Loading...
Logo TinLit
Read Story - Help Me Help You
MENU
About Us  

Ketika melihat Vania hanya mengangkat satu alis dengan raut wajah tidak mengerti, Anisa mengembuskan napas untuk kesekian kalinya kemudian memukul jidatnya sendiri karena kesal. "Bari itu siswa SMA kita yang paling ditakuti," jelasnya pada Vania, "sudah beberapa kali mimpin tawuran sekolah, rumornya juga dia merundung siswa lain sampai siswa itu harus ke rumah sakit beberapa kali dan hampir bunuh diri. Bari itu ga peduli lo anak pejabat kek, lo anak guru kek, atau lo anak presiden sekalian, kalau lo jadi targetnya..." Anisa membuat gerakan meniru pistol dengan tangannya kemudian menyentuhkan telunjuknya pada pelipis Vania, "...boom. Hidup SMA lo bakal menderita."

Vania menelan ludahnya kasar kemudian mengernyitkan dahinya. "Kalau dia sebegitu berbahayanya pasti panitia orang tua sekolah sudah mendesak untuk dirinya dikeluarkan ga sih?" Seingat Vania, panitia orang tua SMA Garuda Nusantara cukup... berdedikasi –isinya adalah ibu-ibu yang overprotektif terhadap anak-anak mereka. Vania sendiri punya pengalaman buruk menghadapi ibu-ibu itu yang pernah mendesak Kepala Sekolah SMA untuk menurunkan peringkat Vania karena Vania menolak mengajari anak-anak mereka. Kata mereka, "Anak yang egois kayak gini kok dijadiin peringkat satu sekolah. Lagian tidak adil anak-anak kita diuji dengan sistem penilaian yang sama dengan anak yang terlahir berbakat. Vania ga pernah harus belajar keras tetapi anak-anak kami sampai nangis-nangis ketika belajar."

Saat itu, Vania hanya bisa mengepalkan kedua tangannya di samping tubuh dan berfokus pada ubin lantai di bawahnya yang retak. Rasanya seperti melihat cerminan diri sendiri. Ubin yang retak, itulah Vania. Para ibu-ibu itu tidak pernah melihat Vania yang sering demam karena kurang tidur dan tetap belajar, terkadang mimisan tetapi tetap belajar, mereka tidak melihat Vania yang beberapa kali ke IGD karena nyeri ulu hati –dispepsia karena sering tidak makan, kata para dokter itu. Mereka tidak pernah melihat Vania yang tidak pernah ikut liburan bersama Ayah Ibu dan adik laki-lakinya karena harus belajar.

Ingatan itu menyeletuk sanubari Vania; kenapa aku selalu angkat suara –bahkan hingga berlebihan, pada Aditya, tetapi saat ibu-ibu itu merendahkan 'usaha' yang dilakukanku untuk mempertahankan peringkat aku hanya bungkam?

Entahlah...

"Oh, para orang tua sudah sampai bikin petisi malah. Masalahnya," bisikan Anisa mematahkan lamunan Vania terhadap ingatan lampaunya, "Tidak pernah ada bukti konkret terhadap Bari. Tidak ada saksi yang valid juga. Dan Kepala Sekolah Tirto kabarnya sangat melindungi Bari dari para orang tua itu. Bahkan ketika Pak Agus, wali kelas IPS XII-2 meminta sendiri ke Pak Tirto agar Bari dikeluarkan karena nilai yang anjlok, Pak Tirto menolak."

Vania mengingat kepala sekolahnya yang merupakan pria usia paruh baya dengan rambut setengah botak, hidung lebar, dan kumis yang mengingatkan Vania pada Hercule Poirot –karakter detektif terkenal dari novel Agatha Christie. Sebutan nama kepala sekolah mereka memantik kembali ingatan Vania;

"Jadi menurut ibu-ibu sekalian, terdapat kecurangan di sistem penilaian SMA Garuda Nusantara?" tanya Pak Tirto dengan nada berat saat itu. Suaranya tidak keras tetapi berhasil mengikat satu ruangan dengan ketegangan yang begitu tajam. Vania mengangkat wajahnya untuk menahan tatapan Pak Tirto. Tidak ada kehangatan atau simpati pada kedua mata cokelat gelap itu, tetapi Vania tahu kedua mata itu telah melihat kebenaran secara lurus. "Lalu untuk memperbaiki ketidakadilan itu menurut para ibu sekalian Vania harus 'mengajari' anak-anak ibu? Anak SMA itu tugasnya belajar dan mengembangkan diri, bukan bekerja. Lagipula, apakah para ibu ini mampu membayar Vania yang notabene adalah juara olimpiade dan peringkat teratas di SMA ini –saya akan kecewa bila para ibu ini mendesak Vania untuk 'bekerja' tanpa upah padahal seharusnya tugas orang tua lah yang memastikan anaknya belajar dan mengerjakan PR di rumah."

Para ibu itu seakan kehilangan suara. Sementara Vania hanya bisa berkedip.

Setelah Pak Tirto berhasil mengusir para ibu itu, dia bertanya pada Vania, "Apakah mereka betul memintamu hanya mengajari anak-anak mereka atau... memintamu untuk membantu anak-anak mereka saat ujian?"

Pak Tirto menatap Vania lurus. Saat itu Vania sangat tergoda untuk memberitahu semua kegundahannya. Bahwa benar para ibu itu bukan hanya meminta Vania 'mengajari' anak-anak mereka tetapi juga meminta Vania memberikan contekan setiap ujian. "Beberapa soal saja," kata para ibu itu dengan nada yang seakan dilapisi gula, "hanya supaya anak saya tidak remedial. Dia nangis melulu karena ga bisa main sama teman-temannya setiap kali harus remedial pulang sekolah."

Entah kenapa Vania akhirnya memilih untuk bungkam. Hingga akhirnya Vania diizinkan pulang oleh Pak Tirto. Namun semenjak hari itu, Vania memegang sedikit harapan bahwa Pak Tirto tidaklah seperti orang dewasa lainnya di hidup Vania. Maka dari itu, Vania tidak habis pikir mengapa Pak Tirto yang berwibawa dan tegas itu melindungi seorang siswa yang terkenal bebal.

Apakah ada cerita lain dari Bari yang diketahui mata elang Pak Tirto?

Tepat saat itu, suara notifikasi di ponsel Vania berdering. Vania langsung berkesiap karena hampir melupakan momen penting ini. Degup jantungnya berlari kencang sementara jari-jari kurusnya membuka website sekolah. Dengan cepat dia log in dengan akun siswinya kemudian menuju laman 'Ujian.' Tepat tiga bulan lalu, Pak Tirto berhasil mensosialisasikan penggunaan sistem digital untuk pemberiang pengumuman penting pada siswa-siswi dan orang tua. Tiap siswa maupun orang tua hanya perlu log in dan dapat mengakses laman 'Pengumuman' secara general. Khusus untuk akun siswa, terdapat laman 'Ujian' di mana hanya mereka seorang yang dapat mengakses nilai ujian masing-masing. Hal ini dinilai lebih menghargai privasi tiap siswa dan menurunkan kecenderungan para siswa untuk saling membandingkan nilai. Namun di laman 'Pengumuman' akan diumumkan hanya peringkat lima teratas untuk setiap tingkatan dengan nilai yang sudah diakumulasi. Nilai ini diperbaharui pada setiap ujian.

Vania langsung menuju laman 'Ujian' dan bernapas lega ketika ujian bahasa indonesianya mendapat nilai 100. Namun ketika ia menuju laman 'Pengumuman,' ia kembali tertegun melihat nama yang tertera pada peringkat satu: 'Vania Larasati XII IPA–1 dan Aditya Bima XII IPS–2.'

"Kenapa peringkat gue masih setara dengan si asal bunyi itu?" rengek Vania.

Tanpa sadar, ia meremas ponsel di tangannya. Saat itulah notifikasi lain kembali muncul. Sebuah pesan masuk pada laman 'Surel.' Vania membuka pesan itu.

 

'Vania Larasati dari XII IPA–1 diharap menghadap ke ruang Kepala Sekolah besok, Rabu 23 Maret, setelah jam istirahat selesai.'

 

Vania berkedip sekali.

Nampaknya Anisa sudah membaca pesan yang tertera di ponsel Vania. "Wow, lo ngapain Van sampai dipanggil Kepala Sekolah?" tanyanya, "Jangan-jangan ada ibu-ibu lagi yang protes lo gamau ngajarin anaknya?"

Vania menggeleng lemah. "Entah, Nis."

"Ya," lanjut Anisa dengan santai, berkebalikan dengan Vania yang hanya dapat mematung, "Lo tinggal datang dan hadapi saja."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • innda_majid

    Persaingan ketat, Nih. semangat nulisnya Kakak

    Comment on chapter Bab 1 : Peringkat Satu Itu Milikku
Similar Tags
Rumah yang Tak Pernah Disinggahi Kembali
468      335     0     
Short Story
Tawil namanya. Dia berjalan hingga ke suatu perkampungan. Namun dia tidak tahu untuk apa dia berada di sana.
Gilan(G)ia
505      279     3     
Romance
Membangun perubahan diri, agar menciptakan kenangan indah bersama teman sekelas mungkin bisa membuat Gia melupakan seseorang dari masa lalunya. Namun, ia harus menghadapi Gilang, teman sebangkunya yang terkesan dingin dan antisosial.
Perahu Waktu
435      297     1     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu
Too Late
8064      2092     42     
Romance
"Jika aku datang terlebih dahulu, apakah kau akan menyukaiku sama seperti ketika kau menyukainya?" -James Yang Emily Zhang Xiao adalah seorang gadis berusia 22 tahun yang bekerja sebagai fashionist di Tencent Group. Pertemuannya dengan James Yang Fei bermula ketika pria tersebut membeli saham kecil di bidang entertainment milik Tencent. Dan seketika itu juga, kehidupan Emily yang aw...
Enigma
26626      3594     3     
Romance
enigma noun a person or thing that is mysterious, puzzling, or difficult to understand. Athena egois, kasar dan tidak pernah berpikir sebelum berbicara. Baginya Elang itu soulmate-nya saat di kelas karena Athena menganggap semua siswi di kelasnya aneh. Tapi Elang menganggap Athena lebih dari sekedar teman bahkan saat Elang tahu teman baiknya suka pada Athena saat pertama kali melihat Athena ...
Loveless
7232      3415     609     
Inspirational
Menjadi anak pertama bukanlah pilihan. Namun, menjadi tulang punggung keluarga merupakan sebuah keharusan. Itulah yang terjadi pada Reinanda Wisnu Dhananjaya. Dia harus bertanggung jawab atas ibu dan adiknya setelah sang ayah tiada. Wisnu tidak hanya dituntut untuk menjadi laki-laki dewasa, tetapi anak yang selalu mengalah, dan kakak yang wajib mengikuti semua keinginan adiknya. Pada awalnya, ...
Mistress
2631      1316     1     
Romance
Pernahkah kau terpikir untuk menjadi seorang istri diusiamu yang baru menginjak 18 tahun? Terkadang memang sulit untuk dicerna, dua orang remaja yang sama-sama masih berseragam abu-abu harus terikat dalam hubungan tak semestinya, karena perjodohan yang tak masuk akal. Inilah kisah perjalanan Keyra Egy Pillanatra dan Mohamed Atlas AlFateh yang terpaksa harus hidup satu rumah sebagai sepasang su...
Weak
256      207     1     
Romance
Entah sejak kapan, hal seromantis apapun kadang terasa hambar. Perasaan berdebar yang kurasakan saat pertama kali Dio menggenggam tanganku perlahan berkurang. Aku tidak tahu letak masalahnya, tapi semua hanya tidak sama lagi. Kalau pada akhirnya orang-orang berusaha untuk membuatku menjauh darinya, apa yang harus kulakukan?
Kelana
745      541     0     
Romance
Hidup adalah perjalanan tanpa peta yang pasti, di mana setiap langkah membawa kita menuju tujuan yang tak terduga. Novel ini tidak hanya menjadi cerita tentang perjalanan, tetapi juga pengingat bahwa terbang menuju sesuatu yang kita yakini membutuhkan keberanian dengan meninggalkan zona nyaman, menerima ketidaksempurnaan, dan merangkul kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Selam...
Ich Liebe Dich
11844      1823     4     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...