Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dua Kutub (Perjalanan Mengapai Waras dalam Cinta)
MENU
About Us  

Ada banyak kisah yang menjadi potongan drama dalam hidup.

Dan, itu normal.

Ada banyak peristiwa yang menjadi momentum kelam atau bahagia dalam hidup.

Itu juga normal.

Lalu, apakah dua kutub di dalam diriku normal?

Ya, itu normal.

Normal karena kehadiranmu .

Malam semakin larut. Udara dingin mendominasi ruangan kamar berukuran tiga kali lima meter. Aku mengecilkan suhu AC kamar menjadi suhu 28 derajat celsius. Kedua mataku beralih menatap dua gadis kecil yang tengah terlelap nyaman. Lembut mengusap kepala keduanya seraya mengecupnya secara bergantian. Kedua mataku kini beralih menatap layar ponsel. Aku masih terjaga di tengah semua manusia telah berada di alam bawah sadarnya.

Jam menunjuk pukul 02.00 dini hari. Namun mataku seolah tiada penat. Sejatinya aku tidak hanya menatap layar untuk sekedar berselancar di dunia maya. Lebih dari itu, saya tengah mencari sebuah cara untuk terapi healing, yaitu dengan menulis. Sebuah tulisan yang mengawali perjalanan hidup dalam melewati segala rintangan hidup. Sebuah kisah nyata, yang aku tulis teruntuk mereka yang saat ini mengalami kondisi yang sama denganku.

'Dua Kutub (Perjalanan Menggapai Waras dalam Cinta)'

Sebuah buku yang aku dedikasikan bagi mereka untuk para penyintas. Terutama sebagai memoar dalam kehidupan. Ingatanku berlabuh pada masa-masa sulit itu. Masa di mana aku belum memahami kondisi serius ini. Kutuahi senyuman.

“Sudah sejauh ini Ya Allah,” ucapku seraya meneteskan air mata.

Ya, sudah sejauh ini aku melangkah hingga sampai pada tahap stabil secara emosional. Namun, masih banyak yang harus kuperbaiki. Dan, aku tak boleh puas sampai di sini.

Batam, 2019

Roda taksi bergulir menyusuri jalan yang belum pernah kukunjungi sebelumnya. Suasana malam yang membuat pandangan semakin buram menatap setiap sudut kota. Pandanganku tertuju pada sebuah gapura perumahan, dilengkapi oleh hiasan lampu yang menjadikan tulisan pada gapura tersebut tampak jelas dan indah oleh kerlap kerlipnya. Cipta Asri, sebuah tempat di mana aku akan menghabiskan sisa umurku. Sebuah takdir ajaib dalam hidupku bisa sampai di titik ini.

Sesuatu dibalik mata berontak ingin tumpah. Bulir kristal itu pun kubiarkan jatuh. Segenap haru menjadikan dadaku sesak. Mengingat betapa panjang perjalanan yang kutempuh untuk bisa sampai dititik ini.

Masih kuingat pesan Ibu tatkala itu.

“Nak! Jaga anak Ibu, ya! Dia agak lelet. Bahkan enggak tahu bumbu dapur.” Pesan Ibu diiringi isak tangis.

Suasana yang harusnya haru, menjadi penuh lelucon kala itu. Untuk kali pertamanya aku melihat Ibu menangis. Wanita yang terlihat kuat selama ini, bahkan dikala janji suci itu terlontar dari mulut menantunya, ia masih tampak kuat menahan air mata. Ibu berkilah bahwa ia tak menangis, karena memang tabiatnya demikian. He he, Ibuku memang wanita yang unik.

Kukenang sosok Ayah. Sosok yang dalam kaca mataku adalah orang yang lembut. Bahkan tak pernah sedikit pun meninggalkan jejak luka di hatiku atas setiap perkataannya. Saking semua yang terlontar isinya nasehat. Yang membuatku sedih, ia tak hadir dalam momen keberangkatanku. Ya, bukan ia tak ingin, Ayah harus mendahului pekerjaannya karena itu perihal yang wajib bagi seorang suami.

Aku tak tahu untuk apa sisa umurku akan kuhabiskan. Sejatinya aku bingung dengan tangis yang hadir saat ini. Ia hadir dengan sendirinya. Entah haru atau memang sedang dilanda stres. Jujur, aku tak paham dengan gerimis yang memberi nuansa sedih dalam hatiku.

Aku Laras, gadis dua sisi. Ya, sisi gelap dan terang. Hanya aku yang tahu betapa gelapnya duniaku. Dan, kamu boleh tahu bagaimana aku mewarnai gelapnya dengan cahaya terang benderang bak mentari di siang hari.

Maaf ya, aku rada random. Aku pun heran, mengapa sifatku begitu membingungkan. Kamu tahu, saat ini aku merasa bimbang. Apakah ragaku masih bersamaku, atau jangan-jangan kakiku tak menapaki jalanan? Karena tubuh ini seolah tengah ambang dan terasa tak nyata. Mungkin karena aku baru saja melewati sebuah fase baru dalam hidup. Yaitu, menjadi seorang istri. Apakah yang kualami ini normal? Aku tak tahu, yang kutahu saat ini ...

“Berhenti di sini pak! Kita sudah sampai.”

Mataku memandang lingkungan sekitar. Sebuah Komplek perumahan yang dindingnya menyatu dengan tetangga sebelah. Al hasil, kamu akan bisa mendengar segala pernak pernik rumah tangga mereka.

Kedua mataku kini beralih memandang rumah berwarna jingga itu. Jingga bagus ya? Iya, kalau di langit senja, sambil duduk-duduk santai sama si dia. Jingga itu bagus, kalau buat langit. Namun, untuk rumah? Ya, alhamdulillah, yang penting bisa berteduh. Manusia satu ini memang suka mengeluh.

Aku Laras, gadis, maksudku gadis di mata suamiku. Wanita berparas cantik, tinggi semampai, badan aduhai. Namun ya, kamu sudah tahu kan penjelasannya? Agak kurang waras. Ketidakwarasanku berkurang saat berada di dekat suamiku tersayang. Sst!! Maklum pengantin baru. Ini ceritaku, yang akan kuawali dengan kisah manis, bersama lelaki baik, yang in syaa Allah akan Allah menjaga rumah tanggaku selamanya. Hingga surga kelak menjadi tempat kami memadu cinta kembali.

Mari menyelami kisahku bersama...

 

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Past or The Future
434      346     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
KAU, SUAMI TERSAYANG
647      444     3     
Short Story
Kaulah malaikat tertampan dan sangat memerhatikanku. Aku takut suatu saat nanti tidak melihatku berjuang menjadi perempuan yang sangat sempurna didunia yaitu, melahirkan seorang anak dari dunia ini. Akankah kamu ada disampingku wahai suamiku?
Sisi Lain Tentang Cinta
765      426     5     
Mystery
Jika, bagian terindah dari tidur adalah mimpi, maka bagian terindah dari hidup adalah mati.
Laci Meja
479      321     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
Frasa Berasa
64218      7116     91     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...
HER
573      330     2     
Short Story
Temanku yang bernama Kirane sering memintaku untuk menemaninya tidur di apartemennya. Trish juga sudah biasa membuka bajunya sampai telanjang ketika dihadapanku, dan Nel tak jarang memelukku karena hal-hal kecil. Itu semua terjadi karena mereka sudah melabeliku dengan julukan 'lelaki gay'. Sungguh, itu tidak masalah. Karena pekerjaanku memang menjadi banci. Dan peran itu sudah mendarah da...
STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN
14131      2877     34     
Romance
Kehidupan Perkasa Bagus Hartawan, atau biasa disapa Bagus, kadang tidak sesuai dengan namanya. Cintanya dikhianati oleh gadis yang dikejar sampai ke Osaka, Jepang. Belum lagi, dia punya orang tua yang super konyol. Papinya. Dia adalah manusia paling happy sedunia, sekaligus paling tidak masuk akal. Bagus adalah anak pertama, tentu saja dia menjadi panutan bagi kedua adiknya- Anggun dan Faiz. Pan...
A Ghost Diary
5194      1644     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
29.02
418      215     1     
Short Story
Kau menghancurkan penantian kita. Penantian yang akhirnya terasa sia-sia Tak peduli sebesar apa harapan yang aku miliki. Akan selalu kunanti dua puluh sembilan Februari
Little Spoiler
1009      615     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...