Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kala Senja
MENU
About Us  

Hai....

Terimakasih untuk teman-teman yang selalu membaca ceritaku ini. Meski kemarin aku jarang update, tapi readers semakin bertambah. FYI, beberapa minggu lalu aku sempat drop, alhasil malas dan enggan untuk melanjutkan cerita, banyak hal yang membuatku takut. Tapi untungnya, sekarang aku sudah kembali seperti semula. Aku sangat bersyukur dengan semua yang kudapat, semoga teman-teman seperti itu juga.

BTW, kemarin-kemarin sedang hangat-hangatnya ujian. Doaku semoga teman-teman mendapatkan apa yang diinginkan, kesuksesan tidak hanya diraih satu jalan saja. Banyak! Bahkan di gang-gang kecil sekalipun. Dan ingat, kegagalan hanya pupuk yang sedikit demi sedikit membuat kita menjadi berkembang dan hebat dengan sendirinya.

Dan juga, selamat Hari Kartini. Jadilah wanita hebat meski dalam kegelapan yang pekat 

.

 

.

 

.

 

.

 

 

Davi membuatku merasa menjadi spesial, tapi Davi pun menyadarkanku jika itu semua hanya perasaanku saja. Kalau saja itu benar, kalau saja Davi adalah laki-laki tidak baik, aku akan dengan mudah membencinya layaknya secepat aku jatuh cinta.

"Ngelamun aja, Sya," kata Prisil mengusap wajahku. "Katanya mau ke toko buku. Udah bel pulang tuh."

Mia berbalik menghadap ke arahku. "Si Tasya hari ini kayak mayat hidup euy! Kunaon (kenapa) sih?"

"Gak apa-apa. Oh iya kalian mau ikut gak?" tanyaku yang membereskan beberapa barang-barangku yang masih tersimpan di tas meja.

"Sya, buku yang aku baca tuh cuma cerita bergambar anak TK," kata Mia. "Apalagi ngajak aku ke toko buku. Tunduh (ngantuk)."

"Iya, aku sama Citra juga gak bisa. Mau langsung pulang, tugas Bahasa Indonesia belum beres," kata Prisil.

Merasa dipanggil namanya, Citra pun ikut berbalik ke arahku. "Bingung ih bikin puisi metafora kayak gimana," kata Citra.

"Makanya ikut aku yuk!" Ajakku.

"Gak ah. Itu baru puisi Sya. Belum pidato sama cerpen. Heran kok kamu cepet banget beresnya. Banyak loh Sya tugasnya," kata Citra.

"Kan dicicil."

"Dicicil gimana? Aku ngerjain dari waktu tugas itu dikasih sampe sekarang can anggeus (belum beres)."

"Si Tasya mah cita-cita jadi sastrawan kayaknya," kata Prisil.

Aku hanya tertawa. Perasaan kecewa beberapa saat lalu sedikit terobati oleh mereka.

****

Hari ini salah satu penulis favoritku baru saja merilis buku terbarunya. Aku tidak ingin ketinggalan karena buku tersebut selalu saja habis dalam hitungan hari. Aku harus cepat-cepat membelinya atau nanti akan butuh waktu lama untuk menunggu cetakan selanjutnya.

Seperti biasa, toko buku yang kudatangi cukup ramai oleh para pengunjung. Lalu, di salah satu tumpukan buku itu, ada buku yang sedang kucari dan masih cukup banyak. Segeralah aku menghampiri dan mengambil salah satunya sebelum kehabisan. Namun, buku yang hampir kupegang itu sudah terlebih dahulu diambil oleh orang lain.

“Aku duluan, Sya,” katanya.

Aku pun melihat ke arah orang yang mengambil lebih dulu buku tersebut. Aku membulatkan mataku melihat siapa yang berada di depanku sekarang. Orang yang aku hindari setengah mati.

“Davi!” kataku.

Davi tersenyum, ia menggoyang-goyangkan bukunya hingga ke atas. Mungkin sengaja untuk menunjukkan siapa pemenangnya sekarang.

“Susah ya buat ngobrol sama Tasya akhir-akhir ini,” ucap Davi.

Apa maksudnya? Apa mungkin Davi menyadari bahwa aku sedang menghindarinya? Kupikir aku menghindarinya dengan sangat rapi, tidak dengan sengaja mengumbar-umbarnya.

“Akhir-akhir ini kamu sibuk sama yang lain. Rasanya Tasya kayak jauh dari aku sekarang,” ucapnya lagi.

Davi, bisa tidak kamu berhenti mengganggu perasaanku seperti itu. Hatiku terlalu sakit untuk dibuat begitu spesial olehmu.

“Suka buku itu juga?” tanyaku mengalihkan topik.

“Oh. Iya nih, kamu juga ya?” tanyanya.

Aku mengangguk.

Lalu kemudian aku mengambil buku tersebut dan berjalan menuju kasir. Davi mengikutiku meski aku tak memintanya.

Bukan cuma aku yang mesti menyembuhkan hatiku, aku juga mau tak mau harus menghargai perasaan Mila biar bagaimanapun Davi itu pacarnya, suka atau tidak. Aku hanya ingin Davi tetap mendapatkan kepercayaan dari Mila.

Ingin aku mengatakan semuanya, tentang keresahanku selama ini yang begitu terluka karena Davi pacaran dengan Mila. Rasanya jelas terlalu berlebihan untuk merasa terluka. Tapi percayalah, kehebatanku dalam menyembunyikan perasaan tak berbanding lurus dengan keleraanku melihat Davi yang melabuhkan hatinya untuk orang lain.

****

“Abis ini kamu kemana?” tanya Davi setelah kami selesai membeli buku.

“Kayaknya aku pulang deh,” jawabku. Sejujurnya aku ingin segera menjauh sejauh-jauh darinya.

“Ya udah, bareng ya.”

Belum sempat aku menolaknya, seorang wanita memanggil nama Davi dan menghampirinya. Wanita itu menggunakan kerudung yang senada dengan pakaiannya yang berwarna hijau pastel.

“Mamah ngapain disini?” tanya Davi.

Aku cukup terkejut jika wanita yang memanggil Davi tadi adalah ibunya.

“Hai, siapa ini?” tanyanya ketika melihat ke arahku.

Aku tersenyum dan menyalami Ibu Davi. Jujur, saat itu aku sangat canggung sekali. Entah karena alasan apa, tapi aku lebih salah tingkah bertemu wanita yang melahirkan Davi, juga mungkin cinta pertama Davi ini.

“Tasya Tante,” jawabku memperkenalkan diri.

“Oh Tasya, ikut Tante makan yuk!” ajak Ibu Davi.

Aku pun tiba-tiba tak bisa berkata-kata, karena yang terjadi selanjutnya, Ibu Davi menarikku untuk mengikutinya.

“Mah, jangan seret-seret temen aku dong!” protes Davi yang sengaja ditinggal oleh ibunya sendiri di belakang.

“Mamah ngajak makan, Mas,” kata Ibu Davi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • zufniviandhany24

    ka jangan lupa mampir untuk bantu vote ceritaku https://tinlit.com/view_story/1078/1256

    Comment on chapter Satu Kelas
Similar Tags
LARA
8831      2140     3     
Romance
Kau membuat ku sembuh dari luka, semata-mata hanya untuk membuat ku lebih terluka lagi. Cover by @radicaelly (on wattpad) copyright 2018 all rights reserved.
The Difference
9393      2065     2     
Romance
Diana, seseorang yang mempunyai nazar untuk berhijab setelah ada seseorang yang mengimami. Lantas siapakah yang akan mengimami Diana? Dion, pacar Diana yang sedang tinggal di Amerika. Davin, sahabat Diana yang selalu berasama Diana, namun berbeda agama.
IF ONLY....
538      387     2     
Romance
Pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta sepihak… Perasaan yang berakhir bahkan sebelum dimulai… Merasa senang dan sedih seorang diri, benar-benar seperti orang bodoh. Ada penyesalan besar dalam diriku, padahal masih banyak hal yang ingin kuketahui tentang dirinya. Jika saja aku lebih berani bicara padanya saat itu, kira-kira apa yang akan terjadi?
Merayakan Apa Adanya
542      384     8     
Inspirational
Raya, si kurus yang pintar menyanyi, merasa lebih nyaman menyembunyikan kelebihannya. Padahal suaranya tak kalah keren dari penyanyi remaja jaman sekarang. Tuntutan demi tuntutan hidup terus mendorong dan memojokannya. Hingga dia berpikir, masih ada waktukah untuk dia merayakan sesuatu? Dengan menyanyi tanpa interupsi, sederhana dan apa adanya.
Flyover
456      329     0     
Short Story
Aku berlimpah kasih sayang, tapi mengapa aku tetap merasa kesepian?
KEMEJA BIRU
291      158     0     
True Story
Warna baru kesukaan Gelis ternyata Biru, pekat maupun lembut, Gelisa Sundana Cloura Naurza Purmadzaki sangat menyukai warnanya. Gelis sedang jatuh cinta, di kampus Pak Nata tidak berdiri untuknya, hanya melewatinya begitu saja. Gengsi dan buang muka adalah kemahiran Gelis. Gelis mencoba berhenti berpaling dari Pak Natapurna Pradiksa, seorang dosen muda yang senang memberikan senyuman dan kerama...
Berawal dari Hujan (the story of Arumi)
1138      610     1     
Inspirational
Kisah seorang gadis bernama Arumi Paradista, menurutnya hujan itu musibah bukan anugerah. Why? Karena berawal dari hujan dia kehilangan orang yang dia sayang. Namun siapa sangka, jika berawal dari hujan dia akan menemukan pendamping hidup serta kebahagiaan dalam proses memperbaiki diri. Semua ini adalah skenario Allah yang sudah tertulis. Semua sudah diatur, kita hanya perlu mengikuti alur. ...
the invisible prince
1565      852     7     
Short Story
menjadi manusia memang hal yang paling didambakan bagi setiap makhluk . Itupun yang aku rasakan, sama seperti manusia serigala yang dapat berevolusi menjadi warewolf, vampir yang tiba-tiba bisa hidup dengan manusia, dan baru-baru ini masih hangat dibicarakan adalah manusia harimau .Lalu apa lagi ? adakah makhluk lain selain mereka ? Lantas aku ini disebut apa ?
Tower Arcana
791      584     1     
Short Story
Aku melihat arum meninggalkan Rehan. Rupanya pasiennya bertambah satu dari kelas sebelah. Pikiranku tergelitik melihat adegan itu. Entahlah, heran saja pada semua yang percaya pada ramalan-ramalan Rehan. Katanya sih emang terbukti benar, tapi bisa saja itu hanya kebetulan, kan?! Apalagi saat mereka mulai menjulukinya ‘paul’. Rasanya ingin tertawa membayangkan Rehan dengan delapan tentakel yan...
Dear Groom
514      366     5     
Short Story
\"Kadang aku berpikir ingin seperti dulu. Saat kecil, melambaikan tangan adalah hal yang aku sukai. Sambil tertawa aku melambaikan tangan pada pesawat yang lewat. Tapi sekarang, bukan seperti ini yang aku sukai. Melambaikan tangan dengan senyuman terpaksa padanya bersama orang lain.\"