Loading...
Logo TinLit
Read Story - Penerang Dalam Duka
MENU
About Us  

Setiap senyumannya yang indah mampu meluluhkan hati Mina yang beku. Sosok pria yang jauh lebih dewasa dan mandiri itu membuat Mina ingin terus bersamanya sampai akhir. Bahkan niat awal ingin memanfaatkan Hendrik tuk mengetahui sesuatu tentang Albert dan Aldi pun sempat dilupakan karena Mina hanyut terbawa perasaan yang dinamakan cinta. 

 

Sehari setelah meresmikan hubungan, mereka semakin dekat dibanding sebelumnya. Saat pergi kencan pun, Mina memilih pakaian yang cocok hingga berdandan sedikit demi membuat pria itu semakin terpesona. 

 

Mina menggigit bibir bagian bawahnya dengan kuat hingga terluka saking tak menyangka hubungan mereka akan menjadi seperti sekarang ini. 

 

“Aku yang sekarang ingin segera menancapkan sesuatu yang tajam ke lehermu. Melampiaskan amarah dan mempertontonkan mayatmu di hadapan umum. Membiarkan mereka meledek seseorang yang tak tahu malu seperti dirimu.”

 

“Wah, apa yang barusan itu puisi?” Setelah semua yang terjadi, ekspresi yang tadi tegang telah kembali seperti semula. Hendrik seperti biasanya dia kembali tersenyum.

 

Mina tahu dirinya tak cukup kuat untuk melawan sekarang. Bahkan jika pria itu ingin, sudah sejak tadi dia membungkam Mina. Pria itu selalu abai terhadap apa pun yang akan dilakukan Mina, termasuk dia yang sekarang telah melarikan diri dari tempat itu. 

 

Sembari menatap punggung Mina yang gemetar kian menjauh, Hendrik menyeringai lebar dan merasa puas karena pada akhirnya dia lah yang yang berada di atas dan mempermainkan Mina seperti boneka tali. 

 

“Mina, aku melepasmu hari ini karena hutang budiku. Anggap saja ini sebagai perpisahan dan saat kita berjumpa lagi, maka itu adalah perpisahanmu dengan dunia ini.” 

 

***

 

Berlari sepanjang waktu tanpa henti dengan menahan tangis dan mengedepankan amarah yang terus meluap bagai gunung merapi. Ekspresi yang tidak terkontrol membuat Mina nyaris gila, dia kadang tertawa saat sadar dirinya sudah lama dipermainkan. 

 

“Hubungan ini palsu. Aku tahu.”

 

Mina tidak sadar dirinya sudah terlalu jauh dari jalanan menuju rumah. Mina berhenti berlari ketika sebuah palang menghalanginya. Suara peringatan khusus akan kereta yang lewat membisukan semua suara bising dari para pengendara. 

 

Pusat perhatian mereka termasuk Mina tertuju pada sebuah kereta api melintasi rel dengan kecepatan tinggi. Angin kencang menerpa rambut serta pakaiannya, Mina berdiri tegap dan menatap tajam ke salah satu penumpang yang terlihat familiar. 

 

Seolah waktu melambat, kecepatan kereta pun seperti berhenti di waktu yang tepat dan membuat Mina saling beradu tatap tajam dengan seorang pria berambut pirang. 

 

Mina mengepalkan kedua tangannya sambil mengingat penderitaan yang dia alami semenjak kehilangan keluarganya dalam insiden kejam itu. Tak pernah dia lupa tentang maksud tujuannya mendekati Hendrik, semua perasaan itu pun telah berubah hanya dalam waktu hitungan detik. 

 

“Aldi, Albert Ginnia lalu Hendrik. Aku berniat memanfaatkan Hendrik tapi nyatanya aku juga sedang dimanfaatkan olehnya. Tapi hal yang paling tak terduga adalah paman,” ucap Mina sembari menengok ke belakang. 

 

Seiring berjalannya kereta hingga gerbong terakhir sudah menjauh, begitu palang kembali dibuka, semua pengendara yang sudah lama menunggu pun bergegas pergi meninggalkan jalanan ini. 

 

Mina berbalik, tidak terkejut setelah mendapati keberadaan seorang pria yang berusia jauh lebih tua dibandingkan Hendrik datang kepadanya.

 

“Apa paman puas setelah mendengar percakapan kami?” tanya Mina yang sebenarnya sedang menyindir. Lalu melemparkan sesuatu yang berada dalam genggaman tangannya.

 

Dengan cekatan Guntur menangkapnya dan memastikan benda yang sekecil earphone itu masih dalam keadaan baik. 

 

“Kamu menemukannya lagi.” Suara AI yang menggantikan Guntur bicara. 

 

“Bukan aku. Tapi Hendrik.” 

 

Guntur hanya tersenyum. 

 

“Karena tidak ada pilihan lain, paman memanfaatkanku yang sedang menyelidiki mereka diam-diam. Sekarang paman sudah tahu tempat di mana dia tinggal, bukankah sudah waktunya untuk beraksi?” pikir Mina.

 

“Maafkan aku yang memanfaatkan kamu. Sejujurnya aku memang tidak punya pilihan lain. Karena aku menemukan peluang jika kamu yang mencari tahu dengan cara seperti itu,” jelasnya. 

 

“Semenjak tahu ada alat pelacak, saya juga sengaja membiarkan. Saya tahu itu menjadi peluang tapi siapa sangka saat menghindari kejaran dari pengawas, ponsel saya hancur di jalanan.” 

 

Mina setidaknya sadar kalau hanya sendirian, dia pasti tidak akan selamat. Tapi entah dengan alasan apa yang membuat Hendrik membiarkan Mina pergi setelah mengetahui kebenarannya.

 

“Untuk saat ini pergilah bersamaku, tinggal di rumah bersama istriku. Jangan beri kabar pada siapa pun, biarkan aku yang mengurusnya.”

 

"Mungkin karena dia tahu aku tidak bergerak sendirian sehingga Hendrik sengaja membebaskanku," batin Mina. 

 

“Tunggu!” Mina menghentikan langkah Guntur yang hendak pergi. “Paman mau ke mana?” tanya Mina. 

 

“Aku sudah bilang untuk mengajakmu pulang bersama. Ayo.” 

 

Dia masih ragu untuk memberitahunya atau tidak kalau sosok Albert muncul dalam kereta yang barusan lewat. Mina melirik ke belakang dan depan secara berulang, membuatnya bingung dalam mengambil keputusan. 

 

Guntur seketika sadar apa yang membuat anak gadis ini gelisah dan kebingungan. Namun dengan sengaja tidak memberitahu apa yang dia ketahui sebelum pulang ke rumah. 

 

Mina menggenggam outer dengan kuat sembari menundukkan kepala. Kegelisahan itu tak kunjung menghilang karena merasa pembalasan dendamnya akan hancur jika mereka dibiarkan pergi begitu saja. 

 

“Albert pergi. Lalu apakah dia juga akan pergi?” Sebuah pertanyaan yang terlintas dalam benaknya malah terungkap lantang dari mulutnya sendiri. 

 

Guntur menggelengkan kepala dan mencoba mengatakan sesuatu. Dari gerakan bibir paman dapat terbaca bahwa dirinya punya rencana untuk itu. 

 

“Sekarang paman terang-terangan. Apa mungkin aku sudah diperbolehkan ikut menyelidiki?” 

 

Guntur mengerutkan kening sambil menunjuk Mina. Terlihat wajahnya yang marah sudah jelas Mina tetap tidak diperbolehkan melakukan hal itu sesukanya. 

 

“Aku tahu aku cuman gadis biasa yang tidak seharusnya ikut campur tentang urusan yang melibatkan sesuatu di luar urusanku.”

 

Guntur menganggukkan kepala beberapa kali, dia puas karena Mina sadar diri. 

 

“Tapi kematian pasangan code pada akhirnya tetap membuat anak mereka terlibat. Mereka terutama Hendrik tidak akan melepaskanku begitu saja,” imbuh Mina sembari menatap langit. 

 

Guntur menghela napas, tahu situasinya akan terjadi seperti ini. Dia telah berusaha agar Mina tidak terlibat namun pada akhirnya takdir berjalan tak sesuai dengan kehendak masing-masing. 

 

Adapun Mina, cepat atau lambat merasa kebenaran akan terbongkar di kedua tangannya ini. 

 

“Ya, bagus. Teruskanlah. Balas dendammu belum berakhir, gunakan semua orang menjadi perisai dan senjatamu.” Sosok hitam yang tak memiliki rupa dengan jelas kembali muncul dan berbisik di telinganya. 

 

Sisi gelap telah menenggelamkan sisi cahaya pada dirinya. Meski terkadang hanyut terbawa oleh perasaan namun itu hanya sesaat.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • juliartidewi

    Saya pernah mendapatkan saran dari penerbit yang menerbitkan novel saya. Katanya, kita harus lebih banyak membaca novel/kisah fiksi agar naskah kita menjadi lebih bagus.

    Comment on chapter Bagian Penutup. Hancurnya Belenggu, Hancurnya Perasaan.
Similar Tags
Resonantia
830      588     0     
Horror
Empat anak yang ‘terbuang’ dalam masyarakat di sekolah ini disatukan dalam satu kamar. Keempatnya memiliki masalah mereka masing-masing yang membuat mereka tersisih dan diabaikan. Di dalam kamar itu, keempatnya saling berbagi pengalaman satu sama lain, mencoba untuk memahami makna hidup, hingga mereka menemukan apa yang mereka cari. Taka, sang anak indigo yang hidupnya hanya dipenuhi dengan ...
Can You Be My D?
199      176     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Kelana
1558      1004     0     
Romance
Hidup adalah perjalanan tanpa peta yang pasti, di mana setiap langkah membawa kita menuju tujuan yang tak terduga. Novel ini tidak hanya menjadi cerita tentang perjalanan, tetapi juga pengingat bahwa terbang menuju sesuatu yang kita yakini membutuhkan keberanian dengan meninggalkan zona nyaman, menerima ketidaksempurnaan, dan merangkul kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Selam...
Love Yourself for A2
56      48     1     
Short Story
Arlyn menyadari bahwa dunia yang dihadapinya terlalu ramai. Terlalu banyak suara yang menuntut, terlalu banyak ekspektasi yang berteriak. Ia tak pernah diajarkan bagaimana cara menolak, karena sejak awal ia dibentuk untuk menjadi "andalan". Malam itu, ia menuliskan sesuatu dalam jurnal pribadinya. "Apa jadinya jika aku berhenti menjadi Arlyn yang mereka harapkan? Apa aku masih akan dicintai, a...
Ikhlas Berbuah Cinta
2665      1377     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Penantian Panjang Gadis Gila
548      411     5     
Romance
Aku kira semua akan baik-baik saja, tetapi pada kenyataannya hidupku semakin kacau. Andai dulu aku memilih bersama Papa, mungkin hidupku akan lebih baik. Bersama Mama, hidupku penuh tekanan dan aku harus merelakan masa remajaku.
Perahu Jumpa
508      395     0     
Inspirational
Jevan hanya memiliki satu impian dalam hidupnya, yaitu membawa sang ayah kembali menghidupkan masa-masa bahagia dengan berlayar, memancing, dan berbahagia sambil menikmati angin laut yang menenangkan. Jevan bahkan tidak memikirkan apapun untuk hatinya sendiri karena baginya, ayahnya adalah yang penting. Sampai pada suatu hari, sebuah kabar dari kampung halaman mengacaukan segala upayanya. Kea...
Trust Me
101      92     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
Monologue
1273      916     1     
Romance
Anka dibuat kesal, hingga nyaris menyesal. Editor genre misteri-thriller dengan pengalaman lebih dari tiga tahun itu, tiba-tiba dipaksa menyunting genre yang paling ia hindari: romance remaja. Bukan hanya genre yang menjijikkan baginya, tapi juga kabar hilangnya editor sebelumnya. Tanpa alasan. Tanpa jejak. Lalu datanglah naskah dari genre menjijikkan itu, dengan nama penulis yang bahkan...
Kaca yang Berdebu
208      164     1     
Inspirational
Reiji terlalu sibuk menyenangkan semua orang, sampai lupa caranya menjadi diri sendiri. Dirinya perlahan memudar, seperti bayangan samar di kaca berdebu; tak pernah benar-benar terlihat, tertutup lapisan harapan orang lain dan ketakutannya sendiri. Hingga suatu hari, seseorang datang, tak seperti siapa pun yang pernah ia temui. Meera, dengan segala ketidaksempurnaannya, berjalan tegak. Ia ta...