Loading...
Logo TinLit
Read Story - Academia with Adventure
MENU
About Us  

Sebagai seorang anak kost yang tidak mau rugi, kegiatan malam Selena diawali dengan mencari info freelance. Selena butuh uang tambahan, setidaknya untuk membantu ibunya membayar biaya kost nya.

 

Selena duduk bersila di meja belajar minimalis nya, laptop second di meja dan segelas kopi sachet yang masih panas. Jari-jarinya mulai mengetik, “Freelance untuk pelajar sebelum kuliah.”

 

 

Banyak tawaran berjejer jelas di layar laptop nya, mulai dari admin social media, desain sederhana, entri data sampai jadi sales peralatan dapur. Selena menggigit bibir bawahnya, dagunya sedikit bergetar ragu membayangkan apakah dia sanggup melakukan pekerjaan ini.

 

Sampai akhirnya matanya tertuju pada satu iklan singkat, “Dicari penulis artikel ringan tanpa pengalaman, dibayar per tulisan.”

 

Selena langsung mengklik tombol berminat, hatinya seakan berkata ini dia.

 

Tapi begitu formulir pendaftaran muncul, tangannya sedikit gemetar.

Ia membuka tab baru, mencari video tutorial cara daftar freelance, baca-baca ulasan dari forum, dan memastikan pekerjaan itu bukan penipuan. Dunia ini terasa asing, tapi juga menggoda.

Kayak pintu rahasia yang terbuka sedikit demi sedikit—dan dia berdiri di ambangnya.

 

Berjalan pelan saja, yang penting Selena harus bisa membiayai kehidupan nya, setidaknya cukup untuk nanti kalau uang bulanan nya sudah habis.

 

Selena menutup laptopnya, akhirnya agenda pertama nya sudah selesai, selanjutnya Selena masih belum menentukan kegiatan apa, karena sekarang masih pukul delapan malam sepertinya Selena akan bergabung dalam klub gosip Gading Asri, hitung-hitung dapat informasi terbaru lah.

 

Ruang tamu menjadi markas per gosipan kost Gading Asri, sofa dan televisi adalah saksi bisu dari semua informasi ter aktual dan paling hot dari cibiran mereka.

 

Begitu Selena duduk, telinga nya langsung disambut oleh satu gosip menarik yang menggetarkan bulu kuduk. 

 

“Eh, tahu gak sih! Penghuni kost lantai dua yang lama, kak Eca kalau gak salah, sering banget dengerin suara orang ketawa jam tiga pagi!” Pekik Ayu, cara nya berbicara menandakan informasi ini dapat dipercaya namun tidak sepenuhnya.

 

Selena sedikit mundur, tak mempercayai tahayul seperti itu, tempat yang mereka bicarakan saat ini kan adalah kamar Selena tidur, “Masa sih! Suara orang yang lagi nonton film horor kali tuh.” 

 

Mendengar pernyataan Selena beberapa orang yang mendengar gosip tersebut juga mulai berpikiran bahwa Selena ada benarnya. Lagian, di zaman yang serba digital begini massa ada sih, orang yang percaya mitos.

 

“Ok, skip dulu horor nya. Kalian tahu gak sih! Hari ini aku eye contact sama si misterius,” matanya berbinar-binar, mulut setengah terbuka penuh semangat.

 

“Arghh! Aku juga mauu ditatap ih!” timpal salah satu dari mereka bahkan ada yang sampai pukul-pukulan sangking senengnya.

 

Selena mulai tersenyum kecut, nyengir dikit kayak kuda. Sejujurnya topik mereka relate untuk kehidupan teenlit. Namun, Selena merasa geli sendiri karena hidupnya sangat jarang ada kasus romance seperti ini.

 

Apalagi menyangkut yang dinamakan, ‘Si misterius.’ Se misterius apa sih emangnya, sampai-sampai seluruh remaja perempuan disini dibikin meleyot cuma gegara matanya doang. 

 

Ekor mata Selen tak sengaja melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Selena harus tidur, dirinya tak sanggup jika harus marathon gosip dua jam lagi. Mungkin karena Selena masih newbie dalam dunia per julid-an ini.

 

Lagi pula, ada seseorang yang harus ditemuinya besok pagi. 

 

 

“Aku duluan, ya,” katanya singkat—nyaris kalah dengan tawa yang baru meledak lagi. Tapi nggak ada yang benar-benar denger.

 

Dia nggak butuh pamit panjang. Hanya melangkah pelan ke lorong kost, sandal jepitnya nyeret pelan-pelan, seolah ogah ngebangunin suasana gosip yang lagi panas-panasnya.

 

Di kamar, Selena menghempaskan diri ke kasur. Udara malam menyelusup lewat jendela yang nggak ditutup rapat, dan suara obrolan dari dapur masih samar terdengar.

 

Selena sudah terlelap di keramaian kost Gading Asri, meninggalkan gegap gempita mereka. Pagi datang menyongsong hari, suara teriakan ayam membangunkan Selena.

 

Pelupuk mata Selena masih naik turun, pikiran nya masih samar informasi tentang gosip semalam, dan seperti yang kita duga. Selena kembali tenggelam dalam mimpinya, selimut setengah melorot dan rambut awur-awuran.

 

Ayu datang membuka pintu kamar Selena tanpa permisi, “WOY SELENA! Bangun.” Suaranya bergeming, persis kayak konser biduan yang lagi manggung.

 

Selena masih sibuk molor sambil menggaruk-garuk lehernya tanpa merespon Ayu sedikitpun.

 

“Selena pura-pura tidur nih pasti!” tukas Ayu, dengan gaya sok detektif nya. Kalau pura-pura, at least buka satu mata lah. 

 

Selena menggertak pelan dari balik bantal, gak marah tapi juga gak tertarik, tangannya menunjuk ke arah pintu dengan isyarat pasti; keluar.

 

Tapi Ayu malah nyengir tipis,

“Yah, dasar penyendiri elegan. Pantes nggak punya gebetan, gosipnya ditolak di gerbang telinga.”

 

Ayu keluar, sambil comot satu martabak Selena sisa kemarin malam. Selena akhirnya bangun, walaupun masih dalam keadaan ngumpulin nyawa, tapi setidaknya ada semangat buat lanjutin hidup.

 

“Oke habis ini mandi, terus keluar jalan-jalan,” gumam Selena.

 

Cielah, pede banget ngomong jalan-jalan dengan budget pas-pasan. Coba aja gak ada Kansa, Selena mana berani mikir gitu, beras tinggal setengah karung aja dia udah gemetaran.

 

Dengan outfit seadanya berupa kaos oblong dan celana selutut gak lupa bawa tote bag andalannya, ditambah parfum sebagai pemanis sedikit biara keliatan udah mandi, Selena siap keluar walaupun cuma mau nemuin seseorang.

 

Keadaan kost kembali sepi, karena semua orang kuliah. Ayu juga kayaknya lagi diluar, jadi momentum nya pas banget buat Selena pergi sebentar.

 

Selena turun ke bawah, gak lupa ngunci pintu kamar nya. Dengan perasaan agak nervous sedikit, Selena tetap memberanikan diri buat nemuin Rex.

 

Baru aja Selena sampai gerbang—angin udah niup Rex yang berjalan santai melewati Selena. 

 

‘Ini saatnya.’ 

 

“Hai kenalin aku Selena dari kost Gading Asri, senang bertemu!” Selena menjulurkan tangannya, berusaha buat keliatan tetap ramah walaupun sebenarnya kakinya lagi gemetaran kayak jelly.

 

matanya menatap tajam Selena, memperhatikan bagaimana penampilan Selena si anak kost yang tampil seadanya seperti ingin berdagang kue dengan tote bag besarnya.

 

“Tentu, senang bertemu juga.”

 

Jawabannya bahkan lebih singkat dari pesan dry text Kansa kalau lagi kesel, apa dia benar tak mengenal Selena atau menang ini semua cuma permainan.

 

Selena mendengus pelan, mengunci gerbang lalu segera berjalan lurus. Sampai ketika Nek Sri datang menegornya dari belakang.

 

“Selena!” suaranya bergetar, seperti ingin menyampaikan sesuatu.

 

“Iya Nek, ada apa?” balas Selena.

 

Nek Sri mengehela napasnya, mengambil sesuatu yang terlihat penting dari dalam tas Dior nya.

 

Selena tertegun, seperti nya Nek Sri ingin berpesan kepada Selena, pastinya sesuatu yang sangat penting, terlihat dari wajahnya yang sedikit cemas dan sorot mata itu.

 

“Tolong belikan martabak ya,” cetus Nek Sri seraya menyerahkan uang dua puluh ribu kepada Selena.

 

Rupa-rupa nya cuma beli martabak toh, padahal Selena sudah berharap akan diberikan sesuatu seperti gelang emas atau diskon bulanan.

 

“Sama satu lagi, belinya di tokonya Rex.”

 

Selena mengernyit 

 

“Maksud Nek Sri … Rex yang—”

 

“Kamu tahu dia,” potong Nek Sri sambil tersenyum simpul, “kalian udah pernah ketemu kan kan?”

 

 

Detik itu juga, Selena merasa jantungnya melonjak aneh.

Bagaimana bisa Nek Sri tahu ia mengenal Rex? Perasaan, pertemuan mereka singkat dan tanpa saksi.

 

“Martabaknya enak,” lanjut Nek Sri, seolah tak sadar telah membuat Selena gugup. “Ada rasa rahasia di dalamnya.”

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
GADIS MISTERIUS milik CEO DINGIN
49      47     0     
Action
Pertemuan dengan seorang pemuda yang bersifat anti terhadap para wanita. Justru membuat dia merasa bahwa, Ketika dirinya bertemu dengan seorang gadis dengan kehidupan yang di alami gadis tersebut, hampir sama dengan dirinya. Nasib keduanya sama-sama tidak memiliki seorang bidadari tanpa sayap. Kehilangan sosok terbaik yang menemani mereka selama ini. Sehingga kedua manusia...
Halo Benalu
1407      600     1     
Romance
Tiba-tiba Rhesya terlibat perjodohan aneh dengan seorang kakak kelas bernama Gentala Mahda. Laki-laki itu semacam parasit yang menempel di antara mereka. Namun, Rhesya telah memiliki pujaan hatinya sebelum mengenal Genta, yaitu Ethan Aditama.