ETERNAL SAKURA
Aku akan menjadi pohon sakura yang abadi
Ya, aku tak akan bergerak dari sini
Ketika hatimu kehilangan arah
Aku akan berdiri disini, agar kau tahu dimana cinta itu berada
Nagoya, masih sama seperti dua tahun yang lalu, indah, apa lagi sekarang musim semi. Musim semi juga berarti musim kelulusan. Yah, suatu saat bunga Sakura pasti akan berkelana dari rantingnya, begitu juga dengan para pelajar yang akan lulus dari sekolah untuk menggapai impian mereka. Enam orang gadis tengah berjalan melewati jalanan setapak yang disekitarnya dihiasi pohon-pohon Sakura. Mereka berangkat dari Tokyo menuju ke Nagoya tak lain dan tak bukan hanya untuk mengunjungi "seseorang". Oleh karena itu, di Musim semi dimana Sakura mekar adalah masa-masa yang mereka tunggu, dan masa-masa yang "ia" tunggu pula.
Sudah dua tahun sejak terakhir mereka ke Nagoya, kesibukan di Tokyo membuat mereka tak punya waktu luang, tapi untunglah sekarang mereka semua memiliki waktu untuk istirahat dari pekerjaan yang menyita hidup.
Viony Kim, atau yang akrab dipanggil Vio, gadis berkulit putih dengan rambut panjang tergerai yang merupakan seorang dokter di Akiba Hospital di Tokyo. Masa muda nya dihabiskan untuk mengobati pasien, tapi apa boleh buat, itu adalah hidupnya, impian nya, dan juga impian "seseorang itu".
"suasana seperti ini, mengingatkanku saat kita masih pelajar dulu, kalian ingatkan...??" tanya gadis yang bernama Aika.
"ahh... iya, aku masih ingat, ketika Yumi dan Nana terlambat kesekolah, mereka sampai berkeringat, setiba dikelas, langsung dimarahi Jun sensei (guru), benar- benar menggelikan melihat wajah mereka saat itu, hahahahaha....." tawa Taeby lepas.
"huuhh, Jun-sensei, benar-benar pemarah, padahal kami terlambat hanya lima menit, tapi kata-kata nya itu benar-benar menusuk......" imbuh Nana kesal
"hai' (ya)..... hai' (ya)..... tak tanggung-tanggung kita di hukum membersihkan WC selama lima hari..... aikhh....!!" ujar Yumi sambil mengibas-ngibas tangannya
Mereka tertawa bersama mengingat masa-masa sekolah dulu, tapi gadis yang bernama Yui, lebih fokus pada hp-nya daripada ikut menanggapi pembicaraan tersebut.
"ada apa Yui...?? dari tadi kau terus menatap layar hp mu??" tanya Vio penasaran
"hmm..... sepertinya aku tidak bisa lama-lama disini, aku harus kembali ke Tokyo, karena ada pelanggan kelas atas yang meminta ku untuk men-desain baju-nya..." jawab Yui
Mereka berenam saling mengerti akan kesibukan masing-masing, bahkan Yui pun sulit mendapatkan waktu luang. Yah, dia bekerja di SHOPPIA PARREL sebagai desainer, semua orang sangat mengagumi kemampuannya itu, desain nya membuat orang-orang berdecak kagum, tak ayal, jika ia mendapat pesanan yang luar biasa bagi perusahaan.
Sedangkan Yumi, ia bekerja mengelola perusahaan keluarganya, yaitu resort wisata yang ada di Jeju, Korea. Kadang kala, ia harus bolak balik dari Jepang ke Korea demi proyeknya itu. Tapi ia tak pernah mengeluh betapa sulitnya ia harus bolak-balik Jepang-Korea, karena mempunyai resort wisata adalah impiannya selama ini. Proyek tersebut hampir selesai, untuk itu ia bisa mengambil waktu istirahat satu minggu dan pergi ke Nagoya bersama yang lain untuk mengunjungi "nya".
Nana merentangkan tangannya merasakan udara sejuk Nagoya, ia sangat rindu dengan kota tempat ia dan teman-temannya dulu bersekolah, dan juga rindu pada "orang itu", belakangan ini Nana sering memimpikannya, bayangannya selalu muncul, ia sadar mungkin "orang itu" juga merindukan mereka, sama halnya dengan mereka merindukannya. Nana bekerja sebagai apoteker di Akiba Hospital, rumah sakit dimana Vio bekerja sebagai dokter. Vio juga pernah bercerita pada nya, bahwa dia juga pernah merasakan kehadiran "orang itu", baik itu hanya bayangan, atau pun suara. Dan teman-teman nya yang lain pun juga mengatakan hal yang sama. Nana tahu bahwa "orang itu" selalu berada disamping mereka, untuk itu lah mereka memutuskan pergi mengunjungi "nya".
Bagi Yui, ia hanya bisa mendesah berat, padahal hanya hari ini ia dapat waktu luang, tapi lagi-lagi job selalu berdatangan. Shinoda-san, pemilik perusahaan elektronik terkenal, meminta Yui untuk mendesainkan baju untuknya, katanya dia akan mengahadiri pertemuan penting dengan rekan kerja dari luar negri. Yui mengakui bahwa, pekerjaan nya sekarang ini membuat hidupnya lebih dari cukup. Tapi Yui sangat rindu kota Nagoya, dimana canda, tawa, tangis, dan amarahnya tersimpan, dan tentunya Yui juga merindukan sosok "orang itu".
Taeby menatap langit biru kota Nagoya yang membuatnya merasa nyaman, seperti kembali kerumah tempat ia dilahirkan, terasa begitu cepat waktu berlalu, rasanya baru kemaren ia dan teman-temannya lulus dari Tenji Gakuen, tapi sekarang, mereka pun telah melewati perguruan, hingga mendapatkan pekerjaan. Taeby merupakan gadis berdarah Korea yang sudah lama menetap di Jepang, dan sekarang ia bekerja sebagai guru dance di sekolah music ternama di Tokyo. Dari dulu ia sangat suka menari, karena itu lah, impiannya menjadi guru tari agar bisa menyalurkan hobinya itu kepada orang lain.
Aika, seorang yang sangat ingin berdedikasi di dunia musik. Sekarang ia bekerja sebagai manager dari salah satu idolgroup ternama di Jepang. Ia cukup kerepotan mengurusi anak-anak yang baru tumbuh remaja, tapi Aika cukup merasa bangga bisa menjadi manager dari orang-orang yang sudah seperti adik-adiknya sendiri. Berhubung hari ini idol group tersebut free dari job, untuk itu Aika bisa pergi bersama teman-teman nya untuk berziarah ke makam "orang itu". Yah, berziarah ke makam sahabat mereka, HANA, gadis malang yang tak dapat merasakan masa-masa sesudah kelulusan. Ia meninggal dalam usia muda, karena kanker otak stadium akhir.
0o0
Walaupun kelopakku berguguran....
Cabang-cabangku akan terentang menunggumu....
Mereka sampai ditempat pemakaman Hana setelah sepuluh menit berjalan. Makamnya tertutup helain kelopak Sakura yang ditiup angin, mereka pun membersihkannya, walaupun nanti helain Sakura itu akan menutupnya kembali.
Vio meletakkan buket bunga yang sengaja ia beli tadi diatas makam Hana, begitu juga dengan yang lain. Sesaat kemudian keheningan menyelimuti, mungkin mereka berdoa, atau termanggu melihat makam sahabat mereka yang mati muda.
"hai... Hana-chan...!! bagaimana kabarmu..?? huft...." sapa Yumi tiba-tiba, memecah keheningan diantara mereka.
"aku harap kau bahagia, dan selalu mengamati kami dari atas sana, kau tahu...?? kami merindukanmu... aku yakin kau juga merindukan kami. Resort wisata yang aku bangun di Jeju hampir selesai, kau masih ingatkan, ketika sekolah dulu, aku pernah menceritakan tentang impianku sebagai pemilik resort wisata...?? kau menanggapinya dengan wajah kagum, dan berkata, bahwa jika nanti aku berhasil dengan impianku itu, kau lah orang pertama yang akan mengunjungi resort ku. Tapi, sekarang semua telah berubah, kau tak bisa menepati janjimu itu, aku tahu... umur manusia.... hiks... sama pendeknya dengan bunga sakura yang mekar... hiks.... hiks...." lanjutnya yang kemudian disertai isakan, Nana pun merangkul Yumi, untuk menenangkannya. Melihat Yumi menangis, semua pun merasakan kesedihan yang sama, apalagi Vio, yang merupakan sahabat terdekat Hana.
"aku harap kau baik-baik saja disana, aku tahu beberapa minggu ini kau selalu mengamatiku dan yang lain, aku minta maaf, karena baru sekarang aku bisa mengunjungi mu, kau tak marah kan?? tapi jika kau masih hidup, aku yakin kau pasti akan marah, yah, aku tahu kau orang yang sedikit pemarah, sekali lagi aku minta maaf... ada hal yang perlu kau ketahui, aku telah berhasil menggapai mimpiku dan juga mimpimu itu, di dalam hati ini ada perasaan bahagia setiap aku berhasil melakukan operasi, dan pasien ku sembuh... aku harap kau masih berada disini, agar kau juga bisa merasakan impian kita itu...." ujar Vio dalam hati.
Air mata, juga tawa...
Bersama dirimu....
Kurindu.... kurindu.....
Sahabat.....
Aku rindu, rindu dirimu.....
Mereka bergantian menceritakan kehidupan dan pekerjaan mereka masing-masing pada Hana yang telah tiada. Seakan Hana dapat mengomentari cerita mereka, yah, mereka tak peduli, itulah kebiasaan mereka setelah Hana meninggal. Setelah selesai, mereka pun beranjak meninggalkan makam Hana.
"kita berkunjung kerumah Paman dan Bibi ya..." saran Aika, teman-temannya yang lain mengangguk setuju, rumah ayah dan ibu Hana tak jauh dari pemakaman.
Setiba dirumah Hana, mereka disambut hangat oleh kedua orang tua Hana, yang akrab mereka panggil Paman dan Bibi. Paman dan Bibi telah menganggap mereka semua sebagai anak sendiri, kerinduan yang begitu mendalam terlihat pada wajah kedua orang tua Hana, melihat teman-teman Hana yang sudah tumbuh dewasa, seakan melihat Hana sendiri.
Mereka berbincang-bincang tentang kehidupan dan pekerjaan mereka, terkadang mereka tertawa mendengar lelucon Yumi, Nana, dan Aika. Walaupun tampak bahagia dengan kedatangan teman-teman Hana, Paman dan Bibi sebenarnya berusaha menutupi kesedihan mereka, seperti Bibi yang mengatakan," andai Hana masih hidup, dia pasti akan sebahagia kalian sekarang, merasakan impian yang telah berhasil digapai". Kata-kata yang membuat mereka kembali mengingat kesedihan akan kehilangan Hana.
Tiba-tiba hp Yui berbunyi, menyita perhatian mereka semua.
"moshi-moshi (halo).... ya.... ohh.............................. baiklah.... aku akan menunggu..." ujar Yui yang kemudian mendesah berat setelah mematikan hp-nya
"Paman, Bibi, gomennasai (maaf), karena aku harus kembali ke Tokyo, sebentar lagi jemputanku datang, karena pelangganku mendesak pesanannya agar segera selesai,,, kalau begitu, semuanya... aku pamit dulu...." ujar Yui kemudian membungkuk
"kami bisa memaklumi, berhati-hati lah...." pesan Bibi
"ano.... kalau begitu kami juga pamit Paman, Bibi, setelah ini kami akan mengunjungi sekolah dulu..." ujar Aika mewakilkan yang lain.
Paman dan bibi mengantar mereka hingga halaman rumah.
"anak-anak, hati-hati dijalan"
"hai' (ya)........"
Mobil jemputan Yui tiba, Yui pun berpamitan dengan teman-teman nya yang lain, dan meminta maaf, karena tak bisa ikut berkunjung ke Tenji Gakuen.
"tak apa-apa Yui-chan, hati-hati di jalan....!! salam untuk Shinoda-san yah!!!" ujar Taeby semangat
0o0
Hari-hari yang kita lalui dulu
Kau simpan dihatimu sebagai memori
Tahukah dirimu ku selalu disisi mu
Dan menjaga mu setiap waktu....
Setelah itu, mereka pergi mengunjungi sekolah mereka dulu, sekolah yang menyimpan berbagai kenangan manis.
Husshh......................
Tiba-tiba angin kencang menerpa tubuh mereka, dari kejauhan Vio melihat sekelebat bayangan, ia pun mencoba mengenalinya dengan menyipitkan mata, tapi bayangan itu tampak kabur, dan kemudian menghilang. Vio menepis perasaan tak enaknya, dan kembali berjalan menuju Tenji Gakuen bersama yang lain.
Mereka sampai di gerbang Tenji Gakuen, sekolah mereka masih sama dengan empat tahun yang lalu ketika mereka meninggalkannya, pohon Sakura besar yang 'berdiri ditengah lapangan sekolah pun tak banyak berubah, padahal umurnya sudah puluhan tahun, murid-murid Tenji Gakuen benar-benar merawatnya dengan baik.
Vio merasakan seseorang dari tadi mengikuti mereka, tapi setelah ia menengok kebelakang mencari sosok tersebut, tapi tak ada siapa-siapa.
"Vio, ada apa??" Tanya Nana yang menyadari kegelisahan Vio, tapi ia hanya menggeleng.
Akira-sensei, guru Matematika mereka dulu, menyadari kedatangan mereka, sehingga mereka berjalan masuk menghampiri Akira sensei.
"wah,,, wah,,, anak-anak ku sudah besar, ada yang bisa sensei bantu...??" tanya Akira Sensei ramah
"tidak sensei, kami kemari karena merindukan Tenji Gakuen, karena sudah empat tahun kami meninggalkan sekolah ini..." jawab Vio
"tentunya, kami juga merindukan sensei....!!" tambah Aika, sedangkan sensei tertawa melihat bahwa anak didiknya dulu tak banyak berubah.
"bagaimana keadaan sekolah sekarang sensei...??" tanya Taeby
"ahh.... lumayan bagus, anak-anak sekarang sangat peduli akan lingkungan, mereka lah yang merawat pohon-pohon Sakura yang ada di halaman.. ah kebetulan sekali, sensei sedang membawa album kelulusan sekolah beberapa tahun kebelakang, kalian mau lihat??"
Mereka mengangguk, kemudian membuka album itu, banyak foto-foto ketika upacara kelulusan mereka dulu, menyebabkan mereka sibuk bernostalgia. Tapi ketika Vio membalikkan halaman selanjutnya, mereka semua terpaku melihat foto mereka bertujuh, Vio, Aika, Yumi, Taeby, Nana, Yui, dan Hana. Di foto itu Hana tersenyum damai, seperti tidak menanggung sakit yang berat. Senyumnya benar-benar indah...
"apa kah kalian mau menelusuri koridor-koridor sekolah?? Sensei yakin kalian pasti merindukan nya, ahh... maaf, sensei tidak bisa menemani kalian, masih ada pekerjaan yang harus sensei kerjakan, sensei pamit dulu, selamat mengenang kembali masa-masa sekolah...!!" ujar sensei kemudian pergi membawa album tersebut karena kami telah selesai melihatnya.
Vio mengedarkan pandangannya ke lapangan sekolah, beberapa siswi sedang asik bercanda di bawah pohon Sakura , seperti nostalgia, memori itu kembali berputar, dulu, dia dan Hana sangat menyukai berbaring dibawah pohon Sakura yang helaian nya berguguran. Mereka berbaring sambil menanti guguran kelopak Sakura dengan bercerita mengenai impian menjadi seorang dokter. Masih terpati dibenak nya, senyum Hana yang menyimpan sejuta semangat ketika bercerita tentang impiannya itu. Impiannya sangat mulia, Hana ingin menjadi dokter karena ia tidak mau ada orang lain yang merasakan kesakitan yang sama dengan apa yang ia rasakan.
"Melihat tawa bahagia mereka yang berkumpul dibawah pohon Sakura itu, serasa melihat Hana yang juga ikut tertawa bersama mereka. Sosok-nya begitu nyata dimataku, atau kah aku hanya berilusi...?" gumam Yumi.
"eng... kalau begitu,, aku dan Aika, berkeliling dulu ya....??" suara Taeby mengalihkan pandangan Yumi kembali kearah mereka.
"ahh... iya aku juga mau....!!" ujar Vio
Mereka pun berpencar, Taeby bersama dengan Aika, Yumi dengan Nana, dan Vio sendiri.
"ahh... aku benar-benar merindukan masa-masa sekolah..." ujar Nana saat ia dan Yumi menelusuri koridor sekolah.
"hahahaha.... iya... apalagi, aku juga merindukan hukuman Jun-sensei...." ujar Yumi sambil bercanda, sedangkan Nana hanya memasang wajah tak suka.
CREEKK....!!
"nah... ini ruang kelas kita.... masih sama seperti dulu walaupun sedikit berbeda"
"ya...!! corak dinding-nya sudah direnovasi..."
Murid-murid yang berpapasan dengan mereka berdua membungkukkan badan, memberi hormat.
Yumi mendapati disudut kelas itu, bayangan Hana yang tersenyum, tertawa dan menangis, yah... dulu Hana duduk disudut dekat jendela. Ia selalu tersenyum jika mengingat semua tingkah Hana, jika merasa bosan, Hana akan manatap keluar lewat jendela disamping ia duduk. Kau tahu apa yang dilihatnya.. atau lebih tepat diperhatikannya...?? yah, pohon Sakura besar yang berdiri kokoh ditengah-tengah lapangan itu...!!
Saat-saat dia menanggung kesakitan yang luar biasa karena kanker otaknya, Hana selalu berusaha tersenyum, dan kerap kali menatap kearah pohon sakura itu sambil berkata,"umur bunga Sakura itu pendek, layaknya umur manusia"
Kata-katanya itu sudah menjadi pertanda baginya........
Mengapa bunga sakura begitu menyedihkan....??
Tumbuh untuk mekar....
Tumbuh untuk gugur....
Nana masih mengingat kejadian empat tahun lalu, dimana Hana memainkan pianonya ketika upacara kelulusan, kenangan yang akan selalu ia ingat.
4 tahun yang lalu...........
"apa kau yakin akan mengikuti upacara kelulusan ini....??" tanya nya pada Hana
"yah... karena ada sesuatu hal yang harus aku lakukan... dan aku akan menyesal jika tidak melakukannya, mungkin ini adalah kelulusan yang akan sangat berharga bagiku...."
"ta... tapi.........................." bantah Nana yang sangat mengkhawatirkan keadaan Hana yang sudah mulai memburuk.
"tenang saja, untuk sekarang aku masih mempercayakan tubuhku untuk tetap bertahan, kau tak perlu cemas, kau mau percaya padaku kan....??" gadis itu hanya mengangguk lemah, ia tahu bahwa Hana sangat keras kepala.
Dipengujung acara kelulusan, Hana berjalan kearah piano yang telah disiapkan diatas panggung.
"aku ingin mempersembahkan lagu ini untuk kita semua yang akan melangkahkan kaki menuju jenjang kedewasaan, dan terutama, untuk sahabat-sahabat ku, dan mungkin ini adalah lagu perpisahan ku dengan kalian untuk selamanya..."
Semua orang hanyut dalam lantunan lagu yang dimainkan Hana itu, tak bergeming, air mata Nana bercucuran dengan sendirinya, karena lagu itu benar-benar membuatnya sedih, lagu yang membuat ia menjadi takut kehilangan Hana.
Upacara kelulusan sudah berlalu, dan keadaan Hana semakin memburuk, sempat beberapa kali ia tak sadarkan diri. Dan dihari terakhirnya pun ia masih sempat untuk tersenyum pada sahabat-sahabatnya. Benar-benar sakit, ketika teman dekat kita harus meninggalkan kita dengan cepat.
Temanku, motivatorku...
0o0
Nana menghapus air mata di pipi nya, ia tahu, jika kembali ke Nagoya, pasti membuatnya kembali mengingat semua kenangan bersama Hana, dan itu akan selalu membuatnya sedih. Bagi Nana, Hana adalah sahabat sekaligus motivator dalam hidupnya.
Mereka pun keluar dari kelas itu dan kembali berjalan melewati koridor.
Tet.. tet... tet... tet... tet.... tet... tet....tet..... tet....
Tapi samar-samar mereka mendengar lantunan piano, karena penasaran, Yumi dan Nana mengikuti bunyi tersebut, semakin mereka mendekat, lantunan piano tersebut semakin jelas, hingga mereka menyadari lantunan piano itu sangatlah familiar.
"HANA..............!!!" teriak mereka bersamaan.
Lantunan piano itu adalah lantunan piano yang dibawakan Hana ketika upacara kelulusan mereka dulu, lantunan piano itu berasal dari ruang musik diujung koridor tempat mereka berdiri.
Tanpa berpikir lama, mereka berdua berlari menuju ruang musik, tapi tiba-tiba.............
BRUUKKK.................!!!
Mereka bertubrukan dengan Aika dan Taeby
"kalian juga mendengarnya....??" Tanya Aika panik
Nana dan Yumi mengangguk....
"kalau begitu, ayo cepat...!!" seru Taeby
TAP......!! TAP.....!! TAP.....!!
DEGGGG......................!!!!
Mereka terpaku saking terkejutnya, melihat sosok yang tubuhnya itu dikelilingi cahaya tengah memejamkan mata, sedangkan tangannya dengan lihai memainkan tuts-tuts piano. Dan juga Vio yang telah berada duluan dari mereka, terduduk dengan bahu yang bergetar hebat karena tak kuasa menangis. Gadis yang memainkan piano itu memakai seragam sekolah berwarna merah muda yang merupakan seragam sekolah Tenji Gakuen, dia tak peduli dengan kehadiran mereka, malahan sibuk menghayati lagu yang dimainkannya, dialah Hana, teman mereka yang meninggal empat tahun lalu...
Vio dibanjiri air mata, apakah karena Hana yang selama ini dirindukannya, sekarang ada didepannya atau lantunan piano Hana yang selalu membuatnya menangis?? Entahlah, mungkin kedua-duanya...
Aku akan menjadi pohon sakura yang abadi
Dan menandai titik awalmu
Walaupun semua kelopak bungaku berguguran
Cabang-cabang ku akan terentang, menunggumu
Mereka semua tak bergeming, hingga Hana menyelesaikan lagu-nya.
Lagu telah selesai, Hana membuka matanya yang semula ia pejamkan, dan menatap kearah teman-temannya dengan senyum yang terpampang diwajahnya itu, senyumnya benar-benar damai.
Ia berjalan mendekat kearah mereka, dan berdiri tepat didepan Vio, Hana mengulurkan tangannya pada Vio,
Detik-detik itu serasa waktu berhenti...........................
Tiit...........
Tiiit............
Tiiiit..................
HHUUUSSSHHHHHH...................................................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Angin kencang masuk dari jendela ruang musik yang terbuka lebar, membawa helaian kelopak Sakura bersamanya, angin itu membuat semua kertas yang ada berterbangan.
Hana menarik nafas-nya, kemudian tersenyum, ia tahu ia tak bisa menyentuh teman-temannya, tapi ia sangat bahagia telah diberi kesempatan agar mereka bisa melihatnya, waktunya telah habis, ia bisa pergi dengan bahagia.
Perlahan-lahan sosok Hana berubah menjadi helaian kelopak Sakura, kemudian helaian Sakura itu kembali diterbangkan angin.
Angin mulai berhenti, kertas-kertas yang berterbangan itu mulai berjatuhan, Aika menangkap kertas yang dekat dengannya.
SREEETTT............!!!!!!!!!
ETERNAL SAKURA
Dibawah langit musim semi itu
Kau memulai sebuah langkah yang baru
Petualangan panjang yang selalu kau angankan
Bagaikan impian yang menjadi nyata
Hari-hari yang kita lalui dulu
Kau simpan dihatimu sebagai memori
Tahukah dirimu ku selalu disisi mu
Dan menjaga mu setiap waktu
Saat kau teringat masa lalu
Dan air mata jatuh diatas pipimu
Namun kau bangkitlah tuk tersenyum
Belajar tuk menjadi lebih dewasa
Abadi seperti pohon sakura itu
Begitu juga kukan selalu ada untukmu
Jika nanti kau merasa hilang arah
Janganlah kau takut
Karena ku slalu ada dihatimu
Masa depan dengan teman-teman baru
Canda tawa sperti yang pernah kita lakukan
Terasa sperti sebuah nostalgia
Melihatmu tersenyum bahagia
Dimusim dingin yang panjang ini
Mungkinkah merasa begitu kesepian
Namun musim semi pasti akan datang
Saat itu lah kau bisa menemuiku
Ingatkah kau hari-hari itu
Yang kita habiskan bersama dahulu
Juga hari terakhir bertemu
Saat kita merayakan kelulusan
Abadi seperti pohon sakura itu
Begitu juga janjiku pada dirimu
Jika nanti kita tak bertemu lagi
Janganlah kau takut
Ingatlah ku selalu ada dihatimu
Mungkin mereka semua telah melupakan
Impian yang pernah mereka katakan
Tapi disaat bunga sakura mekar
Ingatlah mimpimu dan juga diriku....
Abadi seperti pohon sakura itu
Begitu jugaku kan selalu ada untukmu
Jika nanti kau merasa hilang arah
Janganlah kau takut
Ingatlah ku selalu ada dihatimu
Janganlah kau takut
Karena ku selalu ada dihatimu
Kertas itu berisi lirik lagu yang dimainkan Hana ketika upacara kelulusan...
"Aku tahu sekarang, walaupun Hana sudah tiada, tapi dia akan selalu ada disamping kami........." batin Taeby sambil tersenyum lega.
Lirik lagu itu adalah pesan Hana untuk mereka, yang berisi bahwa Hana akan selalu ada disamping mereka. Yah, ia akan menjadi pohon Sakura yang abadi, yang akan selalu menunggu kedatangan mereka, yang akan mengingatkan mereka tentang impian mereka, jika mereka telah lupa dimana impian itu berada.
"hmm.... baiklah, saatnya kita pulang, setidaknya kita sudah bertemu dengannya, itupun sudah sedikit mengobati kerinduan kita, Hana telah berjanji akan selalu berada disamping kita kan?" ujar Yumi memecah keheningan yang terjadi.
0o0
Mereka berjalan meninggalkan Tenji Gakuen. Setelah sampai digerbang, mereka kembali menatap kebelakang.
"Hana...!! sampai jumpa tahun esok, di hari yang sama, di musim semi ketika bunga Sakura mekar, kami akan mengunjungi mu lagi.......!!!" teriak Yumi yang membuat mereka tersenyum.
Sedangkan Hana yang berdiri dibawah pohon Sakura, juga tersenyum menatap punggung mereka yang mulai berjalan meninggalkan Tenji Gakuen.
Mobil berwarna silver berhenti didekat Vio dan teman-temannya, seorang pria paruh baya turun dan menghampiri mereka.
"oujo-sama (nona)..........." ujarnya sambil mempersilahkan mereka semua masuk kedalam mobil.
Pria tersebut adalah supir pribadi keluarga Vio, yang datang untuk menjemput mereka kembali ke Tokyo. Mobil itu mulai menjauh dari Tenji Gakuen, hingga sekolah tersebut benar-benar tidak kelihatan lagi.
Sampai jumpa tahun esok Hana...!! di hari yang sama, di musim semi ketika bunga Sakura mekar, kami akan mengunjungi mu lagi.......!!
0o0
Sementara itu.......................
"nona bagun...!! sebentar lagi kita akan memasuki Tokyo...!!"
"Hmm................ *hoaam.... un...!!" jawab Yui dengan mata yang masih mengantuk.
Kemudian ia memasang headset ketelinganya untuk mendengarkan musik, tapi ia terkejut saat lagu yang diputarnya adalah lagu ciptaan Hana, kemudian ia menatap layar hp-nya dan kembali membuka folder yang berisi foto-foto dirinya bersama Hana.
Lagu yang membuat Yui kembali merasakan kehilangan Hana, hingga tak sadar air matanya menetes.
"nona....?? anda tak apa-apa kan??"
"ahhh.... iya.... aku tak apa-apa....." jawab Yui kemudian mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.
"Hana... sampai bertemu tahun esok......"
0o0
Hana masih berdiri dibawah pohon Sakura yang sudah berumur puluhan tahun itu. Ia meronggoh saku jas sekolah nya, mengambil kelopak Sakura yang sampai sekarang masih ia simpan. Kelopak Sakura yang dulu ditempelkan Vio dipipinya, ketika mereka berbaring dibawah pohon Sakura menanti kelopaknya yang berguguran.
Abadi seperti pohon sakura itu
Begitu juga kukan selalu ada untukmu
Jika nanti kau merasa hilang arah
Janganlah kau takut
Karena ku selalu ada dihatimu
"Aku tak seberuntung kalian, yang bisa mencicipi impian yang telah kalian gapai, untuk itu aku menitipkan impianku pada kalian......"
Mungkin mereka semua telah melupakan
Impian yang pernah mereka katakan
Tapi disaat bunga sakura mekar
Ingatlah mimpimu dan juga diriku....
"Kalian tak perlu khawatir, karena aku akan selalu ada disisi kalian...
Kita tak akan pernah selamanya bisa bersama, terkadang kita telah memiliki jalur hidup kita sendiri....
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan....
Dan perpisahan adalah janji untuk bertemu kembali....
Disini aku tersenyum menatap punggung kalian....
Aku akan selalu menunggu layaknya pohon Sakura....
Walaupun kelopakku berguguran....
Cabang-cabangku akan terentang seperti dua tangan yang membuka....
Menanti kedatangan kalian....
Dimusim semi yang sama, dengan perasaan yang sama....
Jagalah persahabatan, walaupun waktu akan sulit mempertemukan kita....
Langit biru hari ini, sebagai saksi akan kerinduan yang telah terobati...."
Aku akan menjadi pohon sakura yang abadi
Ya, aku tak akan bergerak dari sini
Ketika hatimu kehilangan arah
Aku akan berdiri disini, agar kau tahu dimana cinta itu berada
THE END