Tidak terhitung untuk keberapa kalinya Renata dikecewakan oleh seorang laki-laki yang mengumbar janji manis kepadanya. Renata yang mempunyai sifat penyayang dan sangat peduli terhadap orang-orang disekitarnya terkadang banyak orang yang memanfaatkan kebaikannya. Wajah Renata yang terlihat sedikit oriental dengan rambut kemerahan yang terlihat agak ikal yang selalu Renata ikat dan sneakers yang Renata kenakan membuat Renata terlihat sangat sporty tapi tetap anggun dengan cara berpakaian yang sopan dan selalu mengenakan rok kenamapun ia pergi.
Alasan Riyan meninggalkan Renata benar-benar membuat Renata sangat terpukul. Bagaimana tidak sangat terpukul, alasan Riyan meninggalkan Renata adalah untuk mencintai Dita, mantan kekeasihnya sewaktu dia masih SMP.
Riyan dan Renata memang awalnya hanya sebatas teman sekelas di kampus. Namun, pertemuan Riyan dan Renata tidak hanya di kampus. Sepulang kampus Riyan dan Renata sering jalan berdua hanya untuk sekedar menonton film yang sedang tayang di bioskop, mencari makanan yang lagi hits di Bandung, atau hanya sekedar makan eskrim sambil ngobrol tentang Dita, mantan kekasih Riyan. Renata memang lebih sering mendengarkan cerita-cerita Riyan, daripada menceritakan dirinya kepada Riyan. Sikap Renata yang sangat peduli kepadanya membuat Riyan sangat nyaman dengan Renata. Sedikit demi sedikitpun Riyan mulai lupa dengan Dita.
Awal agustus, tepat satu tahun mereka berkenalan. Kebiasaan jalan bareng sepulang kampus ini sedikit berkurang karena libur semester yang panjang. Tiba-tiba Riyan menghubungi Renata via chat WhatsApp.
Riyan: “Ren, sumpek nih pingin ga lo main yang macu adrenalin gitu?”
Renata: “Lo mau ajak gue kemana emangnya?”
Riyan: “Gue sebenernya pengen arum jeram gitu, tapi gue tau lo pasti nolak kalo basah-basahan. Jadi mending kemana ya ?”
Renata: “Lo tau aja hehe”
Riyan: “Ah payah lo, kita ke Trans Studio Bandung aja yuk yang deket-deket aja. Lo harus mau ya, gue yang bayarin. Gue cuma mau ngetes seberapa hebat adrenalin lo!”
Renata: “Terserah Lo!!”
Riyan: “Besok pagi, gue jemput ya. Kali ini jangan pake rok, okey!”
Renata: “Pinjemin celana Lo, hahah”
Riyan: “Gilaaa”
Keesokan harinya, tepat jam 09.00 Riyan sampai dirumah Renata untuk menjemput dan mengajaknya ke TSB. Pintu rumah Renata yang masih tertutup dan terlihat sepi mebuat Riyan ragu apakah Renata ada dirumah ata tidak. Lalu Riyan mencoba chat Renata via WhatsApp.
Riyan: “Gue depan rumah lo, Keluar dong! Udah siap kan?”
Renata yang terlihat online saat Riyan mengirim chat tapi tidak dibalas membuat Riyan kesal.
Riyan: “Parah lo, Cuma di read!”
Renata yang masih dikamar cekikikan melihat dari jendela wajah Riyan yang sudah mulai kesal karena udah nunggu lama karena Renata yang baru selesai mandi.
Renata: “hehehe bentaran gue baru beres mandi, ga ada siapa-siapa dirumah. Gue takut kalo lo masuk, jadi lo tunggu diluar bentar ya.”
Riyan: “udah lama kali, buruan!”
Renata pun bergegas keluar kamar, dan membuka pintu rumah sambil tertawa melihat wajah Riyan yang udah kesal.
Wajah kesal Riyan pun hilang saat melihat Renata yang kali ini sangat beda. Ini kali pertama Riyan melihat Renata berpenampilan sangat santai dengan celana jeans panjang dan kaos pendek berwarna pink dan sneakers putih yang biasa Renata kenakan.
Tak lama-lama Renata dan Riyan pun langsung pergi ke TSB. Riyan membelikan tiket untuk mereka berdua. Pengunjung memang rata-rata remaja, hanya sedikit terlihat anak-anak. Mereka mulai memasuki area bermain tersebut. Kali ini Riyan yang menjadi tourguide dan selalu membujuk Renata yang nolak naik wahana-wahana aneh yang bikin jantung deg-degan. Renata yang sulit untuk dibujuk membuat Riyan tidak pantang menyerah untuk mengajaknya memacu adrenalin. Dengan bujuk rayu Riyan yang mampu meyakinkan Renata bahwa wahana ini aman, Renata pun akhirnya mau. Wahana pertama yang mereka naiki adalah Giant Swing. Ini membuat Renata ketagihan, dan mulai menikmati wahana-wahana lainnya.
Tak terasa, jam menunjukan pukul 17:30. Renata sudah mulai lelah, namun Riyan yang masih semangat mengajaknya untuk menaiki satu wahana lagi sebelum pulang.
Renata: “Pulang yuk, udah cape!”
Riyan: “Satu wahana lagi, ini paling seru!”
Renata:”Wahana apa ?”
Riyan: ”Yamaha Racing Coaster!” (sambil menunjuk wahana tersebut)
Renata: “Gila panjang amat antriannya”
Riyan: “Orang-orang aja tertarik, masa lo engga?”
Akhirnya Renata pun sepakat untuk menaiki satu wahan lagi, dan bersedia untuk mengantri panjang. Riyan yang tidak ada habisnya membuat topik pembicaraan yang menarik membuat Renata nyaman menghabiskan waktu dengan Riyan. Hampir 20 menit mengantri akhirnya giliran Renata dan Riyan untuk ikut menaiki wahana tersebut dengan beberapa orang yang mereka tidak kenal. Sesuai dengan instruksi petugas, tidak boleh membawa tas. Tas yang mereka kenakan disimpan di pinggir-pinggir wahana tersebut. Riyan yang daritadi terlihat santai, sangat berbeda ketika menaiki wahana ini. Riyan seperti ketakutan dan grogi saat menaiki wahana ini. Renata pun ketakutan, karena ia baru pertama menaiki wahana ini. Diujung depan terlihat waktu akan mulainya wahana ini berjalan, beberapa detik lagi. Riyan dan Renata pun makin tegang.
Dihitung mundur oleh suara dari opeator dan akhirnya wahana ini bergerak dengan kencang membuat adrenalin Renata terpacu sangat kuat. Mata Renata tetutup rapat sambil berteriak kecang dan menggenggam erat besi mengaman yang ada didepannya. Mata Renata yang pun terbuka saat Riyan memanggil namanya.
Riyan: “Renataaaa!”
Renata yang sambil ketakutan dan menoleh kepada Riyan dengan membuka sedikit matanya yang tertutup rapat.
Renata: ”Apaaaaa?”
Riyana: ”Mau gak jadi pacar gue?”
Renata saat itu hanya bisa tersenyum sambil melihat Riyan yang membalas senyumannya dengan senyuman yang sangat manis dengan lesung pipi yang Renata suka dari Riyan. Adrenalin Renata sangat terpacu saat itu, bagaimana tidak dengan wahana yang super menegangkan, disaat itu pula hal yang ga pernah terpikir oleh Renata terjadi pada saat yang bersamaaan. Keduanya hanya saling berpandangan sampai selesai wahana itu berhenti. Mereka pun langsung mengambil tas masing-masing dan bergegas untuk keluar dari area wahana tersebut. Renata masih tersenyum lebar, sedangkan Riyan sudah terlihat was-was karena Renata belum menjawab apa-apa atas pertanyaan yang ia lontarkan pada saat di wahana itu.
Riyan: “Ren, Lo belum jawab!”
Renata: “Gue tau lo bercanda jadi ga gue jawab!”
Riyan: “Dasar cewe, berbelit amat. Renata, gue serius. Setelah perjalan panjang pertemanan kita ini, gue merasa sangat nyaman sama lo! Gue bisa lupain tentang Dita gara-gara lo selalu ada buat gue. Gue pingin lo jadi ga sekedar teman!”
Renata: ”Lo beneran udah membuka hati dan lupain Dita?”
Riyan: “Iya, Gue yakin.”
Renata: “Yaudah. Gue nerima lo”
Senyum Riyan pun terpancar saat Renata menerima cintanya. Senyum itulah yang membuat Renata jatuh cinta kepada Riyan. Saat itu Renata, berjanji akan selalu ada untuk Riyan, dan mencintainya.
Hubungan Riyan dan Renata berjalan dengan baik. Kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan saat masih berteman masih mereka lakukan sampai sekarang, bahkan Renata yang semakin mencintai Riyan tak rela untuk tidak menghabiskan waktu dengan Riyan di setiap akhir pekan.
Sampai suatau saat, Renata menerima chat WhatsApp dari kekasihnya tersebut yang berisikan bahwa Riyan memutuskan Renata secara sepihak dan tak ada masalah dalam hubungannya. Yang menjadi alasan adalah munculnya kembali Dita dalam hati Riyan.
Riyan : “Ren, sorry sebelumnya. Kita kayaknya harus udahan, ga ada masalah dengan hubungan kita. Tapi ada masalah dengan hati gue. Gue ternyata masih inget Dita, gue gamau bohongin hati gue. Bahwa Dita masih menguasai hati gue. I’m so sorry Renata. Thankyou lo udah sempet bisa menghapus Dita dan mewarmai hati gue dengan cinta lo.”
Chat WhatsApp tersebut yang sudah seminggu ini menghiasai mata Renata. Ia terus menatap layar handphonenya dengan airmata yang tak terhenti serta isakan tangis kesakitan. Renata sangat kecewa dengan Riyan. Renata tidak habis pikir dengan cara Riyan memutuskan Renata. Ternyata semudah itukah memutuskan sebuah hubungan? Semudah itukah menjatuhkan harapan-harapan kebersamaan?