Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dua Sisi
MENU
About Us  

Tak apa. Aku akan tetap disisimu. Jangan khawatir.

-Dua Sisi-

Rose masih memilah-milah baju yang akan dipakainya malam ini. Dia akan melakukan kencan. Kencan malam minggu ala Chandra Birendra. Yang walaupun sederhana, Rose tetap suka. Sedang sibuknya memilih baju, handphonenya berbunyi tanda pesan masuk.

Pitakku ? (3)
Selamat malam, my mawar.

Aku tau kamu pasti lagi bingung mau pakai baju apa kan? Pakai aja baju yang bikin kamu nyaman, pakai baju apa aja asal kamu yang pakai tetap cantik kok.

Aku otw rumah kamu ya

Rose tersenyum sejenak lantas grasak-grusuk, mengambil baju yang sekiranya nyaman dia pakai lalu sesegera mungkin berdandan. Dia tidak mau Chandra menunggu lama dan berakhir diinterogasi sang ayah.

"Dih, si kakak mau kemana dah? Jalan ama bang Chandra ya? Bisa kali pulangnya bawa martabak,"ucap Jasper-adik tak tau diri Rose-. Pemuda yang baru saja selesai ujian nasional dan tengan disibukkan dengan ujian masuk perguruan tinggi itu berdiri diambang pintu. Matanya sesekali melirik sang kakak tapi tetap fokus bermain game di handphone.

"Yeu, siapa elo? Udah belajar aja sono! SNMPTN engga lolos juga!"

Jasper berdecak, "iya deh. Yang pinter. Yang masuk dari jalur undangan mah beda ya."

Rose memakai parfumenya lantas mengambil tas selempang di meja rias dan buru-buru turun. Takut Chandra datang lebih dulu.

"Ih, si teteh. Ati-ati teh engga usah buru-buru. Bang Chandranya engga akan ilang!"teriak Jasper dari lantai dua.

Rose dalam hati mengumpati mulut besar sang adik. Kalau begini ayahnya pasti mendengar. Benar saja. Ayah ternyata sedang duduk di ruang tamu sambil membaca koran.

"Mau kemana Kak?"

"I-itu, eum ya jalan-jalan, Yah,"jawab Rose sekenanya.

"Sama cowok kere kamu itu ya?"tanya Ayah yang bahkan tidak menyebut nama Chandra dan memilih memanggil dengan sebutan yang sumpah mati membuat Rose kesal.

"Namanya Chandra, Yah. Ayah 'kan udah kenal lama,"ralat Rose.

"Iya, itu dulu. Kalau yang sekarang engga kenal, ayah taunya dia cowok kere."

"Ayah, namanya Chandra. Dan Chandra tetap sama. Engga ada yang berubah,"air muka bersahabat yang biasa Rose tunjukan berubah. Rose tampak menahal kesal. Dikepal tangannya erat. Dia tidak mungkin membentak ayahnya sendiri. Dia tau diri.

"Apa sih yang kamu harapin dari dia? Udah deh Kak, kamu udah pacaran lama. Sekarang fokus buat masa depan kamu. Cari jodoh yang bener, eum mantan kamu yang itu boleh juga, siapa namanya? Joe? Jay? Ah iya, Jayden!"

Rose mengeratkan genggaman tangannya. Tak mau meledak di depan ayah.

"Jadi maksud ayah, Chandra itu engga bener?"

Ayah mengangguk, "masa depannya engga jelas."

"Yah, masa depan Chandra cerah. Dia atlet, pintar, mahasiswa kesayangan dosen juga. Pasti mudah buat dia dapet kerja yang menjanjikan,"balas Rose.

"Tapi keluarganya berantakan. Latar belakanganya buruk."

Rose menghela kasar, "Yah, tolong jangan bahas itu dulu. Rose engga mau jadi anak durhaka. Rose mau pergi dulu. Yah, Rose pamit."

"Sama Chandra 'kan? Engga Ayah ijinin,"tegas Ayah.

Rose kembali menghembuskan nafas kasar, kalau saja ibu tidak datang membawa secangkir kopi. Sudah dipastikan Rose akan meledak.

"Chandra engga aneh-aneh kok, Yah. Kakak paling nemenin dia di kafe. Jangan parno gitu ah. Engga baik,"ucap Ibu.

Ayah menatap ibu lantas kembali sibuk membaca koran.

"Rose, pamit pergi dulu ya, Bu,"ucap Rose sambil menyalami sang ibu kemudian beralih ke Ayah.

"Yah, Rose jalan dulu."

Ayah tak menggubris uluran tangan sang anak. Rose menghela nafas untuk kesekian kalinya.

"Asal Ayah tau, Jayden itu bukan mantan Rose. Kita engga pernah ada hubungan,"ucapnya setelah itu berlalu pergi untuk menunggu Chandra di depan pagar rumah.

Tin!

Chandra membuka kaca helmnya lantas tersenyum lebar.

"Selamat malam kesayangan. Nunggu lama ya?"

Rose tak menjawab. Gadis itu memilih mengambil helm. Memakainya asal lantas duduk di jok motor Chandra.

"Cepet jalan."

Chandra melepas helmnya kemudian turun dari motor. Dia merasa ada yang aneh dengan sang kekasih.

"Kamu marah karena nunggu aku kelamaan ya?"tanya Chandra sambil mengangkat dagu Rose.

"Engga kok."

"Tapi kok mukanya ditekuk gitu?"

"Lagi kesel sama Ayah. Dia jelek-jelekin kamu. Mana tadi pake ngebandingin sama Jayden lagi. Bete ih."

Chandra memegang kedua bahu Rose lantas menatap teduh gadis itu.

"Aku tau kekesalan kamu itu. Aku juga tau setiap ayah pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Tapi tolong jangan jadi anak durhaka hanya karena aku,"ucap Chandra.

"Tapi bagi aku, kamu yang terbaik buat aku, Chan."

Chandra tersenyum, dielusnya pipi Rose yang menggembung karena menahan kesal.

"Iya aku tau. Udah dong keselnya. Nanti aku nyanyinya jadi jelek gimana? Nanti diprotes pengunjung terus abis itu kena marah manajer kafe. Kan engga enak."

Rose mendengus tapi tersenyum juga, "apaan sih? Engga nyambung tau."

"Nah gitu dong senyum, 'kan cantiknya nambah. Bulan aja kalah cantik sama kamu."

Rose memukul lengan Chandra, "ih gombalnya bisa aja ya."

"Apaan? Lagi serius aku tuh."

"Udah ah, cepet jalan. Nanti kamu kena marah lagi kalau telat."

Chandra memasang sikap siap lantas melakukan sikap hormat ala tentara setelahnya.

"Siap laksanakan, bu bos!"

Rose tertawa, "udah ayo jalan."

Sementara itu,

"Jangan terlalu mengekang, Yah. Dari dulu kita udah kenal Chandra. Dia anak yang baik. Dia pasti bisa bahagiain putri kita,"ucap ibu yang mengintip bersama Ayah.

Ayah tak menyaut. Hanya diam sambil memperhatikan putrinya yang tertawa lepas bersama Chandra.

***

Rose terbawa suasana bersama pengunjung lain. Menikmati permainan gitar dan nyanyian merdu sang kekasih yang mengalun syahdu di panggung kecil yang sengaja dibuat untuk menghibur pengunjung kafe. Rose tersenyum kala tatapan Chandra tak lepas darinya. Seolah ingin mengatakan pada seisi kafe jika gadis yang duduk sendirian di sebelah jendela itu adalah miliknya.

"Beda ya kalau yang udah taken. Sengaja mengumbar kemesraan seolah ingin semua orang tau. Dia milikku dan aku miliknya,"celetuk Jino-sahabat Chandra- yang juga adik pemilik kafe. Entah sejak kapan pemuda itu duduk disebelahnya. Terlalu menghayati, Rose sampai tak menyadari.

"Makanya cari pacar sono!"

"Udah sih yee, tapi ya gitu kami terlalu banyak perbedaan,"balas Jino lesu.

"Dih, cemen bener. Kalau sayang ya perjuangin."

Jino mengangguk setuju, "iya gue cemen."

"Yang sabar ya, Jino."

Jino kembali mengangguk.

"Oi, Mawarku! Roseanne, Rose, Rose, Kak Ros!"

"Apaan sih pitak?!"kesal Rose karena Chandra yang datang dengan kerusuhan. Memangil-manggil nama Rose keras sekali tanpa tau malu. Kalau begini justru Rose yang malu.

"Tau diri deh gue. Cabut ya bro,"ucap Jino mengundurkan diri. Tak mau kehadirannya dianggap nyamuk.

Chandra mengangguk kemudian kembali menatap Rose. Selain jago renang dan pintar. Chandra juga pandai bermusik. Dulu semasa SMA sempat punya band walau akhirnya bubar. Suaranya bagus sekali. Itu sebabnya banyak gadis di kampus yang iri kepada Rose. Chandra itu paket komplit hanya saja kehidupan keluarganya saja yang kurang baik.

"Kamu manggil-manggil aku, mau ngapain?"

Chandra menyengir, "makan yuk! Abis dapat bayaran nih."

Rose menggeleng, "engga deh, Chan. Gaji kamu simpen aja."

"Kok gitu?"

"Iya gitu, pokoknya aku engga mau pergi makan."

"Terus maunya apa?"tanya Chandra.

"Eum, "Rose bergumam, "ah, sebagai gantinya. Jalan ke taman kota yuk. Kita makan jagung bakar aja. Nostalgia jaman sekolah."

Chandra tersenyum, sadar Rose pasti tak ingin membebaninya.

"Eum, oke deh,"sahutnya sambil mengelus pucuk kepala Rose.

***

Rosemary membelah jalanan kota. Lampu jalan tampak berjajar seolah menyambut dua sejoli dalam kesederhanaan itu. Tak ada mobil mewah, tak ada makan malam mewah, apalagi kencan mewah. Cukup duduk di taman kota menikmati jagung bakar dan suara hiruk pikuk masyarakat sesekali genjrengan gitar para pengamen itu sudah cukup. Duduk berdua di dekat motor sambil bergurau sesekali mengobrol serius jauh lebih berkesan daripada makan di restoran mewah tapi hanya duduk diam.

"Wah, jadi inget dulu,"kenang Rose sambil meniupi jagung bakarnya yang baru saja matang.

"Inget engga sama yang satu ini?"

"Yang mana?"tanya Rose tidak mengerti.

"Bentar,"jawab Chandra tak lama kemudian datang dua orang pengamen. Yang satu membawa ukulele, satunya lagi memegang kantong bekas wadah permen sebagai tempat uang.

"Mas, tanding nyanyi sama saya yuk. Yang paling bagus berarti yang dapat uang, setuju engga Mas?"ucap Chandra tiba-tiba memotong si pengamen yang sudah siap bernyanyi.

"Kita duet deh, jadi uangnya bisa dibagi dua. Buat saya sama Mas berdua,"jelasnya.

"Engga usah deh, Mas,"kemudian dua pengamen itu memilih pergi, meninggalkan tawa untuk Rose yang sedari tadi jadi penonton.

"Dih, baperan bener tukang ngamennya. Orang bercanda juga. Paling duit seribu bagi dua, buat parkir aja masih kurang,"ucap Chandra yang dibalas tawa oleh Rose.

"Kamu itu ya, resek! Kasian tuh pengamennya kesempatan dapet seribu jadi ilang."

"Yee, kok nyalahin aku? Dasar pengamennya aja yang baperan,"balas Chandra.

Rose tertawa sambil menutup mulutnya yang tengah terbuka karena terbahak.

"Haha, iya aku inget. Kamu tiap ketemu tukang ngamen pasti diajak tanding nyanyi kalau engga ya duet bareng. Malah ada tuh pengamen yang ngasih kamu duit, katanya suara kamu lebih bagus dari dia, inget engga?"

Chandra mengangguk, "ingetlah, orang dapet limapuluh ribu. Masa lupa. Abis itu duitnya kita pake buat nonton."

"Iya bener. Kamu keasikan jadi tiap ada pengamen diajak tanding, kali aja dapet limapuluh lagi. Dasar engga modal."

Setelahnya, malam itu mereka habiskan untuk menyelami kenangan-kenangan di masa lalu. Bernostalgia dengan waktu. Sejenak melupakan kegundahan hati. Bagaimana takdir tengah bermain-main dengan mereka. Inilah kencan malam minggu ala Chandra. Sederhana tapi berkesan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Unending Love (End)
16919      2528     9     
Fantasy
Berawal dari hutang-hutang ayahnya, Elena Taylor dipaksa bekerja sebagai wanita penghibur. Disanalah ia bertemua makhluk buas yang seharusnya ada sebagai fantasi semata. Tanpa disangka makhluk buas itu menyelematkan Elena dari tempat terkutuk. Ia hanya melepaskan Elena kemudian ia tangkap kembali agar masuk dalam kehidupan makhluk buas tersebut. Lalu bagaimana kehidupan Elena di dalam dunia tanpa...
fall
4566      1361     3     
Romance
Renata bertemu dua saudara kembar yang mampu memporak-porandakan hidupnya. yang satu hangat dengan segala sikap manis yang amat dirindukan Renata dalam hidupnya. satu lagi, dingin dengan segudang perhatian yang tidak pernah Renata ketahui. dan dia Juga yang selalu bisa menangkap renata ketika jatuh. apakah ia akan selamanya mendekap Renata kapanpun ia akan jatuh?
Aku Mau
11376      2151     3     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
Breakeven
19287      2580     4     
Romance
Poin 6 Pihak kedua dilarang memiliki perasaan lebih pada pihak pertama, atau dalam bahasa jelasnya menyukai bahkan mencintai pihak pertama. Apabila hal ini terjadi, maka perjanjian ini selesai dan semua perjanjian tidak lagi berlaku. "Cih! Lo kira gue mau jatuh cinta sama cowok kayak lo?" "Who knows?" jawab Galaksi, mengedikkan bahunya. "Gimana kalo malah lo duluan ...
Chasing You Back
407      286     1     
Romance
Sudah 3 tahun, Maureen tidak pernah menyerah mengejar pangeran impiannya. Selama 3 tahun, pangeran impiannya tidak mengetahui tentangnya. Hingga suatu saat, Pangeran Impiannya, Josea Josh mulai mendekati Maureen? Hmmm ..
Panggil Namaku!
8641      2213     4     
Action
"Aku tahu sebenarnya dari lubuk hatimu yang paling dalam kau ingin sekali memanggil namaku!" "T-Tapi...jika aku memanggil namamu, kau akan mati..." balas Tia suaranya bergetar hebat. "Kalau begitu aku akan menyumpahimu. Jika kau tidak memanggil namaku dalam waktu 3 detik, aku akan mati!" "Apa?!" "Hoo~ Jadi, 3 detik ya?" gumam Aoba sena...
Forgetting You
4026      1467     4     
Romance
Karena kamu hidup bersama kenangan, aku menyerah. Karena kenangan akan selalu tinggal dan di kenang. Kepergian Dio membuat luka yang dalam untuk Arya dan Geran. Tidak ada hal lain yang di tinggalkan Dio selain gadis yang di taksirnya. Rasa bersalah Arya dan Geran terhadap Dio di lampiaskan dengan cara menjaga Audrey, gadis yang di sukai Dio.
Distaste
5198      1259     5     
Romance
Menjadi bagian dari BEST di SMA Angkasa nyatanya tak seindah bayangan Stella. Apalagi semenjak hadirnya ketua baru, Ghazi. Cowok yang membuat Stella dikucilkan semua temannya dan selalu serba salah. Cowok humoris yang berubah menjadi badboy hanya kepada Stella. Keduanya menyimpan kebencian masing-masing di hati mereka. Dendam yang diam-diam menjelma menjadi sebuah rasa tatkala ego menutupi ked...
Malaikat Hati
11460      2098     1     
Romance
Sebuah persinggahan dalam menjalin sebuah ikatan tidak lagi terasa dan bersemayam dihati. Malaikat hati yang mengajarkan betapa pentingnya sebuah senyuman dan pelukan. Mengenalkan arti bahagia dan arti kenyamanan hati. Disaat itu, aku sadar bahwa hidup bukan untuk menentukan sebuah pilihan tapi hidup untuk menjalin sebuah kepercayaan.
Stay With Me
194      163     0     
Romance
Namanya Vania, Vania Durstell tepatnya. Ia hidup bersama keluarga yang berkecukupan, sangat berkecukupan. Vania, dia sorang siswi sekolah akhir di SMA Cakra, namun sangat disayangkan, Vania sangat suka dengan yang berbau Bk dan hukumuman, jika siswa lain menjauhinya maka, ia akan mendekat. Vania, dia memiliki seribu misteri dalam hidupnya, memiliki lika-liku hidup yang tak akan tertebak. Awal...