Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta tanpa kepercayaan
MENU
About Us  

Ia mengikat rambut lurus sebahunya ke atas, meninggalkan poni samping dan beberapa helai rambut yang menjuntai, ia menatap pantulan dirinya di cermin besar kamarnya dan tersenyum puas. Diruang tamu, ia telah disambut oleh pria gagah dengan mata tajam dan bibir yang tersenyum menawan. Langkah gadis itu terhenti dianak tangga. Sang Pria menghampiri perempuannya, mengulurkan tangan dan menunggu untuk disambut hangat oleh tangan kecil gadis itu.

“Duduk dulu”, gadis itu menggenggam erat tangan lelakinya.

“Mobilnya udah nunggu didepan sayangku. Aku pamit ya”, Lelaki itu tersenyum tenang, seolah ingin memberikan energi agar pacarnya tidak menangis. Si gadis tersenyum, ia tak akan menangis didepan lelakinya ini. Ia tidak selemah itu.

“Kamu hati-hati ya disana, jaga diri. Jangan lupa sholat, jangan lupa makan, jangan lupa sehat, jangan lupa aku”. Gadis itu mengambil baret army yang berada diganggaman lelakinya, dengan hati-hati dipakaikannya baret itu. Lengkap. Pria kebanggaanya sangat gagah, seragam tentaranya sangat pas ditubuhnya. Pria itu tersenyum, dan memberi hormat kepada wanitanya.

Kedua tangan gadis itu memegang erat kedua lengan prianya, ia memandang seragam army yang bertulisksn TNI-AD didada kanan, ia akan sangat merindukan sosok didepannya ini.

“Aku pamit, aku sayang kamu. Assalamualaikum”, ucap Pria tersebut.

“Waalaikumsalam, jadi abdi negara yang membanggakan”, pesan gadis itu dengan senyum manis yang selalu menenangkan siapapun yang melihatnya.

Mobil tersebut perlahan melaju meninggalkan Gadis itu sendiri didepan teras rumahnya. Ia menabahkan hati, hanya LDR pikirnya, hanya sementara bukan? Ia tak seharusnya bersedih. Ia tak akan menangis. Mereka sudah bersama-sama selama 3 tahun, itu sudah cukup untuk membuat kenangan bersama.

Ia menatap pantulan dirinya di cermin, name tag bertuliskan Vega Handini terpasang rapi di jas almamaternya. Segera Vega melangkah menuju lapangan sepak bola, menatap wajah-wajah mahasiswa baru (MaBa) dengan atribut MOPD.

“Hey, senior galak bisa senyum juga?”, Andi sahabatnya dari jaman SMA menggoda Vega yang tengah berdiri dipojok lapangan sambil tersenyum manis menatap orang-orang dari TNI AD melatih MaBa baris-berbaris. Ia teringat Dika lagi.

“Kangen”, Vega bergumam yang tentu diketahui Andi. Andi merangkul Vega dan mengacak poni gadis tersebut. Vega merindukan momen manis bersama Dika dimasa SMA, ketika mereka untuk pertama kali bertemu dalam acara paskibra dan hati Vega seketika memberikan isyarat cinta. Vega merogoh saku jas almamaternya, mengambil handphone yang bergetar.

“Dikaaa, 6 bulan loh gak ada kabar? Pasti kangen ya”, riang Vega menyapa pacarnya, ia rindu. Sangat. Enam bulan baginya hanya sebentar, bahkan sebelumya Dika tak ada kabar selama 10 bulan. Dika tersenyum gemas melihat wajah manis gadisnya, namun sesaat dia melihat aneh ke arah tangan Andi yang merangkul Vega meski ia tahu mereka bersahabat.

“Kamu disana apa kabar? Baik-baik aja kan?”, tanya Dika mengalihkan fikirannya yang mulai aneh.

“Aku sayang kamu”, jawab Vega tersenyum.

“Kamu makannya teratur kan?”, tanya Dika lagi.

“Aku sayang kamu”, jawab Vega.

“Tunggu aku pulang, aku sayang kamu”, jawab Dika tersenyum. Kemudian layar Vega gelap. Terdengar suara teriakan samar, ia memasukan handphonenya ke saku, ia sudah tahu, tepatnya sudah mengerti, itu pasti suara seniornya lagi. Gadis itu memilih melebur dalam barisan MaBa, membantu menertibkan barisan.

“Halo, iya sayang ini aku lagi ngelatih paskibra di SMA”, jawab Vega setelah ia mengambil handphonenya yang tergeletak di meja.

“Lama banget ngangkatnya ih”, nada Dika terdengar kesal, kecurigaan mulai muncul dibenaknya. “Kamu sama siapa kesana? Andi?”.

“Iya maaf sayang, kan kamu tahu kalau aku udah nglatih gimana. Iya sama Andi aku kesininya, sekalian searah kan”, jawab Vega tidak mengerti dengan pertanyaan Dika, mungkin pacarnya kecapekan, fikir Vega.

Vega menyisir rambutnya yang setengah basah, memaikan handbody keseluruh kulitnya yang kuning langsat, kemudian mengambil handphone, menghubungi Dika.

“Kamu harus percaya sama aku, aku gak ada apa-apa sama Andi. Kita kan juga udah kenal sejak SMA kelas 1. Sejak pertama kali masuk Paskibra dan kita bertiga diamanahi untuk jadi pasukan 8 acara 17-an. Sayang, aku gak mungkin macem-macem. Yang aku sayang cuman kamu”, Vega meyakinkan Dika dengan sabar, setelah berkali-kali Dika mengutarakan kecuigaannya.

“Kita pacaran udah 5 tahun, Dik. Kita udah LDR 2 tahun sayang. Kenapa tiba-tiba kamu kayak gini? Kamu gak biasanya cemburu kayak gini, kamu biasanya tenang”, tanya Vega tak mengerti.

“Karna aku kenal Andi, dan karena LDR. Siapa yang tahu kamu disana butuh kasih sayang. Siapa yang tahu kamu nyaman sama orang lain selama kutinggal?”, jawab Dika membuat hati Vega tiba-tiba sesak, astaga Tak pernah sedetikpun Vega melupakan Dika. Tak pernah sekalipun ia lalai membisikan nama Dika setiap harinya.

“Kamu bilang sibuk? Kamu selalu lama memblas chatku. Siapa yang tahu”, lanjut Dika frustasi ketika Vega tetap terpaku menatap pantulan dirinya dicermin.

“Aku sayang sama kamu. Maaf aku sibuk.”, hanya itu jawaban Vega sebelum telefon terputus. Vega tak tahu ternyata ia berbuat salah selama ini, Andi hanya sahabatnya. Ia memang sibuk, tapi ia tak pernah lupa memberi kabar meski chatnya hanya dibaca oleh Dika. Vega menitikan air mata, ia menggenggam tiket pesawat ditangannya. Ia dari keluarga pas-pasan, ia mengumpulkan uang dari menjadi pelatih paskibra, sampai menabung mati-matian untuk berangkat menemui Dika. Ia membuka WA, melihat pesan Dika yang baru saja masuk. Membaca pesan yang isinya kenapa Vega harus follback teman TNI Dika, harus memfollow teman laki-laki satu kampus. Vega tak mengerti, kenapa hati Dika begitu rapuh, kenapa Dika tak percaya padanya. Percuma balasan WA dari Dika, isinya tetaplah mengatakan bahwa ia tidak percaya. Apalah artinya cinta bila tanpa kepercayaan?

Vega mengeluarkan koper dari bagasi taxi. Setelah menempuh perjalanan 4 jam, sampailah dia di Muara Enim, Sumatera Selatan. Ia memandang bangunan bernuansa hijau dan melihat beberapa pasukan elit infanteri TNI. Salah satunya berjalan menuju ke arahnya, sejenak hening. Tangan Vega gemetar meraih jemari Dika, ia berharap semoga dengan kedatangannya, sosok didepannya ini mempercayai cintanya.

“Aku anter ke kos temen aku, biar kamu menginap disana aja”, Dika mengambil koper Vega sambil menggenggam erat tangannya.

“Aku sayang sama kamu, maafin aku ya”, Dika menatap mata Vega, Vega hanya bisa mengangguk, lega karena ia dapat membuat Dika mempercayainya.

Dua hari dihabiskan Dika dan Vega untuk saling bertemu dari pagi hingga malam, rasanya tak ingin mereka menyia-nyiakan waktu selagi bisa bertemu dan melepas rindu.

“Iya, halo, Ndi? Iya lagi di muara enim ini. Iya santai”, Vega menutup telfon kemudian melanjutkaan makan. Dika memandang dengan resah. Emosi di benaknya muncul kembali. Ditambah chat masuk dengan teman-teman Vega.

“Gak ada apa-apa sayang. Ini cuman masalah paski sama kampus.”, Vega meyakinkan. Dika terdiam, ia melepas tangan Vega. Meninggalkan Vega yang tertunduk sedih karena tak kunjung mampu membuat Dika mempercayainya.

Vega menunggu, 30 menit lagi pesawat akan berangkat, ia masih menunggu dikos. Hari ini Dika seharusnya mengantar dirinya ke bandara. Tapi nihil, Dika tak datang. Sampai dibandarapun Vega masih tetap menunggu. Tapi sia-sia, dan membuat Vega harus pulang dengan kecewa.

Dika bersandar dikursi menghela nafas, ia sangat menyayangi Vega, tak sedikitpun ia lalai mengucap nama Vega disetiap doanya. Sahabat karibnya sudah berulang kali menasehatinya tapi nihil, Dika tak mengerti.

“Kepercayaan itu pondasi dari suatu cinta, Dik. Dan kamu kehilangan pondasi tersebut, besok kamu mungkin akan baikan sama Vega, tapi hal ini akan terulang bulan depan, tahun depan, dan seterusnya jika kamu tetap tak punya pondasi tersebut”, Sahabatnya meninggalkan Dika sendiri diruangan.

Gadis itu tidak merasa kecewa oleh sikap Dika, tapi kali ini ia memang tak mampu menahan tangisnya. Ia merasa tak pernah mampu membuat Dika percaya padanya. Seminggu kemudian, Sebulan, dua bulan, hubungan mereka tak pernah semanis dulu, apa lagi kalau bukan Dika selalu menaruh kecurigaan kepada Vega. Tapi Vega tetaplah gadis paling sabar, ia selalu menanti pacarnya.

Andi menghela nafas, “Kamu mau sampai kapan menunggu Dika? Dia udah mengacuhkan kamu. Sampai kita mau wisuda kalian tetap kayak gini. Kamu nunggu apa lagi?”, Andi emosi oleh sikap Dika, meski lusa adalah hari yang membahagiakan yaitu wisuda jurusan, namun kebahagiaan itu tak terpancar di wajah manis Vega.

“Halo?”, Vega riang menjawab telfon dari Dika sekaligus gemetar, sudah 3 bulan Dika tidak menghubunginya setelah pertengkaran terakhir mereka.

“Siapa Reza? Bisa-bisanya dia upload foto sama kamu? Kalian pacaran? Oh, jadi kelakuanmu gitu ya”, Dika marah, Vega tak mampu menahan sesak didadanya. Ia harus sabar meski sebenarnya sudah tak mampu.

“Vega gak pernah sekalipun melupakan kamu meski banyak pria yang mendekatinya, dia menjaga hatinya, dia yang selalu bertahan meskipun kamu menuduhkan sesuatu yang tak pernah dilakukan Vega”, jawab Andi emosi. Vega menangis. Ia tak tahan lagi dengan berbagai tuduhan Dika. Kesabannya mulai runtuh.

Acara wisuda jurusan sangat meriah. Vega mengenakan gaun warna biru laut, sangat anggun berjalan menuruni panggung setelah bernyanyi. Vega menuruni tangga dan tak sengaja menginjak gaun panjangnya dan tersandung, sedetik kemudian Reza menangkap Vega, Tapi agak terlambat karena kaki kiri Vega terlanjur keseleo. Dika yang baru saja datang dan melihat kejadian tersebut langsung menghampiri Vega dengan marah. “Kamu yang menyuruh aku kesini, dan apa yang aku lihat? Ha? Kelakuanmu tak pantas. Benar kan jika aku tak mempercayaimu selama ini”, Dika pergi keluar dari ballroom. Vega mengejar keluar ballroom, menghiraukan kakinya yang sakit. Dan terjatuh, Vega menangis sambil menahan rasa sakit tersebut. Dika menoleh, tapi membiarkan Vega yang merintih kesakitan. Andi menghampiri Dika kemudian memukul wajah Dika dengan emosi, berharap Dika sadar. Pertengakaran itu dilerai oleh Reza, Percuma penjelasan dari Reza, karena hati Dika telah buta oleh ketidakpercayaanya. Vega berdiri, memaksa kakinya untuk berjalan kearah ketiga cowok tersebut.

“Udah berhenti”, teriak Vega, Dika yang akan memukul Reza malah mengenai wajah Vega, hingga terjatuh. Perkelahian berhenti. Vega menatap Dika. Kesabaran Vega telah habis.

“Percuma aku ngeyakinin kamu berkali-kali, Dik. Kita gak bisa ngelanjutin hubungan ini. Seharusnya aku sadar lebih awal”, Vega menahan tangis, berbicara tegas kepada Dika.

Dika menggenggam erat tangan Vega, “Maaf, aku percaya sama kamu sekarang. Jangan putus, dan jangan menyerah sama aku, Ga.”, mohon Dika dengan mata berkaca-kaca. Kesadaran Dika sudah sangat terlambat. Penantian Vega yang sia-sia, menanti Dika yang tak ada kabar, menghadapi semua prasangka buruk Dika, menunggu Dika menyadari kesucian cinta Vega. Semua telah terlambat, Vega berdiri dibantu Andi dan Reza.

“Aku mohon, Vega. Maafin aku”, Dika menggenggam tangan Vega erat. Ia sadar atas kekeliruannya selama ini. Tapi Vega merasa ia tak dapat lagi bertahan kali ini, ia masih menyayangi Dika, sungguh cintanya tak pernah berkurang. Tapi tanpa kepercayaan dari Dika, hubungan ini terasa sia-sia. Vega pergi meninggalkan Dika. Dika berdiri dengan lemas, menatap punggung Vega yang semakin menjauh. Ia sadar atas kesalahannya. Vega berjalan tertatih sambil menangis, ia ingin menoleh tapi tidak akan dilakukannya. Kini semua ia pasrahkan kepada Tuhan.

Tags: romance

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kepada Gistra
497      374     0     
Short Story
Ratusan hari aku hanya terfokus mengejar matahari. Namun yang menunggu ku bukan matahari. Yang menyambutku adalah Bintang. Kufikir semesta mendukungku. Tapi ternyata, semesta menghakimi ku.
Desire Of The Star
1206      791     4     
Romance
Seorang pria bernama Mahesa Bintang yang hidup dalam keluarga supportif dan harmonis, pendidikan yang baik serta hubungan pertemanan yang baik. Kehidupan Mahesa sibuk dengan perkuliahannya di bidang seni dimana menjadi seniman adalah cita-citanya sejak kecil. Keinginannya cukup sederhana, dari dulu ia ingin sekali mempunyai galeri seni sendiri dan mengadakan pameran seni. Kehidupan Mahesa yang si...
Just For You
5357      1856     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
GLACIER 1: The Fire of Massacre
633      495     2     
Fantasy
[Fantasy - Tragedy - Action] Suku Glacier adalah suku yang seluruhnya adalah perempuan. Suku damai pengikut Dewi Arghi. Suku dengan kekuatan penyegel. Nila, anak perempuan dari Suku Glacier bertemu dengan Kaie, anak laki-laki dari Suku Daun di tengah serangan siluman. Kaie mengantarkannya pulang. Namun sayangnya, Nila menjatuhkan diri sambil menangis. Suku Glacier, terbakar ....
When the Music Gets Quite
83      76     0     
Romance
Senja selalu suka semua hal tentang paus biru karena pernah melihat makhluk itu di jurnal sang ibu. Ternyata, tidak hanya Senja yang menyukainya, Eris yang secara tak sengaja sering bertemu dengannya di shelter hewan terlantar dekat kos juga menyukai hal yang sama. Hanya satu yang membedakan mereka; Eris terlampau jatuh cinta dengan petikan gitar dan segala hal tentang musik. Jatuh cinta yang ...
Chloe & Chelsea
7949      1733     1     
Mystery
30 cerita pendek berbentuk dribble (50 kata) atau drabble (100 kata) atau trabble (300 kata) dengan urutan acak, menceritakan kisah hidup tokoh Chloe dan tokoh Chelsea beserta orang-orang tercinta di sekitar mereka. Menjadi spin off Duo Future Detective Series karena bersinggungan dengan dwilogi Cherlones Mysteries, dan juga sekaligus sebagai prekuel cerita A Perfect Clues.
IDENTITAS
686      466     3     
Short Story
Sosoknya sangat kuat, positif dan merupakan tipeku. Tapi, aku tak bisa membiarkannya masuk dan mengambilku. Aku masih tidak rela menjangkaunya dan membiarkan dirinya mengendalikanku.
Kala Saka Menyapa
11353      2721     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
Campus Love Story
7291      1695     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
Paragraf Patah Hati
5600      1821     2     
Romance
Paragraf Patah Hati adalah kisah klasik tentang cinta remaja di masa Sekolah Menengah Atas. Kamu tahu, fase terbaik dari masa SMA? Ya, mencintai seseorang tanpa banyak pertanyaan apa dan mengapa.