Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sweet Punishment
MENU
About Us  

                 Azalea Mahardika

Matahari pagi telah terbit sepenuhnya. Membangunkan semua orang agar bersiap memulai hari dengan aktivitas sibuk mereka masing-masing.

Berbeda dengan orang-orang, aku adalah anak yang malas bangun pagi, nama mahluk pemalas ini yaitu Azalea Mahardika, atau aku sering di panggil lea. Aku masih berleha-leha diatas tempat tidur ku, aku benar-benar tidak menghiraukan alaram di ponsel, maupun di jam weker yang bunyi berkali-kali.

Setiap alaram ku berdering aku langsung mematikannya, sambil bergumam "lima menit lagi ya, aku masih ngatuk." Gumamku sendiri, tak ada yang menyahut.

semalam aku bergadang sampe malam sekali, sebab memaksakan diri untuk membaca komik Conan vol ke 50-70 yang baru terbit kemarin. Setelahnya mengantuk berat dan akhirnya tertidur pulas di atas kasur empuk milikku.

Di saat mata ku masih setia terpejam dan tubuhku masih nyaman di atas kasur yang aku tiduri, teman erina yaitu Karin ingin mengusili ku, dengan dia berteriak di telinga ku seperti ini “hayya Lea bangun, bangun dasar pemalas!!.” hingga membuat ku terkejut dan  terbangun dengan wajah penuh kesal padanya, dan secepat kilat aku cengkram lengan tangannya dengan keras. Hingga si empunya meringis.

"Aww sakit monyet, lepasin tangan gue sialan!" Seru Karin sambil meringis kesakitan.

"Kalau gue gak mau, lo mau apa hah?" Tanya ku sedang menahan marah karena sekarang telinga ku masih berdegung karena ulahnya.

"Kalau lo gak lepasin tangan gue, bakal gue laporin lo ke Bu mawar, biar lo diusir dari asrama ini dan tidur di jalanan, mau nasib lo seperti itu hah?" Tanya karin dengan memberi sebuah ancaman.

"dasar pengadu, cihh dikira memang semudah itu ngeluarin gue dari asrama ini." Gumam ku dalam hati.

Lalu aku menoleh kepalaku ke kiri. Sekarang wajah kami saling berhadapan, ku tatap matanya intens, sehingga membuat wajahnya sedikit ketakutan.

"Emang lo bisa, ngusir gue dari sini, gue dari dulu memang sudah dikenal anak paling badung di sekolah ini, tapi gue juga anak berprestasi karena menjadi peringkat ke 3 terbaik seantero HSA (High School Andara), jadi gak pernah tuh Bu mawar tegur gue, apalagi mau buat gue angkat kaki dari asrama ini!." Jawab ku malah balik memperingatkannya.

"Sudah-sudah cukup kak Lea, udah lepasin tangan teman ku!" Perintah Erina sahabat ku satu-satunya.

"Gak mau dia harus minta maaf terlebih dulu, karena teriak di dekat telinga gue, Sampe sekarang telinga gue berdengung nih!" Ucap Lea menolak untuk melepaskan tangan Karin.

"Iya deh gue minta maap Lea, dah cepat lepasin tangan gue, gue mau cabut ke sekolah, udah mau telat nih!" Titah Karin dan sambil meminta maaf pada ku.

"Oke, gue lepasin, tapi awas kalau lo besok nginep lagi di kamar asrama gue, gue pastiin Bu mawar tau, dan nendang lo keluar pintu, paham?." Ucap Lea dengan nada sengak, sebab Karin ini hanya numpang tidur di kamar asrama kami.

Dia tidak mau tidur di kamar asramanya, karena seorang di lantai 3 super berisik katanya, makanya dia menginap di asrama kami semalam dan alasan keduanya, dia ingin lebih dekat dengan kamar asrama nomor 1 milik arkael.

Dia tinggal di lantai 2 asrama putri, dia tinggal di sini bayar hanya agar bisa melihat anak-anak populer yang tinggal di sini dan diam-diam mengambil foto-foto mereka dengan gaya photo candid gitu.

Entahlah apa enaknya menjadi pengagum rahasia cowok-cowok populer itu, benar-benar tidak ada faedah dan hanya membuang-buang waktu saja.

Berbeda jika para pengagum rahasia pria-pria populer ini banyak dari kalangan anak-anak kaya, mereka tentu sangat gencar mendapatkan foto-foto candid pria incarannya, ini membuat usaha foto candid dadakan milik Karin benar-benar menghasilkan cuan yang banyak.

Karin memang ahli memotret objek benda atau manusia. semua hasil foto-fotonya ku akui bagus, dasar anak cindo (China-Indonesia) apa aja di jadiin cuan. 

Setelahnya Erina dan Karin keluar dari pintu asrama, dan aku di tinggal sendirian lagi. “ya aku sudah biasa telat, dan berangkat sendirian, jadi ini bukan masalah bagiku.” gumamku sambil menutup jendela.

Lalu menghela napas berat saat melihat jam yang tertera di ponsel ku, terdapat empat angka disana yaitu jam 05.40. berarti sudah hampir telat untuk berangkat ke sekolah.

“ampun gawat, aku lupa kalau hari ini Senin, hari upacara bendera dan aku harus buru-buru mandi nih.” Gumamku.

Langsung aku bergegas keluar pintu asrama, tumben sekali toilet wanita di asrama ini tidak dikerumuni banyak orang, tapi ini hal yang bagus, langsung saja aku mandi di pintu toilet paling ujung.

Aku hanya sabunan dan gosok gigi, saat sedang membilas tubuhku, aku mendengar suara sirine mobil polisi dan ambulance berada di luar sana. Astaga apa yang aku dengar itu sirine mobil polisi dan ambulan. Dalam batin ku merasa familiar dengen bunyi sirine tersebut.

Aku langsung membilas seluruh badan dengan air, tubuhku yang basah secepat ku selimuti handuk, handuk ku, agar menutupi dada hingga pangkal paha. Setelahnya keluar dari pintu toilet dan mulai mengintip dengan membuka pintu keluar kamar mandi sedikit, membiarkan celah pintu terbuka agar aku bisa melihat keadaan di luar sana.

Aku melihat seorang polisi berseragam coklat lengkap dengan atribut serta topinya, dan 2 lelaki dewasa memakai jas dan kemeja putih serta berdasi, sedang menanyai Bu mawar.

Ibu asrama kami hanya menggelengkan kepala, lalu dia merentangkan tangan ke belakang, sambil menekuk jemari di tangannya, seperti aba-aba memanggil seseorang untuk maju. di samping Bu asrama, ada seorang siswi, dan siswi itu mendekat dan berbicara dengan kedua orang dewasa di sana. 

Aku bisa melihat ekspresi wajah cemas dan gugup siswi dengan rambut sebahu dengan jepitan bunga di rambutnya tersebut, sepertinya dia sedang di interogasi.

Setelah mengintip, ku tutup kembali pintu toiletnya. dengan cepat, aku memakai seragam SMA ku lengkap dengan atributnya dan topi dengan lambang HSA. tentu saja aku tidak mau lagi ditegur oleh pak mario si guru kedisiplinan, bisa-bisa telinga ku benar-benar budek, karena suara pak mario seperti memakai Toa saat menasehati ku. 

Aku serius suara nya berat tapi begitu nyaring sekali, seketika aku mengingat muka pak Mario yang sedang marah kepadaku hingga membuat urat-urat di lehernya dan keningnya terlihat jelas, Sungguh mengerikan.

Seketika aku langsung saja keluar dari pintu toilet, ternyata dua pria dewasa yang tadi, Bu mawar dan seorang siswi yang tadi di interogasi tidak ada di sana mungkin mereka di bawa menuju rumah Bu mawar, agar tidak menimbulkan kerumunan orang-orang yang kepoan ingin tau penyebab ada polisi di asrama sekolah kami.

"OMG udah jam 6 lewat 10 menit. Batin ku merasa kaget, kenapa jam terasa begitu cepat, padahal jika masih pagi mungkin aku bisa tau alasan para-polisi ada di depan asrama kami, sayangnya aku harus cepat menuju sekolah atau tamatlah riwayatku sekarang.

Aku berlari secepat yang aku bisa, menelusuri jalan setapak, melewati hutan kecil yang di kelilingi pohon pinus yang berjejeran.

Jalan yang becek karena genangan air hujan tadi malam, membuatku harus dengan gesit dan hati-hati untuk menghindarinya atau sepatu ku bisa kotor dan basah kena genangan air tanah tersebut.

Akhirnya sampai juga di tembok belakang sekolah mewah ini, tembok besar nan tinggi menjulang ke atas, seperti tembok Berlin, tembok ini berusaha menahan ku untuk secepatnya berada di dalam sekolah, soalnya aku tau gerbang kanan pasti sudah di kunci rapat dan di jaga oleh seorang penjaga keamanan.

Untung aku ini, ahli memanjat ku menengok ke kiri bisa ku lihat pohon beringin yang menjulang tinggi, salah satu batang kayunya pas sekali menyentuh ujung gerbang sekolah, tanpa banyak pikir aku langsung mulai memanjat pohon tersebut, walau terlihat seram di kejauhan, tapi pohon inilah jembatan agar aku bisa berada di atas tembok besar dan tinggi ini.

Saat sudah mencapai ujung tembok, aku memposisikan tangga kayu yang sore kemarin aku taro di sana, dan masih berada percis disana, saat sudah memposisikan tangga tersebut, aku turun dengan santai, disaat kaki sudah mendarat di atas tanah.

Aku memindahkan tangga itu ke tempat semula. Saat aku mau memutar badan, aku terkejut rasanya jantung ku ingin merosot ke bawah saja, kau tidak percaya jika aku bilang aku melihat pak Mario dengan wajah senang dengen senyum yang lebar dengan kumis yang ikut sedikit naik, dan badan nya yang besar nan tinggi itu bak monster yang siap melahapku kapan saja.

"Lea anak bandel, kemari, mendekatlah ke saya!!" Serunya dengen suara toanya membuatku spontan menutup telinga ku.

Aku berjalan kecil, mendekati pak Mario, hingga menyisakan jarak 15cm dengan pak Mario.

"Ayo ikut saya, menuju ruangan guru, kamu harus dihukum dan di nasehati lebih keras lagi, biar jadi penurut !" Serunya lagi sambil menarik daun telinga ku, ini benar-benar sakit dan begitu memalukan.

"Pak lepasin dulu donk, jangan main tarik telinga saya, sakit tau pak, dan saya harus segera ke lapangan upacara pak!" Pinta ku sambil menunjukan muka memelasku.

"Hari ini di tiadakan upacara, semua siswa-siswi sudah masuk ke dalam kelas masing-masing untuk langsung belajar, dan kau harus masuk lagi keruangan saya, nak Lea sudah paham?" Tanya nya pada ku.

"Iya paham pak, tapi ini sakit, malu donk kalau saya di seret seperti ini, bisa jatuh harga diri saya pak." Ucap lea masih menolak ikut keruangan pak Mario.

"Nggak peduli, kamu melanggar dan ini adalah hukumannya Azalea Mahardika, cepat jalan atau kau mau ku gendong di depan semua orang hah? Tanya pak mario sambil menatap ku begitu lekat.

"Boleh deh pak, tapi gedong belakang ya, soalnya kaki saya juga capek habis lari dari asrama ke sini !" Ucap Lea sambil menyengir kuda.

"Lea, kamu kira saya mau jadi babu kamu, ayo cepat jalan nih sudah saya borgol lengan kamu dengan lengan saya, biar gak bisa lari kemana-mana." Ucap pak Mario sudah memasangkan borgol ke lengan kanan ku dan lengan kiri nya.

"Ih pak kok lengan saya di borgol, saya bukan penjahat pak, lepasin gak pak !." Titah ku, aku tak terima di borgol bareng dengan pak Mario.

Pak Mario tidak menghiraukan racauan ku, dia berjalan saja sambil memegang lengan kanan ku. Jika aku tidak bisa bebas dari pak Mario sekarang, maka sudah tamat riwayatku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (5)
  • enahgemes

    Baru prolog udah ada yang mati๐Ÿ˜ญ

    Comment on chapter Prolog
  • icebear

    Wow baru prolog udah ketahuankah siapa pembunuhnya: atau jebakan nih author?

    Comment on chapter Prolog
  • safeikece

    Baru di awal udah tegang hehe

    Comment on chapter Prolog
  • kucinggarong

    Bacanya ikut ngerasa ngeri ya ๐Ÿ™„๐Ÿ˜–

    Comment on chapter Prolog
  • beruangkutub

    Masih prolog tapi udah bikin tegang aja, kak author. Recommended buat pembaca yang suka misteri and thriller ya๐Ÿ˜

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Let me be cruel
5219      2706     545     
Inspirational
Menjadi people pleaser itu melelahkan terutama saat kau adalah anak sulung. Terbiasa memendam, terbiasa mengalah, dan terlalu sering bilang iya meski hati sebenarnya ingin menolak. Lara Serina Pratama tahu rasanya. Dikenal sebagai anak baik, tapi tak pernah ditanya apakah ia bahagia menjalaninya. Semua sibuk menerima senyumnya, tak ada yang sadar kalau ia mulai kehilangan dirinya sendiri.
FINDING THE SUN
497      228     15     
Action
Orang-orang memanggilku Affa. Aku cewek normal biasa. Seperti kebanyakan orang aku juga punya mimpi. Mimpiku pun juga biasa. Ingin menjadi seorang mahasiswi di universitas nomor satu di negeri ini. Biasa kan? Tapi kok banyak banget rintangannya. Tidak cukupkah dengan berhenti dua tahun hanya demi lolos seleksi ketat hingga menghabiskan banyak uang dan waktu? Justru saat akhirnya aku diterima di k...
Penerang Dalam Duka
752      457     2     
Mystery
[Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Mina yang berusaha untuk tetap berbuat baik meskipun dunia bersikap kejam padanya.] Semenjak kehilangan keluarganya karena sebuah insiden yang disamarkan sebagai kecelakaan, sifat Mina berubah menjadi lebih tak berperasaan dan juga pendiam. Karena tidak bisa merelakan, Mina bertekad tuk membalaskan dendam bagaimana pun caranya. Namun di kala ...
RUANGKASA
43      39     0     
Romance
Hujan mengantarkan ku padanya, seseorang dengan rambut cepak, mata cekung yang disamarkan oleh bingkai kacamata hitam, hidung mancung dengan rona kemerahan, dingin membuatnya berkali-kali memencet hidung menimbulkan rona kemerahan yang manis. Tahi lalat di atas bibir, dengan senyum tipis yang menambah karismanya semakin tajam. "Bisa tidak jadi anak jangan bandel, kalo hujan neduh bukan- ma...
Kembali ke diri kakak yang dulu
943      671     10     
Fantasy
Naln adalah seorang anak laki-laki yang hidup dalam penderitaan dan penolakan. Sejak kecil, ia dijauhi oleh ibunya sendiri dan penduduk desa karena sebuah retakan hitam di keningnya tanda misterius yang dianggap pertanda keburukan. Hanya sang adik, Lenard, dan sang paman yang memperlakukannya dengan kasih dan kehangatan. Ini menceritakan tentang dua saudara yang hidup di dunia penuh misteri. ...
Imajinasi si Anak Tengah
2094      1199     16     
Inspirational
Sebagai anak tengah, Tara terbiasa berada di posisi "di antara" Di antara sorotan dan pujian untuk kakaknya. Dan, di antara perhatian untuk adiknya yang selalu dimanjakan. Ia disayang. Dipedulikan. Tapi ada ruang sunyi dalam dirinya yang tak terjamah. Ruang yang sering bertanya, "Kenapa aku merasa sedikit berbeda?" Di usia dua puluh, Tara berhadapan dengan kecemasan yang tak bisa ia jel...
Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari
2258      1257     0     
Inspirational
Judul ini bukan hanya sekadar kalimat, tapi pelukan hangat yang kamu butuhkan di hari-hari paling berat. "Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari" adalah pengingat lembut bahwa menjadi manusia tidak berarti harus selalu tersenyum, selalu tegar, atau selalu punya jawaban atas segalanya. Ada hari-hari ketika kamu ingin diam saja di sudut kamar, menangis sebentar, atau sekadar mengeluh karena semua teras...
Langit-Langit Patah
27      23     1     
Romance
Linka tidak pernah bisa melupakan hujan yang mengguyur dirinya lima tahun lalu. Hujan itu merenggut Ren, laki-laki ramah yang rupanya memendam depresinya seorang diri. "Kalau saja dunia ini kiamat, lalu semua orang mati, dan hanya kamu yang tersisa, apa yang akan kamu lakukan?" "Bunuh diri!" Ren tersenyum ketika gerimis menebar aroma patrikor sore. Laki-laki itu mengacak rambut Linka, ...
CTRL+Z : Menghapus Diri Sendiri
127      113     1     
Inspirational
Di SMA Nirwana Utama, gagal bukan sekadar nilai merah, tapi ancaman untuk dilupakan. Nawasena Adikara atau Sen dikirim ke Room Delete, kelas rahasia bagi siswa "gagal", "bermasalah", atau "tidak cocok dengan sistem" dihari pertamanya karena membuat kekacauan. Di sana, nama mereka dihapus, diganti angka. Mereka diberi waktu untuk membuktikan diri lewat sistem bernama R.E.S.E.T. Akan tetapi, ...
Kacamata Monita
975      439     4     
Romance
Dapat kado dari Dirga bikin Monita besar kepala. Soalnya, Dirga itu cowok paling populer di sekolah, dan rival karibnya terlihat cemburu total! Namun, semua mendadak runyam karena kado itu tiba-tiba menghilang, bahkan Monita belum sempat membukanya. Karena telanjur pamer dan termakan gengsi, Monita berlagak bijaksana di depan teman dan rivalnya. Katanya, pemberian dari Dirga terlalu istimewa u...