‘Manusia memiliki dua hal negative terhadap dirinya, kalo enggak selingkuh , pasti menusuk dari belakang. Sama seperti dia. Menusukku dari belakang tanpa dia ketahui bahwa aku telah mencium bau busuknya. Kenapa harus seperti ini? Apa salahku padanya? Apakah aku kurang baginya? Omongan yang membuat para cewe tersentuh adalah ‘aku selalu sayang padamu’ dan itu adalah obat bagi para wanita yang terlalu bodoh untuk mempercayainya seperti aku…’
Kuncinya diary Samantha sesudah menulis tentang apa yang terjadi hari ini. Mungkin baginya, ini adalah pertama kalinya dia merasa disayangi dan disakiti.
Air mata menetes ke meja belajar saat dia mengunci diary tersebut. Ia tidak sangka bahwa ini terjadi padanya. Orang yang telah dia percaya selama 2 bulan kini menusuknya dari belakang.
Ambilnya kotak kecil berbungkus kertas biru itu yang ada di sebelah meja tempat tidurnya. Sambil meneteskan air matanya, dia membukanya perlahan dan berkata, “Harusnya aku kasih ini kepada dia besok, tapi…” sambil mengeluarkan air mata kristalnya. Kado yang tadinya di bungkus rapi dengan diisinya surat yang tak terlupakan, kini menjadi kotor dan tidak enak dilihat karena telah di lemparkannya ke lantai saat Samantha pulang dari sekolah.
Jam dinding menepatkan pukul 20:00 dan Samantha pun masih berpakaian sekolah dengan muka yang merah seperti apel . Dia masih saja duduk di meja belajarnya terdiam sambil memperhatikaan hadiah yang dia beli dengan susah payah ini. Hadiah yang penuh berjuangan dengan diisinya air hujan yang menguyur badannya saat dia membelinya semalam. Ekspektasinya yang indah dan mekar seperti bunga menjadi hampa , sakit dan tak terlupakaan.
“Samantha , buka dong pintunya. Ayok makan.” Suara yang terdengar tidak asing mengalih perhatian Samantha, ibu Samantha. Samantha pun bergegas merapikan kamarnya yang tadinya seperti kandang singa menjadi kamar remaja yang rapi dan enak untuk dilihat, lalu gantinya pakaian menjadi pakaian rumah dan tak lupa untuk menghapus air mata dan memakai sedikit bedak supaya tidak keliataan sesudah menangis.
Usai makan malam, Samantha pun naik ke kamarnya dan mencoba untuk melupakaan hal yang telah terjadi yang membuatnya tersakiti seperti pisau yang telah menusuk badannnya.
Kring!Kring! Telepon Samantha pun berdering dan entah itu dari siapa, di angkatnya dan Chelsey, temen deket Samantha pun memulai percakapaannya.
‘Hai Tha.. kamu kenapa? Status kamu di Instagram kenapa? Galau? Kenapa galau? Besok kan hari yang paling special dalam hidupmu, harusnya kan senang..’ Hanya Chelsey yang selalu care kepadanya.
‘Enggak. Aku gapapa kok, cuman pengen aja taruh itu di Instagram.’ Balasnya dengan suara yang berbeda. Suara yang seperti mikropone rusak dan ditambah dengan tetesan airmata yang telah Samantha pendam tetapi karena tidak kuat lagi, air mata pun mengalir dari mata jatuh ke bantal yang sedang Samantha tidurin.
‘Suara kamu berbeda. Ada apa? Gak mungkin gak ada apa apa. C’mon Tha, kita dah bersahabat lebih dari 5 tahun dan aku tau percis kamu gimana okay. Ceritalah sama aku, siapa tau aku bisa bantu.’
‘Iya Chel, sebenarnya aku lagi …’ potongnya saat telepon mereka terpotong dan tertutup. Samantha pun merasa aneh, kenapa bisa terputus. Lalu Samantha coba untuk menelpon Chelsey balik.
‘Loh Chels, kenapa mati’
‘Iya hehe, biasa pulsa ku habis’ Chelsey selalu saja ada akal untuk membuat Samantha tertawa dengan perilakunya ini.
‘Ooo, jadi gini Chels….’ Samantha pun akhirnya bercerita apa yang terjadi tadi di sekolah dan karena Chelsey sahabat terbaiknya, dia selalu aja ada cara untuk membantunya.
Keesokan harinya, Samantha pun bergegas memakai baju sekolah dan turun untuk sarapan bersama kedua orang tuanya. Setelah menyantap hidangan, dia pun berpamitan kepada kedua orangtuanya dan memasuki mobil untuk pergi ke sekolah.
Sesampai di sekolah, sudah di tunggunya Christoffer di lobby sekolah dengan muka biasa seakan-akan dia tidak punya salah.
‘Hai Tha’ sapanya dengan senyuman manis disaat Samantha keluar dari mobil dan berjalan menuju lobby.
Samantha pun mengabaikan salam Christoffer dan langsung berjalan menghindarinya. Dia sama sekali tidak melihat ataupun menyapanya sedikit pun. Ia langsung berjalan seakan-akan Christoffer itu hantu.
Christoffer yang bingung karena perilaku Samantha yang aneh ini langsung menyamperin Samantha dan bertanya kenapa dia bersikap aneh kepadanya.
Tetapi, dia pun masih tetep mengesampingkan seakan-akan kata kata yang diucapkan kepadanya itu adalah angin yang lewat begitu saja. Samantha sama sekali tidak melihat muka Christoffer dan langsung saja jalan menuju kelas.
Christoffer dan Samantha beda satu tahun, dan paling kalo ketemu selalu waktu masuk sekolah , jam istirahat dan pulang sekolah. Makanya, karena beda kelas, mungkin satu sama lain tidak tahu apa yang mungkin terjadi di kelasnya masing-masing.
Di kelas, Christoffer berfikir ada apa dengan Samantha. Biasanya, dia tidak pernah mengabaikan atau berpura-pura tidak melihat Christoffer. Samantha yang dia kenal itu ceria setiap hari dan selalu sapa Christoffer sebelum Christoffer menyapanya. Biasanya dia selalu mencerita hal-hal yang unik dan lucu sehingga membuat hari Christoffer yang tadinya malas sekolah , ingin saja skip sekolah menjadi ingin ke sekolah pagi-pagi hanya untuk mendengarkan dan melihat malaikat yang ada didepan matanya. Tetapi sekarang berbeda, malaikat yang biasa Christoffer liat itu berubah menjadi orang biasa yang baru saja dikenal, bukan orang yang sudah lama dikenalnya.
Jam yang paling ditunggu-tunggu murid-murid pun tiba. Di kantin, sudah banyak sekali murid-murid berlalu lalang keluar masuk kantin. Samantha dan teman-temannya baru saja keluar dari kelas , berjalan menuju kantin sekolah. Tidak lupa dia berhenti di station penggambilan bekal sekolah dan diambilnya bekalnya yang berwana ungu dengan gambar kucing didepannya. Setelah mengambil tas bekalannya ,ia lalu berjalan menuju kantin sampe tiba-tiba dipertemukannya Christoffer yang sedang berjalan menuju keluar kantin dengan Samantha yang baru saja memasuki kantin itu.
Ia pun bertemu tatap-tatapan dan Christoffer pun melihatnya dengan wajah aneh dan heran dengan apa yang terjadi kepada Samantha. Biasanya kalo ketemu berhadapaan, dia selalu bilang ‘hai’ atau ‘dah selesai makan’. Tetapi kali ini berbeda. Dia hanya jalan melewatinya dan mengabaikannya. Christoffer mencoba untuk bersenyum kepadanya, tetapi senyumannya pun hanya di buang begitu saja.
Saat bel istirahat berbunyi, Samantha dan teman-temannya bergegas naik ke kelasnya masing-masing dan berharap bahwa guru Fisika tidak marah atau mengoceh karena datang terlambat. Di depan pintu kelas, sudah ada Christoffer yang sedang berdiri menunggu Samantha. Saat ia melihat Samantha dan teman-temannya dari jauh, Christoffer langsung berjalan menujunya dan memberikan sebuah kertas kepadanya .
Tanpa basa-basi, Christoffer langsung berjalan menuju kelas setelah memberikan surat kepadanya. Samantha yang terlihat panik ini terdiam dan bingung dengan isi surat yang dikasihnya. Untungnya, saat Samantha dan teman-temannya sampai di kelas, guru Fisikanya baru saja datang.
‘Aku tunggu di tempat biasa nanti pas pulang sekolah. Ada yang mau aku bicarakan penting. –Christoffer’
Setelah membaca surat dari Christoffer, Samantha pun mengabaikannya dan mencoba untuk fokus dalam pelajaraan, karena kehadiraan Samantha di sekolah ini paling penting adalah akademis , baru yang kedua cowo. Kalo akademis tidak dapat, cowo pun juga gak bakal dapat, itu prinsip dari Samantha. Kalau Samantha dapat nilai bagus dan menjadi top 1 di kelas selama 3 tahun ajaran, baru dia boleh berpacaran walaupun orangtuanya memperbolehkannya asal tau batasaanya, tetapi prinsip Samantha sangat beda dengan teman-temannya. Teman-temannya itu sudah berpacaran lebih dari 3 tahun dan sudah berganti pacar sedangkan Samantha, baru saja pacaran karena prinsip yang dibikin olehnya. Maka, Christoffer adalah cowo special karena dia yang pertama masuk ke dalam hatinya dan kemungkinan akan menjadi cowo pertama yang keluar dari hatinya.
Pelajaran terakhir pun berakhir dan saat waktu yang ditunggu-tunggu selain jam istirahat pun tiba, yaitu jam pulang sekolah. Murid-murid berlarian keluar dari penjaranya (kelas) dengan wajah yang senang dan gembira karena besok adalah hari libur. Samantha pun memakai ranselnya dan berjalan keluar kelas.
‘Guys, aku duluan ya’ ucapnya sambil berjalan menuju pintu kelas.
‘Hati-hati Tha’ ucap teman-teman Samantha.
Saat Samantha turun dari tangga dan ingin mengambil bekal sekolahnya, dia baru inget akan surat yang diberi oleh laki-laki yang didiemkannya selama jam pelajaraan itu. Dia akhirnya memutar arah yang tadinya ingin jalan ke lobby untuk pulang , menjadi memasuki sekolah lagi dan bertemu Christoffer di tempat yang ditentukannya dengan wajah curiga berpikir apa yang akan terjadi nanti.
Tibanya di tempat yang dituju, Samantha lalu menyorotkan pandangannya dan mencari orang yang telah menyuruh Samantha untuk datang. Dia berdiri sendiri di tengah rumput-rumput hijau , dengan angin yang meniup kencang membuat rambut Samantha berterbangan ke lawan arah. Biasanya anak-anak kecil senang sekali bermain di tempat tersebut, tetapi karena ini sudah jamnya murid-murid pulang jadi sudah tidak ada murid-murid yang bermain.
Tiba-tiba, disaat Samantha duduk di ayun-ayunan karena letih berdiri menunggu Christoffer, setangkai bunga memperlihatkannya kepada Samantha. Bunga mawar merah yang dibungkusnya dengan kain emas dan silver, tak lupa diikatnya dengan hiasan pita pink glitter di tengah-tengahnya menarik perhatian Samantha.
Kepala Samantha pun berbalik kepada arah bunga itu , dilihatnya sesosok laki-laki, berpakai kacamata dengan ransel yang ada dipunggunya dan dipegangnya sebuah hadiah di tangan satunya. Christoffer, ya itu dia.
Samantha lalu berbangkit dari dudukannya lalu jalan mengabikannya dengan wajah kecewa.
‘Samantha tunggu’ teriak Christoffer.
Samantha pun berhenti dan memutar balik badannya lalu dilihatnya Christoffer menaruh tas sekolahnya , dengan cepat berjalan menuju Samantha.
‘Kamu kenapa hari ini. Apa aku punya salah? Kalo aku punya salah aku minta maaf.’ Ucapnya dengan rasa bersalah entah apa yang dia lakukan sehingga bisa membuat Samantha mendiamkannya selama satu hari di sekolah.
‘Oh baru sadar.’ Balasnya sinis
‘Sadar kenapa’ balasnya bingung
‘Kamu ngapain kemarin di parkiran sama perempuan lain? Sampai pelukan segala. Lupa kalo dah punya pacar?’ balasnnya dengan mata yang memperhatikan pemandangan lain, mencoba untuk bersikap jutek dan dingin kepadanya.
‘Kalo gini mah mendingan kita putus. Kamu bilang kamu setia. Oh kata setia itu cuman kata mainan untuk membuat hati para wanita termasuk aku luluh.’ucapnya dengan cara yang dingin dan api pun keluar dari kedua telinga Samantha.
‘Tapi sorry, kata itu gak akan membuat aku luluh. Bagi aku kata itu basi’ tunjuknya jari Samantha ke bahu Christoffer dengan muka yang kecewa dan marah.
‘Hah? Di parkiran? Perempuan? Madsud kamu Jolyn?’ balasnya dengan wajah bingung dan setengah ingin ketawa.
‘Iya menurut kamu?’
‘Ya ampun… kamu itu salah paham. Jolyn itu adik aku yang baru saja balik dari luar negeri. Dia ke sekolah karena memang di suruh sama mamaku. Makanya dia ke sekolah dan menemuiku di parkiran sekolah.’ Ucapnya sambil tertawa karena perilakunya yang selalu membuatnya tertawa.
‘Oh jadi itu adik kamu.’balasnya masih tidak percaya.
Samantha masih berdiri di tempat dimana dia menunggu Christoffer pertama kali dan berfikir apakah harus dipercaya atau tidak.
Christoffer lalu mengambil kedua tangan Samantha dan mengatakan ‘Tha, tidak ada lagi perempuan yang ada di hatiku selain kamu. Kalau memang aku selingkuh atau suka sama perempuan lain, ngapain coba aku suruh kamu untuk datang ke tempat ini. Dan kamu ingat ini hari apa?’ ucapnya serius.
‘Ini hari jadian kita. Happy Anniversary Baby’
Tidak lupa, bunga dan hadiah yang telah dia beli dengan rasa cinta dan kasih sayang lalu diberikan kepadanya. Memang perempuan kalo diberi bunga oleh laki-laki langsung tersenyum senang. Samantha pun yang tadinya cemberut dan kesal terhadap perilaku Christoffer langsung berubah menjadi senang dan merasa bersalah karena telah mendiamkan Christoffer satu hari di sekolah.
‘Jadi kamu diamin aku karena ini’ tawanya karena perilaku Samantha yang selalu membuat Christoffer tidak bisa marah kepadanya.
Perilaku yang lucu membuat Christoffer makin sayang karena Samantha selalu saja membuat hari-hari Christoffer terang dan berwarna karena hal-hal yang diceritakannya melainkan gerak-gerik yang unik ini.
Anguknya kepala Samantha sambil berkata,’Maafin aku ya’, tersenyumnya ‘Happy Anniversary juga..’
Lalu tidak lupa, dia mengambil hadiah yang selalu dibawanya walaupun sudah rusak itu , keluar dari tasnya. Saat di keluarkan dari tas sekolah Samantha, dia lalu merobek bungkusaan yang sudah jelek tak terjaga. Kertas-kertas yang sudah robek dan diperlihatkan sebuah bentuk O seperti gigitan tikus itu disobeknya oleh Samantha dan memberikan isi dari bungkusaan kado itu kepada Christoffer.
‘Apa ini?’ ucapnya curiga
Christoffer pun menerimanya dengan wajah yang kagum terhadap Samantha. Disaat Christoffer meraba kotaknya, dia langsung berbicara kepada jati dirinya ‘ya ampun dia beliin ini dengan hujan menguyurnya’ sambil menatap pacarnya.
Saking penasaraan, Christoffer lalu membukannya dan dilihat, jam tangan berkulit ini membuat mata yang tadinya menujukan ke kotak yang diberi dari Samantha memutar ke wajah Samantha yang penuh dengan sinar yang cerah.
‘Ini buat aku?’
‘Iya ini buat kamu.’
Angin yang kencang, matahari yang bersinar dengan terang disertai langit biru membuat suasana menjadi sejuk walaupun matahari bersinar terang. Burung-burung yang berterbangan asik melihat tontonan Samantha dan Christoffer yang sedang berpelukaan.