Akan ku tunjukan padamu, apa arti sebenarnya dari mengagumi.
Tubuhnya masih gemetar, tapi kini bukan karena takut. Ada yang jauh lebih sunyi daripada suara yang tak terdengar—yaitu hati yang mulai mengerti.
Langkah-langkah berat itu membawanya ke tempat yang tak pernah ia pikir akan jadi tujuan. Bukan untuk mengakhiri, tapi untuk memahami. Tangga demi tangga, dia tapaki dengan beban yang tidak ringan. Bukan karena ingin pergi, tapi karena akhirnya ia tahu—kepergian tak selalu berarti hilang.
Pintu terakhir terbuka. Udara menyentuh wajahnya. Langit menatapnya, lembut dan lapang. Dan di sana, dia berdiri
Alea.
Bukan bayangan. Bukan kenangan. Tapi seseorang yang masih ada, walau tak benar-benar tinggal. Mereka saling menatap. Tak ada kata. Hanya diam.
Tapi dalam diam itulah, mereka tahu—
Pada malam ini, Revan ingin menulis surat untuk 'dia' yang entah izin alam atau tidak, mereka akan berbicara kembali dalam beberapa tahun lagi.
"Kini, aku hanya bisa menatap masa lalu lewat kenangan. Dan dari semua hal yang kusesali—yang paling menyakitkan adalah...
aku tak pernah benar-benar bicara."