Gadis itu mondar-mandir sambil menggigit kuku jari telunjuknya. Dia menunggu pemilik telepon seberang sana mengangkat teleponnya. Oh ayolah, kenapa dia harus menceritakan ini pada orang? Ini kan salah satu rahasia terbesarnya. Tapi mulutnya gatal ingin menceritakan. Lagi pula ia juga tidak bisa memutuskan panggilan itu, karena orang disebelah sana telah mengangkat telponnya.
"Eh-"
"Apaansih!"
"Gue mau cerita sesuatu, lo diem ya. Dengerin aja, okey?"
"..."
"Jadi tuh..."
Dia memulai menceritakannya, mulai dari pertama sampai pada akhirnya. Orang diseberang sana hanya mendengarkan. Sampai akhirnya cerita itu selesai.
"Gituu. Menurut lo, gimana, Nir?"
Tut tut tut
Sialan! Bukannya menjawab ia malah memutuskan panggilannya. Lagian, ini salahnya. Sekarang kan sudah malam, lagian temannya itu pasti sudah tidur namun terganggu oleh panggilannya. Harusnya dia menceritakan itu disekolah. Ah lupa, disekolah banyak orang. Walaupun bicaranya berbisik pun, orang tetap mendengar.
Zigga : Lo diem aja, besok gausah bahas disekolah. Oke?
Niran : Lo ganggu tdr gue!
Zigga : Hehe, sorry. Pokoknya jgn bahas deh ya.
Tidak ada balasan dari temannya itu. Zigga membuang napasnya, berharap besok Niran tidak membahasnya.
????????????