πππ
Sepandai apapun kamu menutupi hal buruk itu. Maka, semuanya akan terungkap dengan sendirinya. Karena, waktu akan menunjukkan semuanya. Meskipun demikian, mungkin akan banyak menyakiti hati. Serta, kekecewaan pasti akan dirasakan. Namun, hal itu lebih baik terungkap sekarang daripada di kemudian hari justru akan semakin sulit untuk diselesaikan.
πππ
"Ayah!"
Sera sudah berada di belakang Rian. Papanya. Air matanya sudah tidak bisa terbendung lagi melihat orang yang selama ini menjadi panutannya sedang bermesraan dengan wanita lain. Bukan Mamanya.
Rian menoleh ke arah Sera. Anaknya. Kaget. Tak menyangka, bila akan bertemu dengan kedua anaknya di tempat itu. Ia pikir, selama ini cukup aman jalan berdua dengan Mawar. Wanita yang bisa disebut menjadi selingkuhannya.
"Papa bisa jelasin semuanya. Kalo sebenarnya--"
Razel teringat sejenak, lalu mencoba menenangkan adiknya agar tidak semakin mengeluarkan emosinya. Sejujurnya, Razel juga merasakan sakit hati serta kecewa sangat besar. Tidak hanya itu, kepalanya mulai merasa pusing. Seperti, dejavu pernah mengalami hal yang sama.
“Dek, mending kita berangkat aja dari sini.” Razel berusaha menarik Sera untuk menjauh dari Papanya.
"Tunggu! Papa mau jelasin semuanya." Rian menahan kedua anaknya pergi meninggalkannya. Namun, Mawar menahan tangan Rian. Seperti, tak mau bila Rian berusaha memberitahu semuanya.
"Kayaknya, kita udah nggak usah sembunyi-sembunyi lagi, Mas. Biarin aja, anak-anak kamu tau semuanya. Lagipula, mereka udah dewasa pasti paham bila Papanya udah nggak sayang lagi sama Mama mereka." Mawar mulai berbicara, seperti tidak mempunyai rasa malu.
Hal itu, semakin membuat Sera sakit hati. Bahkan, mungkin berpikir tidak akan mau memaafkan Papanya. Terlebih lagi, ia sudah melihat perselingkuhan itu dengan mata kepalanya sendiri.
"Papa jahat! Aku nggak nyangka, ternyata selama ini Papa selingkuh di belakang Mama. Padahal, Mama udah jadi istri terbaik Papa. Bahkan, nggak pernah nuntut apapun. Pantas saja, Papa jarang mulai tepat waktu. Sekarang, aku tau pasrah. Aku kecewa banget sama Papa!" Sera sudah tidak bisa menahan amarahnya. Air matanya terus mengalir tanpa diduga.
"Maafin Papa, Nak. Soalnya, dari awal Papa emang nggak cinta sama Mama kamu. Kita nikah karena dijodohin. Jadi,--"
"Tapi, bukan berarti Papa harus selingkuh." Sera sudah tidak bisa berkata-kata lagi mendengar alasan Rian. Papanya. Terlalu jahat, karena tidak seharusnya semua ini terjadi. Padahal, rumah tangga orang tuanya sudah berjalan puluhan tahun. Apalagi sampai memiliki doa anak. Namun, dengan teganya Rian malah memiliki hubungan khusus dengan wanita lain di belakang istri sahnya.
"Kita berdua kecewa sama Papa. Permisi!" Razel menarik tangan Sera untuk pergi meninggalkan Rian. Papanya. Walaupun, perasaan mereka berdua benar-benar sedang tidak baik. Akan tetapi, harus bisa menahan emosi. Agar, tidak menjadi masalah di depan umum. Apalagi, itu masalah pribadi keluarga. Tidak seharusnya menjadi konsumsi publik.
Rian menatap nanar kepergian kedua anaknya. Merasa sedikit bersalah, tapi semua sudah terjadi. Kini, ia harus menerima konsekuensi yang akan didapatkan dikemudian hari.
"Mereka pasti paham, dan nanti bisa ngerti apa yang selama ini kamu rasain, Mas. Kamu juga butuh kebahagiaan. Dan, kebahagiaan kamu bersamaku." Dengan percaya dirinya, Mawar mengatakan itu pada Rian. Padahal, Rian baru saja kepergok oleh anaknya berselingkuh. Itu bukan hal kecil.
Rian beralih menatap Mawar. Kini, tatapannya sedikit berubah menjadi tajam kepada wanita di sampingnya itu. "Aku harus bisa jelasin semuanya ke anak-anakku. Lagipula, selama ini kita memang menjalin hubungan diam-diam di belakang pasangan kita. Seharusnya, kita nggak perlu melakukan ini semua demi kesenangan diri sendiri. Apalagi, kita memiliki anak masing-masing."
Sepertinya, Rian sudah mulai sadar bila selama ini telah bersalah menjalin hubungan terlarang dengan Mawar.
"Kita nggak pernah salah, Mas. Lagipula, dari awal kita saling mencintai saat memutuskan untuk menjalin hubungan ini. Hubungan pernikahan kamu dengan istrimu itu sebatas perjodohan." Mawar benar-benar seperti tidak memiliki rasa malu. Padahal, sudah jelas mereka menjalin hubungan terlarang di belakang pasangan masing-masing.
"Aku harus pulang, jelasin semuanya. Untuk sementara mending kita jangan berhubungan dulu." Rian melepaskan tangan Mawar dari lengannya, lalu pergi meninggalkan wanita itu.
Mawar kesal mendapatkan perlakuan seperti itu dari Rian. Padahal, ia harap lelaki itu akan tetap memilihnya. Namun, kini semuanya tidak seperti ekspetasinya.
Aku akan bikin keluargamu hancur, Mas. Karena, kita saling mencintai dari awal.
Mawar memang sedari awal sudah saling mencintai dengan Rian. Akan tetapi, keluarga Rian tidak pernah menyetujui hubungan mereka. Sehingga, Rian dijodohkan dengan wanita pilihan keluarganya. Sekarang keluarga Rian sudah sangat lengkap terlihat harmonis. Tanpa tahu, sebenarnya Rian masih menjalin hubungan spesial bersama Mawar.
Selama ini, baik Rian maupun Mawar sering menghabiskan waktu bersama. Seperti, berjalan berdua ke pusat perbelanjaan. Makan siang atau malam bersama. Meskipun, mereka tetap memiliki waktu dengan keluarga masing-masing. Mawar sudah memiliki anak satu. Perempuan. Kemudian, setelah berpisah dengan suami pertamanya ia menikah lagi. Kini, ia mempunyai suami pengusaha cukup sukses. Hanya saja, ia memang memanfaatkan suaminya yang sekarang. Bahkan, ia sengaja membuat istri sah suaminya sekarang meninggal dunia.
Pun, pernikahan dengan suaminya sekarang juga hasil perselingkuhan. Benar-benar hidup penuh tantangan bagi Mawar. Akan tetapi, ia tidak peduli dengan hal itu. Yang terpenting, ia bisa hidupnya tercukupi serta penuhi.
Mawar menghela napas, tidak mau terlalu larut dalam kekecewaan ditinggalkan Rian. Kini, ia membeli beberapa baju menggunakan uang dari suaminya.
Setelah puas berbelanja, Mawar memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Menikmati waktu santainya.
"Jangan terlalu dipaksain buat belajar terus menerus sayang. Lagipula, kamu udah pintar dari lahir. Jadi, nggak perlu takut dengan masa depannya. Pasti, bakalan secerah matahari." Mawar memberikan nasihat pada Yumika. Anaknya.
Yumika menoleh ke arah Mawar. Mamanya. Ia merasa harus tetap rajin belajar. Karena, tak mau terlalu mengandalkan orang lain dalam hidupnya. Terlebih, ada sesuatu yang membuatnya takut. Meskipun, tidak banyak yang tahu hal itu kecuali Mawar. Mamanya. "Prestasi itu penting, Mah. Biar, masa depanku lebih terjamin."
Mawar tersenyum, merasa beruntung memiliki anak sepandai Yumika. Tidak jauh dengan sifatnya dulu. Penuh ambisi untuk mencapai apa yang diinginkan. Meskipun, bukan berasal dari keluarga berada. Namun, kecerdasannya tidak bisa diragukan. Ternyata, hal itu menurun kepada anak semata wayangnya. Ia harap, hidup anaknya akan lebih baik darinya. Agar, tidak perlu bersusah payah mendapatkan impiannya.
"Kalo aku pintar terus kayak gini, pasti bakalan terus disayang sama Papa Bimo. Itu bisa menjadi keuntunganku. Beliau juga selalu baik ke aku karena prestasi yang kudapat." Yumika tahu, Bimo memang selama ini menyayanginya. Namun, ia merasa itu hanya karena ia berprestasi. Lebih unggul daripada Libby.
"Nggak perlu terlalu dipikirin, sayang. Manfaatin aja situasi yang ada sekarang. Apalagi, kalo itu menguntungkan buat kita. Pertahankan! Jangan sampai Papa Bimo berbalik arah lebih sayang ke anak kandungnya itu." Mawar tidak ingin suaminya kembali menyayangi Libby. Karena, itu bisa merugikan dirinya. Apalagi, ia belum bisa mendapatkan harta Bimo. Suaminya. Karena, terhalang dengan keberadaan Libby.
"Mama tadi habis dari mana? Kok pas pulang mukanya kayak kesel gitu?" Yumika merasa penasaran kenapa Mamanya terlihat tidak baik ketika pulang.
Mawar menghela napas, memikirkan kejadian di pusat perbelanjaan tadi. "Anak-anak Om Rian mergokin Mama lagi jalan sama Papanya di mall."
Yumika terdiam, kaget dengan apa yang sudah terjadi sama Mawar. Mamanya.
"Mah... Jadi, sekarang Sera sama kak Razel udah tau kalo Mama punya hubungan sama Papa mereka?" Tanpa disangka, Yumika ternyata sudah mengetahui tentang hubungan Mawar dengan Rian. Meskipun, gadis itu belum pernah bertemu secara langsung dengan Rian. Akan tetapi, Yumika tahu bila Rian adalah Papa dari Razel serta Sera. Karena, pernah melihat Rian mengantar Sera ke sekolah. Pun, Sera merupakan teman sekelasnya.
Bisa dibilang, Yumika memang menutupi hubungan gelap yang dilakukan Mawarnya. Awalnya, dia juga kaget mengetahui hal itu.
Libby baru saja keluar dari kamarnya. Tak sengaja, mendengar percakapan Mawar dengan Yumika. Ia memang sudah sejak lama mengetahui hubungan Mawar dengan Rian. ayah Razel. Sudah berkali-kali mengingatkan Mama tirinya bila tidak seharusnya memiliki hubungan khusus dengan suami orang. Namun Mawar tidak pernah mendengarkan. Terlebih lagi, tidak peduli padanya. Kini, rahasia itu terbuka dengan sendirinya. Meyakiti hati banyak orang.
Jadi... Sera sama Kak Razel udah tau tentang perselingkuhan Papanya. Pastinya, sekarang mereka lagi sedih sekaligus kecewa banget. Apalagi Sera pasti langsung drop tau apa yang selama ini dilakuin Papanya di belakangnya.
Libby berusaha memikirkan cara untuk bisa menghibur Sera. Meskipun demikian, ia harus menunggu sahabatnya cerita tentang hal pribadinya itu. Jika tidak, ia akan diam terlebih dahulu. Tak mau mencampuri urusan orang lain.
- Akan Dilanjutkan -