Loading...
Logo TinLit
Read Story - Loveless
MENU
About Us  

Setelah kekacauan yang terjadi. Klinik dan apotek ditutup. Ada perasaan bersalah karena secara tidak langsung gue yang menyebabkan itu semua. Tapi, Lala bahkan Teh Bunga yang terdampak itu sama sekali nggak menyalahkan. Katanya, itu keadilan yang pantas gue dapat. Teh Bunga juga minta gue melaporkan semua kekerasan yang gue terima selama kerja, tapi gue nggak melakukannya karena merasa ini cukup. Rasa sakit gue di masa lalu, perlahan gue tinggalkan. Gue bisa melangkah ke depan dan bahagia tanpa memikirkan itu lagi.

Gue sempat ketemu atasan gue dan keluarganya beberapa kali di persidangan, mereka menawarkan sejumlah uang, tapi kami menolak keras. Nggak semua bisa dibeli termasuk keadilan dan harga diri. Dia harus mempertanggungjawabkan semuanya tanpa melibatkan uang yang selama ini dia banggakan. Apalagi, mental orang yang mereka permainkan. Bukan cuma Pak Taufik, suami Bu Ola dicopot pangkatnya dan diberhentikan secara tidak hormat. Orang tuanya terdampak, Bu Ola sendiri juga dihukum atas perbuatannya bersama Cantika dan psikiater yang kerja sama dengan dia. Cukup adil bukan? Semua berawal dari salah satu pengguna yang ditangkap, karena kebanyakan pengguna itu bawahan suaminya Bu Ola otomatis mereka namanya diseret. 

Orang tua Lala menawarkan konseling buat Selly, tapi Selly menolak, katanya dia punya cara sendiri buat menyembuhkan diri, tapi kalau dia udah nggak sanggup dia pasti bilang. Ke gue juga, tapi gue bilang nggak walaupun setiap kali merasa marah perasaan ingin menyakiti diri sendiri itu muncul. Sama seperti Selly, gue masih bisa mengendalikan diri. Mungkin karena gue nggak sendiri, ada banyak orang yang nemenin gue. Bukan cuma hubungan gue sama Ibu dan Selly yang membaik, hubungan gue sama Lala dan keluarganya juga semakin dekat.

Gue belum kerja normal lagi, tapi mulai sibuk sama orderan yang masuk biarpun sambil berobat. Iya, gue memutuskan untuk berobat. Setelah operasi pengangkatan sebagian lambung, lanjut kemoterapi. Lala nggak pernah pergi, selalu ada di samping gue. Lagi-lagi dia ngasih ide cemerlang yang bikin penghasilan gue nggak cuma terbatas dari kover dan ilustrasi aja. Orang tua Lala ngasih modal yang lumayan sama dia biar dia ada penghasilan sendiri, dan dia mendirikan usaha percetakan dengan uang itu. Kaget, kan? Gue apalagi. Kami berdua sama-sama dari farmasi, tapi berakhir di sini.

Gue diminta bikin chibi karakter dan diproduksi di tempatnya, kemudian dipasarkan lewat e-commerce. Kalau gue nggak dalam kondisi sepayah sekarang, gue bisa bikin lima sampe sepuluh chibi karakter per hari karena emang lebih gampang dibanding ilustrasi apalagi kover buku. Sayangnya, hari ini gue mual parah setelah kemoterapi, jadi belum bisa menyelesaikan satu pun. 

Tahu kondisi lagi drop, Lala datang.

"Bu, kok bisa gini, sih?"

Dia nggak langsung nanya gue memilih ngobrol sama Ibu karena tau gue dalam kondisi nggak bisa diajak ngobrol.

"Kata dokter nggak apa-apa. Efeknya emang beda-beda setiap orang. Di awal Mas Nu nggak ada keluhan yang gimana, sekarang memang sedikit lebih parah efeknya."

"Tapi, bisa makan?" tanya dia lagi.

"Aku makan kok, sedikit-sedikit bisa."

Itu gue yang jawab. Ada perubahan panggilan yang signifikan, kan? Dulu mungkin dia bisa ngamuk kalau manggil aku-kamu, sekarang kalau gue keceplosan aja manggil gue-elo, langsung ditabok. Iya, kita jadian belum lama ini. Gue mencoba memperjelas statusnya biar dia nggak bingung. Gue tau cewek butuh itu, kejelasan. Gue udah bilang soal Bapak sama Alisa, dan dia menerima. Dia juga jujur suka sama gue dari awal ketemu, katanya gue kelihatan keren banget. Tinggi, kurus, putih, tapi bukan bihun, gue manusia. Katanya, yang bikin dia suka itu kepribadian gue. Gue pekerja keras. Anehnya, dulu dia galak banget dan bodo amatan. Ternyata biar nggak grogi kalau dekat gue, katanya. Lucu banget emang cewek gue ini.

Gue memalingkan wajah pas ngerasa bakal muntah lagi, takut Lala jijik. Tapi tanpa perasaan jijik sedikit pun dia malah mendekat, terus ngusap-ngusap punggung gue, sementara Ibu ngasih pijatan lembut di tengkuk. 

Capek banget rasanya hari ini. Kadang kalau lagi capek banget gue kepikiran mau nyerah. Kalau dulu, gue pasti benar-benar melakukan itu, sekarang nggak lagi. Meskipun gue punya seribu alasan buat nyerah, tapi satu alasan yang bikin gue tetap hidup pada akhirnya menang telak. Keluarga, pencapaian, pengakuan, dan kasih sayang yang gue terima cukup buat bikin gue bermimpi hidup lebih lama. Apalagi, sekarang ada Lala. Dia telaten dan penyayang banget. Dia memperlakukan gue sebaik mungkin tanpa menabrak batasan apalagi norma. Kalau kondisinya nggak ada Ibu atau Selly, dia ngajak orang tuanya buat jenguk gue. Jadi, kami nggak cuma berdua. Gue sayang banget sama dia sepaket sama kurang dan lebihnya.

Setelah capek muntah, gue minum, terus lihatin Lala yang kayaknya panik banget. Buat mencairkan suasana, gue berusaha ngegombal, lagi. Siapa tau kali ini ‘selamat’.

"La, kamu tau nggak apa persamaan kamu sama Salbutamol?"

"Nu, diem nggak! Atau aku tonjok!"

Gue spontan ketawa. Ibu juga ikut-ikutan. Katanya gombalan gue garing. Masa disamain sama obat atau resep terus. Gue pernah gombalin dia pake resep gitu, buatan, terus dia bilang merinding. Padahal resepnya sederhana.

Resep untuk : Allah S.W.T

Cito!

R/ Lalisa 

R/ Wisnu

Sayang 100%

Cemburu prn

mf. Keluarga bahagia

Salahnya di mana coba? Dia sampe bilang merinding. Cito artinya segera. Prn kependekan dari pro renata artinya bila perlu. Ya, masa, sih geli? Gue nembak dia juga pake kata PIM. Periculum in mora, alias bahaya bila ditunda, gue beneran dijambak sebelum akhirnya diterima.

"Apa-apa? Persamaan aku sama Salbutamol apa?" Akhirnya cewek itu nanya, walaupun mukanya kelihatan geli banget dan aura-aura pengin naboknya juga nggak kalah kuat.

"Sama-sama bisa bikin jantung berdebar-debar."

"Ibuuuu."

Dia langsung ngadu, bikin gue sama Ibu mau nggak mau ketawa lagi. Tuhan, ini cukup banget. Lebih dari cukup. Gue bukan hanya menemukan banyak kebaikan, tapi kebahagiaan yang selama ini gue perjuangkan.

Gue percaya setiap manusia bisa mencecap bahagia. Cuma beda waktu, beda masa, beda-beda bentuk dan jenisnya. Banyak hal yang sederhana buat gue, tapi sehebat itu dampaknya buat Lala. Demikian sebaliknya.

Cuma tinggal menunggu waktunya karena Tuhan pasti mempersiapkan kalau kita mau memperjuangkan. Mereka ini contohnya. Ibu, Selly, Lala, Bapak dan Alisa. Semuanya berharga. Tapi, ada satu lagi yang nggak kalah punya nilai di muka bumi ini. Reinanda Wisnu Dhananjaya. Keberadaan Lala mengajarkan banyak hal, berani bicara, berani bilang nggak, dan usaha-usaha kecil sebagai bentuk penerimaan juga mencintai diri sendiri. Sebesar itu pengaruhnya.

Dia ngambil tisu, kemudian menyeka jejak keringat di dahi gue.

"Capek banget, ya, Nu?" tanyanya.

Gue mengangguk.

"Tapi, kamu hebat banget udah sampe sejauh ini. Udah bilang makasih belum sama diri sendiri?"

Gue mengangkat sebelah tangan yang terbebas dari infus, kemudian menyilangkannya di depan dada, mata gue secara naluriah terpejam, kemudian dengan tulus berkata, "Wisnu, makasih, ya, udah hebat hari ini."

Selang beberapa detik gue merasakan sebuah sentuhan di kepala. "Mas Nu, makasih, ya, udah jadi anak Ibu yang paling hebat."

Tanpa menyentuh Lala tiba-tiba juga bersuara. "Nunu, makasih udah jadi pacarnya Lala yang luar biasa."

Hal itu hampir gue lakukan setiap hari, nggak cuma di saat terburuk. Gue pernah menyia-nyiakan badan ini, kerja nggak kenal waktu bahkan memaksakan diri sekalipun gue udah ada di titik nol. Kali ini gue mengapresiasi apa pun yang gue lakukan, sekecil apa pun pencapaian yang gue peroleh. Karena cuma dengan cara itu gue bisa bertahan. 

Bertahan nggak melulu harus karena dorongan orang lain, kan? Tekad dan keinginan dalam diri ini jauh di atas segalanya. Makanya gue sekarang percaya secapek apa pun seseorang, selama dia masih punya ‘keinginan’ buat tetap hidup, dia pasti hidup. Tapi, sebesar apa pun dorongan orang-orang kalau minat buat hidup udah hilang, dia pasti memilih mengakhiri semua dengan caranya.

"Mas, kayaknya aku pengin nyerah aja PKL." Selly yang baru pulang dari tempat PKL langsung ngeluh sambil meluk gue.

Gue kaget dong, dan langsung buka mata. Ada apa lagi? Belakangan ini dia sering ngeluh karena karyawan apoteknya pada rese. Walaupun dia udah terbiasa sama Cantika yang level resenya udah di tahap maksimal, tapi dia tetap kewalahan menghadapi orang-orang itu.

"Capek banget! Aku mau berhenti PKL aja terus jualan printilan kayak Mas sama Teteh."

"Heh, nggak ada! Biarin Teteh sama masmu aja yang nyasar. Kamu nggak boleh. Sayang banget otak kamu, Selly Cantik. Kalau ada yang rese tanpa alasan, balas! Jangan mau diinjak-injak."

Lala yang langsung ngamuk setelah mendengar ucapan Selly. Gue, sih, bagian nyebut aja kalau Selly udah asbun, seksi ngomel sekarang Lala. Ibu juga nggak keberatan karena sejauh ini Lala nggak pernah marah tanpa alasan.

"Cantik, pokoknya kalau kamu serius, mau lanjut ke mana aja hayu! Please, jangan ngikutin Teteh. Teteh begini karena otak Teteh nggak mumpuni, buang-buang uang doang kalau kuliah. Kalau kamu, kan, jelas anak cantik, anak pintar."

Gue diam-diam senyum. Cara Lala buat bujuk Sellya, tuh, beragam, dari ngomel sampe muji-muji kayak gini, dan itu lucu banget.

Selly menghela napas, terus natap gue, Lala, sama Ibu bergantian. "Oke, deh, demi jadi orang lurus aku mau bertahan! Suplai camilan sebulan tapi, ya, Teh, biar aku nggak stres."

Lala antusias banget dan langsung meluk adik gue. "Gitu dong! Ini baru adik kesayangan Teteh."

"Gitu dong, ini baru calon kakak ipar kesayangan aku."

Pipi Lala sontak bersemu mendengar itu. Tapi, dia pura-pura sibuk sama Selly. Gue nggak tau udah berapa kali bilang Lala lucu dalam hati hari karena Lala emang selucu itu.

Ibu meluk gue dan tiba-tiba berbisik, "Mas, bahagia terus, ya. Ada Ibu di sini. Icel sama calon mantu kesayangan Ibu juga yang selalu ada. Jadi ayo kuat dan bertahan sampai akhir."

Gantian pipi gue yang terasa panas. Boleh nggak, ya, kali ini gue ngelunjak dikit? Kalau memperpanjang kontrak hidup gue adalah ketidakmungkinan, memaksimalkan sisa waktu yang gue punya untuk hal-hal yang membahagiakan cuma satu-satunya harapan yang gue punya. Semoga Tuhan mau memberi keramahan, untuk manusia seperti gue yang sekarang penuh cinta dan sungguh menginginkan kebahagiaan.

- Selesai -

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (36)
  • nazladinaditya

    aduh, siapapun gigit cantika tolong 😭 aku pernah bgt punya temen kerja begitu, pengen jambak:(

    Comment on chapter Chapter 7 - Sisi baik dan kebahagiaan yang Tuhan janjikan
  • serelan

    Sumpah udh gedeg banget sama atasannya. Sikapnya kya org yg gak berpendidikan mentang² punya power. Maen tuduh, rendahin org, nginjek² org mulu tanpa nyari tau dulu kenyataannya. Klo tau ternyata si Jelek -males banget manggil Cantika- yg lagi² bikin kesalahan yakin sikapnya gak sama dgn sikap dia k Wisnu mentang² dia cewek cantik😡 lagian tu cewek gak becus knp masih d pertahanin mulu sih d situ, gak guna cuma bikin masalah bisanya. Tapi malah jadi kesayangan heran😑

    Comment on chapter Chapter 8 - Lebih dari hancur
  • serelan

    Nu Wisnuuu semoga jalan untuk menemukan kebahagian dalam hidupmu dimudahkan ya jalannya

    Comment on chapter Chapter 7 - Sisi baik dan kebahagiaan yang Tuhan janjikan
  • serelan

    Buat atasannya Wisnu jangan mentang² berpendidikan tinggi, berprofesi sebagai seorang dokter anda bisa merendahkan orang lain ya.. yang gak punya etika itu anda hey coba ngaca... ada kaca kan d rumah??
    Buat si Cantika yang sifatnya gak mencerminkan namanya anda d kantor polisi ya? Gara² apa kah? Jangan balik lg ya klo bisaaaa

    Comment on chapter Chapter 7 - Sisi baik dan kebahagiaan yang Tuhan janjikan
  • serelan

    Khawatirnya si ibu cuma karena mikirin masa depan si Selly mulu, takut banget klo mas Wisnu d pecat. Padahal jelas² tau mas Wisnu lg sakit tapi nyuruh buru² kerja jgn sampe d pecat. Semangat pula nyiapin bekal dan jadi tiba² perhatian cuma karena mas Wisnu bilang mau nyari kerja part time. Biar dapet tambahan duit buat si Selly ya bu ya😑.

    Comment on chapter Chapter 7 - Sisi baik dan kebahagiaan yang Tuhan janjikan
  • nazladinaditya

    baru baca bab 3, speechless si.. cantika kata gue lo asu 😭🙏🏻 maaf kasar tp kamu kayak babi, kamu tau gak? semoga panjang umur cantika, sampe kiamat

    Comment on chapter Chapter 3 - Dorongan atau peringatan?
  • serelan

    Curiga Selly yg ngambil dompet ibunya terus uangnya d pake CO Shopee, karena takut ketauan belanja sesuatu makanya pulang dulu buat ambil paketnya... Atasannya mas Wisnu cunihin ya sepertinya😂 ke cewe² aja baik, ke cowo² galak bener... gak adakah org yg bener² baik di sekitaran Wisnu? Ngenes banget idupnya..

    Comment on chapter Chapter 6 - K25.4
  • nazladinaditya

    siapa yang menyakitimuu wahai authoorrr 😭😭 tolong musnahkan ibu itu, singkirkan dia dari wisnu jebal

    Comment on chapter Chapter 5 - Pergi sulit, bertahan sakit
  • serelan

    Kesel banget sama ibunya. Selalu banding²in. Negative thinking terus lagi sama Wisnu. Awas aja klo ternyata anak yg d bangga²kan selama ini justru malah anak yg durhaka yg gak tau diri, rusak gara² cara didik yg gak bener.

    Comment on chapter Chapter 5 - Pergi sulit, bertahan sakit
  • serelan

    Nu, udh parah itu Nu🥺
    Nu, coba bilang aja dulu sama atasan klo si Selly mau coba bantu² biar liat gimana kakaknya diperlakukan di tempat kerjanya. Biar bisa mikir tu anak kakaknya nyari duit susah payah.

    Comment on chapter Chapter 4 - Namanya juga hidup
Similar Tags
Gunay and His Broken Life
8140      2466     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Can You Be My D?
77      71     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Liontin Semanggi
1398      864     3     
Inspirational
Binar dan Ersa sama-sama cowok most wanted di sekolah. Mereka terkenal selain karena good looking, juga karena persaingan prestasi merebutkan ranking 1 paralel. Binar itu ramah meski hidupnya tidak mudah. Ersa itu dingin, hatinya dipenuhi dengki pada Binar. Sampai Ersa tidak sengaja melihat kalung dengan liontin Semanggi yang dipakai oleh Binar, sama persis dengan miliknya. Sejak saat...
Sendiri diantara kita
914      564     3     
Inspirational
Sendiri di Antara Kita Arien tak pernah benar-benar pergi. Tapi suatu hari, ia bangun dan tak lagi mengingat siapa yang pernah memanggilnya sahabat. Sebelum itu, mereka berlima adalah lingkaran kecil yang sempurna atau setidaknya terlihat begitu dari luar. Di antara canda, luka kecil disimpan. Di balik tawa, ada satu yang mulai merasa sendiri. Lalu satu kejadian mengubah segalanya. Seke...
From Ace Heart Soul
586      353     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
Negaraku Hancur, Hatiku Pecah, Tapi Aku Masih Bisa Memasak Nasi Goreng
416      189     1     
Romance
Ketika Arya menginjakkan kaki di Tokyo, niat awalnya hanya melarikan diri sebentar dari kehidupannya di Indonesia. Ia tak menyangka pelariannya berubah jadi pengasingan permanen. Sendirian, lapar, dan nyaris ilegal. Hidupnya berubah saat ia bertemu Sakura, gadis pendiam di taman bunga yang ternyata menyimpan luka dan mimpi yang tak kalah rumit. Dalam bahasa yang tak sepenuhnya mereka kuasai, k...
FAYENA (Menentukan Takdir)
354      260     2     
Inspirational
Hidupnya tak lagi berharga setelah kepergian orang tua angkatnya. Fayena yang merupakan anak angkat dari Pak Lusman dan Bu Iriyani itu harus mengecap pahitnya takdir dianggap sebagai pembawa sial keluarga. Semenjak Fayena diangkat menjadi anak oleh Pak Lusman lima belas tahun yang lalu, ada saja kejadian sial yang menimpa keluarga itu. Hingga di akhir hidupnya, Pak Lusman meninggal karena menyela...
Metafora Dunia Djemima
85      70     2     
Inspirational
Kata orang, menjadi Djemima adalah sebuah anugerah karena terlahir dari keluarga cemara yang terpandang, berkecukupan, berpendidikan, dan penuh kasih sayang. Namun, bagaimana jadinya jika cerita orang lain tersebut hanyalah sebuah sampul kehidupan yang sudah habis dimakan usia?
RUANGKASA
41      37     0     
Romance
Hujan mengantarkan ku padanya, seseorang dengan rambut cepak, mata cekung yang disamarkan oleh bingkai kacamata hitam, hidung mancung dengan rona kemerahan, dingin membuatnya berkali-kali memencet hidung menimbulkan rona kemerahan yang manis. Tahi lalat di atas bibir, dengan senyum tipis yang menambah karismanya semakin tajam. "Bisa tidak jadi anak jangan bandel, kalo hujan neduh bukan- ma...
My Private Driver Is My Ex
380      249     10     
Romance
Neyra Amelia Dirgantara adalah seorang gadis cantik dengan mata Belo dan rambut pendek sebahu, serta paras cantiknya bak boneka jepang. Neyra adalah siswi pintar di kelas 12 IPA 1 dengan julukan si wanita bermulut pedas. Wanita yang seperti singa betina itu dulunya adalah mantan Bagas yaitu ketua geng motor God riders, berandal-berandal yang paling sadis pada geng lawannya. Setelahnya neyra di...