Aku Alya, anak pertama dari tiga bersaudara. Sekarang aku duduk di bangku kelas 1 SMA, masih muda, penuh harapan, tapi juga sering diliputi rasa ragu. Kadang aku merasa seperti berjalan di jalan yang samar, tanpa peta, hanya berharap ada cahaya yang menuntunku ke depan. Aku tahu, masa depan bukan sesuatu yang bisa kuprediksi, tapi aku yakin aku harus mulai dari sesuatu. Dari sini, dari sekarang.
Sejak kecil, aku terbiasa membantu ibu. Ibu punya usaha jualan baju. Dia buka toko kecil di rumah, dan juga jualan secara online. Jadi setiap hari setelah pulang sekolah, aku langsung turun tangan membantu. Mulai dari membungkus pesanan, mencatat stok barang, sampai membantu ibu mengatur toko. Aku bukan tipe anak manja yang selalu berharap dibelikan apa saja. Aku belajar bahwa uang itu tidak datang dengan sendirinya, dan setiap rupiah harus diperjuangkan.
Aku ingat sekali, waktu SD dulu, aku sering ikut ibu ke pasar untuk belanja bahan dagangan. Dari situ aku belajar banyak tentang kerja keras. Bau pasar, suara pedagang, dan keramaian jadi bagian dari keseharianku. Kadang lelah, tapi aku selalu berusaha tersenyum. Aku tahu, aku tidak boleh menyerah, karena aku punya tanggung jawab lebih dari sekadar untuk diri sendiri.
Sebagai anak pertama, aku memang punya beban lebih. Aku harus jadi contoh untuk adik-adikku. Mereka melihat aku sebagai panutan, dan aku nggak mau mengecewakan mereka. Meskipun kadang aku pengen jadi anak biasa yang bisa santai dan main saja, tapi kenyataannya aku harus kuat. Kuat untuk keluarga, kuat untuk masa depan.
Aku suka menggambar. Ini mungkin satu-satunya waktu aku bisa benar-benar bebas. Coretan-coretan kecil di buku catatanku adalah dunia lain tempat aku bisa bermimpi tanpa batas. Kadang aku buat karakter-karakter imajinatif, cerita-cerita yang bahkan aku sendiri belum tahu ujungnya. Aku suka membayangkan petualangan yang membawa aku jauh dari kehidupan yang kadang terasa berat ini.
Selain itu, aku juga suka baca novel. Novel membuat aku tahu bahwa semua orang punya cerita, punya perjuangan masing-masing. Membaca cerita orang lain membuat aku merasa tidak sendiri. Bahwa meskipun hidup susah, selalu ada cara untuk bangkit dan melanjutkan langkah.
Tapi, aku bukan anak yang selalu percaya diri. Ada saat-saat aku merasa kecil, nggak cukup, dan ragu apakah aku bisa mewujudkan mimpi-mimpi itu. Apakah aku cukup baik? Apakah aku cukup kuat? Kadang aku bertanya dalam hati, apakah jalan yang aku pilih ini benar? Kadang aku takut gagal, takut mengecewakan keluarga, takut kehilangan arah.
Namun, aku tahu kalau aku berhenti, maka mimpi itu akan semakin jauh. Aku harus terus berusaha, walau langkah ini berat dan penuh tantangan. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa. Bukan untuk membanggakan siapa pun, tapi untuk diriku sendiri dan keluargaku.
Di sekolah, aku bukan anak yang paling menonjol. Aku bukan yang selalu juara kelas, tapi aku rajin dan tekun. Aku suka belajar hal-hal baru, dan aku selalu berusaha mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin. Aku ingin membangun masa depan dengan cara yang aku bisa.
Aku juga punya banyak teman, tapi aku belajar untuk lebih mengenal diriku sendiri. Aku ingin jadi seseorang yang bisa diandalkan, bukan hanya buat keluarga, tapi juga buat diri sendiri. Aku ingin punya keberanian untuk mengambil keputusan, meski tidak semua orang setuju.
Kadang aku merasa sendiri, terutama ketika aku sedang bingung atau sedih. Tapi aku belajar bahwa kesendirian bukan berarti lemah. Kesendirian bisa jadi waktu untuk merenung, belajar, dan menguatkan diri.
Aku ingat suatu sore ketika aku duduk di balkon kecil rumah kami, menatap langit yang mulai gelap dan hujan yang turun perlahan. Waktu itu aku berpikir, “Apa aku bisa menjalani semua ini? Apa aku bisa mengubah hidup ini?” Tapi aku juga sadar, kalau aku menyerah sekarang, semua yang sudah aku perjuangkan akan sia-sia.
Aku punya cita-cita sederhana: ingin membuka toko baju yang lebih besar, ingin bisa membantu keluarga dengan lebih baik, dan ingin punya kehidupan yang tenang dan bahagia. Tapi aku tahu, semua itu perlu proses, dan aku siap menjalani proses itu.
Hidup bukan tentang apa yang mudah, tapi tentang bagaimana kita menghadapi yang sulit. Aku memilih untuk terus maju, walau kadang langkah ini terasa berat dan penuh keraguan.
Aku juga sadar, aku tidak sendiri. Ada banyak orang seperti aku, yang punya mimpi tapi juga punya rintangan. Aku ingin cerita ini bukan hanya milikku, tapi milik kita semua yang pernah merasakan beratnya perjuangan.
Aku belum tahu seperti apa masa depan akan membawa aku, tapi aku yakin aku harus mulai dari sini. Dari cerita yang sederhana, dari mimpi yang kecil, dan dari hati yang selalu percaya.
Sebelum aku jadi apa-apa, aku sudah ada. Dengan segala kekuatan dan kelemahanku. Dengan segala harapan dan ketakutanku. Aku siap menghadapi apa pun yang akan datang.