Demi apa?! Aku baru sebulan menikah dengannya dan dia baru saja memberi tahuku berita maha penting bahwa ia menjadi salah satu penerima beasiswa di Jerman!
Ia membuka suara setelah melihatku yang masih shock mendengar pernyataan kejutan darinya. “Aa’ gak tahu harus senang atau sedih, tapi beasiswa ini sayang banget kalau gak diambil,” ucapnya dengan sedikit rasa bersalah.
Aku masih termenung, sama sekali tidak berniat untuk menanggapi apapun yang keluar dari mulut suamiku.
Tahu bahwa dirinya diabaikan, dia duduk mensejajariku kemudian membawa tanganku ke dalam genggamannya. “Maaf ya kalau kamu kecewa. Sebenarnya keputusannya ada di kamu. Kamu mau ikut Aa’ ke Jerman atau tetap di sini?” tanyanya.
Aku mengerjapkan mata tak percaya ketika mendengar ucapannya. Bagaimana bisa lelaki ini memberikan pilihan untuk tinggal atau pergi dari negeri ini semudah memilih menu makan malam? Apa dia tidak sadar jika dia telah menyingkirkanku dari keputusan atas masa depan kami berdua?
Aku memejamkan mata dengan jemari yang mengurut pelipis, berusaha untuk mengontrol emosi. “Kalau Anin mau Aa’ ambil beasiswa lain yang kuliahnya di Indo, Aa’ mau?”
Aku benar-benar mendengar helaan napasnya yang menyiratkan kekecewaan. Dia pasti dilema. Coba kita lihat siapa yang akan dia pilih, aku atau beasiswanya?
Tak lama kemudian semua pertanyaan terjawab dengan gelengan lemah kepalanya.
Oke. Kalau begini aku bisa apa?
***
Halo!
Aku datang dengan membawa cerita dengan tema yang sama dengan ceritaku yang satunya. Tema pernikahan. Karena guys, pernikahan itu ternyata banyak konfliknya juga banyak senengnya. Makanya sekarang bersyukurlah dengan kondisi yang ada. Yang masih jomlo, fokus memperbaiki diri supaya ketemu jodoh yang sepadan. Yang udah punya pasangan, tetaplah bahagia dan menjalani segala macam rintangan berdua.
Pasuruan, 12 Juni 2018.
Pake proposal donggg.... :""""
Comment on chapter [1] Todongan Keluarga