“Awas Mut !” teriak Tama pada gadis yang berada di ujung jalan yang hendak menghampirinya. Gadis yang selama ini menemani kehidupan Tama yang baru.
Teriakan itu membuat orang-orang yang berada di sana memusatkan panca indera penglihatan mereka pada gadis berjilbab merah yang sudah bersimbah darah di tengah jalan.
Tama menghampiri gadis yang terkulai lemah, sungguh malang nasib Muti. Ditembak oleh orang yang tak dikenal,, entah itu pria ataupun wanita. Tidak ada yang tahu siapa penembak itu.
“Mut .. Bangun Mut …” teriak Tama kembali membangunkan Muti. Namun Muti tak kunjung bangun.
Semakin lama, darah yang keluar dari kepala Muti begitu banyak bahkan mengotori setelan baju Tama. Tama panik melihat Muti sampai dikerumuni.
***
Sebelum mereka bersama, Muti dan Tama mendapat pesan singkat yang berisi “Jika kalian masih seperti itu, kalian harus menanggung akibatnya.”
Mungkin karena sifat yang super cuek, mereka mengabaikan pesan yang tidak penting itu. Mereka terlalu masa bodoh dengan orang-orang yang akan mecelakai mereka berdua. Toh, sampai saat ini keadaan mereka baik-baik saja tanpa kekurangan apapun.
Teror itu bersal dari Liona,yang sudah muak dengan kedekatan Tama dan Muti. Tanpa ditunggu lagi, wanita sial itu melancarkan aksinya.
@ReonA masih baru bngt ini hehe. Makasih :)
Comment on chapter Prolog