Loading...
Logo TinLit
Read Story - Loveless
MENU
About Us  

-That's Why He My Man-

•••

And make you understand
You had your chance, had your chance

But even if the stars and moon collide
I never want you back into my life
You can take your words and all your lies
Oh, oh, oh, I really don't care

(Really Don’t Care – Demi Lovato ft Cher Lloyd)

 

Ting!

            Bella mengecek ponselnya tanpa minat. Ia mencebik tak suka ketika lagi-lagi ada dm masuk dari orang yang tiba-tiba random menanyakan apakah dirinya adalah satu peserta CPNS yang ujian di Semarang. Mendaftarpun tidak, bagaimana bisa dia ujian di sana. Padahal ia sudah menjelaskan hal tersebut, namun lelaki itu sepertinya memang punya niat lain.

Bella bukan perempuan kemarin sore yang tidak peka ketika ada orang yang tertarik padanya. Hanya saja, dirinya masih tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun. Sebulan ini, perempuan itu benar-benar merubah total kesehariannya. Ia yang tidak pernah sempat nongkrong ketika sepulang kerja, sekarang dirinya masih menyempatkan untuk mampir menikmati kafein.

Memulai sebuah hubungan baru ketika Bella baru selesai dengan hubungannya yang bertahun-tahun itu rasanya agak sulit. Ia jadi kesulitan mempercayai lelaki. Bahkan jika berniat serius sekalipun, Bella menutup mata dan telinga. Enggan untuk membuka hati karena dirinya tak siap terluka lagi untuk yang kesekian kali.

 

Henry Tjandra

Hai dek bela, mas boleh kenal lbh jauh g?

 

Arabella Zahra

Hi, Mas. Sorry, tapi aku baru aja putus dan belum pengin punya hubungan lagi. So, if you wanna get married as soon as possible, you better go and found someone else, Mas.

 

Tidak ingin memperpanjang urusan dengan semua lelaki yang mendadak mendekati dirinya. Itu yang Bella terapkan sejak ia putus dengan Rakha. Perempuan itu membalas semua pesan di sosial medianya dengan singkat dan tidak membuka akses untuk siapapun mengenalnya lebih jauh. Bella juga tidak ingin beresiko menjalin hubungan yang pada akhirnya, ia justru akan menyakiti orang tersebut.

 

Ting!

@abdngr_rkh started following you

@abdngr_rkh want to sent you a message

 

Rakha Abdinegoro

Bella, aku nggak bisa lupain kamu

Aku janji kalo kamu kasih aku kesempatan lagi, aku bakal perbaiki hubungan kita

Please, Bell. Aku masih sayang banget sama kamu

Nggak ada perempuan sebaik kamu bell

 

            Bella mendecih pelan membaca pesan Rakha. Lelaki itu masih saja berusaha. Bella sampai bosan membaca pesannya karena sudah berkali-kali Bella memblokir akun baru dengan nama Rakha. Lelaki itu tak kenal kata menyerah. Tetapi Bella juga tidak mengenal kata mengalah. Harga dirinya sudah diinjak-injak oleh Rakha. Tidak akan Bella biarkan dirinya kembali terjebak dalam jeratan Rakha.

 

Arabella Zahra

Kamu udah habisin semua kesempatan yang aku kasih rakha

Mulai sekarang, aku minta kamu jangan pernah hubungin aku lagi

Aku merasa terganggu begitu juga pasanganku

 

Rakha Abdinegoro

Kamu udah punya pacar, Bell?

 

Arabella Zahra

Of course, aku kan udah pernah bilang, aku pengin nikah diumur 27

So, ketika kamu nggak bisa mewujudkan hal tersebut

Ada orang lain yang sigap gantiin posisimu

 

Rakha Abdinegoro

Fuck you bel

Aku tau kamu pasti nikah sama Bagas

Sejak dulu aku udah tau kalo kamu sama Bagas pasti punya sesuatu di belakangku

 

Arabella Zahra

Jangan sok tahu kamu rakha

Bagas bukan suamiku

Dan tolong berhenti hubungin aku

Aku sama sekali nggak tertarik sama kamu

 

Rakha Abdinegoro

Sialan kamu bel

Dasar sundal

 

            Bella langsung memblokir akun Rakha saat lelaki itu masih ingin mengetikan balasan. Bella merasa jijik dengan kelakuan lelaki itu. Perempuan itu bergidik ngeri, bisa-bisanya ia dulu bucin dengan Rakha yang gila perempuan itu. Pantas saja Nora selalu memberikan ekspresi mual tiap kali Bella menceritakan tentang Rakha. Ternyata lelaki itu memang setidak layak itu untuk dipertahankan.

 

Ayah is calling

 

“Wa’alaikumsalam, Ayaaah. Ada apa?” sapa Bella sembari melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, pukul 4 sore. Sepertinya ini sudah waktunya ia pulang.

“Kok belum pulang? Kamu di mana? Motornya susah distater lagi? Ayah perlu jemput, Bell?” tanya Damar dari seberang sana.

“Nggak, Yah. Ini mau pulang kok, abis beli kopi,” jawab Bella sembari terkekeh pelan. Ayahnya langsung memberinya ultimatum untuk segera pulang sebelum kena omel Ibunya.

Bella mengendarai motornya pelan dan santai, ia tak ingin cepat-cepat sampai rumah. Toh, kegiatannya sama saja, mengerjakan tugas sekolah yang tiada habisnya. Motornya melewati jalanan yang samping kanan kirinya terhampar sawah. Perempuan itu berkendara selama 20 menit sebelum akhirnya sampai ke rumahnya. Ia menemukan sebuah mobil hitam ber-plat N di halaman rumahnya.

“Mobil siapa nih? Ayah lagi ada tamu keknya,” gumam Bella. Perempuan itu jadi bimbang harus masuk lewat mana. Ia memutar ke belakang rumah yang ternyata pintu yang terhubung dengan dapur itu masih terkunci. Mau tak mau, Bella akhirnya masuk lewat pintu depan yang jelas beresiko bertemu dengan tamu ayahnya.

Bella itu paling malas menghadapi tamu, apalagi jika ia tidak kenal dan memang tidak memiliki kepentingan apapun. Perempuan itu akan selalu bersembunyi tiap ada tamu, meski itu kurir paketnya sekalipun, kadang ia lebih memilih merengek pada ibunya agar wanita itu saja yang menemui kurir tersebut. Ibunya sampai lelah sendiri menghadapi kelakukan Bella yang lebih mirip anak kecil itu.

“Assalamu’alaikum,” sapa Bella singkat dengan niat langsung kabur meski akhirnya ia gagal juga.

“Wa’alaikumsalam, nah ini Bella yang paling sulung. Kalo Dimas memang lagi kuliah di luar kota, Dira juga. Jadi rumah sepi, karena cuma bertiga.” Itu suara Isabel. “Sini, Bella, kenalan dulu sama Bu Namira,” lanjut wanita itu.

Bella dengan langkah beratnya mengurungkan niat untuk masuk ke kamar tamu-kamar paling dekat dari pintu depan. Niat awalnya tadi, ia akan masuk dan sembunyi di ruangan tersebut.

“Bella, Ibu.” Bella mencium punggung tangan seorang wanita yang bernama Namira. Wanita yang sepertinya seumuran dengan Isabel. Bella juga mencium punggung tangan Isabel.

Damar muncul dari arah dapur sembari membawa sepiring kue brownis coklat. “Anak ayah udah pulang, gimana hari ini, Bell? Kerjaan lancar?” tanya pria itu dengan senyuman yang manis.

Bella ikut tersenyum dan menghampiri ayahnya. Perempuan itu mencium punggung tangan ayahnya. Damar mengusap puncak kepala putrinya sebelum akhirnya menarik tangan anak perempuan itu untuk ikut duduk di samping ibunya.

            “Bella, ini Bu Mira tetangga ayah di KalTim dulu.” Damar memperkenalkan ulang sosok yang dipanggil Bu Mira. Bella menganggukan kepalanya, bingung juga harus menanggapi seperti apa karena dia tidak pandai mencari topik obrolan dengan orang baru.

            “Bu Mira ini lagi nemenin anaknya survey lokasi buat bikin usaha. Anaknya punya usaha clothing line. Beliau ini ternyata masih saudaranya Pak Agam, Bell,” jelas Isabel dengan semangat. Bella hanya mengulas senyum kaku.

            “Bella udah kerja berapa lama, Nak?” tanya Bu Mira.

            Kelopak mata Bella mengerjap pelan, suara Bu Mira itu lembut banget. Khas ibu-ibu yang pas marahin anaknya justru keliatan disegani dan nggak perlu pakai otot biar anaknya nurut. Beliau punya aura yang karismatik sekaligus anggun. Bu Mira mirip ibunya Nora yang auranya ibu-ibu kajian. Bella sampai tertegun sejenak. “Udah tiga tahun, Bu,” jawabnya.

            “Betah, Nak? Kerjanya enak nggak?”

            Bella mengerjap dan terdiam selama beberapa saat sebelum ia berujar, “Hm. Semua kerjaan kayaknya ada enak dan nggak enaknya sih, Bu.”

            Bu Mira tersenyum. “Nak Bella sudah punya calon?” tanyanya lembut.

            Bella terbengong lagi melihat senyuman Bu Mira yang menurutnya manis sampai batin perempuan itu berkata, “Si ibu cantik begini, gimana anaknya ya?”

            Bella menggeleng pelan. “Nggak ada, Bu. Baru putus sebulan yang lalu,” jawabnya sesantai mungkin namun menimbulkan keributan lain. Isabel sampai terbatuk mendengar jawaban putri sulungnya itu. Wanita itu sampai mendelik menatap garang anaknya yang dengan santainya mengambil sepotong kue brownis.

            “Kamu pacaran?” tanya Bu Mira yang mendapat anggukan dari Bella. Bella pikir tipikal Ibu-ibu seperti Bu Mira ini pasti ingin punya menantu yang baik dan tidak punya riwayat dosa panjang seperti Bella. Jadi perempuan itu pasti bisa menggagalkan rencana perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya itu.

            “Tapi sekarang udah nggak?” tanya Bu Mira lagi.

            Bella menggelengkan kepalanya. “Nggak, Bu. Sekarang lagi fokus ke diri sendiri sih, belum pengin punya hubungan lagi,” ucapnya.

            “Kemarin putusnya karena apa, Nak?”

            Kening Bella berkerut meski hanya sekilas ia merasa bingung mengapa Bu Mira ini penasaran sekali dengan hubungan masa lalunya ini. Bella melirik Isabel yang menatapnya dengan tatapan yang seolah berbicara, “Jangan ngomong yang nggak-nggak.”

            “Dia selingkuh 2 kali sama perempuan yang sama,” jawab Bella seadanya.

            Isabel memijat keningnya pelan, sedangkan Damar tersenyum dan mencoba mencari topik lain untuk mengalihkan fokus Bu Mira. “Bu Mira mau makan malam di sini sekalian kan?” tanya pria itu.

            Berhasil. Fokus Bu Mira terlihkan. “Oh, apa nggak repot Pak Damar? Ini anak saya kayaknya masih lama survey tempatnya,” jawabnya.

            “Nggak repot, Bu. Nanti biar kami siapkan, syukur-syukur anak ibu bisa sekalian ikut makan malam di sini. Bella kamu masuk kamar dan bersih-bersih, nanti turun bantu Ibu masak, ya, Bell,” ucap Damar yang langsung mendapatkan senyum masam dari Bella.

            Bella mematut diri di depan cermin, perempuan itu mengenakan gamis warna coklat muda, sedangkan untuk jilbab ia memilih warna coklat tua. “Aman kok,” gumamnya sembari mengecek penampilannya sore ini.

            Bella menghabiskan waktu 1 jam untuk membersihkan dirinya dan bersiap membantu ibunya, meski dirinya tidak yakin. Sejak putus dengan Rakha, Bella memang merubah penampilannya. Perempuan itu akan memakai pakaian panjang yang menutupi lekuk tubuhnya, kadang ia memakai jilbab, kadang juga tidak. Hal itu justru membuat kedua orang tuanya senang karena melihat anak sulung mereka sudah mulai belajar untuk menjadi lebih baik.

            Adzan maghrib berkumandang kala Bella sampai di dapur. Isabel yang melihat putrinya itu langsung menghampiri dan mencubit perutnya pelan. “Telat kamu, Bella. Ibu udah kelar masak, kamu malah baru turun. Kelamaan di kamar kamu mah,” omel ibunya.

            Bella meringis meminta bantuan pada sang ayah. “Bella tolong siapin sisanya, ya? Ayah sama ibu mau sholat maghrib dulu sama bebersih. Kamu siapin meja sama tata makanan, ya?” ujar Damar.

            Damar dan Isabel berlalu meninggalkan Bella yang mulai membersihkan meja makan dan menata makanan yang sudah tertuang di masing-masing wadah. Bella sedang datang bulan, hari ke 5 dan perutnya hari ini sebenarnya tidak terlalu baik-baik saja. Ibunya memasak makanan yang cukup menggugah selera. Tetapi tidak dengan selera makan Bella yang sedang tidak jelas.

            30 menit kemudian Isabel datang membawa serta wangi sabun buah-buahan yang segar. Ia sudah selesai membersihkan diri dan tampil lebih segar. Wanita itu menuangkan opor ayam yang masih di dalam panci. “Bella, ini lauknya.” Isabel mengoper semangkuk opor ayam yang mengepulkan aroma gurih pada Bella. Perempuan itu menerimanya dan membawanya ke meja makan.

“Kamu panggil Ayah sama Bu Namira di ruang tamu ya.”

Bella mengangguk dan berjalan menuju ruang tamu. Ayahnya dan Bu Namira tampak sedang berbincang santai.

“Ayah, Bu Mira, makan malam sudah siap,” beritahu Bella sopan.

“Oh, sudah siap ya? Kebetulan sekali,” sahut Damar sambil berdiri. Bu Namira ikut berdiri dengan anggun.

“Mari, Nak Bella,” ajak Bu Mira dengan senyum lembutnya. Mereka bertiga berjalan menuju ruang makan. Bella berjalan lurus melewati ruang makan menuju dapur, Ia membuka kulkas, matanya menyelisik isinya tanpa minat. Di rak paling bawah, ia menemukan beberapa buah alpukat yang tampak matang. Keningnya mengerut tipis, memikirkan apa yang bisa ia buat dengan buah tersebut. Sayangnya, Bella tidak menemukan sekotak pun susu di dalam kulkas. Bella menghela napas pelan, menutup pintu kulkas dengan perlahan. Nafsu makannya tiba-tiba menguap.

Saat Bella kembali dari dapur, sekilas perempuan itu dapat melihat Damar yang berdampingan dengan seorang pemuda yang Bella percayai itu adalah anak Bu Mira. Bella memasuki ruang makan dan duduk di samping ibunya, berseberangan dengan anak Bu Mira.

“Ini anak saya Tarmiji. Miji, ini Om Damar tetangga kita dulu yang pernah jadi guru les privat kamu. Ini Tante Isabel istrinya dan itu Bella anak sulung mereka.” Bu Mira memperkenalkan putra sulungnya yang ditanggapi dengan baik oleh Damar dan Isabel. Lain dengan Bella yang hanya tersenyum singkat dan tidak berminat menatap wajah Tarmiji.

“Miji ini yang punya clothing line Al-Khafi yang sempat Bu Mira ceritakan, bukan? Fokusnya ke pakaian muslim ya, Nak Miji?” tanya Damar.

“Betul sekali, Om. Al-Khafi ini usaha kecil-kecilan saya sama teman di Pasuruan. Kita fokus ke pakaian muslim lelaki seperti koko dan thobe yang desainnya cukup simple tapi masih bisa tampil elegan dan exclusive. Cocok juga buat dipakai keseharian, sekarang kan pasti ingin tampil seperti itu,” jawab Tarmiji ramah. Matanya melirik Bella yang makan dengan tenang di seberangnya. Ia yakin betul, perempuan ini adalah gadis yang sama dengan yang ia temui di Bandung.

“Wah, bagus sekali idenya. Sekarang anak muda juga banyak yang sadar akan pentingnya berpakaian sesuai syariat tapi tetap stylish,” puji Isabel antusias, sesekali melirik Bella di sampingnya yang makan dengan tenang tanpa berminat dengan obrolan. Isabel sampai gemas dalam hati karena anaknya ini tidak tertarik untuk menjalin hubungan lebih jauh dengan Tarmiji. Padahal Isabel inginnya, Bella ikut antusias dengan makan malam hari ini. Siapa tahu kan, ia jadi bisa menjodohkan Bella dengan Tarmiji.

“Alhamdulillah, Tante. Itu juga salah satu visi kita. Kita pengen anak muda tetap bisa tampil keren tanpa melupakan identitas muslimnya,” sahut Miji.

“Al-Khafi, nama yang Islami sekali, Ada artinya sendiri?" timpal Damar. "Pasti di Pasuruan banyak peminatnya ya?”

“Ada, Om. Al-Khafi itu salah satu nama surat di Al-Qur’an. Artinya kurang lebih 'para penghuni gua'. Kita ambil filosofinya tentang persahabatan dan perjuangan. Alhamdulillah, kita punya pelanggan setia sendiri. Ini lagi coba buka cabang di Purwokerto. Kita lihat potensi pasarnya seperti apa,” jelas Miji dengan antusias.

“Wah, dalam sekali artinya," komentar Isabel terkesan. “Kalian berdua yang mendirikan usaha ini? Terus kenapa pilih Purwokerto? Kayaknya jauh sekali.”

“Iya, Tante. Saya bagian desain dan marketing, teman saya di Pasuruan bagian produksi. Saya ke sini itu niatnya mau survei pasar dulu, Tante. Sekalian nemenin Mama yang juga mau silaturahmi ke kakek di sini,” jawab Tarmiji.

Bella terus menyuapkan nasi, gerakannya terkesan pelan. Ia mendengarkan percakapan tentang clothing line muslim, nama brand yang terdengar religius, dan rencana Tarmiji di Purwokerto. Ia tidak memiliki keinginan untuk berpartisipasi. Pikirannya masih dipenuhi rasa hampa dan keinginan untuk segera menyendiri. Ia hanya menjadi pendengar yang baik.

Tarmiji dengan semangat menjelaskan lebih detail tentang desain koko dan thobe Al-Khafi, pemilihan bahan, dan strategi marketing mereka. Pandangannya sesekali tertuju pada Bella yang duduk di seberang meja, mengamati wajahnya yang tanpa ekspresi. Ia ingat jelas emosi yang meluap dari gadis itu di Bandung. Perbedaan itu membuatnya semakin penasaran, namun ia tetap menjaga sopan santun dan membiarkan Bella dengan dunianya sendiri. Suasana hangat percakapan di meja makan kontras dengan keheningan Bella.

•••

-That's Why He My Man-

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (36)
  • nazladinaditya

    aduh, siapapun gigit cantika tolong 😭 aku pernah bgt punya temen kerja begitu, pengen jambak:(

    Comment on chapter Chapter 7 - Sisi baik dan kebahagiaan yang Tuhan janjikan
  • serelan

    Sumpah udh gedeg banget sama atasannya. Sikapnya kya org yg gak berpendidikan mentang² punya power. Maen tuduh, rendahin org, nginjek² org mulu tanpa nyari tau dulu kenyataannya. Klo tau ternyata si Jelek -males banget manggil Cantika- yg lagi² bikin kesalahan yakin sikapnya gak sama dgn sikap dia k Wisnu mentang² dia cewek cantik😔 lagian tu cewek gak becus knp masih d pertahanin mulu sih d situ, gak guna cuma bikin masalah bisanya. Tapi malah jadi kesayangan heranšŸ˜‘

    Comment on chapter Chapter 8 - Lebih dari hancur
  • serelan

    Nu Wisnuuu semoga jalan untuk menemukan kebahagian dalam hidupmu dimudahkan ya jalannya

    Comment on chapter Chapter 7 - Sisi baik dan kebahagiaan yang Tuhan janjikan
  • serelan

    Buat atasannya Wisnu jangan mentang² berpendidikan tinggi, berprofesi sebagai seorang dokter anda bisa merendahkan orang lain ya.. yang gak punya etika itu anda hey coba ngaca... ada kaca kan d rumah??
    Buat si Cantika yang sifatnya gak mencerminkan namanya anda d kantor polisi ya? Gara² apa kah? Jangan balik lg ya klo bisaaaa

    Comment on chapter Chapter 7 - Sisi baik dan kebahagiaan yang Tuhan janjikan
  • serelan

    Khawatirnya si ibu cuma karena mikirin masa depan si Selly mulu, takut banget klo mas Wisnu d pecat. Padahal jelas² tau mas Wisnu lg sakit tapi nyuruh buru² kerja jgn sampe d pecat. Semangat pula nyiapin bekal dan jadi tiba² perhatian cuma karena mas Wisnu bilang mau nyari kerja part time. Biar dapet tambahan duit buat si Selly ya bu yašŸ˜‘.

    Comment on chapter Chapter 7 - Sisi baik dan kebahagiaan yang Tuhan janjikan
  • nazladinaditya

    baru baca bab 3, speechless si.. cantika kata gue lo asu šŸ˜­šŸ™šŸ» maaf kasar tp kamu kayak babi, kamu tau gak? semoga panjang umur cantika, sampe kiamat

    Comment on chapter Chapter 3 - Dorongan atau peringatan?
  • serelan

    Curiga Selly yg ngambil dompet ibunya terus uangnya d pake CO Shopee, karena takut ketauan belanja sesuatu makanya pulang dulu buat ambil paketnya... Atasannya mas Wisnu cunihin ya sepertinyašŸ˜‚ ke cewe² aja baik, ke cowo² galak bener... gak adakah org yg bener² baik di sekitaran Wisnu? Ngenes banget idupnya..

    Comment on chapter Chapter 6 - K25.4
  • nazladinaditya

    siapa yang menyakitimuu wahai authoorrr 😭😭 tolong musnahkan ibu itu, singkirkan dia dari wisnu jebal

    Comment on chapter Chapter 5 - Pergi sulit, bertahan sakit
  • serelan

    Kesel banget sama ibunya. Selalu banding²in. Negative thinking terus lagi sama Wisnu. Awas aja klo ternyata anak yg d bangga²kan selama ini justru malah anak yg durhaka yg gak tau diri, rusak gara² cara didik yg gak bener.

    Comment on chapter Chapter 5 - Pergi sulit, bertahan sakit
  • serelan

    Nu, udh parah itu Nu🄺
    Nu, coba bilang aja dulu sama atasan klo si Selly mau coba bantu² biar liat gimana kakaknya diperlakukan di tempat kerjanya. Biar bisa mikir tu anak kakaknya nyari duit susah payah.

    Comment on chapter Chapter 4 - Namanya juga hidup
Similar Tags
Penantian Panjang Gadis Gila
580      442     5     
Romance
Aku kira semua akan baik-baik saja, tetapi pada kenyataannya hidupku semakin kacau. Andai dulu aku memilih bersama Papa, mungkin hidupku akan lebih baik. Bersama Mama, hidupku penuh tekanan dan aku harus merelakan masa remajaku.
The Best Gift
67      64     1     
Inspirational
Tidak ada cinta, tidak ada keluarga yang selalu ada, tidak ada pekerjaan yang pasti, dan juga teman dekat. Nada Naira, gadis 20 tahun yang merasa tidak pernah beruntung dalam hal apapun. Hidupnya hanya dipenuhi dengan tokoh-tokoh fiksi dalamĀ  novel-novel dan dramaĀ  kesukaannya. Tak seperti manusia yang lain, hidup Ara sangat monoton seakan tak punya mimpi dan ambisi. Hingga pertemuan dengan ...
Secret Melody
2376      873     3     
Romance
Adrian, sangat penasaran dengan Melody. Ia rela menjadi penguntit demi gadis itu. Dan Adrian rela melakukan apapun hanya untuk dekat dengan Melody. Create: 25 January 2019
Melihat Tanpamu
272      220     1     
Fantasy
Ashley Gizella lahir tanpa penglihatan dan tumbuh dalam dunia yang tak pernah memberinya cahaya, bahkan dalam bentuk cinta. Setelah ibunya meninggal saat ia masih kecil, hidupnya perlahan runtuh. Ayahnya dulu sosok yang hangat tapi kini berubah menjadi pria keras yang memperlakukannya seperti beban, bahkan budak. Di sekolah, ia duduk sendiri. Anak-anak lain takut padanya. Katanya, kebutaannya...
Kertas Remuk
371      316     0     
Non Fiction
Tata bukan perempuan istimewa. Tata nya manusia biasa yang banyak salah dalam langkah dan tindakannya. Tata hanya perempuan berjiwa rapuh yang seringkali digoda oleh bencana. Dia bernama Tata, yang tidak ingin diperjelas siapa nama lengkapnya. Dia hanya ingin kehidupan yang seimbang dan selaras sebagaimana mestinya. Tata bukan tak mampu untuk melangkah lebih maju, namun alur cerita itulah yang me...
Secret Room
516      384     4     
Short Story
Siapa yang gak risik kalau kamu selalu diikutin sama orang asing? Pasti risihkan. Bagaimana kalau kamu menemukan sebuah ruang rahasia dan didalam ruang itu ada buku yang berisi tentang orang asing itu?
Alya Kirana
2268      1067     1     
Romance
"Soal masalah kita? Oke, aku bahas." Aldi terlihat mengambil napas sebentar, sebelum akhirnya melanjutkan berbicara, "Sebelumnya, aku udah kasih tau kan, kalau aku dibuat kecewa, semua perasaan aku akan hilang? Aku disini jaga perasaan kamu, gak deket sama cewek, gak ada hubungan sama cewek, tapi, kamu? Walaupun cuma diem aja, tapi teleponan, kan? Dan, aku tau? Enggak, kan? Kamu ba...
Arsya (Proses Refisi)
2654      1293     1     
Mystery
"Aku adalah buku dengan halaman yang hilang. Cerita yang tercerai. Dan ironisnya, aku lebih paham dunia ini daripada diriku sendiri." Arsya bangun di rumah sakit tanpa ingatanhanya mimpi tentang seorang wanita yang memanggilnya "Anakku" dan pesan samar untuk mencari kakeknya. Tapi anehnya, ia bisa mendengar isi kepala semua orang termasuk suara yang ingin menghabisinya. Dunia orang dewasa t...
Your Secret Admirer
2297      796     2     
Romance
Pertemuan tak sengaja itu membuat hari-hari Sheilin berubah. Berubah menjadi sesosok pengagum rahasia yang hanya bisa mengagumi seseorang tanpa mampu mengungkapkannya. Adyestha, the most wanted Angkasa Raya itulah yang Sheilin kagumi. Sosok dingin yang tidak pernah membuka hatinya untuk gadis manapun, kecuali satu gadis yang dikaguminya sejak empat tahun lalu. Dan, ada juga Fredrick, laki-l...
L for Libra [ON GOING]
8269      2026     8     
Fantasy
Jika kamu diberi pilihan untuk mengetahui sebuah kenyataan atau tidak. Mana yang kamu pilih? Sayangnya hal ini tidak berlaku pada Claire. Dirinya menghadapi sebuah kenyataan yang mengubah hidupnya. Dan setelahnya, dia menyesal telah mendengar hal itu.