Nemeea Finch menyusuri jalan yang menanjak cukup tajam. Pekerjaan itu memerlukan waktu lama sehingga tak terasa malam sudah ada di angkasa. Nemeea Finch menatap Master Boni, putus asa membayang di mata cokelatnya. Apakah mereka berada di jalur yang betul? Bagaimana cara menemukan celah yang akan membawa mereka ke Lembah Gunung Erba?
Sayup-sayup Nemeea mendengar suara. "Master Boni, apa kau mendengar suara tersebut?"
Suara itu awalnya pelan, lalu berubah menjadi dengung yang kasar. Kuping runcing Nemeea berdenging kencang, Nemeea menjadi panik dan gelisah. Matanya menelusur hutan itu. Tapi matanya tidak sepeka kupingnya. Master Boni yang justru melihat sumber dari suara riuh itu.
"Astaga..." wajah Master Boni berubah menjadi pias putih.
"Apa yang kau lihat Master Boni?" Nemeea mengikuti arah pandangan Master Boni dan pelan-pelan visual itu nampak olehnya.
Bukan kelepakan sayap butung atau angin yang berhembus, suara itu datang dari ratusan makhluk yang keluar dari batu. Tidak, itu bukan batu, melainkan celah yang merupakan pintu masuk ke lembah Gunung Erba. Mata Nemeea terbuka lebar-lebar. Dirinya sigap berlari menuju lokasi celah! Master Boni mengekor di belakangnya.
Bukit itu terjal dan curam, Nemeea menemukan jalan pintas untuk mempercepat larinya. Master Boni menggeram, menyatakan ketidaksetujuan akan pilihan Nemeea. Akan tetapi ia tidak memiliki kemampuan untuk menghalau Nemeea, kaki-kaki ringan milik Nemeea amat ingin untuk sesegera mungkin sampai pada celah. Nemeea akan mengambil jalan berbatu seperti apapun agar bisa menemukan Pat.
Ia terus berlari 100 meter ke arah timur dan akhirnya sampai pada tempat dimana makhluk-makhluk yang panik keluar dari celah.
Nemeea dengan sigap memberhentikan setiap anak yang menyerupai Pat. Nemeea bahkan tidak sempat berpikir mengapa makhluk-makhluk ini berlari keluar dari celah, meninggalkan tempat persembunyian mereka di Lembah Gunung Erba sampai Master Boni bertanya.
"Kenapa semua makhluk ini kabur?" Master Boni menghentikan salah satu makhluk yang sedang berlari. "Tuan, maafkan aku tetapi aku perlu bertanya sesuatu."
Makhluk yang diberhentikan Master Boni berusaha mengelak menjawab. Akan tetapi, Master Boni mengeratkan cengkramannya.
"Aku tidak tahu apa-apa sungguh!"
"Beritahu saja apa yang kau tahu," Master Boni berkata sungguh-sungguh
"Kami sedang berkumpul menyiapkan sajian malam ketika pembimbing Stredelon, membawa makhluk yang kupingnya runcing."
"Pat!" Nemeea berseru histeris.
"Ya kurasa dia sejenis denganmu ya. Makhluk baru itu baru saja berkenalan dengan Makhluk Rupawan, Pangeran Idris ketika serangan itu datang."
"Astaga serangan?!"
"Ya dan kami langsung dapat perintah evakuasi." jawab makhluk itu.
"Kau tahu siapa yang menyerang?"tanya Nemeea.
"Kau tahu siapa..." Makhluk yang ditanya itu menundukkan pandangan.
Nemeea membayangkan siapa yang bisa menyerang pemukiman yang tersembunyi, siapa yang memiliki tentara terlatih di negeri Stredelon ini. Nemeea ingin menolak kenyataan itu.
"Gustava dan Eryndel berdampingan datang kesini..." lanjut makhluk itu lirih.
***
Tanpa memedulikan teriakan Master Boni, Nemeea masuk ke dalam celah. Nemeea berlawanan arah dengan makhluk-makhluk yang ingin keluar celah. Pat ada bersama target utama serangan, dirinya tidak bisa diam dan menunggu! Tak lama kemudian Nemeea mendapati jalanan menjadi lebih lengang, dirinya sudah melewati celah dan masuk ke dalam Lembah Gunung Erba. Saat itu dia melihat keajaiban yang ditawarkan.
Tepat di bawah kakinya, Nemeea bisa melihat sinar bulan memberikan cahaya pada lanskap hijau yang memiliki undakan-undakan teratur di tengah pegunungan berbatu. Lanskap hijau itu amat kontras dengan lingkungan sekitarnya yang berbatu. Terkesima, Nemeea menahan napas. Namun napas itu berubah menjadi keterkejutan nyata, ketika menyadari salah satu bagian lanskap terasering itu porak poranda. Bagian yang cukup luas dan landai itu Nemeea curigai awalnya sebuah lapangan luas, sayangnya sekarang hanya menyisakan tanah yang berantakan karena rumput yang tercabut dari akarnya. Hati Nemeea berdetak lebih cepat menyadari kerusakan itu mirip dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh Eryndel Mournshade di desa huma penyembuh.
Mengabaikan detak jantungnya, Nemeea mengambil anak tangga turun dari tempatnya berdiri sekarang, anak tangga itu terbuat dari batu yang kuat. Dirinya berlari menuju bagian yang lebih landai dan luas, tempat lapangan itu berada.
Suasana riuh dan panik mulai tertinggal di belakang digantikan dengan senyap dan hening. Nemeea meneruskan langkah dengan hati-hati, rumah-rumah kosong terlewati olehnya yang jika tidak ditinggal penghuninya sebenarnya cukup sayang untuk dilewatkan. Rumah-rumah itu menyembul dari dalam tanah dan senada dengan warna rumput yang hijau. Lampu-lampu menerangi pintu masuknya.
Nemeea meneruskan langkah ke tempat yang paling berdampak, sekaligus berdoa dalam hati semoga adiknya tidak memutuskan untuk tetap berada disini. Semoga adiknya mengikuti rombongan lain untuk pergi melalui celah, hanya saja mereka tidak sempat bertemu. Sayang, firasatnya berkata sebaliknya. Dia melangkah dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara tambahan.
Lapangan luas itu kosong dan berantakan.
Medan pertarungan sepertinya telah bergeser menuju pepohonan dengan vegetasi rimbun di sudut. Nemeea menyibak daun demi daun,s etiap sibakan dia menyadari bulu kuduknya meremang. Suhu udara semakin turun. Rasanya dingin, rasa familier yang aneh ini begitu dingin. Nemeea menyadari kabut tipis muncul di sekitarnya. Otaknya jelas menyarankan dia untuk kembali, namun langkahnya justru semakin teguh, mendekat ke dalam dinginnya malam. Nemeea baru menghentikan langkah, setelah mengalami rasa pusing yang hebat, sepertinya dia telah sampai ke pusat chaos.
Beberapa makhluk berdiri di depannya, hanya dibatasi tingginya daun-daun. Nemeea memutuskan untuk diam terlebih dahulu mengamati. Dan dalam pengamatannya dia mengetahui.
Nemeea sadar berdiri di balik dedaunan tebal ini, adalah The Things.
***
Makhluk kabut itu bergerak mengitar seorang makhluk yang terduduk di selasar tanah. Setiap The Things mendekat, sebuah cahaya tertarik dari dalam diri makhluk yang terduduk itu disusul dengan hilangnya kepercayaan diri makhluk yang terduduk itu.
The Things menarik dan menghempaskan perasaan bahagia yang dimiliki seseorang, menyisakan kesedihan mendalam, membuat perasaan milik makhluk menjadi terombang - ambing. Nemeea mengingat betapa dinginnya proses itu. Betapa sulitnya seseorang kembali normal ketika sudah dihempas The Things.
Akan tetapi, makhluk itu sepertinya kuat. Dia terlihat melawan, beberapa kali berguling kesana dan kemari, berusaha menjauhi monster bernama The Things. Nemeea memicingkan matanya menatap kilau pada emblem yang tercetak dengan pasti pada baju zirah milik makhluk itu. Emblem itu bergambar seekor gajah bertaring perak, kepalanya ditundukkan ke arah bumi. Lambang kuno tersebut berasal dari Hutan Annora, wilayah terlarang tempat tinggal The Things. Konon, hanya keturunan makhluk rupawan yang bisa membawa emblem itu tanpa terbakar oleh sihirnya. Tak diragukan lagi, Emblem tersebut milik Pangeran Idris Velarion, makhluk rupawan, anggota keluarga kerajaan Stredelon yang terhormat.
Tatapan mata Nemeea bertemu dengan tatapan keturunan Stredelon itu. Keduanya terkejut. Nemeea yang pertama kali mengalihkan tatapannya, Idris Velarion bukan hanya tampan, tapi rupawan dalam arti yang tak bisa dijelaskan makhluk non magis.
Idris Velarion di satu sisi merasa aneh, mengapa ada makhluk non magis berada di sini? Bukankah mereka seharusnya sudah melakukan evakuasi? Idris mengkhawatirkan makhluk non magis itu, kekuatan the Things begitu dahsyat, dirinya saja hampir tidak sanggup lagi. Ya, dia harus segera membebaskan diri dari cengkraman The Things.
Idris menerjang ke depan, ke arah bayangan yang mengontrol The Things.
Butuh beberapa detik bagi Nemeea untuk pulih dari keterkejutannya. Nemeea menyadari Pangeran Idris berusaha membebaskan dirinya dengan menerjang ke sebuah bayangan.
Bayangan itu berupa makhluk yang tadinya Nemeea tidak sadari keberadaannya.
The Things tidak sendirian, mereka dikendalikan oleh makhluk yang berdiri tegak membelakangi sinar bulan, layaknya bayangan. Baju zirahnya megah dan misterius dengan warna yang didominasi hitam juga tembaga. Logam berwarna tembaga itu mencuat di sekitar bahu membentuk ujung-ujung runcing yang terlihat berbahaya. Nemeea menahan napas ketika menyadari bahwa makhluk itu mengenakan helm berbentuk tengkorak menyala dengan api biru kecil. Helm tengkorak itu begitu terkenal seantero negeri karena pemakainya adalah sang pembawa petaka, pemimpin invasi, Gustava Mordain Obscura.
Postur tubuh Gustava tinggi menjulang di tengah bayangan malam. Ia berdiri sejajar dengan kudanya yang sewarna malam, seolah lahir dari malam itu sendiri. Kuda itu mengeluarkan lenguhan suara berdecit yang membuat merinding. Pria itu mengusap surai kudanya lembut. Lenguhan itu berkurang, usapan itu menenangkan.
“Ada pilihan mudah, kau tinggal menyerahkannya.” suara Gustava lembut, namun ada ancaman di dalamnya. Tangan Gustava terulur ke depan. Dalam sekejap ia menangkis serangan Pangeran Idris yang datang seperti kilat di antara bayangan malam.
Denting logam menggema. Serangan Pangeran Idris yang dikenal sebagai ahli pedang cahaya, berhasil ditangkis. Kilau senjatanya menyala sebentar di udara, seperti kilat singkat yang lahir dari amarah. Pangeran Idris terdesak ke belakang. Sedang Gustava tetap tegak.
“Kau masih terlalu tergesa Idris,” ucap Gustava, suaranya tenang, nyaris berbisik.
Pengeran Idris menahan dirinya di tanah dengan satu lutut. Dari tempatnya berdiri Nemeea dapat melihat betapa terpojokkannya Pengeran itu. Tampak jelas tenaganya nyaris habis.
Nemeea akan terus mengingat pada hari kemudian bahwa dia melakukan hal terbodoh yang pernah ada. Dia keluar dari dedaunan yang tebal dan berdiri di antara Pangeran Idris dan Gustava. Nemeea mencengkram, beliung persegi miliknya. Senjata kecil yang ia biasa gunakan untuk berburu di hutan. Tubuhnya gemetar tapi tekadnya tidak padam.
Gustava menggerakkan baju zirahnya, menimbulkan bunyi logam yang dalam, matanya menyipit tajam. Ia tidak percaya, ada seorang bocah yang tiba-tiba muncul dan mengganggu pertarungannya dengan Idris. Rahangnya mengeras. “Eryndel!” Seru Gustava.
“Oh wajahnya tidak asing,” suara tinggi dan melengking keluar dari kabut yang kemudian mewujud menjadi penyihir yang Nemeea temui di desa huma penyembuh, Eryndel Mournshade.
Eryndel tidak muncul sendirian, dia muncul bersama selusin anak. Nemeea terguncang karena melihat Pat dibarisan itu.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Gustava
“Dia tidak mau memberikan totemnya, maka kita akan ambil sandera.” Eryndel menjentikkan jarinya, anak-anak itu berjalan terhuyung naik ke atas gerobak yang dikekang kepada kuda-kuda malam Kavaleri Obedient yang tangguh.
Tidak… Tidak… Nemeea berusaha memekik namun suaranya tidak keluar, tenaganya tidak bisa digunakan.
“Kurasa cukup untuk hari ini Idris. Kau beruntung bocah.”
Gustava menaiki kudanya, berderap dalam malam.
Nemeea berusaha mengejar, namun matanya menjadi gelap, hal terakhir yang dilihat matanya adalah sulur ungu.
Kaca yang Berdebu
114
93
1
Inspirational
Reiji terlalu sibuk menyenangkan semua orang, sampai lupa caranya menjadi diri sendiri.
Dirinya perlahan memudar, seperti bayangan samar di kaca berdebu; tak pernah benar-benar terlihat, tertutup lapisan harapan orang lain dan ketakutannya sendiri.
Hingga suatu hari, seseorang datang, tak seperti siapa pun yang pernah ia temui.
Meera, dengan segala ketidaksempurnaannya, berjalan tegak. Ia ta...
Matahari untuk Kita
1071
548
9
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...
VampArtis United
1236
750
3
Fantasy
[Fantasi-Komedi-Absurd]
Kalian harus baca ini, karena ini berbeda...
Saat orang-orang bilang "kerja itu capek", mereka belum pernah jadi vampir yang alergi darah, hidup di kota besar, dan harus mengurus artis manusia yang tiap hari bikin stres karena ngambek soal lighting.
Aku Jenni. Vampir. Bukan yang seram, bukan yang seksi, bukan yang bisa berubah jadi kelelawar. Aku alergi darah. B...
TANPA KATA
23
20
0
True Story
"Tidak mudah bukan berarti tidak bisa bukan?" ucapnya saat itu, yang hingga kini masih terngiang di telingaku.
Sulit sekali rasanya melupakan senyum terakhir yang kulihat di ujung peron stasiun kala itu ditahun 2018. Perpisahan yang sudah kita sepakati bersama tanpa tapi. Perpisahan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Yang memaksaku kembali menjadi "aku" sebelum mengenalmu.
Can You Hear My Heart?
539
323
11
Romance
Pertemuan Kara dengan gadis remaja bernama Cinta di rumah sakit, berhasil mengulik masa lalu Kara sewaktu SMA.
Jordan mungkin yang datang pertama membawa selaksa rasa yang entah pantas disebut cinta atau tidak?
Tapi Trein membuatnya mengenal lebih dalam makna cinta dan persahabatan. Lebih baik mencintai atau dicintai?
Kehidupan Kara yang masih belia menjadi bergejolak saat mengenal ras...
Metafora Dunia Djemima
101
83
2
Inspirational
Kata orang, menjadi Djemima adalah sebuah anugerah karena terlahir dari keluarga cemara yang terpandang, berkecukupan, berpendidikan, dan penuh kasih sayang. Namun, bagaimana jadinya jika cerita orang lain tersebut hanyalah sebuah sampul kehidupan yang sudah habis dimakan usia?
Kembali ke diri kakak yang dulu
1045
730
10
Fantasy
Naln adalah seorang anak laki-laki yang hidup dalam penderitaan dan penolakan. Sejak kecil, ia dijauhi oleh ibunya sendiri dan penduduk desa karena sebuah retakan hitam di keningnya tanda misterius yang dianggap pertanda keburukan. Hanya sang adik, Lenard, dan sang paman yang memperlakukannya dengan kasih dan kehangatan.
Ini menceritakan tentang dua saudara yang hidup di dunia penuh misteri. ...
The Call(er)
1782
1031
10
Fantasy
Ketika cinta bukan sekadar perasaan, tapi menjadi sumber kekuatan yang bisa menyelamatkan atau bahkan menghancurkan segalanya.
Freya Amethys, seorang Match Breaker, hidup untuk menghancurkan ikatan yang dianggap salah. Raka Aditama, seorang siswa SMA, yang selama ini merahasiakan kekuatan sebagai Match Maker, diciptakan untuk menyatukan pasangan yang ditakdirkan. Mereka seharusnya saling bert...
FaraDigma
1363
681
1
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...
Wilted Flower
346
264
3
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya.
Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...