendapatkan hadiahnya. Aku mengambil pamflet yang berada di dekat lampu meja belajar dan mulai membaca isinya.
***
Pengumuman!
Telah dibuka sebuah lomba untuk penulisan naskah drama dengan ketentuan sebagai berikut:
Tanggal dibuka : 01 Agustus 20xx
Batas pengumpulan : 01 Oktober 20xx
Pengumuman seleksi : 15 Oktober 20xx
Pengumuman pemenang : 29 Oktober 20xx
Syarat :
Tema : Musical of school
Diketik dalam Ms. Word min. 30lbr
Tidak mengandung suku, ras, agama ataupun berbau pornografi.
Dapat diikuti oleh seluruh siswa siswi
Hadiah :
Juara I
Naskah digunakan untuk acara kelulusan tahun depan
Uang senilai Rp.15.000.000
Trip to Jepang (gratis)
Sertifikat
Juara II
Uang senilai Rp.10.000.000
Sertifikat
Juara III
Uang senilai Rp.5.000.000
Sertifikat
Contac Person :
Rika +6289000890xx
Aulia +6285678900xx
Ajg +628111234xx
Itu artinya, tinggal 2 bulan lagi aku harus sudah selesai dengan naskah yang diinginkan. Aku melihat ke arah jam dinding dan waktu menunjukkan pukul setengah 11 malam. Tanpa pikir panjang tanganku mulai bergerak mengarahkan mouse ke ms.word dan muncullah layar kosong.
***
Dimana ini? Tidak ada meja, pintu maupun benda lainnya? Tidak ada celah sama sekali sejauh mata memandang. Warnanya begitu putih seperti susu. Tidak ada noda sama sekali. Bersih.
"Halo." suaraku menggema.
"Apakah ada orang lain di sini selain aku?" tanyaku yang kutujukan entah untuk siapapun yang mendengarnya. Masih hening, tidak ada jawaban. Meskipun aku tidak tahu arah, aku mulai berjalan meninggalkan tempat yang aku pijak.
Tiba-tiba lantai yang aku pijak bergetar seperti terlanda gempa bumi. Guncangan itu begitu keras, hingga aku yang semula berdiri sekarang jatuh terduduk. Panik, gempa ini semakin lama semakin keras. Aku harus berpegangan kepada sesuatu, namun disini hanya ada aku sendiri.
Tak sengaja tatapanku melihat lantai yang bergerak di depan sana. Entah ini hanya perasaanku atau memang lantai yang kududuki pun ikut bergerak karena retak dan akupun bisa melihat dari kejauhan bahwa retakan itu semakin lama semakin besar. Membuat lantai itu jatuh ke bawah entah kemana.
Akupun berbalik arah dan lari menyelamatkan diri sejauh yang aku bisa. Aku tidak tahu ini mimpi atau bukan, hanya saja aku merasa ini benar-benar nyata. Saat aku menoleh kebelakang, aku melihat lantai yang sudah tertelan ke bawah semakin dekat dengan jarak aku berlari.
Hwaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!
Teriakku panik saat lantai yang aku pijak akhirnya runtuh juga. Tubuhku langsung terjun ke bawah, warna putih yang sedari tadi aku lihat kini di gantikan dengan warna hitam yang semakin gelap karena warna putih itu semakin lama semakin kecil.
Aku sudah bersiap jika aku sudah mencapai dasar akan terbentur dengan keras dan mengeluarkan banyak sekali darah. Paling ringan patah tulang dan paling parah....ah sudahlah.
Lalu aku melihat cahaya putih di depanku, semakin lama semakin besar. Cahaya putih itu semakin banyak menggantikan warna hitam dan akhirnya aku merasakan bahwa tubuhku melayang. Bukan sensasi merasakan terjun bebas ke bawah, tetapi benar-benar melayang seperti mengambang.
"Belum saatnya kamu tahu. Kembalilah!"