Di sebuah taman sekolah saat istirahat, disanalah aku duduk ditemani sebuah novel dibawah pohon yang rindang nan tenang. saat sedang asik membaca seseorang menutup mataku.
“Apaan sih, jangan ganggu aku”.
Laki-laki itu tetap menutup mataku.
“Buka engga, sebelum kuhajar kau” ucapku dengan nada sedikit mengancam.
“Yaelah baru aja ditutup matanya sudah main hajar aja, galak bener lu” ucap laki laki yang menutup mataku.
“Salah lu juga, ga liat aku lagi ngapain” ucapku sambil dia melepaskan tangannyya dari mataku.
Laki laki itu langsung menarik kembali tangannya dan aku pun melihat laki laki itu yang ternyata teman kelasku Fajar. Fajar adalah laki laki yang selalu menggangguku disaat aku menggunakan waktu istirahat.
“Kenapa sih kamu suka mengganggu aku, memangnya aku salah apa sama kamu, sampai sampai kamu ganggu aku terus” ujarku.
“Yaelah baru beberapa kali” jawabnya mengeles.
“baru berapa kali kau bilang? tiada hari tanpa kau menggangguku” ucapku dengan nada sedikit marah.
“apa, setiap hari? kan hari minggu aku engga ganggu kamu?” jawabnnya ngeles lagi.
“T E R S E R A H” ucapku dengan jengkel “Setiap ketemu selalu menggangguku, apa jangan jangan kau suka sama aku?”.
“Hah? apa maksudmu?” ucap Fajar kaget mendengar jawaban ku.
“Hehe, kok kamu kaget sih?” ucapku melihat ekspresi Fajar.
“Kaget lah tiba tiba kau ngomong kek gitu” jawab Fajar.
“Dasar baperan, ini lo cuma kalimat dalam novel ini” ucapku sambil menujukkan novel yang kumaksud.
“Siapa yang ga bakalan baperan kalau cewek yang secantik kamu bilang kayak gitu” jawab Fajar.
“Aku cantik? Makasih” ucapku bahagia.
Seketika lonceng berbunyi tanda harus masuk ke kelas, akupun kaget karena aku belum selesai membaca novel yang kubaca, serentak aku marah lagi ke padanya dan dia tak membalas apa yang ku katakan kepadanya. kami pun serentak pergi ke kelas.
Saat waktu pulang tiba, Fajar memanggilku di parkiran, Fajar tiba tiba datang mengejarku.
“Woi Arum, minggu nanti kosong engga?”.
"Hah? maksudmu apaan?” Jawabku.
“Maksudku, hari minggu nanti bisa keluar engga?”.
“Engga, aku mau habisin novel ini minggu nanti, ga ada waktu buat mu, lagipula buat apa kamu ngajak aku pergi? buat apa kamu ngajak aku pergi” ucapku.
“Ayolah temani aku ke Toko Buku, aku mau beli novel. kan kamu suka baca novel pasti kamu tau novel yang bagus untuk dibaca buatku” ujar Fajar memohon padaku.
“Ya, buku yang cocok sama kamu itu buku siksa neraka! hehe” becandaku dengan sedikit tertawa.
“Yakali aku jauh jauh ke toko buku buat nyari buku siksa neraka, mending perpus aja. ada juga kok buku kayak gitu” jawab Fajar dengan sedikit kesal.
“Canda aja, jangan di bawa serius baperan banget si kamu” jawabku “yaudah aku ikut, kebetulan buku yang kubaca tinggal ini sekalian buat nambah stok buku yang akan kubaca”.
“Jadi mau dijemput jam berapa, nih?” tanya Fajar.
“Ya terserah, kan kamu yang ngajak aku” jawabku.
“Oke, Jam 8 ya kujemput”.
Aku pun menggangguk dan meninggalkannya.
Sesampai dirumah aku tidak bisa berhenti memikirkan apa yang Fajar ucapkan waktu aku mengatakan kalimat kutipan yang aku ambil dari novel yang kubaca. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya. akupun berfikir apakah Fajar menyukaiku. karena aku terlalu memikirkanna akupun tidur terlalu malam yang akhirnya ketika paginya akupun dibangunkan oleh Fajar. akupun kaget karena melihat dia yang berada di kamar ku. akupun langsung teriak.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”.
“Eh, santai aja dong. lebay amat kau” ucap Fajar sambil menutup telinganya.
Akupun langsung menendangnya sehingga ia terjatuh, dengan sisa tenaga bangun tidur yang kupunya aku berkata
“Kok kamu bisa masuk ke kamarku? Ortuku mana?” ucapku.
“Ibumu sendiri yang nyuruh aku bangunin kamu” jawab Fajar.
“Yaudah, tunggu diluar. Aku mau siap siap” jawabku.
Fajar langsung pergi dari kamarku, lalu akupun segera mandi, dan menyiapkan diri untuk pergi bersama Fajar nanti. Beberapa menit kemudian akupun keluar dari kamar dan langsung menyapa Fajar. Akupun pergi dengannya dengan menggunakan Sepeda Motor, di pertengahan jalan aku menanyaka sesuatu.
“Jar, kau tadi engga ambil fotoku kan pas aku tidur tadi?”.
“Oh iyalah, memori hp ku penuh dengan fotomu dari berbagai sudut ang bisa kuraih” jawab Fajar.
aku pun marah dan langsung mencubit Fajar.
“Aduh, aduh canda aja aja kali, ngapain juga ngambil fotomu” jawab Fajar.
“Aku enggak percaya, sini HP mu, kucek galerimu, kalau perlu ku reset hp mu!” kataku sambil mencari hp Fajar.
Dia langsung memberikan hpnya, akupun langsung mengecek isi hpnya. Tiba-tiba Fajar menanyakan.
“Rum, kamu suka novel yang endingnya kayak mana?”
“Kenapa?” ucapku sambil mengutak atik isi hpnya.
“Gapapa, mau tau aja” jawabnya.
“Umm.. aku lebih suka Sad Ending sih, karena bikin baperan” ucapku sambil tetap mencari foto yang dimaksud. Tak berapa lama kemudian, aku memberikan hpnya karena aku tidak menemukan fotonya sama sekali. namun, kita pun sudah sampai di toko buku.
kami pun langsung mencari cari novel. setelah lama mencari, akhirnya kami kekasir dengan membawa beberapa dari buku untuk di beli. Fajar membeli satu dan aku membeli lima untuk stok bacaan di rumah. saat Fajar memberikan bukunya Fajar mengatakan kepada kasirnya.
“Bukunya ditulis ILY ya, di sub covernya”.
kasir itupun melakukannya, dan aku menghiraukan saja. kamipun beristirahat sebentar di sebuah tempat makan. saat di tempat makan aku menanyakan.
“Jar, maksudnya ILY tadi apa?”.
“Hmm... Kepo ya” Jawab Fajar.
“Kalau engga ngasih tau juga gapapa sih” ucapku dengan sedikit ngambek.
“Jangan ngambek gitu deh, entar kukasih tau” Jawab Fajar.
Setelah dari rumah makan, kami langsung pergi dengan tujuan pulang ke rumah. saat dipertengahan jalan lebih tepatnya saat di dekat taman tiba tiba gerimis datang dan kamipun berteduh di sebuah pondok di taman. dan akhirnya aku menanyakan lagi.
“Jar, ILY itu apa?”.
“Hmm.. ILY itu I Love You” jawab Fajar.
“Ciee, mau nembak cewek ya” jawabku polos.
“Iyanih, aku mau nembak cewek” lanjut Fajar.
“Siapa nih orangnya? Cantik engga?” tanyaku.
“Cantik dong” jawab Fajar.
“Tapi lebih cantik aku dong” lanjutku.
“Entah, aku tidak bisa bedakan yang mana lebih cantik” ucap Fajar.
“kok gitu sih” ucapku.
Akhirnya hujan pun reda, setelah agak lama kami menunggu di pondok di taman itu. Dan akhirnya kami pun berjalan kembali menggambil motor saat kami jalan menuju ke parkiran tempat kami menaruh motor Fajar melihat seorang yang menjual balon dan Fajarpun mem beli beberapa balon tersebut.
“Buat siapa jar?”ucapku menyakan Fajar saat ia kembali dengan beberapa balon.
“Buat kamu “ jawab Fajar.
“Hah kok buat aku, aku bukan anak kecil tau “ ucapku.
"Ya udah nih pegang ya aku mau ambil motor sebentar” ucap Fajar.
Fajar pun pergi dariku untuk mengambil motor di parkiran, akupun senang mendapatkan balon dari Fajar. lalu akupun bermain dengan balon tersebut hingga aku tak sadar sudah berada di jalan raya. akupun menutup wajahku dengan balon sampai tak melihat sekitarku, tiba tiba terdengar suara klakson dan ada seseorang yang mendorongku hingga aku terjatuh dan aku melepaskan semua balon yang kupegang.
“Aduduh, apaan sih. Sakit tau di dorong, yah balonnya terbang” jawabku kesal.
Seketika aku merasakan sebuah Truk berjalan dengan laju berada tepat di belakang ku dan akupun menyadari ternyata yang mendorongku adalah seorang yang tak lain adalah yang telah mengisi hidupku selama aku sekolah yaitu Fajar. dengan sisa tenaga Fajar berkata
“Ini, buku untukmu. kau ingat aku menulis ILY? orang yang kumaksud adalah dirimu. aku kesal karena kau menyukai cerita Sad Ending, jadi aku berniat memberikan buku ini supaya kau mulai membuka pikiranmu entang Good Ending. maaf telah membuat Sad Ending pada Hidupmu”.
Aku hanya menangis melihat Fajar yang tubuhnya penuh dengan bercak darah. aku berteriak minta tolong kepada siapapun. Fajar sempat ditolong di tempat. namun takdir berkata lain. bagai daun yang telah gugur dari pohonnya, Fajar tak dapat ditolong lagi. langit juga merasakan apa yang kurasakan, aku menyesal karena telah kehilangan dia.
Setelah kejadian itu, aku berniat membaca habis buku yang ia berikan kepadaku. seraya sambil menangis “Good Ending ternyata tidak buruk juga”.