Loading...
Logo TinLit
Read Story - C L U E L E S S
MENU
About Us  

Bingung? Sama. Ini yang dirasakan olehku, seorang gadis yang sedang dalam tahap "transisi" dari masa remaja menuju dewasa. WOW. time flies huh? Rasanya kemarin aku masih bertukar kartu "love and berry'' dan bermain "feeding frenzy" di komputer tabungku, sekarang aku harus menghadapi realita kehidupan remaja yang cukup dramatis.

Oke, aku tidak akan menceritakan betapa dramatisnya hidup seorang remaja, itu sangat membosankan, monotone, dan mainstream. Aku juga tidak akan menceritakan pencarian jati diriku yang tak kunjung usai, yang ku bingungkan sekarang adalah, apa bakatku? Bakat. iya bakat. Pertanyaan yang mungkin untuk orang sepertiku merasa otak dan pikirannya kosong melompong. Itu lah pertanyaan yang keluar dari guru BK-ku, Bu Husni. Saat kulihat keliling kelas, aku bersyukur. Kenapa? karena bukan hanya aku yang tidak menemukan jawaban dari pertanyaan itu, semua teman sekelasku mencerminkan wajah "mana-ku-tahu" atau "mana-ku-peduli" ya beda tipis. Ada yang matanya melihat entah kemana, ada yang tidur, ada yang ngobrol, sejujurnya yang mendengarkan Bu Husni hanya 30% dari murid di kelasku. Mendengar sebentar pertanyaannya, mikir sedikit, gatau jawabannya, yaudah lanjut ke aktifitas ngobrol dan sebagainya. Aku bertanya pada teman sebangku-ku, Vanya. "bakatmu apa?" "gatau ah gapenting" jawabnya cuek. "iya juga sih" pikirku singkat. "Van, menurut kamu bakatku apa?" "yah kamu mah multitalented......makan sambil ngupil bisa, tidur bisa....ngarang bisa....'' jawab Vanya santai. "Asal banget......." jawabku pasrah mendengar jawaban dari teman sebangkuku sendiri. Mungkin dia benar, tapi aku saja yang kurang percaya diri dengan "statement" itu.

Sesampainya di rumah aku mencium bau yang menggugah selera dari dapur, aku langsung bergegas ke dapur dan bertanya pada ibuku. "bu bakatku apa sih?" tanyaku heran, "Ya kamu pikir-pikir aja kira-kira apa" jawabnya santai sambil memotong brokoli. Pikir-pikir aja. Apanya yang dipikir? Bakatku. Ugh, jawabannya hanya berputar-putar dan tidak menemukan jawaban yang pasti. "Ding, Dong, Ding, Dong" nah suara bel itu! pasti ayahku sudah pulang. Mungkin ia akan menjawab pertanyaan yang sangat menganggu pikiranku hari ini. Saat ayahku sampai, aku langsung mengambil tas laptopnya dan membawanya ke ruang kerjanya dengan semangat. "Wah kesambet apa kamu jadi baik begini sama Ayah? hahahaha" sahut ayahku sambil tertawa kecil. "Gini Yah, jadi tadi si sekolah itu guru BK nanya ke murid-murid di kelas. Bakat kita itu apa? Nah aku tuh bingung, bakat aku sebenarnya itu apa? Makanya, aku antusias banget nanya ke Ayah tentang bakat aku. Kira-kira ayah tahu gak bakat aku apa?" aku pun menjelaskannya dengan antusias. "Aduh kalau itu mah Ayah juga kurang tahu.......hehehe, kan yang punya bakat kamu, kenapa tanya Ayah?" Jawab Ayah dengan diselingi sedikit tertawa geli. Ternyata dugaanku salah bahwa Ayahku mengetahui apa bakatku. Berarti sampai sekarang aku belum menemukan jawaban dari pertanyaan Bu Husni.

Hari demi hari mulai berlalu, berubah jadi minggu ke minggu, aku masih belum menemukan apa bakatku. Mungkin ini akhir dari perjalanan pencarian bakatku, mungkin sekarang aku harus mulai menerima diriku apa adanya, dengan atau tanpa bakat. Tetap aku yang sama kan? Aku sudah mulai melupakan pertanyaan yang di lontarkan oleh Bu Husni beberapa minggu yang lalu dan mulai menjalani kehidupan seorang pelajar pada umumnya. Aku tidak ingin hari-hariku terganggu hanya karena satu pertanyaan itu, lebay sih hehehe emang. Tugas dan ulangan sudah mulai menumpuk, kerja kelompok dan presentasi tak kunjung usai. Otakku rasanya sudah meledak jauh sebelum aku lulus SMA. Para murid sangat malas mengerjakan tugas, khususnya pelajaran yang satu ini, Seni Budaya. Yap, Seni Budaya......pelajaran menggambar, mewarnai dan seni kriya bak anak TK. Aku heran dengan teman-temanku yang tidak suka mengerjakan tugas yang satu ini, bahkan menurutku ini tugas yang paling mudah dan tidak banyak berfikir. Bahkan teman-temanku rela merogoh isi dompetnya agar tugasnya dikerjakan oleh orang lain. Gila kan? se-ogah itukah mereka? Lain halnya denganku, aku sangat menikmati proses menggambar dan mewarnai ini, rasanya tanpa disuruh pun aku juga mau mengerjakannya dengan sepenuh hati. Beberapa temanku juga meminta bantuanku untuk menggambar beberapa hal, seperti pemandangan alam, dan bagian tubuh manusia. "Bantuin gambar tangannya dongg, jelek banget nih..." keluh Vanya dengan wajah semrawutnya. Akupun hanya tersenyum dan mengambil pensil mekanikku dan mulai menggambar tangan. "Eh, kamu tuh jago tahu gambar-gambar kayak gini, tuh liat aja gambar tangan aku udah kayak disengat tawon, sedangkan gambar kamu kayak tangan beneran!!! kan keren banget!" pujian itu terlontar dari mulut Vanya, tapi aku hanya tertawa dan berkata "Ah lebay aja kamu Van, biasa gini gambarnya kamu lebih-lebihin. Kamu juga gak kalah bagus kok gambarnya." "Ah kamu mah suka merendah untuk meroket! dasar nyebelin" Vanya melanjutkan omelannya "kamu tuh harusnya bersyukur bisa gambar kayak gini.....eh btw, makasih loh ya hehe gambar tangannya jadi bagus." lanjut Vanya cengengesan. Setelah aku menggambar tangan di kertas Vanya, tanpa kusadari banyak teman sekelasku yang memperhatikanku dan mulai berdatangan satu per satu memohon untuk dibantu dalam mengerjakan tugas menggambar bebas ini. "Bantuin dongg, please.....aku bayar deh, mau berapa? 10 ribu? 20 ribu? 30 ribu? atau 50 ribu? sebut aja berapaa, yang penting kamu kerjain punya aku ya yaa?" sahut seorang teman di ujung kelas. "Ini nih kerjain punya gue deh, 10 ribu aja ya? gue lagi bokek nih soalnya hehehe..." terdengar beberapa segerombolan laki-laki di sebelahku meminta agar dikerjakan tugasnya. WOW. Kenaoa jadi hectic begini?? kenapa tiba-tiba satu kelas memintaku untuk mengerjakan tugas Seni Budaya ini, sebelumnya bahkan tidak ada yang tahu bahwa aku bisa menggambar. Sekarang rasanya satu kelas ini tahu aku bisa menggambar. "Hei! Hei! tunggu, ada apa ini? kenapa tiba-tiba kalian memintaku untuk mengerjakan tugas ini? Bahkan kalian rela untuk membayarnya?" Teriakku heran dengan perilaku teman-teman sekelasku ini. "Jadi......tadi itu Vanya ngumpulin tugas gambarnya, terus pada lihat gambarnya. Dan gambarnya bagus banget! Vanya juga akhirnya dapet nilai 90, terus pas ditanya itu gambar siapa, dia ngakunya itu gambar sendiri. Tapi pas disuruh gambar ulang dia malah gabisa, akhirnya dia ngaku kalau yang gambar itu kamu.....dan akhirnya kita semua mau kamu gambarin....gitu..." jawab Selina yang suaranya makin mengecil. Aku pun memutuskan untuk "membantu" teman sekelasku untuk menggambar, tapi bukan untuk "mengerjakan" semua gambar tersebut. Aku juga tidak memungut biaya sepeserpun, ini aku lakukan karena aku hanya ingin membantu. Hari itu pun aku tahu, bakatku adalah menggambar. Walaupun aku tidak ingin menjadi pelukis, atau semacamnya, tapi menggambar sudah ada dalam darahku.

Walaupun menggambar adalah bakatku, tapi cita-citaku menjadi akuntan di sebuah perusahaan besar. Aku sangat suka pelajaran ekonomi, dan berhitung. Walaupun hitunganku kadang ngaco, tapi namanya juga belajar, wajar salah bukan? Lalu apa gunanya bakatku sekarang kalau cita-citaku menjadi akuntan? aku masih belum menemukan korelasinya. Guru BK-ku juga belum. Teman-temanku juga belum. Jadi apa intinya? Intinya adalah, apapun bakatmu itu.........yang sudah jelas ataupun masih terkubur entah dimana itu......percayalah nanti juga akan terlihat dan yang dibutuhkan di masa depan bukanlah semata-mata hanya bakat, melainkan keterampilan, kepercayaan diri dan masih banyak lagi. Jadi teman-temanku, tidak usah merasa bingung apa bakatmu. Karena itu hanya salah satu dari banyak aspek yang dibutuhkan nanti dalam kehidupan.

How do you feel about this chapter?

3 2 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sebelas Desember
4955      1420     3     
Inspirational
Launa, gadis remaja yang selalu berada di bawah bayang-bayang saudari kembarnya, Laura, harus berjuang agar saudari kembarnya itu tidak mengikuti jejak teman-temannya setelah kecelakaan tragis di tanggal sebelas desember; pergi satu persatu.
Mengapa Harus Mencinta ??
3718      1197     2     
Romance
Jika kamu memintaku untuk mencintaimu seperti mereka. Maaf, aku tidak bisa. Aku hanyalah seorang yang mampu mencintai dan membahagiakan orang yang aku sayangi dengan caraku sendiri. Gladys menaruh hati kepada sahabat dari kekasihnya yang sudah meninggal tanpa dia sadari kapan rasa itu hadir didalam hatinya. Dia yang masih mencintai kekasihnya, selalu menolak Rafto dengan alasan apapun, namu...
Memeluk Bul(a)n
22958      3931     28     
Fantasy
Bintangku meredup lalu terjatuh, aku ingin mengejarnya, tapi apa daya? Tubuhku terlanjur menyatu dengan gelapnya langit malam. Aku mencintai bintangku, dan aku juga mencintai makhluk bumi yang lahir bertepatan dengan hari dimana bintangku terjatuh. Karna aku yakin, di dalam tubuhnya terdapat jiwa sang bintang yang setia menemaniku selama ribuan tahun-sampai akhirnya ia meredup dan terjatuh.
Help Me Help You
2245      1279     56     
Inspirational
Dua rival akademik di sebuah sekolah menengah atas bergengsi, Aditya dan Vania, berebut beasiswa kampus ternama yang sama. Pasalnya, sekolah hanya dapat memberikan surat rekomendasi kepada satu siswa unggul saja. Kepala Sekolah pun memberikan proyek mustahil bagi Aditya dan Vania: barangsiapa dapat memastikan Bari lulus ujian nasional, dialah yang akan direkomendasikan. Siapa sangka proyek mus...
Adiksi
8084      2392     2     
Inspirational
Tolong ... Siapa pun, tolong aku ... nafsu ini terlalu besar, tangan ini terlalu gatal untuk mencari, dan mata ini tidak bisa menutup karena ingin melihat. Jika saja aku tidak pernah masuk ke dalam perangkap setan ini, mungkin hidupku akan jauh lebih bahagia. Aku menyesal ... Aku menyesal ... Izinkan aku untuk sembuh. Niatku besar, tetapi mengapa ... mengapa nafsu ini juga sama besarnya!...
KSATRIA DAN PERI BIRU
189      156     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Havana
893      453     2     
Romance
Christine Reine hidup bersama Ayah kandung dan Ibu tirinya di New York. Hari-hari yang dilalui gadis itu sangat sulit. Dia merasa hidupnya tidak berguna. Sampai suatu ketika ia menyelinap kamar kakaknya dan menemukan foto kota Havana. Chris ingin tinggal di sana. New York dan Indonesia mengecewakan dirinya.
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
7154      2183     13     
Romance
Hidup Yoga berubah total setelah membeli sepatu butut dari seorang pengemis. Sepatu yang tak bisa dibuang dan selalu membawa sial. Bersama Hendi, teman sekosnya, Yoga terjebak dalam kekacauan: jadi intel, menyusup ke jaringan narkoba, hingga menghadapi gembong kelas kakap. Di tengah dunia gelap dan penuh tipu daya, sepatu misterius itu justru jadi kunci penyelamatan. Tapi apakah semua ini nyata,...
Premium
Cinta Dalam Dilema
38990      4853     0     
Romance
Sebagai anak bungsu, Asti (17) semestinya menjadi pusat perhatian dan kasih sayang ayah-bunda. Tapi tidak, Asti harus mengalah pada Tina (20) kakaknya. Segala bentuk perhatian dan kasih sayang orang tuanya justru lebih banyak tercurah pada Tina. Hal ini terjadi karena sejak kecil Tina sering sakit-sakitan. Berkali-kali masuk rumah sakit. Kenyataan ini menjadikan kedua orang tuanya selalu mencemas...
The Call(er)
2173      1237     10     
Fantasy
Ketika cinta bukan sekadar perasaan, tapi menjadi sumber kekuatan yang bisa menyelamatkan atau bahkan menghancurkan segalanya. Freya Amethys, seorang Match Breaker, hidup untuk menghancurkan ikatan yang dianggap salah. Raka Aditama, seorang siswa SMA, yang selama ini merahasiakan kekuatan sebagai Match Maker, diciptakan untuk menyatukan pasangan yang ditakdirkan. Mereka seharusnya saling bert...