Shea bukanlah anak tunggal. Ia memiliki seorang kakak laki – laki yang terpaut usia 5 tahun dengannya. Azhof Amudda, usianya 20 tahun. Kuliah di UGM Jurusan teknik nuklir. Tak banyak yang ia tahu tentang kakaknya.
Saat usianya 6 tahun, ia sudah harus berpisah dengan Azhof yang memillih melanjutkan pendidikan di Jakarta. Tinggallah ia sendiri bersama sang ayah.
Lantas kemana sosok mama ?.
Wanita itu bernama Laily Hassana, usianya mungkin 42 tahun sekarang. Ayahnya seorang pria berkebangsaan Turki dan ibunya dari Mesir. Itu sebabnya Shea punya rambut coklat dan mata coklat bening yang mirip ibunya.
Pada tahun 2003, saat usia Shea baru 3 tahun, Laily menggugat cerai suaminya atas alasan pribadi yang hanya diketahui kejaksaan. Hingga kini, tak ada satupun keluarga Shea yang tahu soal alasan Laily. Yang Amar tahu hanya, Laily kembali ke Turki.
Ketika mencoba berkunjun, keluarga Laily bilang untuk jangan datang. Laily sedang tidak bisa diganggu dan sedang fokus pada tesisnya. Bahkan keluarga Laily sampai memblokir akses Amar ke Turki, melalui darat, udara maupun air.
Tinggallah Shea sendiri bersama sang ayah. Sejak ditinggal Laily, Amar berubah menjadi orang yang sangat temperamental. Apa – apa harus cepat dan jelas. Rumah mereka tak terlalu luas. Namun fasilitasnya sangat memadai. Rumah dua tingkat dengan 5 kamar. 3 kamar utama, dan 2 kamar pembantu.
Shea selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, termasuk perjalanan ke luar negeri. Tapi tidak untuk ke Turki.
Ia tumbuh menjadi gadis jenius yang bisu. Sangat pendiam, itu sebabnya Verro dan Pak Eko menanggapi pertanyaan Shea dengan antusias. Karena gadis ini jarang sekali bicara.
Tanggapannya ketika hanya mengangguk atau hanya diam. Jika tidak mau, biasanya ia langsung melenggang pergi.
Sore ini, usai bersih diri, Shea turun untuk mengambil sebotol jus jeruk kesukaannya. Tiba – tiba bel berbunyi. Bik Inah spontan berlari menghampiri pintu.
“Oh ada mas, sebentar ya.”
“Non.., dicari..,” Ujar Bik Inah lembut.
Shea menaikkan sebelah alisnya. Sudah lama sekali tidak ada yang mencarinya. Siapa ?.
Ia melangkah mendekati pintu, masih dengan jus jeruk di tangannya. Ketika pintu terbuka, sesosok cowok bertubuh jangkung tersenyum padanya.
“Hai...”