Loading...
Logo TinLit
Read Story - Haruskah Ku Mati
MENU
About Us  

28 Maret 2016

Hari ini adalah hari ulang tahun Aim yang ke 22 tahun. Aku sudah mempersiapkan kado ulang tahun untuknya, sebuah jam tangan. Jam tangan yang aku beli dengan uang tabunganku. Aku juga sudah berencana untuk membeli cake ulang tahun sama adik perempuanku. Semua aku lakukan untuk membuatnya bahagia di hari ulang tahunnya.

Tepat pukul 00.01 aku mengirimkan pesan untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuknya di tanggal 28 Maret 2016.

“Selamat ulang tahun sayangku yang ke 22 tahun. Selamat ulang tahun lelaki yang sudah setia menemaniku hingga saat ini 4 tahun 2 bulan 7 hari. Semua yang terbaik untukmu sayang. Tuhan berkati setiap aspek kehidupan Aim. Amin ... Tetap jadi sahabat terbaik dan kekasih terhebatku yah sayang.”

“Amin ... makasih yah sayangku.”

“Kembali kasih sayangku.”

“Ayank bobok lah yah sayang.”

“Iya sayang.”

Ayank juga bobok yah”

“Iya sayang. Med bobok yah sayang. Aku mencintai ayank.”

“Iya sayang. Bye sayang.”

            Siang harinya aku pergi dengan adik perempuanku satu-satunya, Noviana Naibaho membeli kue ulang tahun. Adikku itu memang selalu ku libatkan setiap aku ingin memberikan kejutan di setiap ulang tahun Aim. Dia selalu menjadi tim sukses. Dia adikku yang baik, kawan jalan, kawan curhat sekaligus kawan berantem. Sepulang dari sana, kami langsung ke rumah Aim. Aku datang untuk memberikan dia surprise. Saat Aim lagi menghidupkan DVD, aku membawa kue ulang tahun sambil bernyanyi Happy Birthday to You. Dia terkejut melihat kedatanganku.

Sore harinya kami pergi berdua ke suatu tempat makan untuk merayakan ulang tahunnya. Aku senang sekali bisa merayakan ulang tahunnya. Sepulang makan, kami duduk di teras rumahku.

“Makasih yah sayang buat hari ini.”

“Iya sayang sama-sama. Ayank senang gak?”

“Senang sekali sayang.” 

“Sayang, ada mau aku kasih.”

“Apa sayang?”

“Tunggu yah.”

Kemudian aku masuk ke rumah dan mengambil kadoku.

“Ini buat ayank.”

“Apa ini sayang?”

“Bukalah.”

Kemudian dia membuka kadonya.

“Makasih yah sayang.”

“Iya sayang”

 

April 2016

Aim mengatakan bahwa kakaknya yang bernama Henny Nababan  menawarkan pekerjaan di kantornya yang berada di Siantar.  Siantar adalah sebuah kota yang harus dilalui sekitar kurang lebih 4 jam dari kota Medan. Aku memutuskan untuk mencoba melamar disana. Aim bersedia menemaniku ke Siantar. Aim bilang, sekalian jalan-jalan. Aku mempersiapkan lamaranku dan Aim memberitahu kakak kalau kami akan datang. Beberapa hari setelahnya, kami berangkat ke Siantar untuk mengantar lamaran. Aku yakin ini bakal jadi perjalanan yang menyenangkan. Pagi itu kami berangkat dari rumah jam sembilan pagi. Dari rumah kami menaiki angkutan umum ke terminal. Empat puluh lima menit kami sampai di terminal. Setelah itu kami membeli tiket dan menaiki bus. Bus nya melaju sangat kencang. Aku takut sekali. Aim sangat paham kalau aku punya trauma dengan kendaraan apalagi dengan kendaraan yang kencang dan ngebut-ngebut. Dia mencoba membuatku nyaman dan tenang. Sudah dua jam bus terus melaju. Sampai akhirnya terdengar suara bus kami menabrak sebuah mobil pribadi yang ada di depan kami. Semua penumpang di dalam bus panik, termasuk aku dan Aim. Terjadi perdebatan diantara supir bus kami dengan pemilik mobil. Beberapa orang penumpang keluar untuk mengetahui apa yang terjadi. Penumpang kembali sambil marah-marah. Ternyata bus yang kami naiki rem nya blong. Semua penumpang keluar dari bus. Beberapa dari kami dicarikan bus lain oleh supirnya. Beberapa yang lain tidak. Lalu busnya pergi. Aim marah-marah tapi percuma, supirnya tetap pergi melaju kencang.

Aim : “Bisa dia bawa bus yang remnya blong.”

Aku : “Udahlah sayang. Orangnya juga udah pergi”

Kami bingung. Kami menepi di pinggir jalan besar itu bersama dengan penumpang yang lain. Sebelumnya Aim sudah pernah ke kost kak Henny tapi dia tidak terlalu tahu kota itu. Aim langsung menelepon kakak untuk memberitahukan yang terjadi.

Kakak : “Hallo”

Aim : “Hallo kak. Kami diturunkan di jalan. Rem busnya blong.”

Kakak : “Udah dimana kalian?”

Aim : “Gak tau dimana ini.”

Kemudian Aim bertanya dengan penumpang yang lain dan memberitahu kakak tentang posisi kami dimana. Aku tidak tau apalagi yang mereka katakan. Setelah selesai menelepon, Aim terlihat panik. Aku tidak mau menambah kepanikannya dan tidak bertanya apapun. Setengah jam lebih, sebuah angkutan umum berwarna kuning lewat di depan kami. Aim memberhentikan angkutan umum tersebut. Busnya berhenti dan kami naik ke dalam bus tersebut.

Aku : “Masih jauh yah sayang?”

Aim : “Masih sayang. Belum ada setengah perjalanan.”

Aku : “Kita turun dimana sayang?”

Aim : “Kita nanti turun di terminal terus naik angkot lagi baru nanti kita di jemput kak Henny sayang.”

Aku : “Ohh iya sayang.”

Kepalaku sudah sakit. Perjalanan masih jauh. Angkot kami terus melaju lebih lambat dari bus yang tadi. Setelah satu jam lebih, kami sampai di terminal Siantar. Aim menelepon kakak lagi.

Kakak : “Hallo”

Aim : “Udah sampai di terminal kami kak.”

Kakak : “Yoda nanti naik angkot warna merah.”

Aim : “Iya kak. Berapa ongkosnya?”

Kakak : “Kasih aja empat ribu.”

Aim : “Yoda kak nanti kami telpon lagi”

Teleponnya sudah mati. Lima belas menit kemudian, kami sampai di sebuah jalan. Kak Henny sudah menunggu kami dengan sepeda motornya. Kami turun disana. Kami naik di sepeda motor kakak. Aim membawa motornya sambil menceritakan semua yang terjadi sama kakak dengan nada kesal. Tidak lama kami sampai di kost kak Henny. Kami beristirahat disana dan berganti pakaian. Perjalanan yang cukup melelahkan. Malam harinya kami makan dengan kak Henny dan seorang teman kak Henny yang dikenal juga oleh Aim. Aku tidak tahu nama abang itu. Selesai makan kami berempat balik lagi ke kost nya kakak. Aim merapikan pakaian dan menginap di kost abang itu. Aku sudah sangat lelah dan tidak banyak cerita dengan kakak yang sibuk dengan laporannya. Aku memberikan lamaranku kepada kakak. Pagi harinya kakak menjemput Aim di kost abang itu. Tidak lama, Aim datang dengan kakak. Kami sarapan bersama. Selesai sarapan, kakak bergegas berangkat ke kantor. Sampai sore hari kami hanya bercerita dengan Aim. Rencana jalan-jalan gagal karena tempat yang mau kami datangi ternyata jauh dari kost kakak. Sore hari, kami bersiap-siap untuk pulang ke Medan. Sepulang dari kantor, kami diantar oleh kakak ke terminal. Sebelumnya kami membeli beberapa oleh-oleh. Kami terlambat sampai di terminal, bus baru beberapa menit yang lalu jalan. Setengah jam lebih kami menunggu bus yang lain pun tiba. Kami berpamitan dengan kakak. Aku mengucapkan terimakasih banyak dan maaf karena kami sudah merepotkan sih kakak. Kakaknya Aim sangat baik. Aku sudah menganggap seperti kakakku sendiri. Sejak berhubungan dengan Aim, aku merasa jadi punya kakak dan abang. Karena aku anak pertama jadi aku gak tau rasanya punya kakak dan abang. Sementara Aim adalah anak paling kecil. Dia punya empat orang abang dan tiga orang kakak. Mereka semua baik dan menganggapku sebagai adiknya. Aku merasa beruntung.

 

Juni 2016

Aku dikabarkan lulus dalam seleksi penerimaan pegawai di salah satu instansi pemerintah dan harus berangkat besok ke Jakarta dalam rangka bimbingan teknis padahal saat itu aku juga sedang melakukan seleksi penerimaan karyawan di salah satu sekolah swasta. Aku langsung menelpon bapak agar pergi mengkonfirmasi hal itu. Bapak pergi ditemani Aim karena bapak tidak tau kantornya. Aim yang tau karena dia yang menemaniku menjatuhkan lamaran disana. Setelah bapak dan Aim pergi dan mengetahui bahwa besok harus berangkat ke Jakarta. Mereka langsung memesan tiket pesawat. Dua lelaki luar biasa dalam hidupku. Mereka selalu mau direpotkan olehku dan selalu ada untukku. Aku bahagia sekali. Setelah melalui proses seleksi yang lumayan melelahkan, aku akhirnya diterima bekerja.

Esok harinya, Aim, tulangku atau paman, dan Novi mengantarkanku ke bandara. Jarak bandara dari rumah kami cukup jauh dan menempuh perjalanan selama 1 jam. Aim datang ke rumahku jam 2 pagi karena jadwal keberangkatanku jam 5 pagi. Padahal pagi itu juga dia akan melaksanakan UAS di Kampus. Sungguh aku tidak tahu bagaimana membalas semua kebaikannya. Dia yeng menemaniku mengantar lamaran, dia juga yang sibuk mempersiapkan keberangkatanku, dia juga ikut mengantarku. Dia selalu mendukungku, selalu ada untukku.

 

01 Juli 2016

Hari pertama aku bekerja, aku dianter sama Aim. Jam 6 pagi dia datang dan mengantarku ke kantor. Jarak kantor dan rumahku sangat jauh.  Setelah sampai di kantor, dia langsung pulang. Selama sebulan dia selalu mengantarku setiap hari. Aku merasa sangat merepotkannya. Aku juga tau dia pasti sangat lelah tapi dia tidak pernah mengeluh. Kalau aku tugas ke lapangan, aku selalu minta ditemani olehnya. Dia juga selalu membantuku dalam pekerjaanku. Dia tahu bahwa aku belum bisa pergi berkendara dengan sepeda motor sendiri dan masih trauma akibat kecelakaan waktu itu. Bahkan dia rela nganter aku ke kantorku yang jaraknya jauh dan setelah selesai nganter, dia langsung pulang ke rumah tanpa istirahat terlebih dahulu. Dia memang lelaki hebat. Kalau aku lagi ada masalah, aku selalu cerita dengannya dan dia selalu berusaha menghapus air mataku dan menggantinya dengan tawa. Akhirnya aku memutuskan untuk ngekost di dekat kantorku supaya tidak capek dan menghemat waktu dan tenaga. Setiap hari Jumat sore aku pulang ke Medan. 

 

20 Juli 2016

Sepulang dari kantor, aku membersihkan kost ku yang sangat sederhana, hanya berukuran 2,5m x 3m. Isinya hanya sebuah tempat tidur kecil, beberapa pasang baju kerja, beberapa perlengkapan makan, sebuah rice cooker kecil, dispenser, di dalamnya juga ada kamar mandi yang kecil, dan ada aku. Aku tinggal sendiri di kost yang kecil ini. Sedih sekali rasanya. Tidak ada keluargaku, tidak ada Aim, tidak ada siapapun hanya ada aku.

Handphoneku tiba-tiba berbunyi. Ada pesan bbm masuk. Ternyata dari kawan lamaku.

“Sur .. apa kabar?”

“Baik fris .. kau gimana?”

“Baik juga”

“Aku tadi jumpa Efraim loh di angkot”

“Owh iya?”

“Merokok dia sekarang yah”

“Hah?”

“Iya tadi aku lihat dia lagi merokok”

“Enggak ah. Dia gak merokok. Kau salah lihat kali”

“Enggak loh. Akupun tadi terkejut karena setau aku dia gak merokok”

Terkejut sekali aku. Aim gak perokok. Dari dulu dia gak merokok. Gak mungkin Aim merokok. Aku langsung mengirim pesan ke Aim.

“Aim ...”

“Yah sayang”

“Aku mau nanya sesuatu”

“Apa itu sayang?”

“Kamu merokok?”

“Lohh kok tiba-tiba nanya gtu sayang”

“Jawab aja pertanyaanku”

“Siapa yang bilang sayang?

“Kamu gak perlu tau siapa yang bilang. Jawab aja pertanyaanku”

“Gak loh sayang”

“Jujur dulu samaku”

“Maafin aku yah sayang (emot nangis)”

“Kamu merokok?”

“Iya sayang (emot nangis)”

Aku shock membaca pesannya. Aku terkejut sekali. Aku nangis. Aku kecewa. Gak nyangka Aim bisa melakukan ini samaku. Disaat aku jauh darinya. Dia malah melakukan hal yang paling aku benci, merokok. Aku disini kerja baik-baik ternyata dia disana seperti itu.

“Aku gak nyangka kau ngelakuin ini samaku. Ternyata dibelakangku, kau menusukku. Kau membohongiku. Lelaki yang selama ini aku banggakan ternyata menghianatiku.”

“Maafin aku sayang.”

“Aku gak bisa lagi berhubungan dengan lelaki yang gak bisa dipercaya.

“Apa maksudnya sayang?”

“Aku mau kita putus”

“Hanya karena ini ayank mutusin aku”

“Hanya karena ini kau bilang ? gampang kali kau ngmong”

“Maafin aku sayang”

Aku gak membalas pesannya lagi. Dia meneleponku berulang kali tapi gak ku jawab.

“Sayang, angkat dulu teleponnya”

“Sayang, maafin aku. Dengerin dulu penjelasanku”

Dia terus menelepon. Dengan berat hati aku mengangkat teleponnya. Dia menjelaskan bahwa dia mulai merokok karena stres dengan skripsinya. Dia berjanji bahwa dia akan berhenti merokok. Aku memberinya kesempatan kedua. Aku memaafkannya.

 

Agustus 2016

Hari keempat sepulang aku dari kantor, itu artinya besok aku akan pulang ke Medan. Aku berjalan dari kantor ke kostku.

“Sayang, udah pulang?” tanya Aim melalui pesan.

“Udah sayang. Ini udah di kost.”

“Aim kangen sayang.”

“Yani juga kangen sayang.”

“Aim nanti kesana yah sayang.”

“Tapi kan besok yani udah pulang sayang.”

“Iya tapi Aim kangen sayang. Aim kesana yah ...”

“Yoda sayang.”

“Aim mandi dulu yah sayang.”

“Ok sayang.”

Dua puluh menit kemudian ...

“Sayang, aim otw yah ...”

“Iya sayang ... hati” yah sayangku ...”

“Iya sayang”

Sejam lebih aku menunggunya. Akhirnya diapun nyampe sekitar pukul 7 malam.

“Yani ...”

“Iyahh ... “ sambil membuka pintu kost dan keluar dari pintu.

“Capek ayank nya?”

“Hehehe enggak koq sayang.”

Diapun duduk dan aku mengambilkannya minum

“Nah sayang minum dulu.” sambil memberikan minum ke Aim

“Makasih yah sayang”

Aku rindu sekali dengan lelaki ini. Ternyata dia juga rindu. Biasanya kami memang gak pernah jauh. Tiap hari selalu bisa lihat dia. Sekarang udah gak bisa lagi. Dia bela-belain datang kesini hanya untuk bertemu denganku. Dia rela menempuh perjalanan yang jauh sekali. Aku sangat terharu.  Kami gak menyianyiakan waktu yang kami punya. Aku mengajaknya keliling kota Pakam. Setelah itu kami makan sambil bercerita. Semua hal kami ceritakan. Gak terasa waktu sudah menunjukkan jam 10 malam. Dia mengantarkanku kembali ke kost dan pamit untuk pulang.

“Sayang, aku pergi yah ...”

“Iya sayang .. hati-hati yah sayang. Jangan ngebut-ngebut yah sayang.”

Akupun menyalamnya dan dia mencium keningku. Hal ini sudah menjadi kebiasaan kami saat kami berpisah. Satu dari beribu hal yang membuatku sedih saat jauh darinya.

“Byee ...” sambil melambaikan tangan dia menghidupkan sepeda motornya.

“Bye sayang.” Akupun melambaikan tangan.

Dia menggas keretanya dan pergi. Dalam hati kecilku, aku sangat khawatir karena dia harus balik lagi ke Medan. Perjalanan yang jauh dan ini sudah larut malam. Aku takut terjadi apa-apa. Dalam hati, aku berdoa agar Tuhan Yesus selalu menyertai dia dan menjauhkannya dari segala yang buruk. Aku menunggu pesan darinya. Setelah sejam aku menunggu, diapun memberikan kabar.

“Sayang, aim udah sampe yah“

“Iya sayangku”

“Ayank tidurlah yah ... udah malam kali ini.”

“Iya sayang ...”

“Met bobok buat ayank yah. Semoga mimpi yang indah sayangku. I love you sayang aim”

“Iya sayang. I love you too sayang. Jangan lama” ayank bobok yah ...”

“Iya sayang. Bye sayangku”

“Bye sayang ...”

 

September 2016

Dia mengalami kegagalan dalam skripsinya. Dia yang seharusnya wisuda di tahun ini tetapi dia gagal. Dia merasa sangat kecewa melihat teman-temannya wisuda tetapi dia tidak. Aku berusaha untuk menguatkan dia dan berusaha ada untuk dia. Walaupun aku merasa gagal sebagai pacarnya. Aku gagal. Tetapi aku terus mendukung dia agar dia terus semangat agar skripsinya cepat selesai.

Dia membuat status di sosial media facebooknya,

“Sedih sebenarnya liat mereka yang bisa mendapatkan akhir dari semuanya. Rasanya itu seperti aku di belakang mereka yang ketinggalan. Mungkin Tuhan punya rencana yang indah buatku. Mungkin Tuhan bilang bukan tahun ini. Keberhasilan itu bukan didapatkan dari keburu-buruan yah ... Semoga aku bisa menerima semua ini. Tuhan ... bantu aku. Beri aku semangat yang tinggi. Temani aku Tuhan agar aku bisa menyelesaikan semuanya. Semua penentunya pada-Mu Tuhan. Aku percaya Engkau tdk akan pernah meninggalkan hamba selama hamba berusaha.”

            Mungkin aku gak akan bisa merasakan apa yang Aim rasakan tapi aku mengerti baik bagaimana perasaan Aim. Karena aku sahabatnya. Aku bilang padanya bahwa dia harus tetap semangat. Dia harus terus berusaha dan jangan pernah berhenti berdoa. Aku akan selalu ada disampingnya.

 

Oktober 2016

            Aku terus mendorong Aim supaya bangkit dari kegagalannya. Walaupun sekarang aku hanya bisa mengirimkannya pesan karena aku ngekost dan tidak ada di dekatnya. Aim mulai melakukan hal-hal yang aku benci. Dia merokok dan minum-minum. Aku kecewa sekali. Saat aku disini kerja. Dia malah melakukan hal yang aku benci di belakangku.  

“Sayang, aku gak tau apa yang terjadi jika aku tanpamu sayang (emot nangis). Aku gak tau. Semenjak ayank kerja dan sedikit waktu bersama. Disitu tingkah lakuku udah mulai kacau dan tak terkendali. Aku merindukanmu sayang. Merindukan pelukan hangatmu. Merindukan senyummu yang buat hatiku luluh. Biasanya ayank selalu mau nemenin aim ke kampus. Ngawani aim bimbingan. Sekarang aim jalani itu dengan sendiri. Semangat berkurang tanpa ayank di sampingku. Ingin sekali aku antar jemput ayank Medan-Pakam, Pakam-Medan. Aim gak peduli akan capek yang aim rasa. Tapi aim gak bisa lihat ayank capek. Aim merindukanmu sayang. Sangat merindukan ayank (emot sedih)”

“Yah ampuunn sayang. Sayangku, janganlah merokok-merokok sayang. Itu gak bagus untuk kesehatan. Gak ada gunanya itu sayang. Habis duit. Paru-paru rusak. Yang sayang yahhh. Yani disini kerja loh sayang (emot nangis). Yani juga sangat merindukan ayank. Tapi gimana mau yani buat sayang. Ayank semangatlah yah ...”

“Iya sayang. Akan aim usahakan yah sayangku. Aim sedang berusaha untuk mengurangi dan mengurangi sampai gak akan tersentuh lagi sayangku”

“Iya sayang.”

 

November 2016

Sore hari saat aku lagi duduk di kost. Aku mengirim pesan untuk mengingatkan Aim bahwa besok dia sudah janji akan bimbingan dengan dosennya.

“Sayang”

“Iya sayang. Aim disini”

“Ayank besok bimbingan kan?”

“Iya sayang tapi Aim malas”

“Oalah sayang. Jangan malas-malas lah”

“Iya sayang”

“Semangat sayangku”

“Makasih sayang Aim”

“(emot kiss)”

“Aim sangat mencintaimu sayangku. Aku gak akan melepaskan ayank pada siapapun. Ayank hanya milikku. Di hatiku hanya ada kamu sayangku. I love you so much honey (emot kiss)”

“I love you so much too honey (emot kiss)”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (13)
  • suryaninaibaho

    @Ervinadyp Hehehe makasih yahh

    Comment on chapter Deskripsi Cerita
  • Ervinadyp

    pemilihan katanya bagus kaak, aku sukaaa. hehehe

    Comment on chapter Deskripsi Cerita
  • Ichaharahap

    Saya suka saya suka

    Comment on chapter Deskripsi Cerita
  • Ditapramita

    Terharu dan sedih kak
    Semangat terus

    Comment on chapter Deskripsi Cerita
  • dinanabillah

    sangat menyentuh kak

    Comment on chapter Deskripsi Cerita
  • danielsitumorang

    ????????

    Comment on chapter Deskripsi Cerita
  • suryaninaibaho

    @Okta Makasih dek

    Comment on chapter Deskripsi Cerita
  • Okta

    Sedih kk tetap Semangat kaka ????

    Comment on chapter Deskripsi Cerita
  • ecifascaautamii_18

    terharu bacanya????????
    semangatt yah kakak que????

    Comment on chapter Deskripsi Cerita
  • suryaninaibaho

    Makasih kak udah baca

    Comment on chapter Deskripsi Cerita
Similar Tags
Bukan kepribadian ganda
9457      1833     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Happiness Is Real
307      260     0     
Short Story
Kumpulan cerita, yang akan memberitahu kalian bahwa kebahagiaan itu nyata.
Junet in Book
3294      1267     7     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
Love Dribble
10589      2041     7     
Romance
"Ketika cinta bersemi di kala ketidakmungkinan". by. @Mella3710 "Jangan tinggalin gue lagi... gue capek ditinggalin terus. Ah, tapi, sama aja ya? Lo juga ninggalin gue ternyata..." -Clairetta. "Maaf, gue gak bisa jaga janji gue. Tapi, lo jangan tinggalin gue ya? Gue butuh lo..." -Gio. Ini kisah tentang cinta yang bertumbuh di tengah kemustahilan untuk mewuj...
3600 Detik
2912      1076     2     
Romance
Namanya Tari, yang menghabiskan waktu satu jam untuk mengenang masa lalu bersama seseorang itu. Membuat janji untuk tak melupakan semua kenangan manis diantara mereka. Meskipun kini, jalan yang mereka ambil tlah berbeda.
Truth Or Dare
9047      1711     3     
Fan Fiction
Semua bermula dari sebuah permainan, jadi tidak ada salahnya jika berakhir seperti permainan. Termasuk sebuah perasaan. Jika sejak awal Yoongi tidak memainkan permainan itu, hingga saat ini sudah pasti ia tidak menyakiti perasaan seorang gadis, terlebih saat gadis itu telah mengetahui kebenarannya. Jika kebanyakan orang yang memainkan permainan ini pasti akan menjalani hubungan yang diawali de...
Frekuensi Cinta
292      244     0     
Romance
Sejak awal mengenalnya, cinta adalah perjuangan yang pelik untuk mencapai keselarasan. Bukan hanya satu hati, tapi dua hati. Yang harus memiliki frekuensi getaran sama besar dan tentu membutuhkan waktu yang lama. Frekuensi cinta itu hadir, bergelombang naik-turun begitu lama, se-lama kisahku yang tak pernah ku andai-andai sebelumnya, sejak pertama jumpa dengannya.
Be My Girlfriend?
16840      2625     1     
Fan Fiction
DO KYUNGSOO FANFICTION Untuk kamu, Walaupun kita hidup di dunia yang berbeda, Walaupun kita tinggal di negara yang berbeda, Walaupun kau hanya seorang fans dan aku idolamu, Aku akan tetap mencintaimu. - DKS "Two people don't have to be together right now, In a month, Or in a year. If those two people are meant to be, Then they will be together, Somehow at sometime in life&q...
P.E.R.M.A.T.A
1873      933     2     
Romance
P.E.R.M.A.T.A ( pertemuan yang hanya semata ) Tulisan ini menceritakan tentang seseorang yang mendapatkan cinta sejatinya namun ketika ia sedang dalam kebahagiaan kekasihnya pergi meninggalkan dia untuk selamanya dan meninggalkan semua kenangan yang dia dan wanita itu pernah ukir bersama salah satunya buku ini .
Dua Sisi
8322      1891     1     
Romance
Terkadang melihat dari segala sisi itu penting, karena jika hanya melihat dari satu sisi bisa saja timbul salah paham. Seperti mereka. Mereka memilih saling menyakiti satu sama lain. -Dua Sisi- "Ketika cinta dilihat dari dua sisi berbeda"