Loading...
Logo TinLit
Read Story - 40 Hari Terakhir
MENU
About Us  

“Memang ada mawar warnanya biru?”

Pertanyaan Raina mau tak mau membuat Randy harus menjeda ceritanya, dengan kesal dia menyipitkan mata. “Lo pikir? Mawar biru alami memang nggak ada, tapi zaman sudah canggih dan di dunia ini ada yang namanya ilmu rekayasa genetik.”

“Ya kan gue nggak tahu!” Raina meringis. “Lagian aneh banget, siapa di zaman yang serba canggih begini masih ada orang pacaran ngasih bunga mawar? Hasil rekayasa pula.”

“Memang kenapa?”

“Kuno. Mahal pula.”

“Kuno apanya?”

“Ya kuno. Orang sekarang kalau pacaran harusnya ngasih barang yang lebih berguna.”

“Misalnya?”

“Cokelat? Makanan? Atau barang-barang yang bisa digunakan jangka panjang?”

“Mentang-mentang miskin otak lo isinya makanan mulu,” canda Randy. “Sudah. Tulis saja begitu. Dia pasti langsung tahu kalau itu gue.”

Pada awalnya, Raina sendiri tidak begitu yakin dengan apa yang Randy katakan. Sebelum akhirnya seseorang menghubunginya, Mona benar-benar menghubungi nomor ponsel yang Raina tinggalkan di dalam surat yang dia titipkan pada gadis kecil berkursi roda tempo hari.

“Dia ngajak gue ketemu malam ini.” Raina memberitahukan kabar baik ini pada Randy.

Mendengar kabar tersebut, pria itu bersorak girang. “Di mana?”

“Di kafe dekat rumahnya.”

*_*

Yang dikatakan Raina mungkin benar, memberikan sepucuk mawar apalagi berwarna biru untuk pacar sudah terlalu kuno dan ketinggalan zaman.

Namun itu wajar mengingat gadis muda berambut keriting itu tidak pernah mengetahui betapa dalam arti bunga mawar biru bagi keduanya. Seindah puisi karya Rudyard Kipling yang mereka baca di rumah buku Matahari, sebuah kafe buku kecil yang hanya berjarak setengah jam dari kediaman Mona, sekaligus tempat yang dipilih mantan pacarnya itu untuk bertemu nanti malam.

Bahkan setelah hampir sepuluh tahun berpisah, Randy masih bisa mengingat dengan jelas betapa cantik dan menawannya wajah Mona. Bibir tipis yang selalu tersenyum lebar, mata kecokelatan yang menawan serta pipi kemerah-merahan menjadi daya tarik tersendiri dari Mona.

Dan tentu, dengan menjadi pacar Randy itu artinya Mona adalah gadis istimewa, mengingat di luar sana ada begitu banyak perempuan yang mengantre untuk mengisi posisinya.

Boleh dibilang dari sekian banyak mantan yang pernah bercinta dengan Randy, Mona adalah salah satu yang tidak terlupakan, walau posisi ter-tidak-terlupakan kini sudah disabet oleh Joana. Sebab perempuan itu pernah menyiramnya menggunakan sebotol jus strawberry di muka umum saat ingin putus. Yang sialnya, tapi bisa juga disebut untungnya, terekam oleh kamera wartawan. Membuat keduanya jadi buah bibir selama berminggu-minggu.

Penjualan lagu Randy melejit, sedangkan Mona diperbincangkan oleh masyarakat dan dianggap sebagai gadis kasar yang tak berperasaan karena telah tega mempermalukan pria di muka umum. Kalau saja media sosial saat itu sudah sebesar sekarang, mungkin Mona bisa sama depresinya dengan dia saat ini. Dianggap jahat, tidak punya kesempatan untuk klarifikasi dan lebih buruk lagi, apa pun yang dilakukan dicap salah bahkan oleh mereka yang tak kenal secara pribadi.

Kabar baiknya, koma membuat Randy membuka matanya. Melihat apa yang selama ini tidak dia perhatikan. Walau kalimat ini terasa berlebihan mengingat Randy tak mungkin berpikir sejauh itu. Satu-satunya yang dia mau sekarang hanya minta maaf, dimaafkan lalu hidup kembali. Cukup. Dan alasan mengapa nama Mona terlintas di kepala ialah karena hanya dia lah satu-satunya mantan yang Randy ingat pernah bermasalah dengannya. Terlebih, Mona juga bukan selebriti. Beda dengan mantan-mantan Randy sebelum dan sesudahnya, yang mana mereka sudah paham bagaimana industri bekerja. Bad publicity is good publicity.

Meskipun tidak bisa mendapatkan bunga mawar biru asli, paling tidak Raina bisa membawakan dua belas tangkai mawar biru sintesis untuk diberikan kepada Mona di pertemuan pertama mereka. Supaya Mona bisa lebih yakin kalau Randy ada di sana, tapi sayangnya, sama seperti Joana, perempuan itu justru menatap sinis Raina begitu bertemu. Malah lebih buruk lagi, Mona menuduhnya sebagai penipu.

“Saya ini bukan orang bodoh yang bisa ditipu sama orang indigo-indigoan kayak kamu!” kata Mona lengkap beserta tatapan tajam nun menusuk. “Sudahlah, mendingan ngaku saja! Apa mau kamu sebenarnya? Kenapa ngirimin saya surat dan bunga mawar biru kayak begini?”

Raina yang masih berdiri hanya bisa menelan ludah kasar, ketakutan. “Itu –“

“Siapa yang nyuruh kamu!”

“Anu –”

“Jawab yang benar!”

Bentakan itu direspon seruan oleh Raina, “Randy! Randy yang nyuruh saya, Kak.”

“Masih ngeyel saja ini anak!” gerutu Mona. “Kamu kira saya bodoh? Kamu kalau mau nipu saya minimal yang pintar! Tujuan saya datang ke sini menurutmu karena apa?

“BUKAN! Bukan karena saya mau dengar omong kosongmu! Melainkan karena saya ingin tahu siapa yang menyuruh kamu sebenarnya! Dan kenapa kamu bisa tahu soal Mawar Biru?”

Gemetaran, Raina meremas buku-buku jarinya sendiri. Sesekali dia menoleh ke arah Randy yang bukannya membantu justru ikutan panik. Tampak jelas bahwa Randy takut berhadapan dengan sang mantan. Sama persis seperti yang sebelumnya terjadi, dia hanya diam melihat amukan Mona tanpa bisa berbuat apa-apa. Ditambah, Randy takut kalau-kalau segelas es kopi di atas meja nantinya akan melayang ke muka  Raina.

“JANGAN DIAM SAJA!”

“Eh, sa –saya nggak bohong, Kak!” jawab Raina terbata-bata. “Saya juga nggak tahu bagaimana cara menjelaskannya tapi Randy betulan ada di sini. Atau begini saja, Kakak coba tanya hal-hal yang cuma Randy yang tahu jawabannya.”

“Dari mana saya yakin kalau kamu nggak bakal curang? Karena jujur, saya curiga kamu sudah memata-matai saya.”

Raina menghela napas putus asa. “Kalau begitu sih saya nggak bisa apa-apa. Karena kalau jadi Kakak pun saya juga nggak bakal percaya. Tapi intinya, tolong banget, Kak! Karena saya cuma punya waktu kurang dari empat minggu.”

Tatapan mata Raina yang penuh harap mau tak mau meluluhkan hati Mona, terlebih gadis itu mengingatkannya pada sang adik. Akan tetapi, bukan berarti dia percaya. Mona hanya tidak tega kalau harus memaki-maki anak remaja.

“Ya sudah, duduk dulu!” katanya sambil meletakkan bokongnya sendiri ke atas kursi.

“Makasih, Kak!” ucap Raina.

“Mau pesan?”

Raina menggeleng. “Saya masih kenyang, Kak.”

“Minum?”

“Tidak, terima kasih.”

Mona meletakkan kembali buku menu, lalu melipat kedua tangannya ke atas meja. “Sekarang kamu tanyakan ke Randy, apa makanan kesukaan saya?”

Belum sempat mulut Raina terbuka, yang dimaksud sudah keburu menyahut, “Telur orak-arik pakai kecap dan sedikit taburan bawang goreng. Nasinya harus hangat dan agak lembek.”

“Serius?” Raina mengerutkan kening, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya, tetapi Randy dengan tegas mengangguk. Tidak ada keraguan. Yang kemudian Raina lanjutkan pada Mona. “Benar, Kak?”

Mona diam, tapi kepalanya manggut-manggut. “Lagi. Di mana dia pertama kali ketemu sama saya?”

“Di ruang baca kafe buku Rumah Matahari, jam dua siang di tanggal 3 Oktober.”

“Oke. Sejauh ini benar, tapi apa kamu bisa jawab kalau pertanyaannya, di mana dia waktu malam tahun baru di anniversary kami yang ketiga? Kenapa dia nggak angkat telepon saya?”

Berbeda dengan sebelumnya, untuk pertanyaan itu Randy bungkam. Seolah mulutnya baru saja ditambal menggunakan lem. Sampai-sampai Raina perlu memaksanya bicara supaya Mona tidak curiga.

“Apa katanya?”

“Dia nggak mau jawab, Kak.”

“Bagus.” Mona tersenyum sinis. Karena kalau dia jawab artinya itu bukan Randy. “Bilangin ke dia, kalau mau selingkuh yang pintar dikit. Jangan tidur sama teman pacar sendiri. Bodoh itu namanya.”

“Kamu tahu?” Meski sadar dirinya tak terdengar, Randy tetap meluncurkan kalimat itu dari mulutnya.

Yang seketika mendapat pelototan dari Raina. “Astaga! Lo beneran?”

“Ya kan gue cowok, mana bisa nolak kalau ada cewek yang ngajak!” kilah Randy malu-malu. “Tapi, dia juga selingkuh! Buktinya dia mau diajak tunangan sama bapak tua itu.”

“Bapak tua?” Mona menyatukan alis, bingung. “Bapak tua yang mana? Bilangin ke dia jangan mengada-ngada. Om Julius itu dokter pribadi bokap gue. Istrinya memang baru meninggal tapi bukan berarti kami saling suka. Lagian kalau betulan mau sama doi, sudah dari dulu kali aku kawinin. Nggak perlu aku kerja mati-matian buat biayain keluarga.”

“Jadi, kamu nggak selingkuh?”

“Selingkuh?” Mona memutar bola matanya malas. “Bilangin ke dia, begini-begini aku bukan orang yang tega untuk menduakan pasangan. Sekalipun pasanganku brengkes kayak dia tapi nggak sekali pun aku pernah mikir buat cari pelarian. Memangnya situ, meleng dikit ngajak ke hotel. Untung nggak kena penyakit kelamin.”

“Kenapa jadi bahas-bahas penyakit kelamin sih?”

“Lha, kan dia duluan!” jawab Mona begitu Raina menyampaikan pernyataan terakhir Randy. “Pakai acara bawa-bawa Om Julius segala. Kalau nggak tahu itu tanya, bukannya malah berspekulasi. Memang lo nggak ingat terakhir kali menduga-duga akhirnya apa?”

“Memang kenapa?” Raina yang penasaran menoleh ke Randy.

Tidak langsung menjawab, pria itu menghela napas panjang lewat mulut. “Bisnis kami bangkrut.”

“Kok bisa?”

“Kalau memang benar lo bisa bicara sama dia, tanya! Biar lo tahu seberapa bodohnya penyanyi favorit kita semua ini.” Sindiran Mona begitu sinis, sampai-sampai Raina merinding.

Randy sendiri sebenarnya tidak merasa bahwa semua benar-benar salahnya, sebab menurutnya dia hanya ingin mencari jalan cepat untuk mengembangkan butik Mawar Biru yang dia rintis bersama sang kekasih, pada saat itu.

Sialnya, Randy yang bodoh justru diam-diam menjalin kerja sama dengan pihak ketiga yang malah mengambil alih brand mereka tersebut. Membuat dia maupun Mona kehilangan segalanya, padahal saat itu bisnis mereka sedang naik-naiknya. Lebih buruk lagi, Mona baru tahu sesaat setelah sang ayah jatuh sakit. Itulah sebabnya Randy bisa mendapatkan siraman jus buah segar ke muka.

“Pantesan!” Raina geleng-geleng tepat setelah Randy membuat pengakuan. “Gue sih juga bakal ngamuk kalau begitu ceritanya. Malah menurut gue Kak Mona terlalu sabar. Harusnya dia disiram bukan pakai air, tapi pakai bensin terus sulit api sekalian.”

“Mati dong gue!”

“Kan memang itu tujuannya,” celetuk Raina. “Ya sudah, intinya sekarang terserah Kak Mona saja mau maafin dia atau nggak. Aku nggak bisa maksa.”

“Lho? Kok begitu?”

“Ya habisnya kelakuan lo sendiri dulu kayak begitu, Ran! Wajar lah dapat hukuman kayak begini.”

Mona terdiam sejenak, menyeruput es kopi miliknya. “Sebenarnya, aku sih mau saja maafin dia tapi apa untungnya? Toh, nggak ada jaminan kan kalau dia bangun nggak bakal ngulangin kesalahan yang sama?”

“Begini!” Randy segera menyela. “Tolong lo bilangin ke Mona, gue janji bakal balikin semua kerugian yang dia alami dulu setelah gue bangun. Lima ratus juta, kan?”

“Ih!” Mona berdecih. “Inflasi?”

“Oke! Oke! Beserta nilai inflasi ekonominya!”

“Halah, paling juga cuma omong kosong! Kayak yang sudah-sudah!”

“Nggak! Nggak! Yang ini serius!” Randy memelas. “Atau begini saja, gue bakal kasih lo DP lima puluh persen?”

“Kapan?”

“Besok!”

“BESOK?”

Kedua gadis itu terdiam, mencerna kalimat yang baru saja keluar dari mulut lawan lawan bicaranya. Raina pada Randy, dan Mona pada Raina.

“Oke! Gue setuju!” Mona menjulurkan tangan, yang disambut lemas oleh Raina.

Randy melonjak gembira, bertepuk tangan layaknya anak-anak.

Barulah setelah Mona pulang, senyumnya pudar begitu Raina bertanya, “Uang dari mana?”

“Dari tabungan gue lah. Lima ratus juta doang gampang.”

“Cara ngambilnya?”

“Ke Bank.”

“Pakai?”

“Cek.”

“Cek itu sekarang di –?”

“Rumah gue. ASTAGA!” Randy menepuk pipinya ke kedua tangan. “Cara ngambilnya bagaimana?”

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Call(er)
1782      1031     10     
Fantasy
Ketika cinta bukan sekadar perasaan, tapi menjadi sumber kekuatan yang bisa menyelamatkan atau bahkan menghancurkan segalanya. Freya Amethys, seorang Match Breaker, hidup untuk menghancurkan ikatan yang dianggap salah. Raka Aditama, seorang siswa SMA, yang selama ini merahasiakan kekuatan sebagai Match Maker, diciptakan untuk menyatukan pasangan yang ditakdirkan. Mereka seharusnya saling bert...
Because I Love You
1391      771     2     
Romance
The Ocean Cafe napak ramai seperti biasanya. Tempat itu selalu dijadikan tongkrongan oleh para muda mudi untuk melepas lelah atau bahkan untuk menghabiskan waktu bersama sang kekasih. Termasuk pasangan yang sudah duduk saling berhadapan selama lima belas menit disana, namun tak satupun membuka suara. Hingga kemudian seorang lelaki dari pasangan itu memulai pembicaraan sepuluh menit kemudian. "K...
The One
320      213     1     
Romance
Kata Dani, Kiandra Ariani itu alergi lihat orang pacaran. Kata Theo, gadis kurus berkulit putih itu alergi cinta. Namun, faktanya, Kiandra hanya orang waras. Orang waras, ialah mereka yang menganggap cinta sebagai alergen yang sudah semestinya dijauhi. Itu prinsip hidup Kiandra Ariani.
Yang Terukir
767      494     6     
Short Story
mengagumi seorang cowok bukan lah hal mudah ,ia selalu mencurahkan isi hatinya melalui sebuah pena,hingga suatu hari buku yang selama ini berisi tentang kekagumannya di temukan oleh si cowok itu sendiri ,betapa terkejutnya ia! ,kira kira bagaimana reaksi cowok tersebut ketika membaca buku itu dan mengetahui bahwa ternyata ada yang mengaguminya selama ini? Yuk baca:)
Matahari untuk Kita
1082      549     9     
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...
Mengapa Harus Mencinta ??
3684      1190     2     
Romance
Jika kamu memintaku untuk mencintaimu seperti mereka. Maaf, aku tidak bisa. Aku hanyalah seorang yang mampu mencintai dan membahagiakan orang yang aku sayangi dengan caraku sendiri. Gladys menaruh hati kepada sahabat dari kekasihnya yang sudah meninggal tanpa dia sadari kapan rasa itu hadir didalam hatinya. Dia yang masih mencintai kekasihnya, selalu menolak Rafto dengan alasan apapun, namu...
ALUSI
9751      2313     3     
Romance
Banyak orang memberikan identitas "bodoh" pada orang-orang yang rela tidak dicintai balik oleh orang yang mereka cintai. Jika seperti itu adanya lalu, identitas macam apa yang cocok untuk seseorang seperti Nhaya yang tidak hanya rela tidak dicintai, tetapi juga harus berjuang menghidupi orang yang ia cintai? Goblok? Idiot?! Gila?! Pada nyatanya ada banyak alur aneh tentang cinta yang t...
Game of Dream
1457      812     4     
Science Fiction
Reina membuat sebuah permainan yang akhirnya dijual secara publik oleh perusahaannya. permainan itupun laku di pasaran sehingga dibuatlah sebuah turnamen besar dengan ratusan player yang ikut di dalamnya. Namun, sesuatu terjadi ketika turnamen itu berlangsung...
Redup.
722      429     0     
Romance
Lewat setiap canda yang kita tertawakan dan seulas senyum yang kerap dijadikan pahatan. Ada sebuah cerita yang saya pikir perlu kamu dengarkan. Karena barangkali saja, sebuah kehilangan cukup untuk membuat kita sadar untuk tidak menyia-nyiakan si kesayangan.
Havana
885      450     2     
Romance
Christine Reine hidup bersama Ayah kandung dan Ibu tirinya di New York. Hari-hari yang dilalui gadis itu sangat sulit. Dia merasa hidupnya tidak berguna. Sampai suatu ketika ia menyelinap kamar kakaknya dan menemukan foto kota Havana. Chris ingin tinggal di sana. New York dan Indonesia mengecewakan dirinya.