Ketika rasa cinta tidak ingin di ganggu gugat, maka tidak ada yang bisa mencegah nya
***
Setelah jalan, akhirnya Rafi sampai di salah satu kelas yang memang kayaknya untuk belajar sudah ada beberapa orang yang stand by di sana dan bertambah lagi ketika guru itu mulai masuk.
"Selamat pagi!"
"Pagi!!"
"Anak-anak kenalin ini, murid baru kita namanya Rafi Lionil di panggil Rafi. Ia pindahan dari kota sebrang, " ucap guru.
"Salam kenal," sapa Rafi.
"Ya udah Rafi sekarang duduk." Rafi mulai duduk untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Setelah kegiatan yang belajar mengajar di jam pertama dan kedua akhirnya istirahat yang pertama pun berbunyi dan Rafi kini kembali menuju tujuan utamanya yaitu mencari pemilik kartu pelajar ini. Ia mulai menelusuri kelas dan membaca nama di ruangan tersebut hingga akhirnya sampai di ruangan yang dia maksud dan berpapasan dengan cewek yang tadi menabraknya.
"Eh. Cowok tadi ya, sekali lagi gue minta maaf. Ya," sesal cewek itu.
"Gapapa kok. Dan oh ya, gue kesini mau balikin ini," kata Rafi sambil menunjukkan nya.
"Ini," tunjuk cewek itu.
"Iya. Ini punya lo kan?" tanya Rafi.
"Iya. Makasih banyak ya, gue kira tadi ilang dan gue tadinya mau cari tapi beruntung lo berhasil menemukan kartu ini," jawab cewek itu senang.
"Ya sama-sama. Kenalin gue Rafi."
"Gue Nabila. Salam kenal. Kayaknya lo murid baru ya?" tebak Nabila.
"Iya."
"Kalo gitu gue ajak keliling?" ajak Nabila.
"Sekarang?" ulang Rafi.
"Ya udah sekarang aja yuk." Nabila menarik tangan Rafi.
Dengan pasrah Rafi ditarik tangannya oleh Nabila untuk mengelilingi sekolah ini jadi memang ada sedikit perbedaan dari sekolah sebelumnya yang berada di kota sebrang walaupun berada di daerah ini tetapi tempat ini lebih sedikit ke kota jadi penampilan mereka cukup nyentrik.
Rafi mendengarkan apa yang dijelaskan Nabila mulai dari ruangan per fakultas sampai ruangan di mana guru menunggu giliran jadwalnya lalu ruang tu yang di mana tempat kita membayar administrasi serta ada kantin sekolah yang memang menyediakan makanan yang sehat dan bergizi, mungkin.
Dan Rafi sekarang mulai di mana letak dirinya akan memulai pelajaran pada hari ini, setelah puas dengan jalan-jalan akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti di sebuah perpustakaan walaupun sekarang sudah waktunya istirahat tetapi mereka memutuskan untuk jajan di istirahat kedua.
"Udah hafal sekarang?" tanya Nabila.
"Udah kok. Makasih ya bantuannya."
Mereka berdua masih berjalan entah ke mana tujuannya sekarang yang penting mereka berjalan berdua sampai menemukan tempat yang memang dirasa menjadi tujuan akhir mereka, sampai akhirnya Nabila dan Rafi bertemu dengan seorang cowok yang memanggil Nabila.
"Nabila!"
"Iya," sapa Nabila.
"Ini siapa?" tanya cowok itu
"Kenalin ini murid baru nama aslinya Rafi Lionil," ucap Nabila memperkenalkan temannya itu kepada cowok itu tersebut.
"Rafi."
"Kevin."
"Jadi Kevin ini adalah ketua OSIS di sekolah ini. Dan kebetulan gue juga bagian dari OSIS maka dari itu Kevin ini otomatis tahu bukan hanya ekstrakurikuler ini saja. Masih banyak yang lainnya termasuk gue walaupun gue tergabung OSIS tapi gue juga tergabung ekskul modelling," jelas Nabila.
"Iya. Dan Julia ini adalah murdi yang paling cantik dan famous di antara murid yang lain, malahan ia menjadi mahasiswa yang pintar dan paling paham di antara murid-murid lainnya" jelas Kevin juga.
"Oh gitu, baru tahu gue." Rafi hanya menganggukkan paham.
"Maklum baru pindahan dan kenal sama gue. Tadi," kata Nabila
"Oh jadi kamu murid pindahan itu," ajak Kevin.
Rafi menatap Nabila karena tiba-tiba Kevin ini malah mengajaknya untuk ke masuk ke perpustakaan karena memang tujuan awalnya bersama dengan Nabila adalah kedalam sana.
"Tunggu Bil," tahan Rafi.
Rafi langsung menarik tangan Nabila menghindar sedikit dari Kevin. "Lo percaya gitu aja sama Kevin."
"Ya gue percaya. Kan sehari-hari gue sama dia. Jadi gue percaya dong," putus Nabila
Rafi menghela napas karena memang ia tidak mau ribut di sekolah barunya ini apalagi ia juga baru kenalan dengan Nabila jadi lebih baik dia sedikit percaya saja kepada dirinya tapi dia juga harus tetap waspada karena ia sekarang tidak mau percaya sama seseorang.
"Oke gue akan pergi. Tapi gue minta tolong sama lo?" tanya Rafi.
"Apa?"
"Coba ke TU. Minta ekstrakurikuler gue supaya gue percaya sama lo dan juga dia?" pinta Rafi.
"Baiklah."
Rafi akhirnya berpisah dengan Nabila di sini karena kebetulan Rafi ikut dengan Kevin dan Nabila masih tinggal di sana. Rafi dan Kevin berjalan tidak beriringan karena Rafi masih segan dengan lingkungan ini sebagai murid baru ia harus taat aturan.
***
Setelah dari ruang TU untuk menanyakan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini, jadi ia baru mempercayai perkataan cowok tadi yang bersama dengan Nabila—Kevin. Dan sekarang Mungkin ia akan menemui Nabila tadi setelah tadi ada urusan sedikit dengan Kevin.
Jadi mereka memutuskan untuk kembali ke perpustakaan dan ternyata sosok Nabila masih ada di sana
"Nabila!" teriak Rafi.
"Rafi!”
"Gimana?" tanya Nabila.
"Iya gue udah cek tadi." memberikan jadwal kepada Nabila.
"Gimana? Jujur kan gue," tanya Nabila
"Iya-iya."
Sebelum melanjutkan obrolan mereka tiba-tiba bel berbunyi menandakan jam ketiga akan segera dimulai jadi membuat obrolan mereka terhenti dan akan dilanjut pada saat istirahat kedua.
Dan setelah menyelesaikan kegiatan di jam ke-3 istirahat kedua kembali datang bersamaan dengan berkumandangnya Adan jadi otomatis mereka istirahat sambil bersembahyang sesuai agama yang memang masing-masing.
Setelah menunaikan kewajibannya Rafi memutuskan untuk pergi ke kantin karena ia sudah janjian bersama dengan Nabila.
"Mau makan siang apa?" tanya Rafi.
"Apa saja," serah Nabila.
"Ya udah lo duduk gue pesenin dulu makanannya," titah Rafi.
Ketika Nabila menunggu pesanan yang diberikan oleh Rafi, tiba-tiba sosok Kevin datang mendekati Nabila sambil membawa makanan yang ia pesan sendiri.
"Pesenan datang!" heboh Rafi.
"Eh, ada. Kevin!" kaget Rafi kala melihat ada sosok Kevin di sana.
"Iya. Boleh kan gue disini?" tanya Kevin.
"Boleh kan? lebih banyak orang lebih seru. Benarkan?" bukan Rafi yang berkata seperti ini Nabila.
Dan Rafi tidak bisa apa-apa hanya bisa tersenyum.
Lalu mereka memutuskan makan di kantin kampus sambil ngobrol untuk mendekatkan lagi pertemanan di antara mereka berdua dan juga menceritakan apa yang ia pelajari tadi di sekolah oleh Kevin, awalnya tadi Rafi sempat curiga kepada Kevin karena perlakuan intimidasinya tapi pada saat menjelaskan sekolah ini tadi tindakannya berubah seolah ia baik dan ramah kepada semua murid.
Jadi semua itu mematahkan apa yang menjadi pikirannya tadi, walaupun begitu ia tetap juga harus waspada walaupun ia sudah tahu bahwa dosen itu baik tetapi perlakuan intimidasinya serta perubahan sikap dan tindakan membuat ia curiga ada maksud yang lain.
***