Loading...
Logo TinLit
Read Story - Academia with Adventure
MENU
About Us  

 

Selena menutup telepon lalu bersiap - siap untuk menemui Kansa.Ia mengambil handuk menuju ke kamar mandi berjalan melewati ibunya yang sedang memasak.

“Tumben mandi, ada gerangan apa hari ini ya Tuhan anak perempuan ku akhir nya tidak kebo lagi, semoga setelah ini tidak turun hujan ya,” pinta lady.

Selena bersikap tak acuh, ia masih merasa jengkel dengan perkataan ibunya tadi.

Suara percikan air terdengar berderu, tak sampai 10 menit Selena sudah keluar dari kamar mandi.

“Lah udah siap toh mandi nya, cepet amat mandi atau main air.”

“Mandi bebek.”

Selena berdiri di depan cermin merasa frustasi mendapatkan masalah yang pasti semua perempuan mengalami nya ketika ingin pergi ke suatu tempat, ya bingung menentukan pakaian yang akan dikenakan, seaakan merasa bajunya tak ada dan itu - itu saja padahal dua lemari pun tak cukup menampung baju Selena.

“Ini atau ini ya, merah bagus tapi terkesan terlalu formal kalau pink ini terlalu meriah hiasannya,” Selena terjebak dalam dilema per - outfit an ini .

“Mau kemana emang nya, biar ibu bantu pilihkan.” Lady masih mencoba untuk mengambil hati Selena.

“Gak perlu bisa sendiri,” sahut Selena ketus.

Akhirnya Selena hanya memakai kaus polosan berwarna merah dan celana panjang berwarna biru. Mungkin kita berpikir perpaduan warna itu tak selaras bukan, bahkan bertabrakan. Tapi … inilah jawaban Selena.

“Astaga anak gadis, mau pergi ke luar atau ada jobdesc jadi badut?” Cibir lady mengkritik Selena.

Jika sudah menyangkut soal gaya berpakaian Selena, oh jangan ditanya lagi Selena menetapkan paham #antikritik.

“Sayang sekali, Ibu tak tahu gaya yang sedang nge trend sekarang,” jawab Selena menatap lady miris.

“Nge trend? jika maksud mu gaya yang sedang populer dari buku fantasi mu maka ibu sudah tak heran lagi .”

“Nah itu paham, Ibu cepat belajar ya,” tutur Selena lalu melesat lari seperti anak ayam yang ketinggalan induk nya .

“Kemari kamu sini, kurang ajar ya awas pulang ke rumah!” seru lady menarik nafas panjang, “sebentar lagi rumah bakal terasa sepi deh nak.” walaupun ia berteriak sebenarnya ini adalah caranya untuk membuat kenangan lebih banyak dengan putri nya itu sebelum Selena pergi berkuliah dan meninggalkan lady.

Selena menyipitkan pandangan, mata nya liar mencari keberadaan Kansa karena ada tiga Cafe di dekat sekolah mereka. Sejauh mata memandang Selena hanya mendapati bangku - bangku kosong tak berpenghuni.

 

“Kansa belum datang atau gimana nih ceritanya, dia juga gak nyebutin spesifik nya bakal di cafe mana lagi,” rutuk Selena.

“Sel sel ini aku, ayo sini !” Panggil Kansa tepat di seberang Selena.

Selena hendak menyebrang hingga ujung ekor matanya samar - samar melihat Rex di belakang cafe tempat ia berdiri sekarang.

“Itu dia,aku harus menghampiri nya dulu atau Kansa,” gumam Selena pelan.

Saat ia menoleh ke belakang anehnya tak ada orang, hanya kucing yang sedang lewat dan memakan sisa - sisa tulang di tong sampah.

“Aneh,aku benar-benar merasakan dia ada disini.” 

“Selenaaa cepet sini, malah ngelamun!” Jerit Kansa dari seberang.

Selena segera menghampiri, lagi pula malu jika di dengar oleh orang - orang di sekitar ditambah lagi suara Kansa yang seperti tikus terjepit.

“Ada apa sih Sel sebenarnya yang kamu bilang di telpon tadi, coba jelasin ke aku ,” pinta Kansa.

“Ibu ku nyuruh aku buat kuliah di pusat kota itu Kansa tapi aku gamau, gimana kalau kita kerja sama karena kamu juga kuliah di sana kan? kamu harus 

pura - pura jadi aku dengan begitu aku bisa berkuliah di tempat yang ibuku gak tau.Tenang aja tiap weekend nanti aku bakal ketemu kamu, pokoknya rencana ini udah perfect banget deh tiada tara,” rayu Selena mencoba meyakinkan Kansa.

Kansa diam sejenak mencoba mencerna omongan Selena yang masih 50 % dimengerti oleh nya.

“Terus kamu mau kuliah dimana dong Sel?,” Kansa mengernyit kan dahi mencoba mengetahui kejelasan huru-hara Selena ini.

“Kalau aku bilang janji kamu bakal percaya dan gak akan kasitahu siapa - siapa ya?” Selena mengangkat jari kelingking nya.

“Iya janji deh janji, cepet kasitahu .”

“Aku mau kuliah di Equistela tem—” Selena bahkan belum sempat menyelesaikan kalimatnya, namun Kansa sudah menyela.

“Sebentar Sel, dari namanya jangan bilang kalau itu sekolah ada sihir-sihiran nya.” Pungkas Kansa.

“Nah iya, akhirnya Kansa kau benar-benar mengerti aku sekarang!” Seru Selena bersemangat.

Kansa terdiam sejenak menatap Selena tanpa ekspresi “Sel, masih sehat kan? konsultasi dokter bentar yuk ,” Celetuk Kansa.

 

“Astaga,Kansa lihat nih aku dari ujung kepala sampai ujung kaki sehat bugar kan!” Sentak Selena.

“Bukan gitu masalah nya Sel, aku takut kamu kena depresi atau semacam nya lah mana ada dunia kayak begituan aku ngomong gini karena aku juga peduli sama kamu,” Kansa mengernyit kan dahi mengulurkan tangannya untuk mengajak Selena pergi.

Selena tak tahu lagi harus mengatakan apa pikiran nya benar - benar buntu, situasi nya saat ini mungkin Selena sudah dianggap mengalami gangguan jiwa.

Perbincangan terhenti sesaat, vas bunga yang berada di tengah - tengah mereka menjadi saksi bisu momen ini.

“Apa yang membuatmu tak percaya dengan sihir,” suara itu datang seperti terbawa angin .

“Siapa itu yang berbicara?” ucap Selena dan Kansa serempak mencari siapa yang baru saja menjadi orang misterius di percakapan mereka.

“Aku!!” Suaranya semakin tegas diikuti angin yang semakin berembus kencang, saat itu juga lah orang - orang seketika tak bergerak seperti patung, bahkan semua kendaraan dan hewan berhenti berjalan. Hanya mereka berdua yang sadar akan kehadiran sosok misterius itu.

Selena mulai curiga apa jangan - jangan itu Rex , tapi rasanya tak mungkin sebab suaranya jauh berbeda.

“Sel,ini gimana apa yang terjadi?” Kansa berbisik panik ia takut bersuara lebih keras lagi.

Pada saat itulah sosok tersebut muncul di tengah - tengah Selena dan Kansa, perawakan nya layak manusia biasa tapi pakaiannya seperti selir abad pertengahan, lagi pula siapa yang akan menyangka kalau dia mahasiswa dari sebuah kerajaan di Equistela, zaman bahkan sudah sampai tahun 2029 di Requista

“Hai adik boleh minta teh mu?” Sapa Anne lembut.

Ternyata sosok yang membuat bulu kuduk Kansa hampir lepas adalah Anne, dia datang karena merasa Selena butuh bantuan disini.

“Jadi begini ya nona Kansa, negri kami itu benar - benar ada kau sudah lihat kan aku mampu menghentikan waktu di Requista ini, jika masih tidak percaya boleh kok kamu aku ajak berkeliling sebentar ke Equistela.” Jelas Anne

Kansa hanya mengangguk pelan berharap setelah semua kejadian tak masuk akal yang menguras pikiran ini ia bisa pulang ke rumah.

“Bagus kalau begitu ,” Anne menjentikkan jarinya dan keadaan kembali seperti semula.

“Selena, sekarang aku percaya tapi Plis izinin aku pulang dulu ya aku butuh tidur kayaknya aku terlalu banyak berhalusinasi,” Kansa segera mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan Selena duduk sendirian di cafe itu.

“Kansa, tunggu … aku telepon nanti ya!” Panggil Selena namun tanpa jawaban dari Kansa.

Ini akan menjadi tantangan baru bagi Selena, bagaimana caranya ia dapat membujuk Kansa agar mau bekerja sama.Karena jika tidak ia tak akan pernah mengungkapkan siapa sebenarnya dirinya dan apa hubungan ayahnya dengan Equistela. Kenapa ibunya selalu saja punya cara lain untuk menghindari pertanyaan selena akan hal - hal yang berhubungan dengan benda magis.

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
GADIS MISTERIUS milik CEO DINGIN
49      47     0     
Action
Pertemuan dengan seorang pemuda yang bersifat anti terhadap para wanita. Justru membuat dia merasa bahwa, Ketika dirinya bertemu dengan seorang gadis dengan kehidupan yang di alami gadis tersebut, hampir sama dengan dirinya. Nasib keduanya sama-sama tidak memiliki seorang bidadari tanpa sayap. Kehilangan sosok terbaik yang menemani mereka selama ini. Sehingga kedua manusia...
Halo Benalu
1407      600     1     
Romance
Tiba-tiba Rhesya terlibat perjodohan aneh dengan seorang kakak kelas bernama Gentala Mahda. Laki-laki itu semacam parasit yang menempel di antara mereka. Namun, Rhesya telah memiliki pujaan hatinya sebelum mengenal Genta, yaitu Ethan Aditama.