Loading...
Logo TinLit
Read Story - Tulipa
MENU
About Us  

Kau akan melihat keindahan cinta dalam setiap kelopaknya yang menyala. Kau akan merasakan kesucian cinta dalam warnanya. Kau akan merindukan kelembutan cinta dalam setiap tangkainya.  Kau akan mengerti setiap denyut kesabaran saat melihat tanah yang selalu menunggunya untuk tumbuh.

 

Kalimat itu selalu menjadi pengantar celotehmu kepadaku setiap sore, saat aku duduk bersandar di kursi sebelah ranjangmu. Kau tak pernah bosan bercerita tentang bunga itu, tentang filosofi maknanya, tentang jenis-jenisnya, dan juga tentang negeri asalnya. Terkadang aku menganggapmu terlalu obsesif terhadap bunga itu karena kau selalu mengaitkannya dengan sederet cerita yang kau buat.

“Bunga apa itu?” tanyamu dengan sesenggukan lima belas tahun lalu, saat keramaian orang mengerumuni jasad ibumu. Kutatap gambar bunga warna – warni yang melekat pada sebuah kalender di dinding yang kau tunjuk. Aku menggeleng tak mengerti, baru pertama kali kulihat bunga berwarna – warni seperti itu. Matamu masih mengiba melihatku, namun aku masih bisa melihat sedikit senyum di sudut bibirmu. Kau ambil kalender itu dan menggunting gambar bunga itu. Sebagian dari gambar itu kau letakkan dengan hati – hati di dalam peti mati ibumu. Kau menangis lagi, kudengar sayup – sayup kau ingin agar ibumu menjadi bunga itu.

Kau jarang menangis sejak kematian ibumu. Saat ayahmu pergi meninggalkanmu dengan wanita lain, kaupun tak menangis. Kau menganggapnya telah mati bahkan sebelum ibumu mati. Aku takut jika hatimu ikut mati bersama keringnya kelopak – kelopak matamu. Berulang kali kau menjawab bahwa kau baik – baik saja ketika kutanya tentang keadaanmu. Dan kau menutupi semuanya dengan ocehan gambar – gambar bunga itu.

 “Tulip,” katamu sambil berlari mendatangiku. Aku mengernyit tak mengerti apa maksudmu. Kau menepuk pundakku berkali – kali sambil berkata bahwa bunga itu bernama tulip. Bunga yang menjadi simbol negara Belanda. Kau menunjukkanku berbagai gambar bunga itu yang sengaja kau potong dan kau bawa di dalam tas sekolahmu. Kau juga menempelkan beragam gambar itu dalam setiap sudut kamarmu. Juga pada foto almarhum ibumu dan foto ayahmu yang kau anggap mati.

Aku tak pernah mengerti tentang alasanmu menyukai bunga itu. Kau bahkan berhenti bekerja dari sebuah bank hanya untuk menjadi seorang pegawai toko bunga. Agar kau bisa setiap saat mencium aroma tulip sembari meneguk secangkir teh. Dan bercerita kepada bunga  itu seolah ia adalah manusia.

 

Di istana itu ada seorang pangeran yang gagah rupawan. Memiliki mata sebening cakrawala dan senyum sesegar embun. Tidak seperti pangeran lainnya, ia jarang berkata. Ia lebih senang menyendiri. Setiap malam ia akan pergi dari istana seorang diri untuk melihat lingkungan disekitarnya. Dan berbaur dengan warga. Ia berharap ia bukanlah seorang pangeran yang dipuja di seluruh penjuru negerinya, dengan berbagai pelayanan. Ia ingin hidupnya sederhana seperti tulip – tulip yang bermekaran di taman istana.

Suatu hari pangeran itu melihat seorang gadis biasa, dengan gemulai memetik beberapa tangkai tulip di kebun belakang istana. Gadis itu mendongak melihat pangeran yang menatapnya dari kejauhan. Ia menyapa dan memberinya setangkai tulip putih, kemudian berlalu meninggalkannya. Pangeran itu terpesona oleh kecantikan dan keramahan gadis itu. Ia menjadi murung karena terus memikirkan tentang gadis itu. Hingga suatu hari ia menerima sebuah kabar tentangnya. Gadis itu meninggal sebelum ia mengutarakan perasaannya.

Pangeran itu sedih dan terluka batinnya. Setiap hari ia meneteskan air matanya di taman istana. Terlarut dalam kesedihannya, ia menggores tangannya hingga terluka. Ia teteskan darah dari tangannya pada semua tulip yang berwarna putih. Iapun menjadi gila. Ia melompat dari jendela istana. Berharap gadis itu akan datang memetik setangkai tulip untuknya. Darahnya tercecer pada setiap tangkai tulip – tulip putih itu dan menjadikan warna mereka berubah merah.

 

Dari semua ceritamu tentang tulip, itu adalah cerita yang paling kusukai. Cerita itu membuatku betah berlama – lama bersandar malas di kursi sebelah ranjangmu. Sembari memandang bentangnya cakrawala dari balik jendela kamarmu kita berdebat tentang cerita itu. Kau anggap cerita itu sebagai legenda dari tulip merah, lambang cinta sejati. Wajahmu tampak kesal ketika aku menyamakan tulip merah dengan mawar merah. Bukankah kedua bunga itu sama, menjadi simbol cinta. Kau menyangkalnya dengan berkata bahwa secantik apapun mawar merah selalu ada duri di tangkainya. Aku ingin menjadi tulip. Air matamu meleleh saat mengatakannya.

Aku tersedak, ingatan itu kembali tergambar. Saat lelehan air matamu terus menetes di pemakaman ibumu. Kau meraung histeris ketika jenazah ibumu dimasukkan ke liang lahat. Dengan keras kau berteriak kepada ayahmu yang waktu itu berdiri terdiam menatapmu. Kau menuduhnya sebagai penyebab kematian ibumu. Ayahmu menipumu, juga menipu ibumu. Bertahun – tahun ia bersembunyi di balik kesantunan sikapnya. Ia dengan sengaja berselingkuh dengan adik ibumu, dan mengawininya tepat satu hari setelah ibumu dimakamkan. Kau juga tahu bahwa ibumu juga menipumu. Kau bukanlah anak ayahmu, melainkan benih dari lelaki lain.

“Apakah kupu – kupu akan menghinggapi bunga tulip ?”, tanyamu sayu. Aku mengangguk dengan pelan. Kupu – kupu akan selalu hinggap di atas bunga. Kau tersenyum samar, menatap kosong pada cermin. Ruam di wajahmu yang dulu masih samar kini tergambar jelas menyerupai kupu – kupu. Aku takut kupu – kupu itu akan terus tampak. Dan membuat wajahmu menjadi sarangnya. Walaupun aku lebih menyukai kupu – kupu itu daripada serigala yang ada dalam dirimu.

“Apa kau ingin menjadi kupu – kupu?”.

Kau menggeleng perlahan, menahan serigala dalam tubuhmu yang terus meronta. Ayahku adalah kupu – kupu, kau berkata dengan lirih. Aku tidak menyukainya, kupu – kupu terbang bebas mencari bunga yang disukainya. Ia tidak akan diam pada satu bunga. Aku ingin menjadi tulip seperti ibuku.

“Tapi ibumu juga menipumu?”

Kau tertawa tanpa suara, membuatku semakin mencemaskan keadaanmu. Bunga tak bisa memilih kupu – kupu mana yang akan menghinggapinya. Bila ada satu kupu – kupu yang tak menginginkannya, masih ada kupu – kupu lain. Ia akan tetap menebar keindahan meski ada kupu – kupu yang meninggalkannya.

Aku tak ingin kau menjadi tulip ataupun kupu – kupu. Namun aku juga tak bisa melakukan sesuatu ketika kau menangis memohon kepadaku untuk melepaskan serigala dalam dirimu. Yang perlahan mengoyak tubuh ringkihmu. Aku terlalu takut jika serigala itu mengambil tubuhmu, aku menjadi asing bagimu. Maka setiap sore aku selalu duduk bersandar di kursi sebelah ranjangmu, mendengar semua ocehanmu agar aku tidak menjadi asing.

Satu bulan lalu kau mengatakan kepadaku kau melihat sebuah kebun tulip di belakang rumahmu. Tidak begitu luas, hanya sekitar dua puluh meter persegi, matamu bersinar saat mengatakannya. Aku semakin kalut dengan ocehanmu. Itu adalah janjiku dulu yang sampai saat ini tak pernah aku lakukan. Entah aku yang terlalu yakin, atau terlalu bodoh, karena tulip tidak dapat hidup di negeri ini.

Kau menangis lagi saat aku membawa sebuket tulip segar yang kubeli dari toko tempatmu bekerja dulu. Dengan tergugu kau memeluknya erat. Membiarkan ia terlelap di balik selimutmu. Aku ingin menjadi tulip, kau kembali mengatakannya padaku. Aku ingin  kupu – kupu menghinggapiku. Merindukan setiap aroma yang keluar dari kelopak – kelopakku. Hingga ia akan selalu kembali saat memutuskan pergi.

Aku tak tahu apa yang harus aku katakan. Aku menjadi bisu. Tak tahu harus berbuat bagaimana. Hal lain yang tak pernah aku lakukan untukmu adalah membiarkanmu menjadi tulip dan aku akan menjadi kupu – kupu. Kau telah membiarkan kupu – kupu lain yang berbentuk ruam menghinggapi wajahmu. Dan melepaskan serigala dalam dirimu itu.

“Haruskah aku menjadi pangeran seperti dalam ceritamu”.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Under The Same Moon
397      264     4     
Short Story
Menunggumu adalah pekerjaan yang sudah bertahun-tahun kulakukan. Tanpa kepastian. Ketika suatu hari kepastian itu justru datang dari orang lain, kau tahu itu adalah keputusan paling berat untukku.
Salendrina
2499      928     7     
Horror
Salendrina adalah boneka milik seorang siswa bernama Gisella Areta. Dia selalu membawa Boneka Salendrina kemanapun ia pergi, termasuk ke sekolahnya. Sesuatu terjadi kepada Gisella ketika menginjakan kaki di kelas dua SMA. Perempuan itu mati dengan keadaan tanpa kepala di ruang guru. Amat mengenaskan. Tak ada yang tahu pasti penyebab kematian Gisella. Satu tahu berlalu, rumor kematian Gisella mu...
Katakan saja!!
117      110     0     
Short Story
Gadis yg menyukai seorang lelaki namun tidak berani mengungkapkan perasaan ny karna dia laki-laki yg sangat lah disukai oleh banyak wanita.namun tak disangka laki-laki ini juga menyukai gadis in karna dia sangat lah berbeda dengan gadis yg selama ini di kenal Hari hari mereka jalani dengan canggung. Dan akhirnya laki laki ini mengungkap kan isi hatinya pada gadis ituu. Bagaimana kisah ny ayo ba...
Alumni Hati
866      415     0     
Romance
SINOPSIS Alumni Hati: Suatu Saat Bisa Reuni Kembali Alumni Hati adalah kisah tentang cinta yang pernah tumbuh, tapi tak sempat mekar. Tentang hubungan yang berani dimulai, namun terlalu takut untuk diberi nama. Waktu berjalan, jarak meluas, dan rahasia-rahasia yang dahulu dikubur kini mulai terangkat satu per satu. Di balik pekerjaan, tanggung jawab, dan dunia profesional yang kaku, ada g...
Luka Adia
841      513     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Aku Ibu Bipolar
55      48     1     
True Story
Indah Larasati, 30 tahun. Seorang penulis, ibu, istri, dan penyintas gangguan bipolar. Di balik namanya yang indah, tersimpan pergulatan batin yang penuh luka dan air mata. Hari-harinya dipenuhi amarah yang meledak tiba-tiba, lalu berubah menjadi tangis dan penyesalan yang mengguncang. Depresi menjadi teman akrab, sementara fase mania menjerumuskannya dalam euforia semu yang melelahkan. Namun...
Hati dan Perasaan
1575      992     8     
Short Story
Apakah hati itu?, tempat segenap perasaan mengendap didalamnya? Lantas mengapa kita begitu peduli, walau setiap hari kita mengaku menyakiti hati dan perasaan yang lain?
Detective And Thief
4295      1360     5     
Mystery
Bercerita tentang seorang detektif muda yang harus menghadapi penjahat terhebat saat itu. Namun, sebuah kenyataan besar bahwa si penjahat adalah teman akrabnya sendiri harus dia hadapi. Apa yang akan dia pilih? Persahabatan atau Kebenaran?
Bersyukurlah
439      306     1     
Short Story
"Bersyukurlah, karena Tuhan pasti akan mengirimkan orang-orang yang tulus mengasihimu."
CHERRY & BAKERY (PART 1)
4343      1175     2     
Romance
Vella Amerta—pindah ke Jakarta sebagai siswi SMA 45. Tanpa ia duga kehidupannya menjadi rumit sejak awal semester di tahun keduanya. Setiap hari dia harus bertemu dengan Yoshinaga Febriyan alias Aga. Tidak disangka, cowok cuek yang juga saingan abadinya sejak jaman SMP itu justru menjadi tetangga barunya. Kehidupan Vella semakin kompleks saat Indra mengajaknya untuk mengikuti les membuat cu...