Sudah hampir 10 menit Selena mondar -mandir seperti orang linglung karena berdebat dengan isi kepala nya sendiri.
“Kasih Tahu ibu gak ya, kalau dikasih tahu yang sebenarnya bisa - bisa aku dibilang kena penyakit jiwa — terus di bawa terapi ke psikolog seperti pas SMP dulu, aku Taruma ahh setengah tahun di terapi sama dokter padahal cuma bilang kalau aku lihat sapu terbang.” Selena menggaruk kepalanya seolah mencoba mengais jawaban yang terselip di helaian rambutnya “Oh iya, bohong aja bilangin aku sakit perut di kamar mandi !” Seru Selena.
Gadis itu berpikir bahwa idenya sudah sangat cemerlang,ia masih saja belum bisa memahami bagaimana pikiran ibu nya bekerja.
Dengan langkah berani Selena berjalan ke luar memanggil ibunya pelan dari belakang.
“Ibu,sedang apa disini?” Selena bertanya dengan wajah seperti tak punya dosa, pura - pura tak mengerti apa yang terjadi dan bertindak bingung.
“SELENAA kamu dari mana aja!” jerit lady, suaranya bergema seperti toa pengumuman sembako gratis hingga membuat lampu seluruh rumah warga menyala dan mengintip dari jendela rumah nya hanya untuk melihat kehebohan yang terjadi pada subuh hari ini.”
'Target udah diluar kendali, pipi kanan atau kiri duluan nih yang kena.’ Rutuk Selena dalam batinnya
Baik permirsa, kembali lagi bersama saya Berlianaenji saya izin menggambil tenggat waktu nya sebentar untuk mengajak anda fokus dalam acara favorit kita semua khusus pada novel ini ,”Serba - Serbi hidup Selena.” Tepat pukul 2 dini hari, di komplek perumahan kota Requista,terjadi suatu kegaduhan yang diduga pemicu nya adalah percikan api dari kemarahan seorang ibu tunggal, bagaimanakah nasib Selena selanjutnya?.Sesaat lagi setelah jeda berikut ini bersama saya Berlianaenji.
Lady mulai mengangkat lima jarinya yang jelas kita tahu akan melayang kemana arahnya.
“Ampun Bu, ampun Selena cuma ke kamar mandi aja tadi gak kemana - mana kok,” ringis Selena mengatupkan kedua tangan di depan ibunya.
Di luar hal yang telah diramalkan entah angin yang membisikkannya atau tangan lady tak sengaja keseleo, bukannya marah ia justru mengusap lembut pipi Selena seraya berkata, “Ibu pikir tadi kamu kenapa - napa nak.”
Yahhh sangat disayangkan saya juga kecewa pemirsa,kali ini tak ada adegan tampar - tamparan nampak nya ini hari bujurnya jadi kurang greget gitu ya. Begitupun juga dengan akhir acara ini , sekian dan terima kasih berjumpa lagi di waktu yang saya gak tahu juga kapan akan muncul lagi .
Selena memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ini untuk bersilat lidah, mencoba mengalihkan suasana dan membalikkan fakta, “iya Bu, Selena yang salah karena tadi gak jawab pas ibu manggil karena perut Selena sakit banget.” Selena mengandalkan skill aktingnya dengan memejamkan matanya hingga bulir - bulir bening mulai mengalir.
“Selena, kali ini ibu yang salah tapi...Ibu mengerti bahwa di fase remaja seperti mu bukanlah waktu yang tepat untuk mengekang atau memaksamu menuruti peraturan ibu karena ibu sendiri pun pernah muda dan tak ingin diatur -atur.Tapi tolong hanya sebentar lagi saja, ketika engkau sudah memutuskan untuk kuliah dimana maka kau akan tahu jawabannya.”
Wejangan lady yang begitu dalam tersirat di hati dan benak Selena, hal itu lantas membuat Selena termenung berpikir dua kali apakah perbuatan yang ia lakukan sekarang sudah benar?
'Aku gak boleh gegabah langsung kasih tau ibu,’
Perdebatan ini usai ditutup dengan pelukan antara ibu dan anak perempuan nya.
Selena kembali tidur dan beristirahat di kamar nya dengan ekspresi lega akhirnya ia bisa berkata “syukurlah aku selamat.”
Besok mau tak mau Selena harus berani berkata ia akan kuliah dimana.
Matahari datang menyongsong hari, Selena mengawalinya dengan tidur pagi.
Kata tadi itu tidak typo kok, memang sudah jadi ritual bagi Selena pantang bangun sebelum alarm berteriak tepat pukul 08.00, itu pendirian Selena
tapi … bagaimana jika suara ini yang melintas di telinga nya.
“Buku preloved murah meriah harga miring bisa nego mulai dari 10k an aja bapak ,ibu kakak ,Tante, adik ,Abang, nenek, bude dan kakek - kakek yang suka baca boleh di liat - liat dulu .Tua, muda sikat langsung edisi terbatas kali ini tentang fantasi.Harga aman, buku cocok langsung kita bungkus kan,” seru pak Ale, seorang pecinta buku di komplek perumahan Selena biasanya setiap akhir bulan pak Ale akan berkeliling menggunakan mobil miliknya membagi - bagikan buku bacaan kepada anak - anak atau menjual nya dengan harga murah.
Suaranya tak terlalu nyaring tapi mampu merambat hingga ke gendang telinga Selena, seketika itulah matanya terbelalak.
Dengan rambut yang masih acak - acakan dan piama yang ia kenakan Selena berlari secepat mungkin mendahului angin.
“Eitsss, sebentar dulu pak jangan buru-buru kayak biasa 5 buku fantasi season 2, lanjutan yang kemarin pak.”
Tangannya begitu lihai memilah mana buku - buku yang ia sukai dan seperti menganak tirikan buku - buku lain.
“Wah Selena mana mungkin bapak lupa, ini sudah bapak sisipkan 5 untuk mu!” Seru pak Ale.
Selama ini hanya pak Ale yang bisa memaklumi selera buku - buku Selena bahkan kebiasaan nya yang percaya akan hal - hal magis.
Lady mengecap lidah, menghentakkan satu kaki berulang - ulang sudut matanya seperti elang memandangi Selena.
Selena pulang dengan sekantong buku di tangan kiri dan satu buku yang sedang ia baca di tangan kanan.Selena berjalan masuk dengan pandangan fokus ke buku tersebut bahkan tak memperhatikan ibunya di depan pintu.
“Ayo berbalik anak gadis, percakapan kita beberapa hari yang lalu masih belum menemui titik terang,” pungkas lady.
“Eh iya Ibu hehehe maaf Selena gak memperhatikan tadi ,” Selena mencoba mengelabui ibunya dengan senyum kikuk gaya klasik orang ketika di momen akward.
Selena duduk berhadapan dengan lady, pandangan lurus dan bahu tegak Selena, menandakan bahwa percakapan ini termasuk dalam 1001 pembicaraan serius keluarga Christ.
“Ibu sudah putuskan, Selena akan berkuliah di universitas dekat dengan pusat kota dan akan tinggal di rumah bibi. Ini sudah keputusan mutlak ibu gak ada protes gak ada bantahan titik.”
“Gak bisa gitu dong Bu, Selena juga punya referensi kuliah yang Selena mau,” usul Selena.
“Ibu kan sudah tegaskan kalau ibu bilang di pusat kota ya disitu aja udah jangan protes!” Seru lady lalu beranjak pergi meninggalkan Selena.
'gak boleh dibiarin nih bisa - bisa nanti rencanaku gagal buat mencari kebenaran tentang ayah .’ pekik Selena.
Selena mulai memutar otak bagaimana caranya bisa berkuliah di Equistela tanpa sepengetahuan lady. Di sela - sela kegelisahan nya terlintas ide yang … mungkin aneh tapi bisa saja dilakukan.
Selena pergi ke depan rumah untuk menelpon Kansa.
Selena:
Kansa, kamu udah punya rencana pengen ngekos gak.
Kansa:
Belum, pas banget nih kamu nanya emang kamu ada saran Sel.
Selena:
Ada pokoknya kosan nya best banget deh, ibu kost nya baik gak galak rumahnya juga mewah definisi kostan elit sih.
Kansa:
Wah mau dong, berapa per bulannya dan apa syarat nya Sel.
Selena:
Gratis tis tis,dengan syarat kamu harus pura - pura jadi aku please ya bantuin please.
Kansa:
Gila kamu Sel kalau ketahuan gimana, aku gak mau ikut campur masalah ini lah.
Selena:
Tenang aja bibiku belum pernah ketemu aku jadi aman.
Kansa :
Suer gak ngerti, gini aja deh kita ketemu siang ini di cafe dekat sekolah.
Selena:
Woke siappp.