Read More >>"> The Accident Lasts The Happiness
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Accident Lasts The Happiness
MENU
About Us  

“Ver, nanti gue numpang ya. Stevan katanya mau ngerjain tugas abis pulang sekolah. Mobil gue lagi di bengkel.” ujarku sambil memasukan buku-buku ke laci meja.

 “Iya, bawel banget sih lo, kaya gapernah numpang gue aja.” jawab Vera, sahabat kecilku. Duduk di kelas pasti aku selalu sama dia. Ia juga pasti selalu dengerin curhatanku. “Stel, mau ikut ke kantin ga?” tanyanya.

“Lo duluan aja. Gue masih ma uke perpustakaan dulu.”

“Lah, tumben lo ke perpus. Biasanya juga ogah.” jawabnya sambil terkekeh. “Udah ya. Sampai ketemu nanti.” Sahut Vera.

Aku keluar menuju perpustakan. Kelasku dengan perpustakaan cukup jauh. Sebenarnya aku disuruh Ibu Lia, guru kimia untuk mengambil buku pentingnya yang ketinggalan di perpus. Ngomong-ngomong, aku termasuk murid baru karena baru masuk sekolah setengah tahun lalu, makanya teman-temanku disini masih sedikit.

Ketika aku berjalan, aku sudah disuguhi pemandangan yang hampir setiap hari membuatku bosan. Selalu ada segerombol cowok yang duduk di bangku menghadap lapangan yang tak jauh dari depan kelasnya. Dan mereka itu cowok-cowok populer. Tapi dari segerombolan cowok populer, hanya ada tiga cowok yang memiliki pesona lebih tinggi yaitu Daniel, Alex, dan Nathan.

“Pokoknya gue gamau tau! Lo harus balikan sama gue, Dan!”

Well, siapa yang tidak tau pemilik suara melengking itu. Walaupun aku tidak melihat wajahnya tapi aku tau itu pasti Arin, anak kelas IPS-2 yang masih mengejar-ngejar Daniel. Hanya cewek-cewek pupoler lah yang berani menyapa Daniel. Daniel itu kepala geng yang sok cool, irit ngomong, irit senyum, dan punya segudang mantan cantik. Aku akui, dia ganteng, tapi karena sifatnya yang sombong jadi, yah. Dan sekarang, tambah satu lagi cewek yang mohon-mohon di depannya.

Sulit sekali menerobos kerumunan orang yang berdiri disana. Hanya karena mereka populer sampe diliatin gini. “Permisi….” bahkan ucapanku sama sekali tidak digubris mereka. Sampai sebuah tangan menarikku, melewati kerumunan yang entah kenapa mereka memberi akses jalan untukku.

“Ini pacar gue. Ga percaya?”                           

Aku kaget dan menatap sekeliling. Aku baru menyadari kalau aku bukan ditarik melewati kerumunan ini, tapi malah ditarik ke bangku tongkrongan cowok-cowok populer. Tiba-tiba aku merasakan sebuah tangan yang melingkar di bahuku. Aku semakin kaget. Apa-apaan sih?! teriakku dalam hati.

“Dia beneran pacar kamu?! Gamungkin! Jangan bercanda, Dan!” jerit Arin.

“Terserah, deh. Yang penting jangan ganggu gue lagi.” Daniel kembali menarik tanganku lalu merangkul bahuku melewati kerumunan orang-orang yang memandang Aku dan Daniel tak percaya. Begitupun teman-temannya. Dan aku yakin pasti cewek-cewek yang suka sama Daniel sudah membuat gerakan anti Daniel-Stella. Lebay memang. Ditambah lagi pasti aku dibully di sekolah ataupun di medsos.

Setelah kabur dari situ, aku berusaha melepaskan tangan Daniel yang masih di bahuku. Tapi kekuatannya lebih dariku. Dan selama perjalanan, tak henti-hentinya aku mendapatkan tatapan sinis.

Sesampainya di halaman sekolah, aku menghempaskan tangannya , “Lo itu apa-apaan sih?! Pake bohong segala.” marahku. “Kalo gue tiba-tiba dibully  gimana?!”

Daniel yang melihatku marah-marah hanya diam saja sambil tersenyum. “Udah ngomongnya? Pokoknya mulai sekarang lo jadi pacar gue, oke?” jawab Daniel sok ngatur.

“Loh, kenapa? Itu kan masalah lo.”

“Bodo amat. Yang penting sekarang lo pacar gue. Lo juga gabakalan sanggup nolak gue kan?” sambil menaikkan sebelah alisnya.

Belum sempat aku menjawab, bel berbunyi dan dia mengembalikan ponselku yang tadi direbut. “Jangan hapus nomer gue.” ucapnya sambil mengusap kepalaku lalu berjalan. Saat agak jauh, Daniel berbalik lalu teriak, “Selamat belajar, Stella!” Aku yang mendengar langsung  melongo, gimana dia tau namaku? Ditambah lagi, dia tersenyum. Daniel jarang tersenyum seperti itu. Satu lagi, aku harus mencoba mencari tau apa arti dari degupan kencang di dadaku sekarang ini.

Saat pulang sekolah, tiba-tiba ada suara yang mengagetkanku, “Stel,” pemilik suara ini memegang bahuku. Sudah kutebak pasti Daniel. Aku menengok dengan muka datar dibalas dengan senyuman manis ala Daniel, “Pulang bareng yuk!”

Sorry, gabisa. Gue udah nebeng Vera.” jawabku sambil tersenyum.“Tapi tadi gue liat Vera masuk ke ruang musik, jadi dugaan gue dia pulangnya sore. Emang lo mau pulang sore?”

Aku mulai mengingat-ingat. Ini hari Rabu, sedangkan Vera biasanya les musik di hari Jumat. Saat aku berpikir, ponsel ku berbunyi. Ternyata dari Vera yang isi pesannya pulang telat. Aku berusaha keras untuk tidak memutar mataku saat melihat senyum kemenangan yang menyebalkan di wajah Daniel.

Sekarang aku sudah berada di mobilnya Daniel. Aku berusaha menetralkan degupan jantungku yang sangat kencang. Karena tadi saat aku mau masuk ke mobilnya, Daniel langsung membukakan pintu untukku layaknya seorang puteri. Aku langsung mengucapkan terimakasih dengan malu-malu. Beruntung Daniel tidak memperhatikan ku saat ini, karena pipiku memerah.

Tiba-tiba sebuah suara mengagetkanku, “Lo gugup ya?” aku melihat dia seperti menahan tawanya.

“Enggak. Biasa aja.”                                                                                                     

“Keliatan kali. Lagian semua orang pasti pengen kaya lo. Masa lo gamau sih.” Pedenya.

Tiba-tiba saat melihat ke kiri, aku sudah disuguhi sebuah rumah bercat abu-abu. “Lo kok tau rumah gue? Kayaknya tadi gue belom ngasih tau alamatnya deh.” ujarku dengan bingung.

“Astaga, apasih yang aku gatau tentang pacar sendiri? Boneka kamu ada berapa aja aku tau. Apalagi alamat kamu.” Gatau kenapa tiba-tiba Daniel menggunakan aku-kamu. Pipiku memerah saat dia sudah memanggilku seperti itu. Pada saat aku beranjak keluar, Daniel memegang tanganku. Ia berkata “Nanti kalo aku nelfon, angkat ya.” Pipiku memerah saat dia mengedipkan sebelah matanya.

“Makasih tumpangannya.” Jawabku dengan singkat.

Aku masuk ke dalam rumah. Di rumah aku melihat hanya ada bibi. Mom pasti ke butiknya, dad pasti kerja, dan Stevan pasti masih ngerjain tugas sama temannya, makanya dia gak bisa jemput aku. Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil minum karena haus mungkin terlalu memikirkan Daniel. Aku juga masih mikirin kejadian tadi di sekolah.

Aku mengganti baju seragamku dengan baju simple, lalu menjatuhkan diri yang kedua kalinya dan tertidur.

Bunyi alarm membangunkanku. Tunggu, ini sudah pagi. Untung saja tidak ada tugas. Aku langsung ke kamar mandi lalu turun ke bawah untuk sarapan. Yang aku lihat hanya ada Stevan.

Aku menarik kursi meja makan yang bersebrangan dengan Stevan. “Mom sama dad dimana, Stev?” tanyaku.

“Katanya ada dinas. Gatau sampe kapan.” jawabnya.

“Trus kok lo ga bangunin gue? Gila aja gue tidur lama banget.” cerocosku.

“Abis lo keliatan capek. gue gak tega banguninnya.” jawabnya. Stevan emang perhatian, walaupun dia lebih muda tapi sifatnya lebih dewasa. “Oiya, nanti lo gabisa bareng gue lagi. Sorry ya.”

Stevan masih kelas 11, sedangkan aku sudah kelas 12. Dia sungguh beruntung masih bisa jalan-jalan. Di kelas 12 aku tidak memiliki waktu banyak, yang kulakukan hanya belajar karena mau UN. Setelah selesai sarapan, aku pamit dan beranjak pergi ke sekolah.

“Loh? Kan berangkatnya bareng gue!” teriaknya.

 “Gausah! Gue naik busway aja.”

Saat aku keluar, aku melihat mobil di depan rumahku. Aku merasa pernah liat mobil ini. Ngapain dia disini?

“Stel! Ayo berangkat, udah nungguin kamu lama nih!” ujarnya. Lagian siapa yang suruh dia kesini.

Aku membuka pagar dan melihat Daniel sedang menyenderkan badannya di samping mobil.

“Enggak usah. Gue naik busway aja.” Aku berjalan melewati Daniel menuju halte bus.

“Jangan! Bareng aku aja, udah aku bela-belain nih jemput kamu.” Jantungku berdegup kencang saat Daniel mengatakan itu. “Lagian orang pacaran kan harus bareng. Mana ada cowoknya naik mobil, ceweknya naik busway. Yakan?” jawabnya sambil tersenyum manis.

“Siapa suruh waktu itu narik tangan gue? Rugi juga kan? Makanya jadi orang jangan suka seenaknya. ” ucapku dengan jutek.

Tiba-tiba Daniel menarik tanganku menuju mobilnya, “Stella Carlin, daripada ngomong gajelas mending berangkat, keburu telat.” ujarnya. Saat sudah di dekat mobil, Daniel membukakan pintu penumpang untukku. Aku mengucapkan terimakasih dengan menunduk karena pipiku terasa seperti kepiting rebus. Ini yang kedua kalinya Daniel memperlakukan aku sebagai pacarnya yang real.

Di parkiran sekolah, aku mengucapkan terimakasih lalu langsung pergi ke kelas sambal. Aku menunduk karena semua orang menatapku dan itu membuatku antara malu dan takut. Malu karena semobil sama Daniel. Takut karena bisa saja dibully.

Memasuki kelas, aku duduk di bangkuku. Lalu seorang guru datang. Disaat aku bosan terkadang aku memikirkan Daniel. Entah kenapa nama itu terus ada di otakku. Pada saat bel pulang, aku keluar kelas dan muncul Daniel di depanku.

“Pulang bareng yuk!”. Aku menjawabnya dengan senyuman. And I think, I fell in love with him.

Tidak terasa besok sudah hari akhir UN. Dalam waktu selama itu, aku dan Daniel sudah dekat sekali. Sekarang Daniel mengajakku pergi nonton bioskop. Aku berpamitan, lalu aku keluar.

“Hei.”

“Hei.” Dia tersenyum manis, “Yuk!” dia membukakan pintu untukku. Selama di mobil, tangannya memegang tanganku. How sweet he is. Setelah selesai acara, Daniel mengantarku pulang ke rumah.

“Oiya Stel, aku sebenarnya sudah keterima kuliah di Australia.” Ujar Daniel tiba-tiba saat sudah sampai di rumahku.

Aku hampir tidak bisa berkata-kata lagi. “Kamu kapan berangkat ke sana nya?” mukaku sudah menunjukkan kesedihan.

“Besok. Aku berharap kamu ikut nganter aku.” Jawabnya dengan memohon.

Aku menjawabnya dengan anggukan. Kemudian keluar dari mobil tanpa mengucapkan apa-apa. Aku masuk ke kamar dan tertidur.

Hari ini aku bangun siangan. Itupun aku bangun karena Daniel menelponku yang katanya bentar lagi sudah mau berangkat ke bandara. Segera aku bersiap-siap. Dengan terburu-buru aku masuk ke mobil dan langsung menuju bandara.

Sampai di bandara, mataku menangkap keberadaan Daniel dan aku langsung memeluknya. Yang lebih menyedihkannya lagi, aku dan Daniel akan bertemu 6 tahun lagi. Aku melepaskan pelukannya, “Hati-hati ya. Jangan nakal. Hubungin aku kalo ada waktu. Belajar terus biar ke Indonesia nya lebih cepet.” nasihatku.

Yes, Mom.” jawabnya dengan posisi hormat sambil meledekku. “Tunggu aja sampai aku dateng dan aku bakal kasih surprise buat kamu.” tambahnya.

 “Aku balik ke sini, kamu harus sukses ya. Bye, Stella!”

Setelah Daniel pamit kepadaku, aku menangis.

6 tahun kemudian.

Selama 6 tahun aku masih berhubungan baik dengan Daniel. Omong-omong sekarang aku jadi designer .Sudah kubilang aku dan Vera pasti selalu bersama. Aku satu universitas dengannya. Sekarangia menjadi asistenku.

“Sekarang gue ada pertemuan atau apa?” tanyaku kepada Vera.

“Enggak. Lo hari ini free, tapi ada kiriman buat lo nih.”                      

“Oke, thanks ya Ver.”

Aku membawa kiriman itu ke ruang kerjaku. Aku membukanya lalu mataku tiba-tiba membesar, sebuah dress? Di dalamnya ada surat yang bertuliskan dia ingin menemuiku di sebuah restoran nanti jam 7 malam dan aku harus menggunakan gaun itu. Dia juga menuliskan ciri-ciri bajunya yang akan dia kenakan di restoran itu.

Sekarang jam 5 sore, aku harus pulang sekarang. Saat sampai rumah, aku langsung bersiap-siap untuk pergi. Aku memiliki firasat bahwa orang itu adalah Daniel. Ternyata letak restoran nya sangat jauh.

Saat aku sampai, aku melihatnya di pojok ruangan dan aku menemuinya. Pada saat kusapa, dia menoleh dan dugaan ku benar, itu Daniel. Aku tersenyum dan langsung memeluk Daniel sangat erat. Aku benar-benar merindukannya. 6 tahun tanpa Daniel itu seperti ruangan tanpa sinar. Gelap. Dan sekarang sinarku sudah kembali.

Thank you, Daniel. You will always be the miracle that makes my life complete. 

How do you feel about this chapter?

3 0 7 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Enemy's Slave
1341      582     7     
Romance
Kesha Ayu Shakira dan Leon Bima Iskandar. Keduanya saling bermusuhan. Bahkan generasi sebelumnya--alias mama dari Kesha dan mama dari Leo--keduanya juga sudah menjadi musuh bebuyutan. Berujung saat mama masing-masing saling menyumpah ketika kehamilan masing-masing; bahwa anak mereka akan saling jatuh cinta dan saling menjatuhkan. Apakah sumpah-serapah itu akan menjadi kenyataan?
Photograph
1293      629     1     
Romance
Ada banyak hal yang bisa terjadi di dunia dan bertemu Gio adalah salah satu hal yang tak pernah kuduga. Gio itu manusia menyenangkan sekaligus mengesalkan, sialnya rasa nyaman membuatku seperti pulang ketika berada di dekatnya. Hanya saja, jika tak ada yang benar-benar abadi, sampai kapan rasa itu akan tetap ada di hati?
ALL MY LOVE
525      360     7     
Short Story
can a person just love, too much?
Anne\'s Daffodil
594      402     3     
Romance
A glimpse of her heart.
Pelukan Ibu Guru
554      413     0     
Short Story
Kisah seorang anak yang mencari kehangatan dan kasih sayang, dan hanya menemukannya di pelukan ibu gurunya. Saat semua berpikir keduanya telah terpisah, mereka kembali bertemu di tempat yang tak terduga.
The Sunset is Beautiful Isn't It?
965      580     11     
Romance
Anindya: Jangan menyukai bunga yang sudah layu. Dia tidak akan tumbuh saat kamu rawat dan bawa pulang. Angkasa: Sayangnya saya suka bunga layu, meski bunga itu kering saya akan menjaganya. —//— Tau google maps? Dia menunjukkan banyak jalan alternatif untuk sampai ke tujuan. Kadang kita diarahkan pada jalan kecil tak ramai penduduk karena itu lebih cepat...
Kutu Beku
311      201     1     
Short Story
Cerpen ini mengisahkan tentang seorang lelaki yang berusaha dengan segala daya upayanya untuk bertemu dengan pujaan hatinya, melepas rindu sekaligus resah, dan dilputi dengan humor yang tak biasa ... Selamat membaca !
KILLOVE
3700      1228     0     
Action
Karena hutang yang menumpuk dari mendiang ayahnya dan demi kehidupan ibu dan adik perempuannya, ia rela menjadi mainan dari seorang mafia gila. 2 tahun yang telah ia lewati bagai neraka baginya, satu-satunya harapan ia untuk terus hidup adalah keluarganya. Berpikir bahwa ibu dan adiknya selamat dan menjalani hidup dengan baik dan bahagia, hanya menemukan bahwa selama ini semua penderitaannya l...
Damn, You!!
2674      1005     13     
Romance
(17/21+) Apa yang tidak dimilikinya? Uang, mobil, apartemen, perusahaan, emas batangan? Hampir semuanya dia miliki kecuali satu, wanita. Apa yang membuatku jatuh cinta kepadanya? Arogansinya, sikap dinginnya, atau pesonanya dalam memikat wanita? Semuanya hampir membuatku jatuh cinta, tetapi alasan yang sebenarnya adalah, karena kelemahannya. Damn, you!! I see you see me ... everytime...
THROUGH YOU
1301      822     14     
Short Story
Sometimes beautiful things are not seen; but felt.