Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reandra
MENU
About Us  

Setelah kemarin Nata, Alea dan Luna sepakat untuk mambicarakan bukti rekaman yang mereka punya kepada Bu Loli dan Bu Sesil.

Di jam istirahat mereka bertiga bertemu diam-diam di ruang UKS. Di tangan Alea ada flashdisk rekmaan CCTV dan rekaman suara Andra. Alea sudah meminta Luna untuk mamindahkan rekaman suara tersebut ke dalam flashdisk.

"Udah siap?" tanya Nata dengan nada berbisik.

"Siap gak siap harus siap," jawab Alea.

"Tapi, gua masih kepikiran. Kalo.misalnya rekmaan suara itu bisa bikin Abang gua keseret. Gua bingung harus bilang apa ke orang tua gua," cetus Luna. Alea menatap Luna dalam.

"Luna, lo ingetkan. Kita ngelakuin ini bukan untuk balas dendam, tapi untuk kebaikan dan kebenaran. Kalo misalnya lo jelasin ulasannya orang tua lo pasti paham," kata Alea menenangkan.

"Luna, dalam kasus ini Abang lo memang salah. Tapi, Vandra yang lebih salah dan jahat. Dia otak dibalik semua ini dan dia juga yang harus bertanggung jawab. Gua yakin kalo Abang lo kemungkinan cuma dikenakan untuk wajib lapor," lanjut Nata. Luna sedikit lega mendengar perkataan Nata dan mengangguk pelan.

"Ya udah yuk. Kita ke Bu Loli untuk kasih tau hal ini," ajak Nata.

Mereka pun akhirnya keluar dari ruang UKS menyusuri koridor sekolah menuju ruang guru.
Jantung Luna semakin berdetak kencang ketika langkah kakinya semakin mendekat ruang guru.

"Kalian bertiga. Ada perlu apa?" tanya Bu Loli yang kebetuan ingin keluar jadi ruang guru. Nata, Alea dan Luna mencium punggung tangan Bu Loli sebelum berbicara lebih lanjut.

"Ibu, maaf boleh kami meminta waktu ibu sebentar? Ibu lagi sibuk atau tidak?" tanya Nata yang memulai pembicaraan.

"Engga ibu gak sibuk Kalian bertiga ada perlu apa?" tanya Bu Loli kembali dengan kedua alis mengernyit penasaran.

“Ibu, kami punya bukti baru terkait soal kasus teman kami Andra dan Banu," tutur Nata. Éksprési Bu Loli berubah. Ia melirik ke arah Nata, Alea dan Luna.

"Ayo ikut ibu ke ruang Bu Sesil."

Mereka mengikuti langkah Bu Loli yang berjalan menuju ruang BK. Sebelum masuk ke dalam ruang BK Bu Loli meminta sejenak untuk menunggu di luar ia ingin berbicara dengan Bu Sesil sebelum melanjutkan pembicaraan dengan ketiga siswanya.

Tidak lama berselang Bu Loli pun mempersilakan mereka untuk masuk. Setelah mereka duduk, Alea memberikan flashdisk itu.

"Apa ini?" tanya Bu Loli.

Nata angkat bicara,"Itu rekaman CCTV dari malam kejadian dan rekaman suara pengakuan Vandra tentang skrenario menjebak Andra dan Banu," jelas Nata.

Bu Loli meminta Bu Sesil untuk membuka rekaman tersebut di laptop. Bu Loli dan Bu Sesil melihat dan mendengarkan kedua rekaman tersebut dengan wajah tegang sekaligus terkejut. Setelah itu, Bu Loli dan Bu Sesil berjanji akan menangani kasus Andra dan Banu sampai tuntas.

***


Keesokan harinya Bu Loli, Bu Sesil dan ketiga siswa yang melaporakan bukti rekaman datang ke kantor polisi. Mereka menyerahkan bukti rekaman, polisi menerima laporan tersebut dan langsung menindak lanjuti.

Sementara Nata, Luna menemani Bu Loli dan Bu Sesil melapor. Alea datang untuk membesuk Andra dengan membawakan makanan buatan Bunda serta baju titipan Cakka yang mungkin dibutuhkan Andra.

Andra menatap Alea itu tersenyum melihat sepupunya yang datang membesuk. Andra pun segera duduk.

"Al," sapa Andra.

"Gimana kabar lo, Ndra?" tanya Alea.

"Ya begini lah. Fisik gua baik, tapi hati gua engga," jawab Andra jujur. Alea mengusap punggung tangan Andra memberi penguatan.

"Makasih ya untuk sering jengguk gua. Meskipun keluarga kandung gua sampai saat ini gak ada yang datang."

Andra tersenyum meskipun Alea tahu itu hanyalah senyum kepalsuan untuk menutupi kesedihan. Alea sebenarnya ingin mengatakan bahwa Cakka khawatir padanya ia belum bisa membesuk Andra karena suatu hal.

"Andra, gua udah dapat rekaman CCTV dan suara Vandra. Dan sekarang Nata, Luna, Bu Loli dan Bu Sesil lagi lapor."

"Lo harus percaya kebenaran akan berpihak pada kita, Andra."

Andra mengangguk pelan, "Gua percaya, Al. Semoga waktunya udah dekat." Kali ini Alea yang mengangguk pasti.

***


Seminggu setelah menerima laporan polisi mendatangi rumah Arka dan Vandra. Mereka di bawa ke kantor polisi dengan paksa karena melawan. Mereka dibawa ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatan atas rekayasa kasus.

Arka duduk di ruang introgasi. Tangannya sejak tadi berkeringat ia memainkan kain baju untuk menghilangkan perasaan tegangnya. Di hadapan kedua penyidik rekaman CCTV dan suara Vandra diputar berkali-kali supaya Arka mengakui perbuatannya.

"Arka, kami beri Anda kesemptan untuk jujur. Ini bisa mengurangi hukuman kalau Anda berbicara sekarang," ujar penyidik.

Arka menunduk. Ia mengetahui semua tidak bisa diubah ataupun disangkal. Ia tidak pernah berniat benar-benar menjebak Andra dan Banu. Tetapi, keikutsertaannya dalam kasus ini cukup menjerumuskannya.

"Saya awalnya hanya tergiur sama upah yang akan diberikan Vandra. Karena saya ingin punya uang pak."

"Tapi, saya gak nyangka akan separah ini. Saya gak nyangka kalo Vandra akan bilang kalau Banu yang menjadi pelakunya," ucap Arka lirih.

Sementara itu, di tempat lain Vandra bersikeras menyangkal sebagian besar tunduhan terhadapnya. Tapi, rekaman suara dan CCTV sudah memperkuat keterlibatannya dalam kasus ini.

Hampir satu bulan  berlalu. Proses hukum terhadap Vandra sudah berjalan. Meskipun banyak meleati proses yang panjang akhirnya Vandra dijerat dengan pasal pencemaran nama baik, rekayasa kasus dan pemberian ketegangan palsu.

Meskipun Vandra mencoba mencari celah keringanan melalui kuasa hukumnya. Tetapi, bukti-bukti rekaman serta pengakuan Arka tidak bisa dielak. Vandra pun masuk ke dalam penjara khusus anak dikarenakan masih di bawah umur: LPKA atau lembaga khusus pembinaan anak. Lembaga ini bertujuan untuk merehabilitasi dan reintegrasi sosial.

Sementara itu di sisi lain, Arka mendapat keringanan karena bekerjasama dengan mengakui perbuatannya. Ia pun harus menjalani pembinaan sosial dan wajib lapor. Bagi Arka ini adalah pelajaran paling besar dalam hidupnya. Sebab ia harus pintar-pintar untuk memilih teman supaya tidak terjerumus dalam lubang yang bernama masalah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Superhero yang Kuno
1221      794     1     
Short Story
Ayahku Superheroku
Monday vs Sunday
320      236     0     
Romance
Bagi Nara, hidup itu dinikmati, bukan dilomba-lombakan. Meski sering dibandingkan dengan kakaknya yang nyaris sempurna, dia tetap menjadi dirinya sendiricerewet, ceria, dan ranking terakhir di sekolah. Sementara itu, Rei adalah definisi murid teladan. Selalu duduk di bangku depan, selalu ranking satu, dan selalu tampak tak peduli pada dunia luartermasuk Nara yang duduk beberapa meja di belaka...
Is it Your Diary?
228      182     0     
Romance
Kehidupan terus berjalan meski perpisahan datang yang entah untuk saling menemukan atau justru saling menghilang. Selalu ada alasan mengapa dua insan dipertemukan. Begitulah Khandra pikir, ia selalu jalan ke depan tanpa melihat betapa luas masa lalu nya yang belum selesai. Sampai akhirnya, Khandra balik ke sekolah lamanya sebagai mahasiswa PPL. Seketika ingatan lama itu mampir di kepala. Tanpa s...
Al Bashiir
419      280     3     
Inspirational
Bashiir , anak tuna netra yang tidak bisa melihat yang memiliki suara indah saat dirinya mengaji. Sebuah takdir membawanya ke sebuah kota besar. Dirinya yang hanya tinggal disebuah kaki gunung yang bahkan tidak pernah ada seorang pun dari luar kota menginjakkan kakinya kedesanya. Takdir membawanya kekehidupan baru saat pemuda baik datang kedesanya. Menjalani hari - harinya yang baru dengan seora...
Help Me
6214      1839     6     
Inspirational
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jika manusia berfikir bahwa dunia adalah kehidupan yang mampu memberi kebahagiaan terbesar hingga mereka bangun pagi di fikirannya hanya memikirkan dunia yang bersifat fana. Padahal nyatanya kehidupan yang sesungguhnya yang menentukan kebahagiaan serta kepedihan yakni di akhirat. Semua di adili seadil adilnya oleh sang maha pencipta. Allah swt. Pe...
Sweet Seventeen
1749      1079     4     
Romance
Karianna Grizelle, mantan artis cilik yang jadi selebgram dengan followers jutaan di usia 17 tahun. Karianna harus menyeimbangkan antara sekolah dan karier. Di satu sisi, Anna ingin melewati masa remaja seperti remaja normal lainnya, tapi sang ibu sekaligus manajernya terus menyuruhnya bekerja agar bisa menjadi aktris ternama. Untung ada Ansel, sahabat sejak kecil yang selalu menemani dan membuat...
Can You Be My D?
132      117     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Switch Career, Switch Life
558      456     4     
Inspirational
Kadang kamu harus nyasar dulu, baru bisa menemukan diri sendiri. Therra capek banget berusaha bertahan di tahun ketiganya kerja di dunia Teknik yang bukan pilihannya. Dia pun nekat banting setir ke Digital Marketing, walaupun belum direstui orangtuanya. Perjalanan Therra menemukan dirinya sendiri ternyata penuh lika-liku dan hambatan. Tapi, apakah saat impiannya sudah terwujud ia akan baha...
Let Me be a Star for You During the Day
1235      689     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
Chrisola
1148      659     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...