Suara desisnya terdengar semakin jelas Selena hanya bisa memejamkan mata tak berani melihat apa yang menghampiri nya .
Hingga secercah cahaya membuka harapan nya kembali, “Itu Anne!” .
Tanpa memperpanjang situasi Anne menjentikkan jarinya membuat kedua dinding itu saling menjauh dan membiarkan Selena lepas.
Selena segera berlari ke luar menemui Anne yang sedang menunggunya dengan tatapan penuh tanda tanya.
“Kenapa pergi ke sana? kan sudah aku bilang jangan pergi ke mana - mana!” bentak Anne.
Bukan nya menjawab pertanyaan Anne,Selena malah bertanya balik seolah keduanya beradu siapa yang paling benar.
“Sekarang coba jelaskan kenapa dinding itu bisa mengecil? dan kenapa aku mendengar suara desis,” Selena menaikkan kedua tangannya di pinggang dan sedikit mencondongkan bahu ke depan.
“Oh Selena — lihat dimana kau berada sekarang, di negri ini apapun bisa saja terjadi bahkan gelas saja bisa terbang sendiri dan soal desis itu aku belum pernah mendengar itu sebelum nya, seperti nya itu karena rasa takut mu yang berlebihan. Sudahlah ganti baju mu sekarang,” tegas Anne.
‘belum pernah mendengar itu sebelum nya atau ada sesuatu yang disembunyikan?’ pikir Selena.
Anne membuka pintu ruangan itu mempersilahkan Selena masuk, dan
lagi - lagi detail setiap ruangan itu sukses membuat Selena ternganga.
Dimulai dari lantai yang terbuat dari marmer berkualitas tinggi dan sentuhan emas asli di atasnya — ditambah lagi seprai yang terbuat dari jalinan kain satin lembut seperti sutra, warna merah nya menambahkan kemewahan dan betapa elegannya ruangan itu. Bergeser sedikit ke jendela kita dapat menemukan balkon kecil tempat Selena bisa memandang malam dan keindahan Equistela, ratusan buku dan peta kuno tersusun rapi di lemari dan rak yang sudah disediakan khusus untuk Selena dan puncak dari semuanya adalah pakaian yang dirancang bagi keturunan Raja, dari banyak nya pakaian yang disediakan ada satu gaun yang benar - benar mencuri pandangan Selena.
“Gaun ini punya detail seperti bros ku,” . Tangannya mulai menjamah bagian kecil gaun tersebut, gaun itu jatuh anggun hingga menyentuh lantai, terbuat dari kain satin lembut dan tulle asli berwarna biru muda dengan sentuhan shimmer halus. Potongannya sederhana, tapi detail bordir tipis di bagian dada dan lengan memberikan kesan anggun dan klasik. Punggungnya terbuka sebagian dengan potongan berbentuk V, selain itu lengan panjang transparan ditambah potongan nya longgar di bagian bawah namun membentuk siluet ramping di tubuh. Saat bergerak, gaun itu memantulkan cahaya temaram seolah menari, saat berjalan gaun itu bergelombang ringan seperti air yang sedang mengalir menciptakan ilusi bahwa pemakai nya berasal dari dunia lain, bagian pinggang nya dihiasi permata yang sama persis seperti di tengah bross Selena menambahkan kesan bahwa ini adalah mahakarya yang disiapkan khusus untuk nya.
Selena sampai kehabisan kata-kata untuk menggambarkan keindahan gaun ini.
“Sudah cukup mengangumi nya adik, kau bisa menggunakan nya sekarang,” tutur Anne.
Melihat bahwa betapa indah nya gaun ini Selena bertanya memastikan “Apa aku benar-benar layak mengenakan nya Anne, ini tidak berlebihan?” Cemas Selena.
“Berlebihan? kami bahkan merasa ini kurang pantas adik … percayalah padaku.”
Selena merias wajah dan menata rambut nya dibantu oleh Anne — mengenakan gaun tersebut namun seluruh keindahan nya ternyata menambah berat di tubuh Selena, “Anne, kenapa gaun ini sangat berat, aku bahkan tak sanggup berjalan!” pekik Selena.
Anne mengerti maksud dari Selena, hanya dengan satu jentikan jari kereta tandu datang berhenti tepat di depan Selena.
Aku rasa tak perlu menjelaskan detailnya sudah pasti setiap bagian dari Equistela ini punya ciri khas kemewahan nya masing - masing.
Selena naik karena jika memaksakan berjalan pun ia tak akan sanggup menopang gaun itu. Para pengawal mengangkat tandu dan mulai berjalan meninggalkan ruangan, Selena menoleh ke belakang melihat Anne mata nya seperti ingin mengeluarkan bulir bening, tapi ini bukan tangis kesedihan tampak dari senyum dan ujung matanya yang merekah, seolah menunjukkan perasaan haru dan bangga.
Selena sendiri juga masih tidak percaya Jika ia benar-benar akan dinobatkan sebagai Putri kerajaan Equistela namun tanpa peran seorang Raja.
Sedikit lagi tandu akan sampai ke Aula tempat perjamuan diadakan terdengar bunyi sangkakala versi kerajaan Equistela ditiup menyambut datangnya pimpinan baru.
“Seluruh rakyat Equistela yang berbahagia dan kepada para bangsawan yang bersedia hadir, hari ini dalam peringatan hari ke 20 menghilang nya raja Christ,kita menyambut sekaligus menobatkan seseorang yang akan menggantikan tahta nya dan membawa kita kepada masa kejayaan kedua. Sambutlah dia Putri SELENAA!” tegas Rex.
Seluruh tamu berdiri menyambut masuk nya Selena dan bertepuk tangan sembari bersorak meneriakkan motto kerajaan Equistela, “Aman tanpa gangguan! Hidup putri Selena.”
“Hidup putri Selena!” teriak para rakyat kerajaan Equistela.
Ini pertama kalinya Selena berdiri di depan orang banyak dan harus berbicara di depan mereka jadi wajar saja jika ada sedikit kesalahan.
“Sa-saya mungkin bukan pembicara yang hebat, saya juga tak tau bagaimana caranya memimpin kerajaan namun ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan yaitu tujuan saya datang kesini hanya untuk mencari dan membawa ayahku pulang terima kasih.”
Pernyataan singkat Selena tersebut menimbulkan keriuhan dan keresahan para tamu yang datang, rakyat mulai meragukan profesionalitas Selena, begitu juga dengan Rex sebagai penasihat nya ,harus mengendalikan situasi ini.
“Selena jangan bicara terlalu jujur di depan mereka, cobalah untuk menyelipkan kebohongan!” tukas Rex.
“Para hadirin sekalian diharap tenang , putri Selena mungkin agak sedikit gugup hari ini jadi dia perlu beberapa penyesuaian diri dan tak tahu harus mengatakan apa, jangan khawatir Selena merupakan pemimpin terbaik yang saya kenal, bagaimana jika kita melihat ke samping ada proyek baru yang sedang kami kerjakan …” Perlahan Rex mencairkan suasana dan mengalihkan pemikiran buruk tentang Selena dengan memfokuskan tamu pada hal lain.
Selena tak sanggup lagi berdiri, kakinya bergetar. Untungnya Anne datang menuntun Selena ke belakang, “syukurlah kau datang kaki ku hampir patah.”
Anne tak menjawab dia hanya memperhatikan Selena sebentar lalu mulai melontarkan beberapa pertanyaan. “Apa kau benar - benar sanggup untuk menjalankan misi ini?” lontar Anne.
“Tentu saja, jika soal ayah ku pasti aku kuat!” Balas Selena.
Sikap dan tingkah laku Anne mulai berubah semenjak penobatan Selena menjadi Ratu.
Seluruh tamu sudah pulang dan ruang Aula kosong, Rex menghampiri Selena dan Anne yang sedang dalam percakapan.
Rex dan Anne saling menatap, “Sudah waktunya.”
Kemudian mereka berdua berjalan mendekati Selena, menyerahkan sebuah gulungan kertas kuno dengan warna yang sudah usang karena tertutup debu dan sebuah tali tipis pengikat nya.
“Ini bukan hanya sekedar gulungan kertas biasa, didalamnya berisi petunjuk yang hanya bisa dimengerti oleh mu. Kami tidak diperbolehkan dan tak pernah membukanya.”
Selena tampak tak yakin ia menarik tali tipis yang mengikat gulungan kertas itu.